Anda di halaman 1dari 83

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS
V SD NEGERI 7 LASALEPA

PROPOSAL

OLEH

IMRAN
A1G117066

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS
V SD NEGERI 7 LASALEPA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
IMRAN
A1G117066

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II untuk di pertahankan di
hadapan panitia seminar proposal penelitian pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo.

Kendari, Desember 2022

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd Dr. Izlan Sentryo, M. Pd


NIP. 19651109 199103 2 001 NIP : 19661231 199601 1 004

i
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................7
A. Kajian Teori....................................................................................................7
1. Konsep Pembelajaran Matematika ............................................................7
2. Hasil Belajar ..............................................................................................9
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning .........................................12
4. Pemecahan Masalah Matematika ..............................................................16
B. Penelitian Relevan..........................................................................................22
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................................23
D. Hipotesis Tindakan.........................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................25
A. Jenis Penelitian ...............................................................................................25
B. Subjek Penelitian............................................................................................25
C. Seting Penelitian.............................................................................................25
D. Desain Penelitian............................................................................................25
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................28
F. Instrumen Penelitian.......................................................................................28
G. Teknik Penelitian ...........................................................................................30
H. Hipotesis Tindakan.........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................32

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah .................................... 17


Tabel 3.1 Kisi:kisi observasi guru .................................................................... 29
Tabel 3.2 Kisi:kisi Observasi Siswa................................................................. 29

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ....................................................................................................35


Lampiran 2 RPP Siklus 1 Pertemuan 1 ......................................................................37
Lampiran 3 LKS Siklus 1 Pertemuan 1......................................................................41
Lampiran 4 Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Matematika .................43
Lampiran 5 Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ...............44
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Pemecahan Masalah Matematika ...............................45
Lampiran 7 RPP Siklus 1 Pertemuan 2 ......................................................................47
Lampiran 8 LKS Siklus 1 Pertemuan 2......................................................................51
Lampiran 9 Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Matematika .................55
Lampiran 10 Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika .............56
Lampiran 11 Tes Evaluasi ..........................................................................................57
Lampiran 12 RPP Siklus 2 Pertemuan 1 ....................................................................61
Lampiran 13 LKS Siklus 2 Pertemuan 1....................................................................66
Lampiran 14 RPP Siklus 2 Pertemuan 2 ....................................................................69
Lampiran 15 LKS Siklus 2 Pertemuan 2....................................................................73

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia, oleh karena itu pendidikan sangat penting dan hak bagi setiap orang.
Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1, ayat 1 pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudukan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. (Gasong 2018) menyatakan bahwa belajar merupakan upaya
yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu
pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.
Pendidikan juga merupakan pilar terbesar dalam misi pengembangan di
setiap sekolah dalam sebuah Negara serta segala sesuatu yang berkaitan dengan
seluruh aspek yang ada pada diri manusia, mulai dari fisik, mental dan moral. Oleh
karena itu untuk mengembangkan potensi dalam diri yakni dengan pendidikan yang
bermutu atau pendidikan yang mampu menghasilkan siswa yang unggul di
bidangnya masing-masing dalam menghadapi tantangan global dan persaingan
bebas yang semakin ketat (Rusmaini, 2014: 20).
Di dalam proses pendidikan, matematika menjadi salah satu mata pelajaran
yang dimasukan dalam kurikulum sekolah dasar yang wajib diberikan kepada
siswa, hal ini dikarenakan matematika merupakan ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan dengan satu sama
lainnya (Fitriani & Permana, 2019: 32). Hal tersebut sejalan dengan pendapat
James bahwa matematika adalah ilmu logika yang berhubungan dengan bentuk,
susunan, bilangan, dan konsep yang memiliki banyak keterkaitan satu sama lain.

1
2

Selain itu, matematika merupakan ilmu yang diperoleh dari aktivitas bernalar yang
menyebabkan objek matematika bersifat abstrak (Rahmah, 2013:3).
Matematika merupakan salah satu unsur dalam ranah MIPA yang
merupakan ilmu dasar dari pengetahuan sains (basic of science) dan sangat berguna
dalam kehidupan. Proses perdangan kecil kecilan saja, orang dituntuk untuk
mengerti aritmatika minimal penjumlahan dan pengurangan. Pegawai atau
karyawan perusahaan harus mengerti waktu atau jam, bendahara suatu perusahaan
harus memahami seluk beluk keuangan. Manusia sebenarnya dituntuk menyenanyi
matematika yang kemudian berupaya untuk belajar dan memahaminya
(Yonny,2012:148).
Kunci dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep yang
baik (Fauzia, 2018). Untuk mendalami sebuah konsep baru, siswa terlebih dahulu
memahami konsep pada materi sebelumnya. Hal ini merupakan syarat bagi siswa
agar dapat menerima dan memahami konsep baru dengan mudah. Dengan
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan meyebabkan hasil
belajar tidak maksimal dan tidak mencapai ketuntasan belajar (Kamarianto,
Noviana, Alpusari, 2018). Selain keberhasilan proses belajar mengajar matematika
di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut adalah guru
dan siswa. Guru sangat berperan dalam mengajarkan dan mendidik siswa,
sedangkan siswa merupakan sasaran pendidikan sekaligus sebagai salah satu
barometer dalam penentuan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
Melihat permasalahan itu, maka perlu dilakukan perbaikan agar proses
pembelajaran menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya pelajaran matematika. Pembelajaran perlu dirancang dan
dilaksanakan sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Salah satu cara yang dapat membuat siswa aktif dalam
3

proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang


bervariasi (Riswati, Alpusari, Marhadi, 2018).
Sebagai pendidik, guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat untuk
menyampaikan sebuah konsep kepada siswanya. Belajar matematika juga tidak
dapat dilakukan hanya dengan mentransfer materi sebanyak-banyaknya dan
menghafal rumus-rumus tanpa adanya pengalaman yang berkesan. Hal ini
dikarenakan matematika memiliki objek kajian yang abstrak sehingga siswa
cenderung malas mempelajari matematika. Inilah yang menjadi penghambat dalam
pembelajaran matematika di sekolah.
Matematika sebagai suatu pelajaran yang sukar dan kurang disukai siswa
serta salah satu pelajaran matematika yang sukar dan kurang disukai oleh siswa
diantaranya tentang pemecahan masalah matematika, sehingga menyebabkan
rendahnya kemampuan siswa terhadap pemecahan masalah matematika, sedangkan
pemecahan masalah pada matematika sangat penting dikuasai oleh siswa karena
banyak kaitannya dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas V SD Negeri 7
Lasalepa menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan
masalah yang terkait soal-soal matematika. Masalah ini dikarenakan siswa belum
terbiasa dengan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memecahkan
masalah ketika diberikan soal yang berbasis masalah. Kurangnya kemampuan
siswa terhadap pemecahan masalah soal cerita matematika mengakibatkan kualitas
pembelajaran matematika masih rendah sampai saat ini. Salah satu materi yang
menekankan penyelesaian masalah adalah cara menyelesaikan soal cerita materi
FPB dan KPK.
Banyak faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pemecahan soal
cerita, salah satu faktor yaitu proses pembelajaran dikelas. Selama ini ada
kecenderungan bahwa guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran.
4

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan


siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis Problem Based Learning
(PBL) adalah dengan menekankan pada pembelajaran berbasis masalah, yaitu
Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa
untuk belajar. Pembelajaran Problem Based Learning mengharuskan siswa bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Problem Based Learning
menurut Arend (Trianto, 2009 dalam Indrawati dkk, 2014) adalah metode
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri,
keterampilan dan percaya diri adalah pembelajaran berbasis masalah. Sejalan
dengan itu Nurhasanah mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran (Indrawati , 2014).
Problem Based Learning membuat siswa belajar memecahkan suatu
masalah sehingga siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau 5
berusaha mengetahui pengetahuan baru yang diperlukan untuk memecahkan
masalah tersebut. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Problem Based Learning
dapat juga menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk
belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Yenni (2017), bahwa
melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika siswa pada materi menyelesaikan masalah.
5

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakuakn


penelitian tentang “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V
SD Negeri 7 Lasalepa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran problem based
learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada
materi FPB dan KPK siswa kelas V SD Negeri 7 Lasalepa?
2. Bagaimana aktivitas siswa melalui penerapan model pembelajaran problem
based learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi FPB dan KPK kelas V SD Negeri 7 Lasalepa?
3. Apakah dengan penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi FPB
dan KPK siswa kelas V SD Negeri 7 Lasalepa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas mengajar guru melalui penerapan model
pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika pada materi FPB dan KPK siswa kelas V SD
Negeri 7 Lasalepa.
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
problem based learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi FPB dan KPK kelas V SD Negeri 7 Lasalepa.
3. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi
FPB dan KPK melalui penerapan model pembelajaran problem based learning
kelas V SD Negeri 7 Lasalepa.
6

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat Teorilis
Hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti selanjutnya memiliki
refrensi yang dapat dijadikan acuan mengenai model pembelajaran PBL.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah Memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka
perbaikan pengajaran tingkat sekolah dasar.
b. Bagi guru Pelaksanaan penelitian ini untuk mempengaruhi dan menjadi acuan
untuk guru agar lebih kreatif dalam mengolah proses belajar matematika
khususnya dalam pembelajaran yang berbasis masalah.
c. Bagi siswa Mempengaruhi minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam
interaksi proses belajar mengajar bahasa Indonesia serta dapat menjadikan
siswa berpikir mandiri dan kreatif
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari kata latin mathematika yang mulanya diambil
dari kata Yunani yaitu mathematike yang berarti mempelajari. kata itu mempunyai
asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).
Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lain yang hampir sama, yaitu
mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan asal
katanya maka kata matematika berarti Ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir bernalar (Suwangsih, 2006: 3). Menurut Putra dkk (2012), Salah satu tujuan
pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif.
Hal itu sejalan dengan pendapat Karso dkk, (2009: 159) matematika adalah
ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, seni, bahasa, ilmu tentang struktur
yang terorganisasi. Menurut Johnson dan Rising (dalam Suwangsih dkk, 2006: 4)
matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori
dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma,
sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah dasar seharusnya diberikan sesuai dengan
perkembangan peserta didik dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan
kamampuan dan membentuk pribadi anak. Pembelajaran matematika di sekolah
dasar hendaknya berpedoman pada perkembangan IPTEK dan dilakukan dengan
mengunakan metode spiral, berjenjang dan bertahap, menggunakan metode
induktif, menganut kebenaran konsistensi serta bermakna.

7
8

b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar


Sebagai seorang guru sekolah dasar perlu mengetahui karakteristik
pembelajaran matematika di sekolah dasar seperti yang telah diuraikan pengertian
matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif sedangkan yang kita ketahui
siswa sekolah dasar yang berada pada usia 7 hingga 12 tahun masih berada pada
tahap oprasional kongkrit yang belum dapat berfikir formal. Oleh karena itu,
pembelajaran matematika di sekolah dasar selalu tidak terlepas dari hakikat
matematika dan hakikat siswa di sekolah dasar (Suwangsih, 2006: 25).
Karso, dkk (2009: 1.4) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika di
sekolah dasar merupakan satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan
karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dan hakikat
matematika yang disebabkan karena anak masih berada pada tahapan (pra konkret).
Konsep pembelajaran matematika di sekolah dasar yang telah dikemukakan di atas
sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran matematika di sekolah dasar menurut
Suwangsih (2006: 25 – 26) sebagai berikut :
1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. Metode spiral ini
melambangkan adanya keterkaitan antar materi satu dengan yang lainnya.
2) Pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap. Materi pembelajaran
matematika diajarkan secara bertahap yang dimulai dari konsep-konsep yang
sederhana, menuju konsep yang lebih kompleks.
3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif sedangkan
matematika merupakan ilmu deduktif. Namun, karena sesuai tahap
perkembangan siswa maka pembelajaran matematika di sekolah dasar
digunakan pendekatan induktif.
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Konsep matematika tidak
diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya siswalah yang harus
mengonstruksi konsep tersebut.
9

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa dalam pembelajaran


matematika di sekolah dasar hendaknya merujuk pada pemberian pembelajaran
yang bermakna melalui konstruksi konsep-konsep yang saling berkaitan hingga
adanya reinvention (penemuan kembali). Meskipun penemuan ini bukan hal baru
bagi individu yang telah mengetahui sebelumnya, namun bagi siswa penemuan
tersebut merupakan sesuatu yang baru.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar merupakan perubahan yang relative
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai dari pengalaman atau latihan
yang di perkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang di anggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kinerja guru dan aktivitas siswa.
penilaian terhadap kinerja guru dibagi menjadi dua yaitu dalam merencanakan
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran. instrumen penilaian kinerja guru
dalam merencakan pembelajaran terdiri dari beberapa aspek diantaranya yaitu
perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar,
pemilihan sumber belajar/media pembelajaran serta penilaian hasil belajar. tiap
komponen memiliki indikator masing-masing yang apabila dijumlahkan maka total
skor nya adalah 48, sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran jumlah komponen
dalam APKG terdiri dari 4 komponen. Setiap komponen terbagi menjadi menjadi
beberap indikator termasuk kegiatan inti pembelajaran yang menyisipkan tahapan-
tahapan model problem based learning yang diterapkan dalam pembelajaran. setiap
indikator memiliki skor 3 dengan jumlah skor maksimal adalah 51. Jadi indikator
kinerja guru pada tahap perencanaan dan pelaksanaan berjumlah 99. (Aeni, Sujana,
and Sunaengsih 2017).
10

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, yakni mengajar yang


dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik.
Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai objek dan subjek dalam pembelajaran. Hal
tersebut mengakibatkan lingkungan pembelajaran yang efektif perlu diciptakan oleh
guru agar siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai hasil belajar yang optimal.
(Riyadia, Prayitnob, and Marjono 2015).
Taksonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Taksonomi Bloom
Dua Dimensi. Secara rinci, level level pada Taksonomi Bloom dua dimensi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Dimensi proses kognitif meliputi :
a. Mengingat yaitu mengingat kembali pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang.
b. Memahami yaitu membangun pengetahuan dari pesan pembelajaran, termasuk
komunikasi lisan, tertulis, dan grafis.
c. Menerapkan yaitu melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi
tertentu.
d. Menganalisis yaitu memecah materi ke dalam bagian-bagian penyusunannya,
dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu
sama lain
e. Mengevaluasi yaitu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar
tertentu.
f. Menciptakan yaitu menempatkan beberapa elemen secara bersama-sama untuk
membangun suatu keseluruhan yang logis dan fungsional, dan mengatur Rizki
elemen-elemen tersebut ke dalam pola atau struktur yang baru.
2) Dimensi Pengetahuan meliputi :
a. Pengetahuan Faktual yaitu pengetahuan tentang elemen dasar yang harus
diketahui siswa untuuk mengenal satu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan
masalah didalamnya.
11

b. Pengetahuan Konseptual yaitu pengetahuan tentang hubungan timbal balik


antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang memungkinkan elemen
elemen tersebut berfungsi secara bersama-sama.
c. Pengetahuan Prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana malakukan suatu
hal, metode dan inquiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan,
algoritma, teknik dan suatu metode.
d. PengetahuanMetakognitif yaitu pengetahuan kognisi secara umum serta
kesadaran dan pengetahuan tentang pengetahuan itu sendiri. (Andan &
Fadhilaturrahmi, 2017). (Ananda and Fadhilaturrahmi 2017)
b. Pengertian Hasil Belajar
Suatu proses pembelajaran pasti akan diakhiri dengan hasil belajar. Hasil
belajar tidak akan pernah dihasilkan apabilah seseorang tersebut tidak melakukan
sesuatu. Untuk itu, seseorang harus belajar dengan sungguh-sungguh agar
mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah iya menerima pengalaman belajarnya. Adapun Suprijono (dalam Sagala,
2013: 20), memaparkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Sejalan dengan pendapat diatas Sagala (2013: 22) menyatakan hasil belajar
merupakan perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasikan oleh
para pakar pendidikan sebagaimana disebutkan di atas tidak terlihat secara fragmatis
atau terpisah, tetapi secara komprehensif.
Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar yang telah dikemukakan,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap seseorang setelah
mengikuti proses belajar, dengan indikator domain kognitif anatara lain pengetahuan,
pemahaman, penerapan. Domain afektif yaitu jujur, tanggung jawab, santun, dan
peduli. Serta domain psikomotor yaitu menyampaikan ide atau pendapat, melakukan
komunikasi antar siswa dengan guru, mencari tahu dalam menemukan jawaban atas
12

soal yang diberikan, melakukan interaksi dengan teman saat berdiskusi, bertanya pada
guru.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam implementasinya mengenal banyak istilah
yang menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Selain itu,
begitu banyak model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik. Menurut Yamin (2013: 17) model pembelajaran
adalah contoh yang dipergunakan para ahli dalam menyusun langkah-langkah dalam
melaksanakan pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Lebih lanjut, menurut Joyce (dalam Trianto, 2009: 22)
model pembelajaran adalah suatu perancangan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat termasuk didalamnya buku-
buku, film, komputer, kurikulum, dan lain lain.
Berdasarkan berberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
b. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Model problem based learning dikembangkan berdasarkan konsep-konsep
yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau
discovery learning yang memberikan dukungan teoritis terhadap pengembangan
model problem based learning yang berorientasi pada kecakapan memproses
informasi (Sumartini and Matematis 2016).
13

Menurut Kemendikbud (2014: 27) problem based learning merupakan


suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”
bekerja bersama kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan nyata siswa.
Pendapat di atas diperjelas oleh Jones dkk, (dalam Yamin, 2013: 62)
problem based learning adalah model pembelajaran yang lebih menekanan pada
pemecahan masalah secara autentik seperti masalah yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Problem based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa (bersifat
kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar (Salahudin n.d.).
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa problem
based learning adalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa (bersifat
kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar.
c. Karakteristik Model Problem based learning (PBL)
Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing untuk
membedakan model yang satu dengan model yang lain. Problem based learning
merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata dan kemampuan untuk
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada. Seperti yang
diungkapkan Gijbelc (Kharisma and Asman 2018) karakteristik model problem based
learning yaitu:
1) Pembelajaran dimulai dengan mengangkat suatu permaslahan atau suatu
pertanyaan yang nantinya menjadi focal poin untuk keperluan usaha-usaha
investigasi siswa.
2) Siswa memiliki tanggung jawab utama dalam menyelidiki masalah-masalah dan
memburu pertanyaan-pertanyaan.
3) Guru dalam pembelajaran probelem based learning berperan sebagai fasilitator.
Sedangkan karakteristik model problem based learning menurut Rusman
(Shukmawati 2017) adalah sebagai berikut:
14

1) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang
tidak terstruktur.
2) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan
bidang baru dalam belajar.
3) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
4) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).
5) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan.
6) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.
9) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan
proses belajar.
10) Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
d. Tujuan Model Problem based learning (PBL)
Tujuan problem based learning adalah kemampuan untuk berpikir kritis,
analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah
melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah
(Sanjaya, 2013: 216). Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2014: 242)
mengemukakan tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: (a) membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (b) belajar berbagai
peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata, dan (c)
menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.
Berdasarkan penjelasan pendapat ahli diatas disimpulkan tujuan problem
based learning adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan
15

memecahkan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan


mereka dalam pengalaman nyata, dan menjadi siswa yang otonom atau mandiri.
Kelebihan dari Problem Based Learning (Indrawati, 2014) antara lain (a)
Realistik dengan kehidupan siswa, (b) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, (c)
Memupuk sifat inquiry siswa, (d) Retensi konsep menjadi kuat, (e) Memupuk
kemampuan pemecahan masalah.
Kekurangan dari Problem Based Learning (Indrawati, 2014) antara lain (a)
Perlu persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks, (b) Sulitnya
mencari problem yang relevan, (c) Sering terjadi miss-konsepsi, (d) Memerlukan
waktu yang cukup panjang.
Langkah-langkah pelaksanaan metode Problem Based Learning, dapat
dilakukan (Indrawati, 2014) antara lain:
1) Perencanaan, yang mecakup beberapa hal seperti mempersiapkan siswa untuk dapat
berperan self-directed problem solvers yang dapat berkolaborasi dengan pihak lain,
menghadapkan siswa pada suatu situasi yang dapat mendorong mereka untuk
mampu menemukan masalahnya, dan meneliti hakikat permasalahan yang
dipersiapkan sambil mengajukan dugaan-dugaan serta rencana penyelesaian
masalah.
2) Penyelidikan, meliputi kegiatan mengeksplorasi berbagai cara menjelaskan kejadian
serta implikasinya dan mengumpulkan serta mendistribusikan informasi.
3) Penyajian hasil yaitu menyajikan temuan-temuan.
4) Tanya jawab/diskusi yang meliputi kegiatan menguji kelemahan dan keunggulan
solusi yang dihasilkan, dan melakukan refleksi atas efektivitas seluruh pendekatan
yang telah digunakan dalam penyelesaian masalah.
Wina Sanjaya (2019: 5) mengemukakan bahwa Problem Based Learning
itu adalah suatu pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan topik masalah, kemudian siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah
yang sedang dibahas melalui serangkaian aktivitas pembelajaran secara sistematis dan
logis melalui langkah-langkah atau tahapan berikut 1) Merumuskan masalah, 2)
16

Menganalisis masalah, 3) Merumuskan hipotesis, 4) Mengumpulkan data, 5) Pengujian


hipotesis, 6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.
Sejalan dengan itu, Trianto (2017: 72) menjelaskan langkah-langkah dalam
pembelajaran Problem Based Learning adalah : 1) Orientasi siswa pada masalah, 2)
Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model Problem Based Learning siswa dapat lebih fokus untuk
memecahkan permasalahan dalam matematika dengan memberikan ruang gerak yang
bebas untuk aktif menemukan pemecahan masalah yang tepat dengan bimbingan guru
4. Pemecahan Masalah Matematika
Pemecahan masalah dan matematika menurut Muliawati adalah dua
komponen yang tidak terpisahkan (Rambe and Afri 2020). Hal tersebut terjadi karena
pemecahan masalah merupakan aktivitas yang penting dalam pembelajaran
matematika. Sejalan dengan National Council of Teaching Mathematiscs (2000) dan
kurikulum 2013 yang menetapkan pemecahan masalah menjadi salah satu standar
proses dan kompetensi yang harus dimiliki siswa. Berdasarkan hal tersebut, berarti
kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu kemampuan yang penting
untuk dikembangkan dan harus dimiliki oleh siswa.
Polya mengatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu usaha
untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak
dapat dicapai dengan segera. Nazwandi juga mendefinisikan pemecahan masalah
merupakan proses bagaimana mengatasi suatu persoalan atau pertanyaan yang bersifat
menantang yang tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang sudah biasa
dilakukan/sudah diketahui. dilakukan/sudah diketahui (Zuriah, Sunaryo, and Yusuf
2016).
Salah satu langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah
tahapan yang disusun oleh Polya (Nafi’an & Pradani, 2019) yaitu: (1) memahami
17

masalah, (2) membuat rencana pemecahan masalah, (3) menyelesaikan rencana


masalah, dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Langkah-langkah dalam
proses pemecahan masalah yang dikemukan Polya cukup sederhana, aktivitas-aktivitas
pada setiap langkah cukup jelas dan langkah-langkah tersebut telah lazim digunakan
dalam memecahkan masalah matematika.
Secara garis besar adapun indikator kemampuan pemecahan masalah
berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (Indrawati, 2019)
akan disajikan pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Polya


Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah
No. Langkah-langkah Indikator
Pemecahan Masalah
1. Memahami soal Siswa menetapkan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada permasalahan
2. Merencanakan Siswa mengidentifikasi strategi-strategi
penyelesaian pemecahan masalah yang sesuai untuk
menyelesaikan masalah.
3. Menyelesaikan Siswa melaksanakan penyelesaian soal sesuai
masalah sesuai dengan yang telah direncanakan.
rencana
4. Melakukan Siswa mengecek apakah hasil yang diperoleh
pengecekan kembali sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak
terjadi kontradiksi dengan yang ditanyakan.
Ada empat hal penting yang dapat dijadikan
pedoman dalam melaksanakan langkah ini,
yaitu:
a) Mencocokan hasil yang diperoleh dengan
hal yang ditanyakan.
b) Menginterpretasikan jawaban yang
diperoleh.
c) Mengidentifikasi adakah cara lain untuk
mendapatkan penyelesaian masalah.
d) Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil
lain yang memenuhi.
18

5. Materi FPB dan KPK


1) Faktor persekutuan dua bilangan
Faktor persekutuan dari dua atau lebih bilangan adalah faktor dari bilangan-
bilangan tersebut yang nilainya sama (Gunanto, Dhesy Adhalia 2016: 41-42).
Contoh:
Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan 20!
Faktor dari 16 = 1, 2, 3, 4, 8, 16
Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20
Faktor persekutuan dari 16 dan 20 adalah 1, 2, dan 4

Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) dan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB )


a) Kelipatan persekutuan terkecil ( KPK )
Kelipatan persekutuan terkecil ( KPK ) dari dua atau lebih bilangan adalah
kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil di
antara kelipatan persekutuan yang lain.
Contoh :
Tentukan KPK dari 3 dan 6 !
Penyelesaian :
Akan di tentukan KPK dari 3 dan 6 dengan menggunakan garis bilangan

I I I I I I I I I I I I I
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kelipatan persekutuan dari 3 dn 6 adalah 6, 12, ....


Kelipatan persekutuan yang terkecil adalah 6
Jadi, kpk dari 3 dan 6 adalah 6
Selain memggunakan kelipatan persekutuan, KPK juga dapat di tentukan
dengan cara membuat pohon faktor atau menggunakan teknik sengkedan.
19

Cara menentukan KPK dengan menggunakan pohon faktor dan teknik sengkedan
adalah sebagai berikut
 Dengan pohon faktor → kpk di tentukan dengan mengalihkan semua faktor
prima. Jika faktor prima ada faktor prima yang sama, pilih yang pangkatnya
terbesar.
 Dengan teknik sengkedan → KPK di peroleh dengan mengalihkan faktor prima
yang ada.
Contoh :
Tentukan KPK dari 28 dan 42 !

Penyelesaian :
a. Dengan pohon faktor
28 42
28

2 14
2 21
14

2 14 7
3 7
14
28 = 2 x 2 x 7 = 2² x 7
14
42 = 2 x 3 x7
Faktor prima yang sama dengan pangkat terbesar adalah 2² dan 7.
Jadi, KPK dari 28 dan 42 = 2² x 3 x 7 = 84.

b. Dengan teknik sengkedan

28 42
2 14 21
2 7 21
20

3 7 7
7 1 1

KPK di peroleh dengan mengalihkan semua faktor prima


pembagi.
Jadi, KPK dari 28 dan 42 = 2 x 2 x 3 x 7 = 84
b) Faktor persekutuan terbesar ( FPB )
Faktor persekutuan terbesar ( FPB ) dari dua atau lebih bilangan adalah
faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar.
Contoh :
Tentukan FPB dari 12 dan 18!
Penyelesaian :
Akan di tentukan FPB dari 12 dan 18 dengan menggunakan faktor persekutuan.
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
Faktor dari 18= 1, 2, 3, 6, 9, dan 18.
Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6 .
Faktor persekutuan yang terbesar adalah 6.
28
Jadi, FPB dari dan 18 adalah 6.
28
FPB juga dapat di tentukan dengan cara membuat pohon faktor atau meng
gunakan teknik sengkedan
 Dengan pohon faktor
Dengan pohon faktor → FPB dapat di tentukan dengan mengalihkan semua
faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil.
 Dengan teknik sengkedan → FPB di peroleh dengan mengalihkan semua
faktor prima yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut.
Contoh :
Tentukan FPB dari 45 dan 60!
Penyelesaian:
21

a. Dengan pohon faktor


45
60
28
28
3 15
2 30
28 28
3 5 28 28
2 15
28 28
28 28
45 = 3 x 3 x 5 = 3² x 5 3 5
60 = 2 x 2 x 3 x 5 = 2² x 3x5 28
28
Fakor prima yang sama dengan pangkat terkecil adalah 3
dan 5.
Jadi, fpb dari 45 dan 60 = 3 x 5 = 15
b. Dengan teknik sengkedan

45 60
2 45 30
2 45 15
3 15 5
3 5 5
5 1 1

Lingkarilah faktor – faktor prima yang dapat membagi habis


kedua bilangan tersebut, FPB di peroleh dengan mengalihkan
semua faktor prima yang di lingkari.
Jadi, FPB dari 45 dan 60 = 3 x 5 = 15
2) Kelipatan persekutuan bilangan
kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah kelipatan dari
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama. Kelipatan persekutuan dapat
di tentukan beberapa cara.
22

 Cara 1
Mengalikan setiap bilangan dengan bilangan asli berurutan, kemudian
tentukan kelipatan yang sama.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4!
Penyelesaian:
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,....
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36,....
Jadi, kelipatan peresekutuan 3 dan 4 adalah 12, 24, 36, .....
 Cara 2
Menggunakan garis bilangan.
Contoh :
Tentukan kelipatan persekutuan dari 2 dan 4!
Penyelesaian:

I I I I I I I I I I I I I
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bilangan yang di lingkari merupakan bilangan kelipatan 2 yang juga


merupakan kelipatan 4.
Jadi, kelipatan persekutuan dari 2 dan 4 adalah 4, 8, 12,...
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas dalam penelitian
ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anastasia Nandhita Asriningtyas, Firosalia
Kristin, Indri Anugraheni (2018), PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
dengan judul penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
23

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika siswa


kelas 4 SD.
2. Penelitian Nor Asmah tahun 2009, yang berjudul “Kemampuan Menyelesaikan
Soal Cerita Volume Bangun Ruang Kelas VI SDN 1 Manunggal Tanah Bambu.”
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa Kelas VI SDN 1 Manunggal Tanah
Bambu Tahun Pelajaran 2009/2010 sudah mampu dalam menyelesaikan soal
cerita volume bangun ruang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penguasaan siswa
baik secara rata-rata skor dan tingkat pengusaaan sebesar 29,97 % (69,71%) yang
berada pada level cukup/sedang. Secara individual, frekuensi perolehan terbesar,
sebesar 26 siswa atau 66,67 % dari total keseluruhan siswa yang berada pada
level sangat baik, baik dan sedang/cukup. Dan dari jumlah siswa yang
berkualifikasi minimal cukup yaitu mereka yang mampu menguasai paling
sedikit 4 butir soal yaitu sebanyak 20 siswa atau 51,28 %.
3. Penelitian yang dilakukan Hadist Awalia Fauzia (2018), Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Kristen Satya Wacana. Dari model problem based learning dipilih 10
hasil penelitian untuk dianalisis lebih lanjut dalam bentuk %. Berdasarkan hasil
analisis dari 10 hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
model Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Peningkatan hasil belajar dari yang terendah 5 % sampai yang
tertinggi 40%, dengan rata-rata 22,9 %.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran akan berhasil secara optimal apabila ada penguatan proses
pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan serta bermakna bagi siswa.
Melalui penerapan model problem based learning untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, maka siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan
mengkaitkan masalah kehidupan sehari-hari siswa dengan keadaan nyata siswa
yang kontekstual sehingga materi yang diberikan guru pada mata pelajaran
Matematika mudah diterima oleh siswa dan memberikan pengalaman langsung
24

yang bermakna bagi siswa. Kerangka pikir dapat dilihat berdasarkan gambar
berikut.
25

Masalah

Hasil observasi awal 1. Rendahnya hasil hasil belajar siswa khususnya


pemecahan masalah
pembelajaran matematika
2. Guru belum optimal dalam menerapkan variasi
model pembelajaran.
3. Guru belum menerapkan model problem based
learning dalam pembelajaran matematika.
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

. Solusi
Proses
Penerapan model problem based
learning (PBL)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka diatas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas yaitu penerapan model pembelajaran Problem based learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD
Negeri 7 Lasalepa”.
26

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Adapun pengertian penelitian tindakan kelas
menururut Arikunto dkk. 2007 adalah salah satu bentuk penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan meningkatkan mutu atau
memecahan masalah pada kelas yang diteliti dan mengamati keberhasilan atau
akibat tindakannya, kemudian memberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik (Purwati, Prayitno, and Sari 2016).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 7
Lasalepa tahun ajaran 2022/2023 dengan jumlah 20 siswa terdiri dari 7 siswa
laki laki dan 13 siswa perempuan.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri 7 Lasalepa pada
semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.
D. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaboratif, dimana dalam penelitian kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan
adalah guru mata pelajaran matematika kelas V, sedangkan yang melakukan
pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk
spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Menurut Kemmis dan Taggart
ada 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan dalam (Rahmansyah and Pricilia
2018) yaitu:
1. Perencanaan (plan)

25
27

2. Tindakan (act)
3. Pengamatan (observe)
4. Refleksi (reflect)
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan model desain Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Setiasih dkk, 2016)
seperti berikut ini:

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

perencanaan

SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Bila permasalahn belum


terselesaikan maka lanjut ke
siklus berikutnya

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas


28

1. Perencanaan
a. Peneliti membuat skenario pembelajaran berupa rencana perbaikan
pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri
merancang lembar kegiatan peserta didik (LKPD).
b. Membuat alat bantu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Memilih dan mempersiapkan model pembelajaran
d. Peneliti belajar untuk kegiatan siswa
e. Mendesain alat evaluasi berupa tes hasil belajar untuk mengetahui hasil yang
dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
2. Tahap Awal
Pelaksanaan penelitian ini di awali tahap persiapan yang meliputi:
a. Peneliti berkonsultasi dengan kepala sekolah dalam hal pelaksanaan penelitian.
b. Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V SDN 3 Napabalano untuk
mendapatkan gambaran bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
c. Melakukan observasi terlebih dahulu terhadap pelaksanaan model
pembelajaran inkuiri terbimbng dalam pembelajaran di kelas sebagai langkah
awal membuat rancangan pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing
yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas merupakan implementasi pelaksanaan
rencana tindakan yang dirancang secara kolaboratif antara peneliti dan guru.
Adapun kegiatan yang dilakukan setiap siklus dengan pembelajaran model inkuiri
terbimbing dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.
29

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.


4) Siswa dibagi beberapa kelompok kecil.
b. Kegiatan Inti
1) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja
peserta didik.
2) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya dibawah bimbingan guru.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.
2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.
3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.
4. Refleksi
Peneliti melaksanakan diskusi dengan pengamat untuk merefleksikan hasil
observasi dan evaluasi yang dilakukan. hasil refleksi digunakan untuk
mendapatkan langkah-langkah lebih lanjut pada tindakan siklus berikutnya
berdasarkan obyek yang diobservasi pada siklus berjalan. dalam kesempatan ini
didiskusikan kelemahan yang timbul selamaa dalam proses kegiatan dan
menyepakati hal-hal yang perlu di tindak lanjuti pada pertemuan siklus II.
E. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi digunakan untuk
mengamati pelaksanaan dan perkembangan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa, melalui observasi tersebut dapat diketahui sejauh
mana siswa dan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Tes yaitu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana dengan cara atau aturan-aturan yang telah ditentukan.
F. Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Lembar Observasi
30

Dalam penelitian ini berupa daftar Cheklist yang terdiri dari lembar observasi
kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa, masing-masing lembar
observasi terdiri dari 5 aspek. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrument yang
akan digunakan pada lembar observasi.
Tabel 3.1 Kisi:kisi observasi guru

No Aspek yang di amati Jumlah Nomor


item soal
1 Merumuskan masalah
a. Guru mengawali pembelajaran dengan permasalahan 1 2a
kontekstual sederhana yang dikenal oleh siswa. 1 2b
b. Guru menyiapkan rencana materi pengerjaan soal cerita
matematika terkait FPB dan KPK
2 Menganalisis masalah
a. Guru memberikan latihan soal lemparan pada siswa untuk 1 2a
menggali pengetahuan siswa mengenai faktor persekutuan
dua bilangan atau lebih.

3 Merumuskan hipotesis
a. Guru menggunakan keadaan/situasi nyata dan model 1 2a
berupa alat peraga yang ada disekitar siswa yang dapat
membawa masalah dunia nyata kedalam model 1 2b
matematika.
b. Guru membimbing dan menfasilitasi siswa dalam
menyelesaikan masalah dari dunua nyata yang diberikan,
dengan cara dan bahasa serta symbol mereka sendiri.
4 Mengumpulkan data
a. Guru membimbing siswa untuk mengkontruksi konsep 1 2a
matematika sendiri.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 1 2b
berdiskusi dengan sesama temannya dalam memecahkan
masalah
5 Pengujian hipotesis
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang seluas- 1 2a
luasnya untuk mengemukakan pendapat/jawaban merka 1 2b
yang berbeda.
b. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang
mengalami kesulitan memecahkan masalah.
6 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
a. Guru mengaitkan materi pelajaran matematika yang lain
dalam pemecahan masalah yang dipelajari.
31

b. Guru mengaitkan materi pelajaran matematika dengan


materi pelajaran yang lain dalam pecehan masalah yang
dipelajari

Tabel 3.2 Kisi:kisi Observasi Siswa

No Aspek yang di amati Jumlah Nomor


item soal
1 Merumuskan masalah
c. Siswa mengawali pembelajaran dengan permasalahan 1 2a
kontekstual sederhana yang telah dijelaskan oleh guru. 1 2b
d. Guru menyiapkan rencana materi pengerjaan soal cerita
matematika terkait FPB dan KPK
2 Menganalisis masalah
b. Siswa mengerjakan latihan soal lemparan yang telah 1 2a
diberikan oleh guru untuk menggali pengetahuan siswa
mengenai faktor persekutuan dua bilangan atau lebih.

3 Merumuskan hipotesis
c. Siswa menggunakan keadaan/situasi nyata dan model 1 2a
berupa alat peraga yang ada disekitar kelas yang dapat
membawa masalah dunia nyata kedalam model 1 2b
matematika.
d. Siswa menyelesaikan masalah dari dunia nyata yang
diberikan, dengan cara dan bahasa serta symbol mereka
sendiri
4 Mengumpulkan data
a. Siswa dibimbing oleh guru untuk mengkontruksi konsep 1 2a
matematika sendiri.
b. Siswa berdiskusi dengan sesama temannya dalam 1 2b
memecahkan masalah
5 Pengujian hipotesis
a. Siswa diberikan kesempatan oleh guru yang seluas-luasnya 1 2a
untuk mengemukakan pendapat/jawaban merka yang 1 2b
berbeda.
b. Siswa diberikan kesempatan bertanya oleh guru ketika
mengalami kesulitan memecahkan masalah.
6 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
c. Siswa mencoba mengaitkan materi pelajaran matematika
yang lain dalam pemecahan masalah yang dipelajari.
d. Siswa mengaitkan materi yang dipmpin oleh guru pelajaran
matematika dengan materi pelajaran yang lain dalam pecehan
masalah yang dipelajari
32

2. Tes Hasil Belajar


Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essay yang diberikan
diakhir siklus.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statisticdeskriptif artinya digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Amri 2016).
1. Analisis Data Tes Hasil Belajar
dilakukan disetiap akhir siklus. Hasil tes tersebut digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar matematika kelas V SD Negeri
7 Lasalepa setelah diterapkannya pendidikan matematika realistik.
Analisis data hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Menentukan nilai siswa dengan rumus
Ʃ𝑥
X=Ʃ𝑛

Menghitung persentase ketuntasan siswa dengan rumus :


Keterangan :
P = Angka persentase (ketuntasan belajar)
f = Frekuensi yang sedang dicari persennya (jumlah siswa yang berada
KKM)
N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

H. Indikator keberhasilan
Efektifitas pembelajaran dapat di tentukan dengan menggunakan
analisis data hasil belajar siswa secara deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang dianalisis untuk
mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa adalah data post-test. Berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V SD Negeri 7 Lasalepa setiap siswa
33

dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika siswa tersebut sudah mencapai
nilai KKM yaitu 70, sedangkan tuntas belajar secara klasikal, apabila dikelas
tersebut nilai siswa mencapai 80% siswa yang sudah tuntas belajar.
34

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Nita Nur, Atep Sujana, and Cucun Sunaengsih. 2017. “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Materi Gaya Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa.” Jurnal Pena Ilmiah 2(1):471–80. doi:
10.17509/jpi.v2i1.10683.
Amri, A. R. Al. 2016. “Development of Teaching Materials Using Interactive
Multimedia Computer Based Learning.” ITEj (Information Technology
Engineering Journals) (20).
Ananda, Rizki, and Fadhilaturrahmi. 2017. “Evaluasi Pembelajaran Ips Berbasis
Taksonomi Bloom Dua Dimensi Di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 1:12–21.
Fitriani, Pipit, and Rahmat Permana. 2019. “Pengaruh Realistic Mathemathic
Education (RME) Dengan Teknik Pair Cheks Pada Materi Pecahan Terhadap
Prestasi Siswa SD.” Indonesian Journal of Primary Education 3(2):73–82.
Gasong, Dina. 2018. Belajar Dan Pembelajaran. 3rd ed. Yogyakarta: Depublish.
Indrawati, Desi. dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Melalui Penerapan Problem Based Learning Untuk Siswa Kelas V
SD. Jurnal : Satya Widya, Vol. 30, No.1.
Kharisma, Jeaniver Yuliane, and Aslim Asman. 2018. “Pengembangan Bahan Ajar
Matematika Berbasis Masalah Berorientasi Pada Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Prestasi Belajar Matematika.” Indonesian Journal of
Mathematics Education 1(1):34. doi: 10.31002/ijome.v1i1.926.
Khasanah, Dian Ratu Ayu Uswatun. 2020. “Ilmu Pendidikan.” Pendidikan Dalam
Masa Pandemi Covid-19 1–15.
Kamarianto, K., Noviana, E., & Alpusari, M. 2018. Penerapan Model Pembelajaran
Problem based learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
Sd Negri 001 Kecamatan Sinaboi. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1-12.
Karso, dkk. (2017). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Depdikbud.
Nafi’an, Muhammad Ilman & Shimawati, Lutvy Pradani. 2019. Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe Higher
Order Thinking Skill (HOTS). Jurnal : Matematika Kreatif-Inovatif. Volume 10
(2).
Purwati, Rani, Baskoro Adi Prayitno, and Dewi Puspita Sari. 2016. “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Ekskresi Kulit Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI SMA.” Jurnal
Proceeding Biology Education Conference 13(1):325–29.
Putra, T.T., Irwan., Vionanda, D. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol. 1, No.1.
Rahmah, Nur. 2013. “Hakikat Pendidikan Matematika.” Al-Khwarizmi: Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 1(2):1–10. doi:
10.24256/jpmipa.v1i2.88.
35

Riswati, R., Alpusari, M., & Marhadi, H. 2018. Penerapan Model Pembelajaran
Problem based learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
SD Negeri 019 Sekeladi Tanah Putih. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1-12.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rahmansyah, Habib, and Gabby Maureen Pricilia. 2018. “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN 106830 Beringin
Melalui Story Telling.” Journal Education and Development 6(2):114–17.
Rambe, Arjuna Yahdil Fauza, and Dwi Lisa Afri. 2020. “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan
Dan Deret.” AXIOM : Jurnal Pendidikan Dan Matematika 09(2):175–87.
Riyadia, Idhun Prasetyo, Baskoro Adi Prayitnob, and Marjono. 2015. “Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Materi Sistem
Koordinasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Siswa Kelas XI
IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.” Jurnal Pendidikan
Biologi 7:108–18.
Salahudin, Anas. n.d. “Filsafat Pendidikan.” Bandung: Pustaka Setia.
Shukmawati. 2017. “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Cergam Dan
Problem Based Learning Muatan Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas
VI.” Universitas PGRI Palembang.
Sagala, S. 2013. Konsep dan makna pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Sumartini, Tina Sri, and Kemampuan Pemecahan Matematis. 2016. “Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah.” 5.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya Offset: Bandung.
Suwangsih, Erna & Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS:
Bandung
Trianto.2009. Mendisain Model-Model Pengajaran Inovatif-Progresif. Kencana
Prenada Group: Jakarta
Trianto.2017.Metode Belajar dan Pembelajaran. Kencana Prenada Group: Jakarta
Trianto. 2019. Problem Based Learning Pemecahan Masalah. Kencana Prenada Group:
Jakarta
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. GP Press
Group: Jakarta
Yanny,Acep, dkk.(2012) menyusun penelitian tindakan kelas. Yogyakarta:
Zuriah, Nurul, Hari Sunaryo, and Nurbani Yusuf. 2016. “Ibm Guru Dalam
Pengembangan Bahan Ajar Kreatif Inovatif Berbasis Potensi Lokal.” Dedikasi
13:40.
36
37

Lampiran 1

SILABUS PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan : SD Negeri 7 Lasalepa
Kelas/Semester : V /2
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran :2022/2023

A. Kompetensi Inti:
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga, dannegara
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempatbermain
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif.
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya
38

Indikator Materi Kegiatan Alokasi waktu Penilaian Sumber belajar


Kompetensi dasar
pembelajaran pembelajaran
 Mengidentifikasi faktor dari bilangan  Penilaian sikap  Buku Siswa MATEMATIKA
3.6 menjelaskan dan menentukan fak 3.6.1 memahami pengertian bilangan FPB dan FPB dan KPK 24 JP
tor persekutuan faktor persekutu KPK.
yang ditentukan, paling tidak faktor  Tes lisan Kelas V.
an terbesar (FPB ) kelipatan
bilangan yang berbeda. dan tulisan  Buku Petunjuk Guru
persekutuan terkecil
3.6.2 menganalisis cara mencari FPB dari dua  Mencari FPB dari bilangan yang  Tes MATEMATIKA Kelas V
( KPK ) dari dua bilangan yang
bilangan yang di tentukan. ditentukan sekurangya dua psikomotorik  Modul/bahan ajar
berkaitan dengan kehidupan 3.6.3 menganalisis cara mencari KPK dari dua
bilangan dengan menggunakan  Penugasa  Internet
sehari hari. bilangan yang ditentukan.
kelipatan persekutuan,pohon faktor,  Proyek  Modul lain yang relevan
tabel dan pembagian euclides.  Praktik
4.6 menyelesaikan masalah 4.6.1 menuliskan keliptan dari sekurang  Mengidentifikasi kelipatan dari
yang berkitan dengan kurangnya dua bilangan. bilangan ditentukan sekurangnya dua
faktor persekutuan,faktor persek bilangan dengan menggunakan
utuan terbesar ( FPB ), kelipatan 4.6.2 menyelesaikan masalah yang terkait dengan
himpunan kelipatan persekutuan,
persekutuan terkecil ( KPK ) dar FPB dan KPK.
pohon faktor dan tabel.
i dua bilangan yang berkaitan de 4.6.3 menyajikan penyelesaian masalah yang
ngan kehidupan sehari hari. terkait dengan FPB dan KPK.  Menyelesaikan masalah yang terkait
dengan FPB dan KPK.
39

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) MATEMATIKA
Pertemuan I Siklus I
Satuan Pendidikan : SD Negeri 7 Lasalepa
Kelas / Semester :5/2
Pelajaran : Matematika
Pertemuan :1
Alokasi waktu : 90 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diridalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Matematika

Kompetensi Dasar Indikator


3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor 3.6.1 Menjelaskan faktor persekutuan dua
persekutuan, faktor persekutuan terbesar bilangan.
(FPB), kelipatan persekutuan, dan 4.6.1 Menyebutkan faktor persekutuan dua
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) bilangan.
dari dua bilangan berkaitan d engan
kehidupan sehari-hari.

C. TUJUAN
1. Siswa dapat menjelaskan faktor persekutuan dua bilangan.
2. Siswa dapat menyebutkan faktor persekutuan dua bilangan.
40

D. MATERI
1. Faktor persekutuan dua bilangan.
E. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Penugasan, Pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan praktek.
F. LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Tahapan Alokas
Kontekstual i waktu
Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
memberikn salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
b. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk di sesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Guru melakukan apersepsi, yaitu
dengan menghubungkan pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
d. Guru memberi motivasi kepada siswa
agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan di
laksanakan, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan tujuan pembelaja Eksplorasi 120
ran, untuk menggali pengetahuan siswa menit
mengenai faktor persekutuan dua
bilangan dengan cara tanya jawab
(Merumuskan masalah).
b. Guru memberikan latihan soal
lemparan pada siswa untuk dikerjakan
didepan kelas (Menganalisis masalah)
c. Mendiskusikan jawaban yang
dituliskan dipapan tulis dengan
bertanya kepada siswa lain
(Merumuskan hipotesis)
d. Guru menjelaskan tentang cara yang
benar.
Pembelajaran a. Guru membagi siswa menjadi 3 15
kelompok yang beranggotakan 4-5 menit
41

siswa secara heterogen.


b. Setiap kelompok diberikan lembar
LKS berisi permasalahan untuk
menggali pengetahuan siswa
mengenai faktor persekutuan
bilangan yang berkaitan dengan
pemecahan masalah.
c. Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dengan cara mereka
masing-masing untuk
menyelesaikan masalah yang ada di
lembar LKS (Mengumpulkan
data). Elaborasi
d. Siswa menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan
oleh soal cerita pemecahan masalah
terkait FPB dan KPK yang
diberikan oleh guruSiswa/kelompok
yang mengalami kesulitan di
bimbing oleh guru.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas secara
Konfirmasi
brgantian.
f. Setiap kelompok memeriksa
jawaban dari LKS masing-masing
dengan di pandu oleh guru untuk
memperbaiki jawaban mereka
apabila ada yang salah . (Pengujian
hipotesis).
g. Guru berkeliling untuk mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi kerja
sama setiap kelompok serta
membantu siswa mencari cara
penyelesaian masalah dari soal
pemecahan masalah matematika
terkait FPB dan KPK.
(Merumuskan rekomendasi
pemecahan masalah)
Penutup a. Siswa bersama-sama guru 15 menit
menyimpulkan materi yang telah di
pelajari.
b. Guru melakukan refleksi mengenai
pembelajaan yang telah di lakukan
serta menginformasikan bahwa
materi yang telah di ajarkan akan di
gambarkan pada pertemuan
42

berikutnya.
c. Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran).
d. Guru mengucapkan salam.

G. Media dan Sumber Belajar


1. lembar kerja siswa ( LKS)
2. Buku siswa matematika kelas V
H. Penilaian
1. Prosedur Tes : post test
2. Jenis tes : tertulis
3. Bentuk Tes : esay
4. Kriteria Penilaian : terlampir
Muna, Januari 2022

Observer Peneliti

Erwin Lemurton, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suriani Loke, S.Pd., Gr


NIP. 197404091996061001
43

Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Pertemuan 1 Siklus 1
Kelompok:
Nama :
1.
2.
3.
4.
5.

Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1) Terdapat 12 jeruk dan 16 apel. Apel dan jeruk tersebut akan di masukan ke
dalam beberapa kantong. Setiap kantong berisi apel dan jeruk masing masing
sama banyak.
a. tuliskan kemungkinan banyak kantong yang di perlukan!
b. tuliskan banyak apel dan jeruk masing-masing di setiap kantong!
2) Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan 20!
3) Tentukan faktor persekutuan dari 30 dan 18!
4) Adi akan memasukan 20 permen dan 30 coklat ke dalam beberapa kantong
sama banyak. Tentukan banyak kantong yang mungkin di perlukan Adi
5) Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 24 dan 32
44

Kunci jawaban siklus 1 pertemuan 1


1) jeruk = 12= 1,2,3,4,,6,12
Apel = 16 = 1,2,4,8,16
a. kemungkinan banyak kantong 1, 2, 4
b. jika 1 kantong maka 12 jeruk dan 12 apel
jika 2 kantong maka setiap kantong berisi 6 jeruk dan 8 apel
jika 4 kantong maka maka setiap kantong berisi 3 jeruk dan 4 apel.
2) Faktor persekutuan 16 dan 20
16 = 1,2,4,8,16
20 = 1,2,4,5,10,20
Jadi faktor persekutuan dari 16 dan 20 adalah 1, 2 dan 4.
3) Faktor persekutuan 30 dan 18
30 = 1,2,3,5,6,10,15,30
18 = 1,2,3,5,6,9,28
Jadi faktor persekutuan dari 18 dan 20 adalah 1,2,3,5 dan 6
4) 20 permen = 1,2,4,5,10,20
30 coklat = 1,2,3,5,6,10,15,30
Jadi, banyak kantong yang mungkin di perlukan adi adalah 1,2,5 dan 10
5) Faktor persekutuan 24 dan 32
24 = 1,2,3,4,6,8,12,24
32 = 1,2,4,8,16,32
Jadi faktor persekutuan dari 24 dan 32 adalah 1,2,4 dan 8
45

Lampiran 4
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Menerapkan Model Problem Based Learning
No Aspek yang di amati Jumlah Nomor
item soal
1 Merumuskan masalah
a. Guru mengawali pembelajaran dengan permasalahan kontekstual 1 2a
sederhana yang dikenal oleh siswa. 1 2b
b. Guru menyiapkan rencana materi pengerjaan soal cerita
matematika terkait FPB dan KPK
2 Menganalisis masalah
Guru memberikan latihan soal lemparan pada siswa untuk menggali 1 2a
pengetahuan siswa mengenai faktor persekutuan dua bilangan atau
lebih.

3 Merumuskan hipotesis
a. Guru menggunakan keadaan/situasi nyata dan model berupa alat 1 2a
peraga yang ada disekitar siswa yang dapat membawa masalah
dunia nyata kedalam model matematika. 1 2b
b. Guru membimbing dan menfasilitasi siswa dalam menyelesaikan
masalah dari dunua nyata yang diberikan, dengan cara dan bahasa
serta symbol mereka sendiri.
4 Mengumpulkan data
a. Guru membimbing siswa untuk mengkontruksi konsep 1 2a
matematika sendiri.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi 1 2b
dengan sesama temannya dalam memecahkan masalah
5 Pengujian hipotesis
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang seluas-luasnya 1 2a
untuk mengemukakan pendapat/jawaban merka yang berbeda. 1 2b
b. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang
mengalami kesulitan memecahkan masalah.
6 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
a. Guru mengaitkan materi pelajaran matematika yang lain dalam
pemecahan masalah yang dipelajari.
b. Guru mengaitkan materi pelajaran matematika dengan materi
pelajaran yang lain dalam pecehan masalah yang dipelajari

Muna, Januari 2022


Observer Peneliti

Erwin Lemurton, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066
46

Lampiran 5
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Menerapkan Problem Based Learning
Jumlah Nomor
No Aspek yang di amati
item soal
1 Merumuskan masalah
a. Siswa mengawali pembelajaran dengan permasalahan kontekstual sederhana 1 2a
yang telah dijelaskan oleh guru. 1 2b
b. Guru menyiapkan rencana materi pengerjaan soal cerita matematika terkait
FPB dan KPK
2 Menganalisis masalah
Siswa mengerjakan latihan soal lemparan yang telah diberikan oleh guru untuk 1 2a
menggali pengetahuan siswa mengenai faktor persekutuan dua bilangan atau lebih.

Merumuskan hipotesis
3
a. Siswa menggunakan keadaan/situasi nyata dan model berupa alat peraga 1 2a
yang ada disekitar kelas yang dapat membawa masalah dunia nyata kedalam
model matematika. 1 2b
b. Siswa menyelesaikan masalah dari dunia nyata yang diberikan, dengan cara
dan bahasa serta symbol mereka sendiri
4 Mengumpulkan data
a. Siswa dibimbing oleh guru untuk mengkontruksi konsep matematika sendiri. 1 2a
b. Siswa berdiskusi dengan sesama temannya dalam memecahkan masalah
1 2b
Pengujian hipotesis
5
a. Siswa diberikan kesempatan oleh guru yang seluas-luasnya untuk 1 2a
mengemukakan pendapat/jawaban merka yang berbeda. 1 2b
b. Siswa diberikan kesempatan bertanya oleh guru ketika mengalami kesulitan
memecahkan masalah.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
6
a. Siswa mencoba mengaitkan materi pelajaran matematika yang lain dalam
pemecahan masalah yang dipelajari.
b. Siswa mengaitkan materi yang dipmpin oleh guru pelajaran matematika dengan
materi pelajaran yang lain dalam pecehan masalah yang dipelajari

Muna, Januari 2022


Observer Peneliti

Erwin Lemurton, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066
47

Lampiran 6
Rubrik Penilaian Pemecahan Masalah Matematika
1. siswa mampu mengidentifikasi masalah yaitu siswa dapat menyebutkan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah.
Rubrik peskoran :
Skor maksimal = 3 dan skor minal = 0
Skor 0 = tidak mengerti sama sekali maksud masalah.
Skor 1 = tidak mengerti sebagian masalah dengan menyebutkan sebagian apa yang
diketahui dan tidak menyebutkan apa yang ditanyakan oleh masalah
Skor 2 = tidak mengerti sebagian masalah dengan meyebutkan sebagian apa yang
diketahui dan menyebutkan apa yang ditanyakan dari masalah.
Skor 3 = mampu mengidentifikasi masalah dengan benar dan tepat.
2. siswa mampu merencanakan penyelesaian masalah yaitu siswa dapat membuat
sketsa atau gambar atau model dan menuliskan rumus yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
Rubrik penilaian
Skor masksimal = 2 dan skor minimal = 0
Skor 0 = tidak merencanakan masalah sama sekali.
Skor 1 = merencanakan penyelesaian masalah hanya sebagian saja.
Skor 2 = mampu merencanakan penyelesaian masalah dengan benar dan tepat.
3. siswa mampu menyelesaikan masalah dengan rencana yaitu siswa dapat
menyelesaikan soal fpb dsan kpk dengan benar sesuai dengan rumus.
Rubrik penialian
Skor maksimal = 4 dan skor minimal = 0
Skor 0 = tidak mampu menyelesaikan masalah sama sekali
Skor 1 = menyelesaikan masalah tetapi tidak benar ( tidak tepat dengan masalah
sama sekali)
Skor 2 = menyelesaikan masalah hanya sebagian saja.
Skor 3 = menyelesaikan masalah kurang tepat
48

Skor 4 = mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan benar.


4. siswa dapat menafsirkan solusi masalah yaitu siswa menjawab apa yang ditanyakan
dan menarik kesimpulan.
Rubrik peskoran
Skor maksimal = 1 dan skor minimal = 0
Skor 0 = tidak menyimpulkan masalah sama sekali
Skor 1 = dapat menyimpulkan masalah dengan kalimat sendiri.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100
49

Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) MATEMATIKA
Pertemuan II Siklus I
Satuan Pendidikan : SD Negeri 7 Lasalepa
Kelas / Semester :5/2
Pelajaran : Matematika
Pertemuan :2
Alokasi waktu : 90 menit
A. KOMPETENSI INTI
1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diridalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Matematika

Kompetensi Dasar Indikator


4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan 3.6.2 menentukan faktor persekutuan
dengan faktor persekutuan,faktor terbesar dari dua bilangan atau lebih.
persekutuan terbesar ( FPB ), 4.6.2 menggunakan faktorisasi prima untuk
kelipatan persekutuan terkecil ( KPK menentukan FPB dari beberapa
) dari dua bilangan berkaitan dengan bilangan.
kehidupan sehari-hari.
50

C. TUJUAN
1. siswa dapat menentukan terbesar dari dua bilangan atau lebih.
2. menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan FPB dari beberapa bilangan.
D. MATERI
1. faktor persekutuan terbesar.
E. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Penugasan, Pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan praktek.
G. LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Tahapan Alokasi
Kontekstual waktu
Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
memberikn salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
b. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk di sesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Guru melakukan apersepsi, yaitu
dengan menghubungkan pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
d. Guru memberi motivasi kepada siswa
agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan di laksanakan,
serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan tujuan Eksplorasi 120 menit
pembelajaran, untuk menggali
pengetahuan siswa mengenai faktor
persekutuan terbesar dengan
melakukan tanya jawab (Merumuskan
masalah).
b. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat mereka
mengenai materi faktor persekutuan
terbesar.
c. Guru menunjukan berbagai macam
contoh dari materi faktor persekutuan
51

terbesar lalu memberikan soal-soal


lemparan pada siswa untuk dikerjakan
didepan kelas (Merumuskan hipotesis)
Pembelajaran a. Guru membagi siswa menjadi 3 15 menit
kelompok yang beranggotakan 4-5 Elaborasi
siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan petunjuk diskusi
kelompok (Mengumpulkan data)
c. Setiap kelompok diberi lembar LKS
berisi permasalahan yang di gunakan
untuk mengetahui faktor persekutuan
terbesar dari dua bilangan atau lebih
dan menggunakan faktorisasi prima
untuk menentukan FPB dari beberapa
bilangan (Pengujian hipotesis).
d. Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dengan cara mereka
masing-masing untuk menyelesaikan
masalah yang ada di lembar LKS.
e. Siswa/kelompok yang mengalami
kesulitan di bimbing oleh guru.
f. Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas secara
brgantian.
g. Setiap kelompok memeriksa jawaban
dari LKS masing-masing dengan di
pandu oleh guru untuk memperbaiki Konfirmasi
jawaban mereka apabila ada yang
salah.
h. Guru berkeliling untuk mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi kerja
sama setiap kelompok serta membantu
siswa mencari cara penyelesaian soal
cerita pemecahan masalah matematika
terkait FPB dan KPK.
(Merekomendasikan rekomendasi
pemecahan masalah)

Penutup a. Siswa bersama-sama guru 15 menit


menyimpulkan materi yang telah di
pelajari.
b. Guru melakukan refleksi mengenai
pembelajaan yang telah di lakukan
serta menginformasikan bahwa
materi yang telah di ajarkan akan di
gambarkan pada pertemuan
52

berikutnya.
c. Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran).
d. Guru mengucapkan salam.

H. Media dan Sumber Belajar


1. lembar kerja siswa ( LKS)
2. Buku siswa matematika kelas V
I. Penilaian
5. Prosedur Tes : post test
6. Jenis tes : tertulis
7. Bentuk Tes : esay
8. Kriteria Penilaian : terlampir
Muna, Januari 2022

Observer Peneliti

Erwin Lemurton, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suriani Loke, S.Pd., Gr


NIP. 197404091996061001
53

Lampiran 8
Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Pertemuan II Siklus I
Kelompok :
Nama :
1.
2.
3.
4.
5.
Selesaikanlah soal – soal berikut ini!
1. Tentukan FPB dari 24, 36, dan 64!
2. Bu, Aminah mempunyai 10 apel, 20 jeruk, dan 30 salak. Semua buah-buah itu
akan di masukan kedalam plastik dengan jumlah yang sama. Banyak plastik
yang di perlukan adalah .... kantong
3. FPB dari 10 dan 15 adalah.....
4. FPB dari bilangan 20 dan 30 adalah.....
5. Terdapat dua tali berbeda panjang yang akan di potong menjadi beberapa
bagian sama panjang. Panjang tali pertama 8 m dan tali kedua 12 m. Berapa
ukuran potongan tali terpanjang yang dapat di peroleh dari kedua tali tersebut
?
54

Kunci jawaban pertemuan II siklus 1


1) .FPB dari 24 36 dan 64

24 36 64
28

2 12 2 18 2 32
28 28
28

9 2 16
2 28 6 28 2 28 28 28

6 6 28 3 28 3 28
2 28
8
28 28

28 28 28 28 28
2 4

24= 2x2x2x3 28
28 2
36= 2x2x3x3 2

64= 2x2x2x2x2x2
Jadi fpb 28 28

dari 24, 36, dan 64 adalah 2x2 = 4


2) Diketahui : jumlah apel 10
Jumlah jeruk 20
Jumlah salak 30
Ditanyakan : banyak plastik yang di perlukan
Penyelesaian :
20
10 30

2 5 2 28 10 2 10
28 28

2 5
2 5
28 28 28

28 28 28

28 28

28 28
55

10 = 2x5
20 = 2x2x5
30= 2x2x5
fpb dari 10 20 dan 30 adalah 2x5
jadi banyak plastik yang di perlukan adalah 10 kantong
3) FPB dari 10 dan 15
10 15

2 5 3 5
28 28
10 = 2 x 5
15 = 3 x 5
28 28
28 28
Jadi FPB dari 10 dan 15 adalah 2 x 5 = 10

4) FPB dari 20 dan 30

20 30

2 10 2 15
28 28

2 5
28
3 5
20 = 2 x 228x 5 28 28

30 = 2 x 3 x5
28 28
28 28
Jadi FPB dari 20 dan 30 adalah 2 x 5 = 10
5) Di ketahui : panjang tali pertama 8 m
Panjang tali kedua 12
Ditanyakan : Berapa ukuran potongan tali terpanjang yang dapat di peroleh dari
kedua tali tersebut ?
56

Penyelesaian :

8 12

2 4 2 6
28 28

2 2 2 3
28 28 28 28

8=2x2x2
28 28
28 28
12 = 2 x 2 x 3
Jadi ukuran potongan tali terpanjang yang dapat di peroleh dari kedua tali tersebut
adalah 4 meter
57

Lampiran 9
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Menerapkan Problem Based Learning
No Aspek yang di amati Jumlah Nomor
item soal
1 Merumuskan masalah
a. Guru mengawali pembelajaran dengan permasalahan kontekstual 1 2a
sederhana yang dikenal oleh siswa. 1 2b
b. Guru menyiapkan rencana materi pengerjaan soal cerita matematika
terkait FPB dan KPK
2 Menganalisis masalah
Guru memberikan latihan soal lemparan pada siswa untuk menggali 1 2a
pengetahuan siswa mengenai faktor persekutuan dua bilangan atau lebih.

3 Merumuskan hipotesis
a. Guru menggunakan keadaan/situasi nyata dan model berupa alat peraga 1 2a
yang ada disekitar siswa yang dapat membawa masalah dunia nyata
kedalam model matematika. 1 2b
b. Guru membimbing dan menfasilitasi siswa dalam menyelesaikan
masalah dari dunua nyata yang diberikan, dengan cara dan bahasa serta
symbol mereka sendiri.
4 Mengumpulkan data
a. Guru membimbing siswa untuk mengkontruksi konsep matematika 1 2a
sendiri.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan 1 2b
sesama temannya dalam memecahkan masalah
5 Pengujian hipotesis
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang seluas-luasnya untuk 1 2a
mengemukakan pendapat/jawaban merka yang berbeda. 1 2b
b. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang mengalami
kesulitan memecahkan masalah.
6 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
a. Guru mengaitkan materi pelajaran matematika yang lain dalam pemecahan
masalah yang dipelajari.
b. Guru mengaitkan materi pelajaran matematika dengan materi pelajaran
yang lain dalam pecehan masalah yang dipelajari

Muna, Januari 2022


Observer Peneliti

Erwin Lemurton, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066
58

Lampiran 10
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Menerapkan Problem Based Learning
Jumlah Nomor
No Aspek yang di amati
item soal
1 Merumuskan masalah
a. Siswa mengawali pembelajaran dengan permasalahan kontekstual sederhana 1 2a
yang telah dijelaskan oleh guru. 1 2b
b. Guru menyiapkan rencana materi pengerjaan soal cerita matematika terkait FPB
dan KPK
2 Menganalisis masalah
Siswa mengerjakan latihan soal lemparan yang telah diberikan oleh guru untuk 1 2a
menggali pengetahuan siswa mengenai faktor persekutuan dua bilangan atau lebih.

Merumuskan hipotesis
3
a. Siswa menggunakan keadaan/situasi nyata dan model berupa alat peraga yang 1 2a
ada disekitar kelas yang dapat membawa masalah dunia nyata kedalam model
matematika. 1 2b
b. Siswa menyelesaikan masalah dari dunia nyata yang diberikan, dengan cara dan
bahasa serta symbol mereka sendiri
4 Mengumpulkan data
a. Siswa dibimbing oleh guru untuk mengkontruksi konsep matematika sendiri. 1 2a
b. Siswa berdiskusi dengan sesama temannya dalam memecahkan masalah
1 2b
Pengujian hipotesis
5
a. Siswa diberikan kesempatan oleh guru yang seluas-luasnya untuk 1 2a
mengemukakan pendapat/jawaban merka yang berbeda. 1 2b
b. Siswa diberikan kesempatan bertanya oleh guru ketika mengalami kesulitan
memecahkan masalah.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
6
a. Siswa mencoba mengaitkan materi pelajaran matematika yang lain dalam
pemecahan masalah yang dipelajari.
b. Siswa mengaitkan materi yang dipmpin oleh guru pelajaran matematika
dengan materi pelajaran yang lain dalam pecehan masalah yang dipelajari

Muna, Januari 2022


Observer Peneliti

Erwin Lemurton, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066
59

Lampiran 11
Tes Hasil Evaluasi
Siklus I

Nama :
Kelas :
Semester :

3-1
Petunjuk pengerjaan!
1) Tuliskan jawakan kalian pada lembar yang telah di sediakan.
2) Kerjakan dengan semaksimal mungkin.
Selesaikan!
1. Fatimah mempunyai 16 jeruk dan 40 jeruk. Fatimah akan memasukan buah -
buahan tersebut dalam beberapa kantong plastik. Isi setiap plastik sama. Berapa
jumlah plastik terbanyak yang di butuhkan fatimah ?
2. Fator persekutuan terbesar ( FPB ) dari 30 dan 45 adalah .....
3. Pak Anton membagi 24 buah penghapus dan 36 pensil kepada beberapa anak.
Setiap anak mendapat jenis barang yang sama banyak. Jumlah anak paling
banyak yang mendapatkan barang tersebut adalah....
4. Faktor persekutuan dari 39 dan 48.
5. FPB 64 dan 88 adalah...
60

Kunci jawaban tes hasil evaluasi siklus 1

1. diketahui : Fatimah mempunyai 16 jeruk dan 40 jeruk

ditanyakan : Berapa jumlah plastik terbanyak yang di butuhkan fatimah ?


penyelesaian :

16 40

2 8 2 20
28 28

2 4 2 10
28 28 28 28
16

2 2 2 5
28 28 28 28

16 = 2 x 2 x 2 x2 28
28 28
28 28
40 = 2 x 2 x 2 x 5
FPB dari 16 dan 40 adalah 2 x 2 x 2 = 8
Jadi jumlah plastik terbanyak yang di butuhkan fatimah adalah 8
2. faktor persekutuan terbesar dari 30 dan 45

30 40

2 15
28 2 20
28

3 5
28 28
28
2 28
10

28 28 2 5
30 = 2 x 3 x 5 28 28

40 = 2 x 2 x 2 x 5
28 28
Jadi FPB dari 30 dan 45 adalah 3 x 5 = 15
61

3. Diketahui : pak anton membagi 24 buah penghapus dan 36 pensil kepada


beberapa anak. Setiap anak mendapat jenis barang yang sama banyak.
Ditanyakan : Jumlah anak paling banyak yang mendapatkan barang tersebut ?
Penyelesaian

24 36

2 12 2 18
28 28

2 6 2 9
28 28 28 28

2 3 3
28 28 3
28 28

24 = 2 x 2 x 2 x 3
28 28
28 28
36 = 2 x 2 x 3 x 3
FPB dari 24 dan 36 adalah 2 x 2 x 3 = 12
Jadi jumlah anak paling banyak yang mendapatkan barang tersebut adalah 12
orang.
4. Faktor persekutuan 38 dan 48
38 = 1, 2, 9, 38
48 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48
Jadi faktor persekutuan dari 38 dan 48 adalah 1 dan 2
5. FPB dari 64 dan 88

64 88

2 32 2 44
28 28

28
2 16
28 28 2 28 22

2 8
28 28
28
2 28 11

28 28
28 28
62

2 4

2 2
28 28

64 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2
88 = 2 x 2 x 2 x 11 28 28

Jadi FPB dari 64 dan 88 adalah 2 x 2 x 2 = 8


63

Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)MATEMATIKA
Pertemuan I Siklus II
Satuan Pendidikan : SD Negeri 7 Lasalepa
Kelas / Semester :5/2
Pelajaran : Matematika
Pertemuan :3
Alokasi waktu : 90 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diridalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
64

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor 3.6.3 Menjelaskan kelipatan persekutuan dua
persekutuan, faktor persekutuan terbesar bilangan
(FPB), kelipatan persekutuan, dan 4.6.3 Menyebutkan kelipatan persekutuan dua
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) bilangan.
dari dua bilangan berkaitan dengan
kehiduoan sehari-hari.

C. TUJUAN
1. Siswa dapat menjelaskan kelipatan persekutuan dua bilangan.
2. Siswa dapat menyebutkan kelipatan persekutuan dua bilangan.
D. MATERI
1. kelipatan persekutuan dua bilangan.
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Penugasan, Pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan praktek.
F. LANGKAH- LAN GKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Tahapan Alokasi
Kontekstual waktu
Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
memberikn salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
b. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk di sesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Guru melakukan apersepsi, yaitu
dengan menghubungkan pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
d. Guru memberi motivasi kepada siswa
agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan di laksanakan,
65

serta menyampaikan tujuan


pembelajaran.

Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan tujuan Eksplorasi 120 menit


pembelajaran, untuk menggali
pengetahuan siswa mengenai faktor
persekutuan terbesar dengan melakukan
tanya jawab (Merumuskan masalah).
b. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat mereka
mengenai materi faktor persekutuan
terbesar.
c. Guru menunjukan berbagai macam
contoh dari materi faktor persekutuan
terbesar lalu memberikan soal-soal
lemparan pada siswa untuk dikerjakan
didepan kelas (Menganalisis masalah)
Pembelajaran a. Guru membagi siswa menjadi 3 15 menit
kelompok yang beranggotakan 4-5 Elaborasi
siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan petunjuk diskusi
kelompok.
c. Setiap kelompok diberi lembar LKS
berisi permasalahan yang di gunakan
untuk mengetahui faktor persekutuan
terbesar dari dua bilangan atau lebih
dan menggunakan faktorisasi prima
untuk menentukan FPB dari beberapa
bilangan (Merumuskan hipotesis).
d. Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dengan cara mereka
masing-masing untuk menyelesaikan
masalah yang ada di lembar LKS
(Mengumpulkan data).
e. Siswa/kelompok yang mengalami
kesulitan di bimbing oleh guru.
f. Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas secara
brgantian.
g. Setiap kelompok memeriksa jawaban
dari LKS masing-masing dengan di
pandu oleh guru untuk memperbaiki
jawaban mereka apabila ada yang Konfirmasi
salah (Pengujian hipotesis).
h. Guru berkeliling untuk mengamati,
66

memotivasi, dan memfasilitasi kerja


sama setiap kelompok serta
membantu siswa mencari cara
penyelesaian masalah soal cerita
terkait FPB dan KPK (Merumuskan
rekomendasi pemecahan masalah).
Penutup a. Siswa bersama-sama guru 15 menit
menyimpulkan materi yang telah di
pelajari.
b. Guru melakukan refleksi mengenai
pembelajaan yang telah di lakukan
serta menginformasikan bahwa materi
yang telah di ajarkan akan di
gambarkan pada pertemuan
berikutnya.
c. Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran).
d. Guru mengucapkan salam.

G. Media dan Sumber Belajar


1. lembar kerja siswa ( LKS)
2. Buku siswa matematika kelas V
H. Penilaian
1. Prosedur Tes : post test
2. Jenis tes : tertulis
3. Bentuk Tes : esay
4. Kriteria Penilaian : terlampir

Muna, Januari 2022

Observer Peneliti

Erwin Lemurto, S. Pd Imran


NIP: NIM: A1G117066
67

Lampiran 13
Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Pertemuan I Siklus II
Kelompok:
Nama :
1.
2.
3.
4.
5.
Selesikanlah soal-soal berikut ini !

1. Edo, Danu, dan Beni bimbingan olimpiade matematika di sekolah untuk


pertama kalinya pada tanggal 21 Februari 2018. Karena tingkat kemampuan
dari ketiganya berbeda maka bimbingan di lakukan dengan susunan jadwal
sebagai berikut: Edo melakukan bimbingan dua kali sehari, Danu melakukan
bimbingan tiga kali sehari, dan Beni melakukan empat kali sehari. Edo, Danu,
dan Beni akan melakukan bimbingan olimpiade matematika bersama-sama
untuk kedua dan ketiga kalinya pada tanggal.
2. Tentukan kelipatan dari bilangan 8 yang kurang dari 50.
3. Tentukan persekutuan dari bilangan 9 antara 20 dan 100 adalah..
4. Lingkarilah semua bilangan yang merupakan kelipatan 3!
30 7 21 15 12 18
25 16 20 10 24
28
5. Ayah pergi kebengkel untuk menserfis sepeda motor. Oli sepeda motor diganti
setiap 3 bulan, ban diganti 12 bulan sekali, dan rantai sepeda motor diganti
setiap 18 bulan sekali. Pada bulan agustus 2017 oli, ban, rantai baru diganti.
Bulan berapakah ketiga perlengkapan akan diganti lagi?
68

Kunci jawaban pertemuan 1 siklus II


1) Penyelesaian
Diketahui : Edo, Danu, dan Beni bimbingan olimpiade matematika di sekolah
untuk pertama kalinya pada tanggal 21 Februari 2018. Karena
tingkat kemampuan dari ketiganya berbeda maka bimbingan di
lakukan dengan susunan jadwal sebagai berikut: Edo melakukan
bimbingan dua kali sehari, Danu melakukan bimbingan tiga kali
sehari, dan Beni melakukan empat kali sehari.
Ditanyakan : Edo, Danu, dan Beni akan melakukan bimbingan olimpiade
matematika bersama-sama untuk kedua dan ketiga kalinya pada
tanggal ?
Jawab :
Kelipatan bilangan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30
Kelipatan bilangan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30.
Kelipatan bilangan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20,24, 28, 32.
Jadi Edo, Danu, dan Beni akan melakukan bimbingan untuk kedua dan ketiga
kalinya adalah 12 dan 24
2) kelipatan persekutuan dari bilangan 8 yang kurang dari 50.
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80,88, 96....
Jadi kelipatan 8 yang kurang dari 50 adalah 8,16, 24, 32, 40,dan 48.

3) Kelipatan persekutuan dari bilangan 9 antara 20 dan 100 adalah..


Kelipatan 9 adalah 9, 18, 27, 36, 45, 54, 63, 72, 81, 90, 99.108
Jadi kelipatan 9 yang ada 20 dan 100 adalah 9, 27, 36, 45, 54, 63, 72, 81, 90,
99

4) 30 7 21 20 12 18
25 16 15 10 24
28
69

5) Penyelesaian
Diketahui Ayah pergi kebengkel untuk menserfis sepeda motor. Oli sepeda
motor diganti setiap 3 bulan, ban diganti 12 bulan sekali, dan rantai
sepeda motor diganti setiap 18 bulan sekali. Pada bulan agustus 2017
oli, ban, rantai baru diganti.
Ditanyakan :Bulan berapakah ketiga perlengkapan akan diganti lagi?
Kelipatan bilangan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30,33, 36, 39
Kelipatan bilangan 12 adalah 12, 24, 36, 48, 54
Kelipatan bilangan 18 adalaah 18, 36, 54
70

Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) MATEMATIKA
Pertemuan II Siklus II
Satuan Pendidikan : SD Negeri 7 Lasalepa
Kelas / Semester :5/2
Pelajaran : Matematika
Pertemuan :4
Alokasi waktu : 90 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diridalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
71

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
4.6 Menyelesaikan masalah yang 3.6.4 Menyebutkan kelipatan
berkaitan dengan faktor persekutuan terkecil dua bilangan
persekutuan, faktor persekutuan atau lebih
terbesar (FPB), kelipatan 4.6.4 Menggunakan faktorisasi prima untuk
persekutuan, dan kelipatan menentukan KPK dari beberapa
persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan.
dua bilangan berkaitan dengan
kehiduoan sehari-hari.

C. TUJUAN
1. Siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan atau
lebih.
2. Siswa dapat menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dari
beberapa bilangan.
D. MATERI
1. Faktor persekutuan terkecil.
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Penugasan, Pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan praktek.
72

F. LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Tahapan Alokasi
Kontekstual waktu
Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran 10 menit
dengan memberikn salam dan
mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
b. Guru mengecek kesiapan diri
dengan mengisi lembar kehadiran
dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk
di sesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
c. Guru melakukan apersepsi, yaitu
dengan menghubungkan
pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
d. Guru memberi motivasi kepada
siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang
akan di laksanakan, serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan tujuan Ekplorasi 120 menit
pembelajaran, untuk menggali
pengetahuan siswa mengenai
faktor persekutuan terbesar
dengan melakukan tanya jawab
(Merumuskan masalah).
b. Siswa diberikan kesempatan
untuk mengemukakan pendapat
mereka mengenai materi faktor
persekutuan terbesar.
c. Guru menunjukan berbagai
macam contoh dari materi faktor
persekutuan terbesar lalu
memberikan soal-soal lemparan
pada siswa untuk dikerjakan
didepan kelas (Menganalisis
masalah).
Pembelajaran a. Guru membagi siswa menjadi 3 15 menit
kelompok yang beranggotakan
4-5 siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan petunjuk Elaborasi
73

diskusi kelompok
(Mengumpulkan data).
c. Setiap kelompok diberi lembar
LKS berisi permasalahan yang
di gunakan untuk mengetahui
faktor persekutuan terbesar dari
dua bilangan atau lebih dan
menggunakan faktorisasi prima
untuk menentukan FPB dari
beberapa bilangan.
d. Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dengan cara
mereka masing-masing untuk
menyelesaikan masalah yang
ada di lembar LKS.
e. Siswa/kelompok yang
mengalami kesulitan di
bimbing oleh guru.
f. Siswa mempresentasikan hasil
kerja mereka di depan kelas
secara brgantian. Konfirmasi
g. Setiap kelompok memeriksa
jawaban dari LKS masing-
masing dengan di pandu oleh
guru untuk memperbaiki
jawaban mereka apabila ada
yang salah (Pengujian
hipotesis)
h. Guru berkeliling untuk
mengamati, memotivasi, dan
memfasilitasi kerja sama setiap
kelompok serta membantu
siswa mencari cara
penyelesaian soal cerita
pemecahan masalah
matematika terkait FPB dan
KPK (Merumuskan
rekomendasi pemecahan
masalah).
Penutup e. Siswa bersama-sama guru 15 menit
menyimpulkan materi yang
telah di pelajari.
f. Guru melakukan refleksi
mengenai pembelajaan yang
telah di lakukan serta
menginformasikan bahwa
74

materi yang telah di ajarkan


akan di gambarkan pada
pertemuan berikutnya.
g. Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran).
h. Guru mengucapkan salam.

G. Media dan Sumber Belajar


1. lembar kerja siswa ( LKS)
2. Buku siswa matematika kelas V
H. Penilaian
1. Prosedur Tes : post test
2. Jenis tes : tertulis
3. Bentuk Tes : esay
4. Kriteria Penilaian : terlampir
75

Lampiran 15
Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Pertemuan II Siklus II
Kelompok:
Nama :
1.
2.
3.
4.
5.

Selesikanlah soal – soal berikut ini !


1) Ahmad dan Nasir suka berenang. Ahmad berenang setiap 6 hari sekali
sedangkan Nasir berenang setiap 4 hari sekali. Jika hari ini mereka berenang
bersama berapa hari lagi mereka akan berenang bersama?
2) Kelipatn persekutuan terecil dari 12 dan 8 adalah.
3) Nita mengunjungi perpustakaan 3 hari sekali dan Rina 4 hari sekali apabila
tanggal 1 Mei 2016 mereka mengunjungi perpustakaan bersama-sama, mereka
akan mengunjungi perpustakaan kembali secara bersama-sama pada tanggal.
4) Pak Amin mendapat giliran setiap 4 hari, pak Andi mendapat giliran ronda
setiap 6 hari, pak Budi mendapat giliran ronda setiap 8 hari. Jika mereka ronda
bersama-sama pada tanggal 1 Januari 2016 mereka akan ronda bersama-sama
untuk kedua kalinya pada tanggal....
5) KPK dari 28 dan 36 adalah..
76

Kunci jawaban pertemuan II siklus I


1) Penyelesian
Diketahui : Ahmad dan Nasir suka berenang. Ahmad berenang setiap 6 hari
sekali sedangkan Nasir berenang setiap 4 hari sekali.
Ditanyakan : Jika hari ini mereka berenang bersama berapa hari lagi mereka
akan berenang bersama?
Jawab :

6 4

2 28
3 2 28
2

6=2x3
28 28 28 28
4=2x2
FPB dari 4 dan 6 adalah 2 x 2 x 3
Jadi mereka akan berenang akan berenang bersama lagi 12 hari lagi.
2) Kpk dari 12 dan 8

12 8

2 6 2 28 4
28

2 3 2 2
28 28 28 28

12 = 2 x 2 x 3
8 = 2 x 2 x282 28 28 28

Jadi kpk dari 12 dan 8 adalah 2 x 2 x 2 x 3 = 24


3) Penyelesaian
Diketahui : Nita mengunjungi perpustakaan 3 hari sekali dan Rina 4 hari sekali
apabila tanggal 1 Mei 2016 mereka mengunjungi perpustakaan
bersama-sama,
77

Ditanyakan : mereka akan mengunjungi perpustakaan kembali secara bersama-


sama pada tanggal.
Jawab

Nita = 3 hari
Rina = 4 hari

3 4

2 2
28

3
28 28
4=2x2
Kpk dari 3 dan 4 adalah 2 x 2 x 3 = 12
Jadi mereka akan mengunjungi perpustakaan kembali secara bersama
sama pada tanggal 12 mei
4) Penyelesaian
Diketahui : Pak Amin mendapat giliran setiap 4 hari, pak Andi mendapat giliran
ronda setiap 6 hari, pak Budi mendapat giliran ronda setiap 8 hari.
Ditanyakan : Jika mereka ronda bersama-sama pada tanggal 1 Januari 2016
mereka akan ronda bersama-sama untuk kedua kalinya pada tanggal....
Jawab :
Pak amin = 4 hari
Pak andi = 6 hari
Pak budi = 8 hari
78

4 6 8

2 2 2 3 2 4
28 28 28

2 2
4 = 2 x 228 28 28 28 28 28

6=2x3
8=2x2x2 28 28

Jadi KPK dari 4, 6, 8 adalah 2 x 2 x 2 x 3 = 24


Jadi mereka akan ronda bersama sama untuk kedua kalinya pada tanggal 24
januari.
5) KPK dari 28 dan 36 adalah..

28 36

2 14 2 18
28
28

2 7 2 9
28 28
28 28

3 3
28 28
28 = 2 x 2 x287 28

36 = 2 x 2 x 3 x 3
28 28
Jadi KPK dari 28 dan 36 adalah 2 x 2 x 3 x 3 x 7 = 252

Anda mungkin juga menyukai