PROPOSAL
Oleh:
SUHAMRI NASUTION
NPM :1602030085
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................6
C. Batasan Masalah...........................................................................................6
D. Rumusan Masalah........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
F. Manfaat Penelitian........................................................................................7
A. Kerangka Teoritis.........................................................................................8
1. Bilangan Bulat.........................................................................................16
i
3. Pemahaman Konsep Pengurangan Bilangan Bulat.................................18
A. Rancangan Penelitian.................................................................................21
D. Instrumen Penelitian...................................................................................25
Konvensional........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA………………………………….………………….…..35
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan tubuh anak,
agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan dan
2009). Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan bergantung pada proses
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Hal
ini dimaksudkan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada
sarana yang menyangkut dengan pendidikan pada segala jenjang tentunya dengan
1
2
1979). Selain itu banyak siswa menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang
sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat
secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk
meningkatkan kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka.
Pada akhir tahun 2019 munculnya infeksi virus yang menyebar secara
satu Negara yang terjangkit virus COVID-19. Virus ini sudah tersebar di
Indonesia pada Maret 2022 hingga hari ini sebanyak 4.270.000 kasus positif
tatap muka kurang lebih 2 tahun yang mengakibatkan kemunduran bagi peserta
didik.
tetap berlangsung, bahkan perhatian kepada mereka diberikan lebih dari kondisi
(PISA) pada tahun 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 lalu pada kategori
matematika Indonesia berada di peringkat ke – 7 dari bawah (73) dengan skor rata
– rata 379 turun dari peringkat 63 pada tahun 2015. Berdasarkan dari hasil PISA
Hal ini membukatikan ada hal – hal yang harus kita benahi dari segi proses
pembelajaran matematika. Keberhasilan itu dapat dilihat dari aktivitas guru yang
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga siswa menjadi aktif dan
siswa pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah. Keadaan tersebut
tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam kurikulum yang
berlaku sekarang ini terdapat beberapa model yang dapat dipergunakan oleh guru
4
kritis siswa, untuk membantu peserta didik terhadap pembelajaran bahkan ketika
karakter yang bertanggung jawab dan professional (Chung Shan, n.d.). Dengan
pembelajaran. Peran guru dalam hal ini adalah mengembangkan kesadaran siswa
Salah satu kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa setelah
konsep dan menyatakan ide – ide matematis, serta memudahkan siswa dalam
Wahyudin (Prihatin, 2013) bahwa representasi bisa membantu para siswa untuk
5
adalah pembelajaran yang menuntut aktifitas mental siswa secara optimal dalam
representasi matematis merupakan salah satu standar yang harus dicapai oleh
siswa, tetapi pada pelaksanaanya bukan merupakan hal yang mudah untuk
B. Identifikasi Masalah
yaitu :
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah dan memberi ruang lingkup yang jelas dalam
sebagai berikut :
1. Subjek penelitian ini adalah dua kelas, di kelas VII dan VIII MTs Ar-Ridha
Medan
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pola Operasi Bilangan
Bulat
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
4. Bagi sekolah, budaya meneliti lebih baik dan pembelajaran menjadi lebih
terarah.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
yang tercakup dalam NCTM. Kelima standar proses tersebut tidak bisa
satu sama lain dalam proses belajar dan mengajar matematika. Standar
matematika.
memecahkan masalah.
8
9
dimana reduksi struktur satu sama lain merupakan hal yang esensial
(Goldin, 2002).
kepada siswa; (2) representasi kognitif yang dibangun oleh siswa itu
10
bentuk, yaitu (1) representasi berupa diagram, grafik, atau table, dan
gambar; (2) persamaan atau ekspresi matematika; (3) kata-kata atau teks
Krismanto, 2013).
kelas. Jadi model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang
dalamnya terdapat strategi, teknik, metode bahan, media dan alat (Shilphy
A. Octavia, 2020).
yang meliputi segala fasilitas yang digunkan guru dan diterapkan dalam
Sofyan, 2017). Problem based learning dapat dikatakan sebagai salah satu
baik.
berbagai ilmu.
4). Kolaborasi. Model ini dicirikan dengan kerja sama dalam satu tim,
1. Bilangan Bulat
Dalam mempelajari ilmu matematika tentu tidak akan lepas dari bermacam
bilangan termasuk bilangan bulat. Untuk memahami bilangan bulat maka perlu
merupakan bilangan asli, bilangan nol serta bilangan bulat negative. Suatu
17
bilangan yang tidak bertanda dapat diartikan bahwa bilangan tersebut adalah
positif. Misalnya angka 7, bilangan tersebut jelas merupakan bilangan bulat positif
bulat negatif merupakan lawan dari bilangan bulat positifnya. Misalnya lawan dari
kedudukan bilangan tersebut yang berada di sebelah kiri dari titik pangkal suatu
garis bilangan sejauh bilangan itu sendiri. Kedudukan suatu bilangan pada garis
pengetahuannya sendiri.
mengoperasikan penjumlahan bilangan bulat sering digunakan tanda (+) dan tanda
(-). Seperti yang kita ketahui tanda (+) atau (-) pada suatu bilangan adalah
merupakan pentunjuk akan kedudukan dari bilangan itu pada suatu garis bilangan
untuk ditemukan sendiri oleh siswa, sifat-sifat tersebut menurut (Darhim, 1991)
a. Sifat tertutup
18
bulat.
b. Sifat pertukaran
penjumlahan dua bilangan tadi. Apabila hasilnya sama maka sifat ini
memang terbukti.
c. Sifat pengelompokkan
d. Sifat bilangan no
konsep penjumlahan bilangan bulat dengan baik dan benar, sehingga dapat
dipahami oleh siswa. Pengurangan merupakan salah satu bentuk operasi hitung
yang ada pada bilangan bulat. Secara umum, jika a + b = c, maka yang dimaksud
Proses mencari b ini dinamakan pengurangan. Kalau kita inginkan suatu system
bilangan baru yang dinamakan bilangan bulat negatif (Andi Hakim Nasution,
bulat dapat menguunakan garis bilangan. Adanya bilangan bulat positif dan
misalnya 4 – (-6).
20
misalnya -3 – 4.
misalnya -4 – (-7).
adalah 0,434.
kurang dari ztabel yaitu 1,64 maka tolak H1 dan terima H0, sehingga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengontrolan penuh terhadap factor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi
eksperimen.
22
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis desain Control Group Pre-
test-Post-test Design. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Pada tahap awal kedua kelompok akan diberikan soal pre-test
kedua kelompok akan diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan:
siswa MTs Ar-Ridha dan yang menjadi sampel adalah kelas VII dan VIII.
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dimana peneliti memilih
23
sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota sampel
(Sugiyono, 2014). Asumsi tersebut didasarkan pada alas an bahwa siswa yang
menjadi objek penelitian duduk pada tingkat yang sama dan pembagian kelas
Terdapat tiga tahapan besar pada prosedur pengumpulan data yang peneliti
lakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.
1. Tahap Persiapan
bahan ajar, buku paket, dan soal tes. Adapun kualitas perangkat pembelajaran:
a. Validasi
dari penilaian validator, tingkat validitas RPP berada pada kriteria baik dengan
skor rata-rata 4,10. Tingkat validitas LKPD berada pada kriteria sangat baik
dengan skor rata-rata 4,32. Tingkat validitas bahan ajar berada pada kriteria sangat
baik dengan skor rata-rata 4,38. Dan tingkat validitas lembar evaluasi berada pada
pembelajaran berada pada kriteria valid sesuai dengan kriteria yang telah
dikembangkan konsisten saling mendukung satu sama lain. Hal ini menunjukkan
sesuai dengan silabus materi bilangan. Dan juga valid berdasarkan konstruk,
sesuai dengan karakteristik atau prinsip kurikulum 2013 serta valid berdasarkan
2. Tahap Pelaksanaan
kepada pihak sekolah dan meminta izin kepada pihak sekolah untuk
kelas.
pembelajaran konvensional.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian.
26
D. Instrumen Penelitian
diberikan peneliti kepada siswa yang disusun dalam bentuk uraian. Tes ini
uraian yang berjumlah dua butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
dan dimodifikasi dari materi atau bahan ajar pada pokok bahasan Pola
skoring terlebih dahulu sebelum tes diujikan. Teknik pemberian skor untuk
Matematis
penyelesaian
masalah dengan
deskripsi
Penjelasan secara matematis tetapi tidak tersusun 2
secara logis
Hanya sedikit penjelasan (hanya diketahui dan 1
ditanya)
Tidak ada jawaban 0
Tahap yang paling penting dalam suatu penelitian adalah tahap pengolahan
data, karena pada tahap ini hasil penelitian dirumuskan setelah semua data
sebagai berikut:
matematis dapat dilihat pada Tabel 3.2 rubrik penskoran kemampuan representasi
matematis.
sangat baik.
( x )=
∑ xi
n
Keterangan :
n : banyaknya siswa
Indikator ≥ 70 Tinggi
ternormalisasi), yaitu:
30
Menentukan rata-rata
B=
∑B
n
S B=
√ 1
n−1
¿¿
B
t=
SB
√n
Keterangan :
S B = Simpangan Baku
n = banyak siswa
31
Ada dua cara dalam mengubah data ordinal menjadi data interval yaitu
b) Menghitung proporsi
d) Menghitung nilai Z
g) Menghitung pengskalaan
32
Adapun data yang diolah untuk penelitian ini adalah data tes awal
(Pretest) dan data tes akhir (Postes). Selanjutnya data tersebut diuji
berikut.
Rentang
c) Panjang kelas interval (P) =
Banyak kelas
d) Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bias diambil
sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data
x=
∑ f i xi
∑ fi
Keterangan:
√
S= n ∑ f i xi ²−¿ ¿ ¿ ¿
Keterangan:
S = Simpangan baku.
xi = Nilai tengah
i=1 Ei
Keterangan:
2
X = Statistik chi-kuadrat
k = Banyak kelas
O i = Frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
34
dengan taraf signifikan ∝=0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1, dengan
diterima.
g) Uji Hipotesis
test. Adapun rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1)
model Konvensional.
model Konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Caroline Hodges Persell. (1979). Educations and Inequality (The Free Press
Studies, Vol 7.
36
37
Representations.
Maya Yulita. (2013). Pengaruh Metode Problem Based Learning terhadap Proses
http://jurnal.umrah.ac.id/
Rosdakarya.