Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“MENINGKATAN KUALITAS HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA


MATERI TRIGONOMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH DI KELAS X SMA NEGERI 2 KENDARI”

”Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penelitian Tindakan Kelas”


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
1. AULIA RAHMI (A1I120045)
2. ANISA DWI CAHYANI (A1I120082)
3. MUH. AGUNG ISLAMI (A1I121015)
4. CANDRA WIJAYA KUSUMA (A1I121046)
5. INTAN MARZUKAH (A1I121057)
6. MADE YOGA DWITAMA (A1I121095)
7. SUKMA ABDIL MAHBUB (A1I121114)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Meningkatkan Kualitas Hasil
Belajar dan Keaktifan Siswa pada Materi Trigonometri melalui Model Pembelajaran
Berbasis Masalah di Kelas X SMA Negeri 2 Kendari”.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas, juga untuk menambah wawasan tentang “Meningkatkan Kualitas Hasil
Belajar dan Keaktifan Siswa pada Materi Trigonometri melalui Model Pembelajaran
Berbasis Masalah di Kelas X SMA Negeri 2 Kendari” bagi pembaca, maupun bagi kami
selaku penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Kendari, April 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................... 5
2.1 Hakikat Belajar ....................................................................................................... 5
2.2 Pembelajaran Matematika ....................................................................................... 7
2.3 Hasil Belajar ........................................................................................................... 9
2.4 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................................. 12
2.5 Trigonometri ......................................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 18
3.1 Jenis Penelitian dan Waktu Penelitian ................................................................... 18
3.2 Subyek Penelitian.................................................................................................. 18
3.3 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 18
3.4 Sumber Data ......................................................................................................... 19
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 19
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................................. 20
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 20
3.8 ProsedurPenelitian ................................................................................................ 20
3.9 Lama Tindakan ..................................................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 24
4.1 Deskripsi Awal ..................................................................................................... 24
4.2 Deskripsi Hasil Siklus I ......................................................................................... 25
4.3 Deskripsi Hasil Siklus II ....................................................................................... 30
4.4 Pembahasan .......................................................................................................... 33
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 37

iii
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 39

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah faktor penting yang menjadi penyokong umat
manusia dalam perkembangannya. Pada hakikatnya, pendidikan memiliki kemampuan
untuk memberikan kesempatan yang lebih baik dalam karir, meningkatkan
keterampilan individu dalam pemahaman dan pengambilan keputusan yang tepat, dan
juga berperan dalam membangun masyarakat yang lebih berbudaya dan bertanggung
jawab. Seluruh aspek kehidupan memerlukan proses dari yang namanya pendidikan,
baik itu di dalam maupun diluar lembaga formal. Pendidikan memiliki arti sebagai
suatu proses kehidupan yang bertujuan untuk mengembangkan diri setiap individu
agar dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya. Selain itu, menjadi seseorang
yang terdidik dianggap sangat penting karena dapat membuat seseorang menjadi
orang yang berguna bagi negara, nusa, dan bangsa. Pendidikan dianggap sebagai
faktor penting dalam membentuk karakter dan kemampuan seseorang sehingga dapat
berkontribusi dalam masyarakat secara positif. Pentingnya pendidikan tidak hanya
terbatas pada manfaat individu saja, tetapi juga memiliki dampak yang positif bagi
negara dan bangsa (Yayan et al., 2019). Sebuah negara yang memiliki sumber daya
manusia yang terdidik akan mampu bersaing dalam berbagai bidang dan mencapai
kemajuan yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat
untuk memberikan perhatian dan investasi yang cukup dalam bidang pendidikan
untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Pembelajaran matematika sangat penting bagi anak karena matematika adalah
satu dari sedikit bidang studi yang memberikan manfaat jangka panjang bagi
kehidupan sehari-hari (Shadiq, 2014). Matematika mengajarkan keterampilan
pemecahan masalah, logika, dan kritis, yang dapat membantu anak-anak dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti dalam karir, keuangan, dan pengambilan keputusan.
Selain itu, pembelajaran matematika juga dapat membantu anak-anak
mengembangkan keterampilan akademik, seperti membaca, menulis, dan berbicara
dengan baik. Matematika juga melatih anak-anak dalam memahami dan menerapkan
konsep-konsep abstrak, yang dapat membantu mereka dalam memahami ilmu
pengetahuan dan teknologi di masa depan. Tidak hanya itu, kemampuan dalam
matematika juga dapat meningkatkan percaya diri anak-anak, yang dapat membantu

1
mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan kemampuan matematika
yang baik, anak-anak dapat merasa lebih siap untuk menghadapi ujian atau tantangan
lainnya dalam hidup mereka. Dalam keseluruhan, pembelajaran matematika sangat
penting bagi anak-anak karena memberikan manfaat jangka panjang dalam kehidupan
sehari-hari, membantu mengembangkan keterampilan akademik, dan meningkatkan
percaya diri. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk memperoleh pemahaman
yang baik dan keterampilan yang kuat dalam matematika sejak dini.Pada
pembelajaran matematika di Kelas Sekolah Menengah Atas, salah satu kompetensi
yang harus dicapai peserta didik adalah Menjelaskan dan menentukan sudut
istimewah dan perbandingannya trigonometri yang berkaitan dengan kehidupan
asehari-hari dan Menyelesaikan masalah tentang sudut istimewah dan
perbandingannya berkaitan dengan kehidupan sehari – hari.. Materi ini menuntut
siswa untuk memecahkan permasahan dalam kehidupan sehari – hari serta
beriorentasi pada pengalaman yang nyata untuk mendapatkan pengetahuan baru
tentang Trigonometri.
Proses pembelajaran yang bermakna dapat diciptakan dengan memilih model
pembelajaran yang tepat. Pemilihan model yang tepat merupakan salah satu faktor
berhasilnya pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga guru perlu memperhatikan
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan kurikulum yang
berlaku. Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013 yang di dalamnya
terdapat beberapa muatan pelajaran.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mencadangkan kurikulum
merdeka sebagai alternatif dari kurikulum yang telah ada, yakni kurikulum 2013.
Kurikulum Merdeka menjadi opsi bagi sekolah yang siap melaksanakan dalam rangka
pemulihan pembelajaran 2022 sampai dengan 2024 akibat pandemik (Rahmadayanti
& Hartoyo, 2022). Kurikulum ini juga menekankan pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa, di mana siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
mereka secara holistik, melalui pembelajaran yang berbasis masalah dan pengalaman
nyata.
Salah satu pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka
adalah problem based learning (PBL).Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran
yang menitik beratkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap
permasalahan yang otentik atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan
seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah,

2
2013).PBL menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, di mana siswa diberikan
masalah atau situasi dunia nyata untuk diselesaikan, yang kemudian menjadi titik
fokus pembelajaran. Penerapan metode Problem Based Learning (PBL) memiliki
potensi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Model PBL menawarkan
beberapa keunggulan, salah satunya adalah bahwa siswa dapat mengalami manfaat
langsung dari pembelajaran karena masalah yang dihadapi dihubungkan dengan
situasi kehidupan nyata. Sehingga model ini dapat meningkatkan motivasi dan minat
siswa terhadap materi yang dipelajari(Santiani, Sudana, & Tastra, 2017). Pendekatan
ini sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran
berbasis masalah yang lebih kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
dan dunia kerja

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dilihat masalah-masalah
sebagai berikut.
1. Metode pembelajaran matematika yangkurang variatif sehingga membuat siswa
bosan dan kurang termotivasi.
2. Siswa mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan soal trigonometri.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL) pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait dengan materi
Trigonometri menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas X
SMA Negeri 2 Kendari.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari hasil penelitian ini yang diharapkan diantaranya adalah sebagai
berikut:

3
1. Bagi guru, pada penelitian ini berusaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran matematika terkhusus pada materi trigonometri.
Apabila startegi model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa maka informasi ini akan merupakan masukan
yang berharga bagi guru dalam menentukan strategi yang tepat sesuai dengan
kondisi dan karakteristik siswa.
2. Bagi Siswa, penelitian ini berusaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa khususnya pada materi trigonometri.
3. Bagi Sekolah, Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkankeprofesionalan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di
Lembaga Pendidikan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau
ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan
ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan
belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah
kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti
bahwa keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung
pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik.
Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus
melakukan usaha agar apa yang di inginkan dapat tercapai. Usaha tersebut
dapat berupa kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi.
2.1.2 Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut
Djamarah (2002:15-16) sebagai berikut :
a) Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan atau sekurangkurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung terus-menerus dan
tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar,
perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan, makin banyak dan
makin baik perubahan yang diperoleh.

5
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan bersifat
sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti berkeringat,
keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan terjadi karena proses
belajar bersifat menetap atau permanen.
e) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh
individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil ia
akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, keterampilan, pengetahuan.
2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk
melakukan kegiatan belajar (Sutikno, 1995). Peserta didik akan berhasil dalam
belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Ausubel yang
dikutip dalam Djadjuri, ada lima prinsip utama belajar yang harus
dilaksanakan, yaitu:
1) Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru
terhadap ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2) Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola
ide-ide lama diatas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu
kesatuan pengalaman. Dengan prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman
yang diperoleh itu bukan sederetan pengalaman yang satu dengan yang
lainnya terlepas dan hilang kembali.
3) Progressive Differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan
secara umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada
suatu bagian yang lebih spesifik.
4) Concolidation, yaitu suatu pelajaran harus dikuasai sebelum sampai ke
pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat
untuk pelajaran berikutnya.
5) Integrative Reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari
itu harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah
dipelajari terdahulu. (Nanang Hanafiah, n.d.).
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
1) Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri.
(Sudjana, 1989) Faktor intern ini berkaitan dengan unsur fisiologis dan

6
psikologis siswa. Unsur fisiologis siswa berupa kondisi fisiologis secara
umum serta kondisi panca indera. Sedangkan unsur psikologi berupa minat,
kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik,
faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2006).
 Faktor Keluarga, peserta didik akan dipengaruhi dari keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Di dalam kehidupan keluarga,
anak mendapatkan bimbingan dan perawatan dalam rangka membentuk
perwatakan dan kepribadian anak, untuk menjadi dirinya sendiri atau
menjadi pribadi yang utuh (Isjoni, 2009).
 Faktor Sekolah, faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar yaitu
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik,
relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
 Faktor Masyarakat, lingkungan masyarakat dimana siswa berada juga
berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan
masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang
cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar
yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber
belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap
semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata,
2004).

2.2 Pembelajaran Matematika


Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang
mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah
belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi
suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa
dengan siswa dan antara siswa dengan lingkungan disaat pembelajaran matematika
sedang berlangsung.

7
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir
dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan
diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa
dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat
yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Siswa diberi
pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau
menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel
dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita
atau soal-soal uraian matematika lainnya (Inayati, 2012).
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses tidak hanya mendapat
informasi dari guru tetapi banyak kegiatan maupun tindakan dilakukan terutama bila
diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada diri peserta didik. Belajar pada intinya
tertumpu pada kegiatan memberi kemungkinan kepada peserta didik agar terjadi
proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan (Safarida,
2011).
Depdiknas (2006:388) menyatakan tujuan pembelajaran matematika diantaranya
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Untuk mencapai hal tersebut maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana menyediakan dan mempersiapkan bahan ajar yang dapat memfasilitasi
siswa untuk melibatkan dirinya secara aktif di dalam pembelajaran dan memahami
konsep-konsep matematika sehingga mampu melihat keterkaitan matematika tersebut

8
dengan konsep-konsep yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Turmudi
(2008:13) yang memandang bahwa pembelajaran matematika selama ini kurang
melibatkan siswa secara aktif, sebagaimana dikemukakannya bahwa “pembelajaran
matematika selama ini disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa
hanya memperoleh informasi dari guru saja sehingga derajat “kemelekatannya” juga
dapat dikatakan rendah”. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa sebagai subjek
belajar kurang dilibatkan dalam menemukan konsep-konsep pelajaran yang harus
dikuasainya. Hal ini menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas
tajam dalam ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam
memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan oleh
gurunya.

2.3 Hasil Belajar


2.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Jika ditelaah berdasarkan jumlah penyusun katanya, hasil belajar berasal
dari dua suku kata, yaitu “hasil” dan “belajar.” Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hasil berarti suatu pendapatan atau perolehan. Sedangkan menurut
Zurtina, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Secara umum, hasil belajar merupakan adanya perubahan kemampuan
pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku peserta didik setelah kegiatan
belajar akibat dari sebuah pengalaman. Hasil belajar juga bisa diartikan sebuah
prestasi yang didapatkan oleh peserta setelah proses kegiatan belajar mengajar
disertai dengan suatu pembentukan dan perubahan tingkah laku seseorang
yang dinyatakan dalam sebuah simbol, huruf maupun kalimat. (Zakky, 2018).
Hasil belajar adalah angka, symbol, huruf tau kalimat yang diperoleh
peserta didik setelah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Umumnya hasil belajar berupa
nilai, baik yang nilai mentah ataupun nilai yang sudah diakumulasikan.
Namun, tidak menutup kemungkinan hasil belajar berupa perubahan perilaku
siswa.
Bloom (dalam Suprijono) menyatakan bahwa “hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.” Sedangkan Lindgren

9
menyatakan bahwa “hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian
dan sikap.” Adapun menurut S. Nasution “Hasil belajar adalah suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan,
tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu
yang belajar.”
Dengan demikian, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta
didik setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Gagne dalam Zurtina, 2017
dipaparkan bahwa hasil belajar dapat berupa :
a. Informasi verbal, yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang.
c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitif sendiri.
d. Keterampilan motorik, yaitu keterampilan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan gerak dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
e. Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak suatu objek sebagai
standar perilaku.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil


belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengikuti belajar
mengajar, hasil belajar ini dapat berwujud pengetahuan, sikap pemahaman,
dan keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan dan program belajar dalam
bidang tertentu yang ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai. Sedangkan
suatu perubahan perilaku yang tetap dan berkelanjutan, dilihat berdasarkan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh dari proses
pembelajaran dan berupa nilai atau perubahan perilaku.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di bedakan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan
dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi :

10
 Faktor fsikologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
siswa.
 Faktor psikologis, yaitu faktor yang berkaitan dengan keadaan
psikologis atau jiwa seseorang. Seperti intelegensi, motivasi, perhatian,
minat, bakat dan kesiapan belajar.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang mempengauhi hasil belajar yang
berasal dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi :
 Lingkungan sosial keluarga, yaitu dorongan orang tua. Orang tua
sangat berperan penting terhadap keberhasilan belajar siswa.
 Lingkungan sekolah, yaitu guru, para staf administrasi dan teman-
teman sekelas siswa.
 Lingkungan masyarakat.
2.3.3 Bentuk dan Tipe Hasil Belajar
Tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai peserta didik penting
diketahui guru, agar guru dapat merancang pengajaran secara tepat dan penuh
arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh
hasil belajar yang dicapai peserta didik, dari segi prosesnya. Artinya seberapa
jauh tipe hasil belajar yang dimiliki peserta didik.

Tipe hasil belajar harus tampak dalam tujuan pengajaran (tujuan


instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar
mengajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar :
1. Keterampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian
3. Sikap dan cita-cita
Masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam
kurikulum di sekolah. Menurut Nana Sudjana tipe belajar di bagi menjadi tiga
bidang yaitu:
1. Bidang kognitif (penguasaan internal)
2. Bidang afektif (sikap dan nilai)
3. Bidang psikomotor (keterampilan dan perilaku.
Demikian dari hasil belajar diatas dapat disampaikan bahwa bentuk dan
tipe hasil belajar adalah aspek-aspek yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran. Adapun aspek-aspek tersebut adalah aspek kognitif, afektif, dan

11
psikomotor. Ketiga aspek ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Kata lain, rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan
dikuasai peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut.

2.4 Model Pembelajaran Berbasis Masalah


2.4.1 Definisi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Ervina Mukharomah & Saleh Hidayat (2017) Model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
mengutamakan keterampilan siswa dalam mengamati dan memecahkan suatu
permasalahan sehingga mahasiswa memiliki cara berfikir tingkat tinggi serta
memiliki rasa percaya diri terhadap pendapat yang didapat. (Hmelo-Silver,
2004; Serafino & Cicchelli, 2005, Egen dan Kauchak, 2012: 307) PBL
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. PBL merupakan
pembelajaran berdasarkan teori kognitif yang didalamnya termasuk teori
belajar konstruktivisme. Menurut teori konstruktivisme, keterampilan berpikir
dan memecahkan masalah dapat dikembangkan jika peserta didik melakukan
sendiri, menemukan, dan memindahkan kekomplekan pengetahuan yang ada.
PBL (Sherwood, 2004) mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada proses pemecahan masalah dengan yang peserta didik
memperoleh pengetahuan yang diperlukan. PBL adalah metode pembelajaran
di mana siswa belajar dengan inspirasi, pemikiran kelompok, dan
menggunakan informasi terkait. Untuk mencoba untuk memecahkan masalah
baik yang nyata maupun hipotetis, siswa dilatih untuk mensintesis
pengetahuan dan keterampilan sebelum mereka menerapkannya ke masalah
(Kuan-nien, Lin, & Chang, 2011)
Metode problem bessedlearning adalah tipe pemebelajaran dengan
memberikan suatu masalah ke pada peserta didik dan peserta didk
menyelesaikan masalah tersebut secara individu atau pun kelopok dengan
dapat meningkatkan penegtahuan, cara berfifki dan pemahan peserta didik.
Materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa berupa teks dan setiap
individu atau anggota bertanggung jawab atas ketuntasan masalah yang

12
diberikan. Teknik ini serupa dengan pertukaran antar kelompok.. Tiap siswa
mempelajari setiap bagian yang bila digabungkan akan membentuk
pengetahuan yang padu. Para anggota dari kelompok asal yang berbeda
bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok untuk berdiskusi dan
membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok
serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali kepada
kelompok asal dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompok nya apa
yang mereka dapatkan saat pertemuan di kelompok ahli.
2.4.2 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan PBL yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa
yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. Selain itu, Problem
Based Learning juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa
dalam belajar, karena mereka memiliki kontrol yang lebih besar atas proses
belajar mereka dan mengambil bagian aktif dalam proses itu sendiri.
2.4.3 Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
EnikarmilaAsni& M. YulisHamidy (2010) menyampaikan ada beberapa
manfaat yang dapat di peroleh ketika seorang guru menggunakanmetode
problem bessedlearningkepadasiswaketikamelakukan proses belajar mengajar.
Manfaat metode problem bessedlearning, antara lain:
a. Mengemukakan pendapat
b. Keatifan
c. Berfikir keritis
d. Komunikasi
e. Pengetahuan
f. Kekompakan
g. Lebih memahami materi
2.4.4 Fase-fase pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah
Arends (2007: 56-60) menyatakan bahwa sintaks pembelajaran
berdasarkan masalah terdiri dari lima fase utama Fase-fase tersebut merujuk
pada tahapan-tahapan yang praktis yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran dengan PBL, sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1.

13
Fase-fase Pelaksanaan PBL
Fase Perilaku guru
Fase 1. Guru membahas tujuan pembelajaran,
Memberikan orientasi tentang mendeskripsikan berbagai kebutuhan
permasalahan kepada siswa logistik penting, dan memotivasi
siswa untuk terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah.
Fase 2. Guru membantu siswa untuk
Mengorganisasikan siswa untuk mendefinisikan dan
meneliti mengorganisasikan tugas-tugas
belajar yang terkait dengan
permasalahannya
Fase 3. Guru mendorong siswa untuk
Membantu investigasi mandiri dan mendapatkan informasi yang tepat,
kelompok melaksanakan eksperimen dan
mencari penjelasan dan solusi.
Fase 4. Guru membantu siswa dalam
Mengembangkan dan merencanakan dan menyiapkan
mempresentasikan artefak dan artefak-artefak yang sesuai seperti
exhibit. laporan, rekaman video, dan
modelmodel, serta membantu mereka
untuk menyampaikannya kepada
orang lain.
Fase 5. Guru membantu siswa untuk
Menganalisis dan mengevaluasi melakukan refleksi terhadap
proses mengatasi masalah. investigasi nya dan proses-proses
yang mereka gunakan
2.4.5 Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis masalah
1. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Terjadi interaksi yang dinamis diantara guru dengan siswa, siswa
dengan guru, siswa dengan siswa.
b. Siswa memiliki keterampilan mengatasi masalah.
c. Siswa memiliki kemampuan mempelajari peran orang dewasa.
d. Siswa dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independen
e. Siswa memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi
2. Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah:
a. Memungkinkan siswa menjadi jenuh karena harus berhadapan
langsung dengan masalah.
b. Memungkin siswa kesulitan dalam memproses sejumlah data dan
informasi dalam waktu singkat, sehingga Pembelajaran Berbasis
Masalah ini membutuhkan waktu yang relatif lama.

2.5 Trigonometri
2.5.1 Mengenal Jenis-jenis pada Segitiga siku-siku

14
Pada segitiga siku-siku terdapat tiga jenis sisi. Berdasarkan posisinya terhadap
sudut tertentu, kita dapat menamai ketiga sisi tersebut dengan:

1. Sisi depan, yaitu sisi siku-siku yang berada di depan sudut.


2. Sisi samping, yaitu sisi siku-siku yang berada di samping sudut.
3. Sisi miring (hipotenusa), yaitu sisi yang berada di depan sudut siku-
siku.

Untuk lebih memahaminya lukislah segitiga ABC dengan sudut siku-siku


terletak di titik A. Berdasarkan sudut B maka dapat kita tentukan jenis-jenis
sisi sebagai seperti pada gambar berikut.

Supaya semakin memahami, coba perhatikan gambar-gambar berikut ini! Pada


gambar diberi tanda pada satu sudut, kemudian jenis-jenis sisi pada setiap sisi
segitiga.

15
2.5.2 Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku
Perbandingan trigonometri ada 6 yaitu:
1. Sinus disingkat sin.
2. Cosinus disingkat cos.
3. Tangen disingkat tan.
4. Cosecan disingkat csc.
5. Secan disingkat sec.
6.Cotangen disingkat cot.

Definisi Perbandingan Trigonometri

Perhatikan gambar berikut!

1. Sin 𝜃=sisidepan/sisimiring= BC/AC


2. Cos 𝜃 =sisi samping/sisimiring= AB/AC
3. Tan 𝜃 =sisi depan/sisi samping= BC/AB
4. Csc 𝜃 =sisi miring/sisi depan= AC/BC
5. Sec 𝜃 =sisi miring/sisi samping= AC/AB
6. Cot 𝜃 =sisi samping/sisi depan= AB/BC
Cara mudah menghafal rumus perbandingan trigonometri:
1. Sin 𝜃 =demi, baca “sindemi”
2. Cos 𝜃 =sami, baca “cosami”
3. Tan 𝜃 =desa, baca “tadesa”

2.5.3 Rumus Kebalikan dan Rumus Perbandingan

16
Perhatikan gambar berikut!

Teorema phythagoras:

r = √𝑥 2 + 𝑦 2

x = √𝑟 2 − 𝑦 2
y = √𝑟 2 + 𝑥 2
Perbandingan trigonometri: sin 𝜃= dan csc 𝜃 =
cos 𝜃 = dan sec 𝜃 =
tan 𝜃 = dan cot 𝜃 =
Dari perbandingan trigonometri tersebut dapat diturunkan rumus-rumus
sebagai berikut:
Rumus Kebalikan
a) sin 𝜃 =1/csc 𝜃⇔csc 𝜃 =1/sin 𝜃
b) cos 𝜃 =1/sec 𝜃⇔sec 𝜃 =1/cos 𝜃
c) tan 𝜃 =1/cot 𝜃⇔cot 𝜃 =1/tan 𝜃
Rumus Perbandingan
a) tan 𝜃 =sin 𝜃/cos 𝜃
b) cot 𝜃 =cos 𝜃/ sin 𝜃

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada 20 maret untuk pertemuan pertama dan untuk
pertemuan ke dua 30 maret dan ketiga 13 april di SMA Negri 2 Kota Kendari pada
Kelas X tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian dilakukan pada semester dua tahun
pelajaran 2022/2023.
Adapun nama-nama yang melakukan penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 2
Daftar nama peneliti.
NAMA NIM
AULIA RAHMI A1I120045
ANISA DWI CAHYANI A1I120082
MUH. AGUNG ISLAMI A1I121015
CANDRA WIJAYA KUSUMA A1I121046
INTAN MARZUKAH A1I121057
MADE YOGA DWITAMA A1I121095
SUKMA ABDIL MAHBUB A1I121114

3.2 Subyek Penelitian


Subyek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Siswa kelas X SMA
Negeri 2 Kendari sebanyak 25 orang siswa. Pelaksanaan penelitian ini melibatkan
seorang guru atas nama Bapak Rawal, S.Pd, M.pd.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
18
3.4 Sumber Data
Menurut Sukandarrumidi (2006: 44) sumber data yang bersifat kualitatif di dalam
penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberikan bobot.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
3.4.1 Sumber Primer
Sumber yang didapatkan langsung dari lapangan atau tempat penelitian seperti
tindakan orang-orang yang diamati dan merupakan sumber data utama. Sumber ini
diambil dengan cara pengamatan dan kuis. penelitian dengan data ini untuk
mendapatkan informasi tentang kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika
materi Rasio Perbandingan Trigonometri di SMA Negeri 2 Kendari.
3.4.2 Person
Sumber yang didapatkan langsung dari guru kelas yang telah melakukan
Penelitian Tindakan Kelas

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
3.5.1 Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kesulitan yang dialami siswa
pada materi Trigonometri.Peneliti menggunakan suatu metode untuk mengumpulkan
informasi tentang partisipasi siswa di kelas, yang mencakup pengamatan terhadap
konsentrasi, antusiasme, tanggung jawab, serta keberanian siswa dalam mengajukan
dan menjawab pertanyaan.
3.5.2 Wawancara
Kunandar (2011: 157) menyatakan bahwa wawancara merupakan pertanyaan –
pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang- orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan dalam permasalahan penelitian tindakan kelas.
Peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru kelas yang dijadikan
subyekpeneliti Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. Hal 69.Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan
data kualitatif, khususnya tentang gambaran umum lokasi penelitian.

19
3.6 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian, dikembangkan instrumen sebagai berikut :
3.6.1 Lembar Wawancara
Lembar wawancara yang disediakan oleh peneliti adalah lembar yang berisikan
pertanyaan tentang permasalahan yang dihadapi guru dan siswa ketika melakukan
pembelajaran Matematika di kelas.
3.6.2 Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang disediakan oleh
peneliti yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang kesulitas seorang dan siswa dalam melaksanalkan pembelajaranyang
diperoleh.
3.6.3 Dokumentasi
Instrumen dokumentasi merupakan suatu bentuk persiapan instrumentasi
penelitian. Instrumen dokumentasi biasanya digunakan peneliti untuk bukti penelitian
terhadap permasalahan-permasalahan yang ada.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis deskriptif adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-
data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan
dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.

3.8 ProsedurPenelitian
Banyak model yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam merancang
dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.Kita dapat memilih salah satu model
sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.Seperti yang telah dijelaskan penelitian
tindakan kelas, berkembang dari penelitian tindakan yang banyak digunakan dalam
bidang sosial.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Trigonometri pada Kelas
X SMA Negeri 2 Kendari, Tahun Pelajaran 2022-2023, maka penelitian tindakan
kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dengan alur penelitian sebagai berikut :
3.8.1 Siklus I
a. Perencanaan

20
 Merencanakan model pembelajaran yang akan diterpakan dalam
kegiatan pembelajaran based learning pada mata pelajaran
Trigonometri Kelas X di SMA Negeri 2 Kendari.
 Mengembangkan sekenario model pembelajaran dengan membuat RPP
 Menyusun LOP (Lembar Observasi Peserta didik)
 RPP dan LKS serta perangkat pembelajaran lainnya yang telah dibuat
selanjutnya disampaikan kepada guru bidang studi guna untuk
dipelajari, didiskusikan dan diperbaiki seperlunya dengan
mempertimbangkan waktu yang tersedia.
 Menyusun soal-soal evaluasi materi trigonometrio yang akan diujikan
secara tertulis kepada siswa.
 Merencanakan pembentukan kelompok peserta didik yakni dua
kelompok.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap pembelajaran ini disesuaikan dengan metode yang telah
direncanakan yaitu model problem based learning dengan mengajak siswa
serta penambahan media melalui buku yang telah dipersiapkan oleh guru
sesuai dengan materi pelajaran. Selanjutnya pada kegiatan tahap ini adalah:
 Siswa diberi tugas untuk membaca bacaan sebelum materi tersebut
djelaskan oleh guru guna untuk membuat siswa bertanya apa dan
bagaimana maksud dari materi tersebut.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada saat itu.
 Guru menerapkan model problem based learning.
 Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan untuk memainkan
peran dan memerankan peran sesuai dengan skenario apa yang sudah
dibuat oleh guru.
 Sedangkan siswa yang tidak maju menjadi pengamat.
 Guru dan siswa membuat kesimpulan atau melengkapi jawaban siswa.
c. Observasi dengan melakukan Format Observasi
Mengamati proses pelaksanaan model pembelajaran problem based
learning oleh siswa menggunakan format observasi dan setelah mengetahui

21
hasilnya kemudian didiskusikan dengan guru untuk memecahkan masalah
yang terjadi selama tindakan.
d. Refleksi
 Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOP
 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
 Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
sekenario model pembelajaran dan lain-lain
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
3.8.2 Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan kedua.
Peneliti mengamati proses model problem based learning pada mata pelajaran
matematika materi Trigonometri.
Langkah-langkah siklus II ialah sebagai berikut :
a. Perencanaan
 Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus
sebelumnya.
 Mencarikan alternatif pemecahan.
 Membuat tindakan (pemberian solusi)
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu pengembangan rencana
tindakan II dengan melaksanakn tindakan supaya lebih meninggkatkan
semangat belajar peserta didik dalam penerapan model problem based learning
pada mata pelajaran trigonometri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
X di SMA Negeri 2 Kendari yang telah di rencanakan.
c. Observasi
Peneliti mencatat proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran,
mendiskusikan tindakan II yang telah dilakukan, mencatat kelemahan baik
ketidaksesuain antara skenario dengan respon yang mungkin tidak di harapkan.
d. Refleksi
 Tes evaluasi penerapan model problem based learning pada mata pelajaran
trigonometri kelas X di SMA Negeri 2 Kendari.

22
 Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran bagaimana
dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang perlu diperbaiki
sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakuan.

3.9 Lama Tindakan


Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu pada semester genap T.A. 2022/2023
1. Persiapan dilaksanakan pada hari Senin, 20 Maret 2023.
2. Pelaksanaan tindakan I pada hari Kamis, 30 Maret 2023.
3. Pelaksanaan tindakan II pada hari Kamis, 13 April 2023.
4. Pelaporan pada hari Selasa, 9 Mei 2023.

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Awal
4.1.1 Deskripsi Sekolah
SMA Negeri 2 Kendari, JL. Sisingamangaraja, No. 41, Rahandouna, Poasia,
Kandai, Kec. Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93232. Sekolah ini
didirikan pada 10 September 1981 dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional
(40402618). Di tahun 2007 sekolah ini menggunakan Kurikulum Satuan
Pendidikan (KTSP), kemudian di tahun 2014 mulai dipergunakan kurikulum
2013 pada sekolah ini.
Data pokok dari SMA Negeri 2 Kendari adalah sebagai berikut:
Kepala Sekolah : Sujarwin S.Ag
Operator : M. Irwan,Nur S.pd M.Pd
Akreditasi :A
Kurikulum : 2013
4.1.2 Deskripsi Sebelum Siklus
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan, peneliti melakukan
wawancara terhadap guru SMA Negeri 2 Kendari yakni Bapak Rawal, S.Pd,
M.Pd, terkait dengan pelaksanaan mata pelajaran Matematika khususnya
Trigonometri pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari. Hasil dari wawancara
terkait dengan kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika, siswa masih
sulit mengerjakan soal yang berlainan dari contoh. Kemudian peneliti
memberikan suatu tes formatif secara lisan terhadap 25 Siswa sebelum siklus,
diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut.
Tabel 3.
Data hasil belajar siswa sebelum siklus
No. Kategori Skor Jumlah Siswa Presentase
1 Sangat baik 5 2 2/25 x 100% = 8%
2 Baik 4 8 8/25 x 100% = 32%
3 Cukup baik 3 14 14/25 x 100% = 56%
4 Kurang baik 2 1 1/25 x 100% = 4%
5 Tidak baik 1 0 0/25 x 100% = 0%
Jumlah 25 100%

24
Presentase perolehan skor tersebut bisa dikatakan cukup baik dari yang
diharapkan. Siswa yang mendapatkan skor 3 lebih dari setengah siswa, untuk
siswa yang mendapatkan skor 1 dan skor 2 hanya terdapat 1 orang saja.
Sementara siswa yang mendapatkan skor sebanyak 32% ( 8 orang siswa),
sedangkan 8% ( 2 orang siswa) mendapatkan kategori sangat baik dengan skor
5.
Untuk segi keaktifan dari partisipasi siswa dikelas terkait dengan proses
pembelajaran matematika kurang maksimal. Observasi pendahuluan dan
wawancara dari guru yang bersangkutan yang meliputi aspek: konsentrasi
siswa, antusiasme, tanggung jawab, komunikasi, serta keberanian siswa dalam
menjawab soal, diperoleh skor sebagai berikut
Tabel 4
Partisipasan siswa sebelum siklus.
No. Kategori Skor Jumlah Siswa Presentase
1 Sangat baik 5 0 0/25 x 100% = 0%
2 Baik 4 2 2/25 x 100% = 8%
3 Cukup baik 3 8 8/25 x 100% = 32%
4 Kurang baik 2 12 12/25 x 100% = 48%
5 Tidak baik 1 2 2/25 x 100% = 8%
Jumlah 25 100%

4.2 Deskripsi Hasil Siklus I


4.2.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengatasi
permasalahan yang dialami oleh siswa SMA Negeri2 Kendari terkait dengan
meningkatkan hasil belajar siswa dan rendahnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran matematika . Tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah
dengan menerapkan model pembelaran berbasis masalah (PBL). Berdasarkan
data awal yang diperoleh oleh peneliti, maka peneliti merumuskan perencanaan
tindakan yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Mempersiapkan Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang
memuat kompetensi dasar trigonometri, hasil belajar, indikator pencapaian,

25
tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran
berbasis masalah, serta penskoran.
b. Mempersiapkan materi trigonometri yang akan diajarakan kepada siswa
kelas X.
c. Mempersiapkan sarana yang diperlukan dalam model pembelajaran
berbasis masalah, diantaranya buku ajar siswa.
d. Membuat format tes hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika.
e. Mempersiapkan lembar observasi terkait dengan kegiatan guru dan
keaktifan dari siswa.
4.2.2 Pelaksanaan
Guru melaksanakan tindakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan
sesuai dengan RPP dan melaksanakan alternatif pemecahan yang telah dibuat.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran berbasis
masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Tindakan Siklus I
No. Tahapan Tindakan Siswa
1. Orientasi siswa a. Guru menjelaskan tujuan a. Siswa
pada masalah pembelajaran dan kegiatan mendengarkan,
kegiatan yang akan menyimak dan
dilaksanakan siswa-siswa mencatat
dalam diskusi kelompok penjelasan guru.
b. Guru memotivasi siswa b. Siswa
untuk aktif dalam termotivasi
pembelajaran. untuk aktif
c. Guru menjelaskan materi dalam
pelajaran dan memberikan pembelajaran.
masalah berupa LKS yang
telah dibuat guru.

26
2. Mengorganisasi a. Pada tahan ini guru a. Siswa bekerja
siswa untuk membagi siswa ke dalam sama dengan
belajar kelompok yang terdiri dari kelompok untuk
teman sebangku dan menyelesaikan
meminta setiap kelompok LKS yang
untuk menggunakan ide diberikan.
dari kelompoknya sendiri
menyelesaikan masalah
yang diberikan.
b. Guru menginformasikan
kepada iswa untuk
mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan di
depan kelas.
3. Membimbing a. Guru mengaktifkan diskusi a. Siswa menyusun
penyelidikan antar kelompok dan jawaban yang
individu maupun berkeliling memantau kerja akan digunakan
kelompok masing-masing kelompok untuk menjawadi
serta membantu kelompok depan kelas.
yang mengalami kesulitan. b. Siswa
melakukan tanya
jawab pada
kelompok
masing-masing.

27
4. Mengembangkan a. Secara random, guru a. Setiap
dan menyajikan menunjuk salah satu kelompok
hasil karya. kelompok untuk mempresentas
mempresentasikan hasil ikan hasil
kerja diskusi kelompok, diskusinya di
serta kelompok lain sebagai depan kelas.
penyangga dan akaan b. Siswa
mempersiapkan diarahkan dan
pertanyaan. dimotivasi
b. Guru berperan sebagai untuk
fasilitator, dan mediator. membuat atau
menjawab
pertanyaan.
5. Menganalisis a. Guru membantu siswa a. Siswa
dan untuk melakukan refleksi menyimak
mengevaluasi atau evaluasi terhadap penjelasan dari
proses jawaban yang dibuat. guru.
pemecahan b. Guru memberikan
masalah informasi dan klarifikasi
terhadap pertanyaan dan
jawaban siswa.

4.2.3 Observasi
Observasi dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran Siklus I
untuk mencatat partisipasi siswa (tindakan siswa dalam proses pembelajaran)
serta hasil belajar siswa terkait dengan materi trigonometri, berdasarkan lembar
observasi aktivitas hasil tesdidapatkan data sebagai berikut.

28
Tabel 6
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Kategori Skor Jumlah Siswa Presentase
1 Sangat baik 5 4 4/25 x 100% = 16%
2 Baik 4 12 12/25 x 100% = 48%
3 Cukup baik 3 8 8/25 x 100% = 32%
4 Kurang baik 2 1 1/25 x 100% = 4%
5 Tidak baik 1 0 0/25 x 100% = 0%
Jumlah 25 100%

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar pada siklus I terjadi
peningkatan dari hasil belajar sebelum siklus berdasarkan langkah-langkah
model pembelaran berbasis masalah walaupun masih terdapat siswa yang masih
mendapatkan skor 2. Pada sebelum siklus siswa yang mendapat skor 5 hanya
terdapat 2 orang siswa akan tetapi setelah dilaksanakannya sklus I meningkat
menjadi 2 orang.
Tabel 7
Data Partisipan pada Siklus I
No. Kategori Skor Jumlah Siswa Presentase
1 Sangat baik 5 6 6/25 x 100% = 24%
2 Baik 4 8 8/25 x 100% = 32%
3 Cukup baik 3 7 7/25 x 100% = 28%
4 Kurang baik 2 3 3/25 x 100% = 12%
5 Tidak baik 1 1 1/25 x 100% = 4%
Jumlah 25 100%

Berdasarkan data partispasi pada tabel 7 juga terjadi peningkatan dari


keaktifan siswa dalam berdiskusi. Untuk siswa yang mendapat skor 5 meningkat
sebanyak 6 orang siswa. Sebanyak 28% partisipasi untuk siswa yang
mendapatkan skor 3. Terdapat perubahan yang cukup signifikan terkait dengan
partisipasi (tindakan siswa) didalam kelas dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah.

29
4.2.4 Refleksi
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus I, peneliti dan guru
mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakuakn pada observasi serta menen
tukan kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I, diantaranya:
 Peneliti masih kurang teliti dalam memilih anggota kelompok siswa
 Peneliti perlu meningkatkan pengamatan terkait dengan keaktifan
siswa didalam kelas
 Terdapat siswa yang masih belum terlalu menguasai konsep
trigonometri
 Ada beberapa siswa yang masih kurang dalam berkomunikasi dan ada
yang belum mau bekerja sama dengan kelompok yang telah dibentuk.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus II


4.3.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini pada dasarnya sama dengan
perencanaan pada siklus I. Pada tahap perencanaan siklus II, perlu dilakukan
evaluasi terhadap kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, agar dapat
memberikan solusi untuk mengantisipasi kekurangan yang telah ada pada siklus
sebelumnya. Peneliti perlu melakukan refleksi terhadap hasil yang telah
diperoleh dan mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan kendala-kendala
tersebut muncul. Kemudian, peneliti mengembangkan strategi dan solusi untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II. Solusi tersebut dapat berupa penyediaan materi tambahan untuk
siswa yang mengalami kesulitan, perubahan metode pengajaran, dan pemberian
permasalahan trigonometri yang lebih simple tetapi spesifik. Dengan
memberikan solusi yang tepat, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran pada siklus II dan kendala-kendala pada siklus sebelumnya dapat
diatasi.Beberapa tahapan perencanaan yang akan dimodifikasi dari siklus
sebelumnya diantaranya adalah:
a. Membuat atau menambahkan beberapa langkah pada Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I.
b. Mengubah kelompok yang ada pada siklus I dengan mempertimbangkan
siswa-siswa yang masih belum bisa bekerja sama dalam kelompok.

30
c. Menyiapkan lembar tes hasil belajar, tes keaktifkan siswa.
d. Menyiapkan alat dan bahan yang mendukung proses pembelajaran
matematika.
4.3.2 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II kembali diperhatikkan langkah-langkah
pada perencanaan yang telah diubah atau ditambahkan untuk mendapatkan hasil
yang baik dari sebelumnya. Para siswa diberitahu oleh guru bahwa akan terjadi
perubahan kelompok yang baru, dengan tujuan agar siswa dapat berkomunikasi
lebih aktif dalam diskusi kelompok. Perubahan ini dapat meningkatkan
dinamika pembelajaran dan membantu siswa memperoleh pengalaman bekerja
dengan teman-teman baru. Siswa dapat belajar dari perspektif yang berbeda dan
meningkatkan kemampuan sosial mereka dengan berinteraksi dengan siswa lain
yang berbeda latar belakangnya. Selain itu, dengan perubahan kelompok yang
baru, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan adaptasi dan fleksibilitas,
yang dapat membantu mereka dalam menghadapi situasi yang berbeda-beda di
masa depan. Dalam diskusi kelompok yang baru, siswa diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif dan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
4.3.3 Observasi
Selama proses observasi, peneliti dapat mencatat berbagai hal yang berkaitan
dengan partisipasi siswa, seperti tingkat konsentrasi siswa, respons siswa
terhadap pertanyaan dan arahan guru, dan interaksi antar siswa. Dengan
melakukan observasi secara teliti dan sistematis, diharapkan dapat memberikan
informasi yang akurat dan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi keberhasilan
proses pembelajaran.
Kegiatan observasi juga ditujukan melihat hasil tes belajjar siswa terkiat
dengan materi trigonometri dengan model pembelajaran berbasis masalah
(PBL), setelah dilakukannya tes maka didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 8
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No. Kategori Skor Jumlah Siswa Presentase
1 Sangat baik 5 9 4/25 x 100% = 36%
2 Baik 4 13 12/25 x 100% = 52%

31
3 Cukup baik 3 3 8/25 x 100% = 12%
4 Kurang baik 2 0 0/25 x 100% = 0%
5 Tidak baik 1 0 0/25 x 100% = 0%
Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel 8 terkait dengan hasil belajar siswa Siklus II,
memberikan dampak yang cukup sehingga terjadi peningkatan terhadap hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Kendari pada materi
perbandingan rasio trigonometri yang diajar dengan model PBL, siswa yang
mendapatkan skor 5 meningkat menjadi 9 orang siswa. Untuk siswa yang
mendapat skor 1dan 2 tidak ada sehingga model PBL berjalan cukup baik.
Tabel 9
Data Partisipasi Siswa pada Siklus II
No. Kategori Skor Jumlah Siswa Presentase
1 Sangat baik 5 12 12/25 x 100% = 48%
2 Baik 4 9 9/25 x 100% = 36%
3 Cukup baik 3 4 4/25 x 100% = 16%
4 Kurang baik 2 0 0/25 x 100% = 0%
5 Tidak baik 1 0 0/25 x 100% = 0%
Jumlah 25 100%

Berdasarkan data partisipasi pada siklus II, keaktifan siswa di kelas


memberikan dampak yang baik. Terlihat pada tabel setelah mengalami
perubahan kelompok, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan skor 1 dan 2 yang
berarti siswa semua mulai terlibat dalam diskusi kelompok terkait dengan
pemecahan masalah trigonometri. Sebanyak 48% siswa mendapatkan nilai yang
sangat baik. Untuk siswa yang mendapatkan skor 4 sebanyak 9 orang siswa.
4.3.4 Refleksi
Berdasarkan observasi pada Siklus II, peneliti mendapat beberapa kemajuan
dari Siklus sebelumnya, yaitu Siklus I. Dari refleksi pada siklus kedua, terlihat
bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sudah berhasil dan
efektif dalam membantu siswa memahami materi dan mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa untuk

32
memahami materi dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan soal
dengan benar. Selain itu, latihan soal pemecahan masalah juga telah membantu
siswa untuk terbiasa dan lebih percaya diri dalam menghadapi situasi yang
memerlukan keterampilan pemecahan masalah.
Terlihat bahwa pada siklus kedua, model PBL (Problem-Based Learning)
telah membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Model PBL adalah metode pembelajaran yang memfokuskan pada pemecahan
masalah nyata, yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-
mengajar.
Dalam model PBL, siswa dihadapkan pada masalah nyata dan dituntut untuk
mencari solusi melalui proses kolaboratif dengan guru dan teman sekelas. Hal
ini mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi, membuat
hipotesis, menguji ide, dan mencari solusi bersama-sama. Dalam proses ini,
siswa tidak hanya belajar memahami konsep-konsep abstrak, tetapi juga
mengembangkan keterampilan sosial dan kerja tim yang diperlukan dalam
kehidupan nyata.
Dengan demikian, model PBL dapat membantu meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran dan memperkuat keterampilan yang
diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan. Namun, seperti halnya dengan
model pembelajaran lainnya, penting bagi guru atau peneliti untuk melakukan
evaluasi dan refleksi terus-menerus untuk memastikan bahwa model PBL benar-
benar efektif dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Namun, meskipun siklus kedua telah berhasil, tetap perlu dilakukan evaluasi
dan refleksi secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
masa depan. Dengan terus memperbaiki metode dan strategi pembelajaran, guru
atau peneliti dapat membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka dan
mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.

4.4 Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Trigonometri. Penelitian ini
dilakukan pada kelas X di SMA Negeri 2 Kendari. Peneliti melakukan 2 siklus
untuk mengetahui peningkatan hasil dan keaktifan belajar siswa. Untuk

33
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum siklus sampai setelah
siklus I dan siklus II, dapat dilihat dalam data hasil belajar antar siklus pada
Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10
Data Hasil Belajar antar Siklus
No. Kategori Skor Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jmlh % Jmlh % Jmlh %
Siswa Siswa Siswa
1 Sangat Baik 5 2 8% 4 16% 9 36%
2 Baik 4 8 32% 12 48% 13 52%
3 Cukup 3 14 56% 8 32% 3 12%
4 Kurang Baik 2 1 4% 1 4% 0 0%
5 Tidak Baik 1 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
Berdasarkan data pada Tabel 10 tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori diatasnya dari siklus ke siklus
menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian
tindakan kelas ini. Dengan kata lain, indikator kinerja dari data kuantitatif dapat
tercapai pada siklus II, Peningkatan kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari
adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori nilai di atas KKM, yang
menunjukkan bahwa siswa telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Dengan demikian indikator kinerja dari data kuantitatif dapat
tercapai pada siklus kedua.Namun, penting untuk diingat bahwa peningkatan
kualitas pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh hasil belajar siswa, tetapi
juga melibatkan banyak faktor lain, seperti metode pembelajaran yang
digunakan, strategi evaluasi, kualitas materi ajar, dan lingkungan belajar yang
kondusif. Oleh karena itu, penting bagi guru atau pembimbing untuk terus
melakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran agar dapat
memastikan peningkatan kualitas yang berkelanjutan.
Selain itu juga peneliti melakukan upaya untuk meningkatkan tingkat
keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Untuk melihat perbandingan dari partisipasi siswa didalam kelas dapat dilihat
pada tabel berikut.

34
Tabel 11
Data Partisipasi antar Siklus
No. Kategori Skor Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jmlh % Jmlh % Jmlh %
Siswa Siswa Siswa
1 Sangat Baik 5 0 0% 6 24% 12 48%
2 Baik 4 2 8% 8 32% 9 36%
3 Cukup 3 8 32% 7 28% 4 16%
4 Kurang Baik 2 12 48% 3 12% 0 0%
5 Tidak Baik 1 2 8% 1 4% 0 0%
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Berdasarkan Tabel tersebut siswa mengalami peningkatan keaktifan dengan


menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi trigonometri.
Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah pada materi trigonometri
dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dalam
model pembelajaran ini, siswa diberikan masalah atau situasi yang nyata dan
harus berpikir kreatif untuk menyelesaikannya.
Pada saat siswa bekerja sama dalam kelompok heterogen, mereka dapat
saling bertukar ide dan pandangan, dan membantu satu sama lain dalam
memecahkan masalah yang diberikan. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran dan membantu mereka memahami konsep dengan
lebih baik.
Dalam pembelajaran trigonometri, siswa harus dapat memahami konsep-
konsep abstrak dan menghubungkannya dengan situasi nyata. Dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat memperoleh
pemahaman yang lebih dalam dan mendalam tentang konsep-konsep
trigonometri dengan melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
Namun, penting juga bagi guru atau peneliti untuk memastikan bahwa
kelompok heterogen dibentuk secara efektif dan memperhatikan kebutuhan
belajar siswa. Selain itu, evaluasi terus-menerus perlu dilakukan untuk
memastikan bahwa model pembelajaran berbasis masalah efektif dan membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Trigonometri. Penelitian ini dilakukan
pada kelas X di SMA Negeri 2 Kendari. Peneliti melakukan 2 siklus untuk
mengetahui peningkatan hasil dan keaktifan belajar siswa.
Pada saat siswa bekerja sama dalam kelompok heterogen, mereka dapat saling
bertukar ide dan pandangan, dan membantu satu sama lain dalam memecahkan
masalah yang diberikan. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran dan membantu mereka memahami konsep dengan lebih baik.
Dalam pembelajaran trigonometri, siswa harus dapat memahami konsep-
konsep abstrak dan menghubungkannya dengan situasi nyata. Dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat memperoleh pemahaman yang
lebih dalam dan mendalam tentang konsep-konsep trigonometri dengan melibatkan
diri secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
Namun, penting juga bagi guru atau peneliti untuk memastikan bahwa
kelompok heterogen dibentuk secara efektif dan memperhatikan kebutuhan belajar
siswa. Selain itu, evaluasi terus-menerus perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
model pembelajaran berbasis masalah efektif dan membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian mengenai
penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Trigonometri ini, guru
disarankan untuk menggunakan bahan ajar maupun media pembelajaran yang
berorientasi pada karakteristik berpikir kritis dan konkret.
Selain itu, siswa diharapkan mampu menghubungkan materi trigonometri
maupun aspek pembelajaran matematika lainnya dengan masalah yang berkaitan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pada saat guru menyampaikan materi tersebut,
siswa tidak mempelajarinya secara abstrak.

36
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, (2013)Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta; Kencana
Prenada Media Group, , 183-185
Asni, Enikarmila, & Hamidy, M. Yulis, (2010). Manfaat dan Hambatan Problem-Based
Learning (PBL) Menurut Perspektif Mahasiswa Baru di Fakultas Kedokteran
Universitas Riau, Riau : Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Arends.(2007). Model Pembelajaran Problem Based Learning .Jakarta : Bumi Aksara
Faizah, S. N. (2020). Hakikat Belajar Dan Pembelajaran. At-Thullab : Jurnal Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(2), 175.
Hmelo-Silver, C. E. (2004). Problem-Based Learning: What and How Do Students Learn?
Educational Psychology Review, 16 (3), 235-265.
Ilmiyah, N.H., dan Sumbawati, M.S. (2019). Pengaruh Media Kahoot dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Journal Information Engineering and
EducationalTechnology. Vol. (3): 47.
Mukharomah, Ervina, &Hidayat, Saleh, (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (Pbl) SebagaiUpayaUntuk Meningkatkan
KemampuanBerfikirKritisMahasiswaTerhadapLingkunganSekit, Palembang: Program
StudiPendidikanBiologiUniversitas Muhammadiyah Palembang
Puspitasari, Siska., dkk. (2022). Efektivitas Penggunaan Model Blended Learning Terhadap
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Basicedu. Vol. (6): 1255.
Rahmadayanti, D., Hartoyo, A., (2022). Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar
di Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu, 6(4), 7174-7187.
Santiani, N. W., Sudana, D. N., & Tastra, I. D. K. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SD. Mimbar PGSD Undiksha, 5(2).
Shadiq, F. (2014). Pembelajaran Matematika (Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Siswa). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sherwood, A. L. (2004). Problem-Based Learning In Management Education: A Framework
For Designing Context. Management Education, 28(5), 536-557.
Siagian, M. D. (2016). Kemampuan Koneksi Matematik dalam Pembelajaran
Matematika. MES: Journal of Mathematics Education and Science, 2(1).
Tisza R.M. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
melalui Metode Problem Solving Siswa Kelas IV MIN 1 Adirejo Kecamatan
Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2017/2018 (Hasil Belajar
Siswa). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Metro: Lampung.
Winataputra, U. S., Delfi, R., Pannen, P., & Mustafa, D. (2014). Hakikat Belajar dan
Pembelajaran. Hakikat Belajar dan Pembelajaran, 1-46. Hakikat Belajar dan
Pembelajaran, 1–46.
Yayan, A., Anggraeni, S., Wiharti, U., & Soleha, N., M., (2019). Pentingnya Pendidikan Bagi
Manusia, Jurnal Buana Pengabdian, 1(1), 66-72.
Zurtina. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran
Index Card Match pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV MIN 10 Bandar Lampung

37
(Hasil Belajar Siswa). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama
Islam Negeri Raden Intan: Lampung.
https://www.catatanmatematika.com/2021/02/materi-perbandingan-trigonometri-definisi-dan-
contoh-soal.html

38
LAMPIRAN

INSTRUMEN SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(KURIKULUM 2013)

Nama Guru : Muhammad Rawal, S.Pd., M.Pd.


Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar KD 3 3.8 Menggeneralisai rasio trigonometri untuk sudut-sudut
diberbagai kuadran dan sudut-sudut berelasi.

KD 4 4.8 Menyelesaikan masalah konstektual yang berkaitan dengan


rasio trigonometri sudut-sudut di berbagai kuadran dan sudut-
sudut berelasi.
Kelas : X
Hari / Tanggal : 13 April 2023

Petunjuk: Berikanlah tanda cek list (√) pada kolom penilaian: 1, 2, atau 3 sesuai hasil pengamatan Anda!
Skor Penilaian
Sesua
Sesuai
Belum i
Aspek yang Diamati sebagia Catatan
Sesuai semu
n
a
(1) (2) (3)
A. Apersepsi dan Motivasi
1 Mengaitkan materi
pembelajaran
sekarang dengan
pengalaman √
peserta didik atau
pembelajaran
sebelumnya.
2 Mengajukan
pertanyaan √
menantang.
3 Menyampaikan
manfaat materi √
pembelajaran.
4 Mendemonstrasika
n sesuatu yang
terkait dengan √
materi
pembelajaran.
B. Penyampaian Kompetensi
dan Rencana Kegiatan
5 Menyampaikan
kemampuan yang
akan dicapai √
peserta didik.

39
6 Menyampaikan
rencana kegiatan
misalnya,
individual, kerja √
kelompok, dan
melakukan
observasi.
C. Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
Pelajaran
7 Kemampuan
menyesuiakan
materi dengan √
tujuan
pembelajaran.
8 Kemampuan
mengkaitkan
materi dengan
pengetahuan lain
yang relevan, √
perkembangan
Iptek , dan
kehidupan nyata.
9 Menyajikan
pembahasan
materi √
pembelajaran
dengan tepat.
10 Menyajikan materi
secara sistematis
(mudah ke sulit, √
dari konkrit ke
abstrak)
Penerapan Strategi
Pembelajaran yang
Mendidik
11 Melaksanakan
pembelajaran
sesuai dengan √
kompetensi yang
akan dicapai.
12 Menfasilitasikegia
tan yang memuat
komponen
eksplorasi, √
elaborasi dan
konfirmasi.
13 Melaksanakan
pembelajaran √
secara runtut.
14 Menguasai kelas. √

40
15 Melaksanakan
pembelajaran yang
bersifat √
kontekstual.
16 Melaksanakan
pembelajaran yang
memungkinkan

tumbuhnya
kebiasaan positif
(nurturant effect).
17 Melaksanakan
pembelajaran
sesuai dengan
alokasi waktu √
yang
direncanakan.
Penerapan Pendekatan
scientific
18 Memberikan
pertanyaan

mengapa dan
bagaimana.
19 Memfasilitasi
peserta didik
untuk √
mengamati.
20 Memancing
peserta didik √
untuk bertanya.
21 Memfasilitasi
peserta didik √
untuk mencoba.
22 Memfasilitasi
peserta didik

untuk
menganalisis.
23 Memberikan
pertanyaan peserta
didik untuk

menalar (proses
berfikir yang logis
dan sistematis).
24 Menyajikan
kegiatan peserta

didik untuk
berkomunikasi.
Pemanfaatan Sumber
Belajar/Media dalam
Pembelajaran
25 Menunjukkan
keterampilan
dalam penggunaan √
sumber belajar
pembelajaran.

41
26 Menunjukkan
keterampilan
dalam penggunaan √
media
pembelajaran.
27 Menghasilkan
pesan yang √
menarik.
28 Melibatkan peserta
didik dalam
pemanfaatan √
sumber belajar
pembelajaran.
29 Melibatkan peserta
didik dalam
pemanfaatan √
media
pembelajaran.
D. Pelibatan Peserta Didik
dalam Pembelajaran
30 Menumbuhkan
partisipasi aktif
peserta didik
melalui interaksi √
guru, peserta
didik, sumber
belajar.
31 Merespon positif
partisipasi peserta √
didik.
32 Menunjukkan
sikap terbuka

terhadap respons
peserta didik.
33 Menunjukkan
hubungan antar

pribadi yang
kondusif.
34 Menumbuhkankec
eriaanatauantuism

epesertadidikdala
mbelajar.
E. Melaksanakan Penilaian
Autentik
35 Menilai sikap
dalam √
pembelajaran
36 Menilai
pengetahuan
dalam proses √
pembelajaran
37 Menilai
keterampilan √
dalam proses

42
pembelajaran

F. Penggunaan Bahasa yang


Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran
38 Menggunakan
bahasa lisan secara √
jelas dan lancar.
39 Menggunakan
bahasa tulis yang √
baik dan benar.
F. Penutup pembelajaran
40 Melakukan
refleksi atau
membuat

rangkuman dengan
melibatkan peserta
didik.
41 Mengumpulkan
hasil kerja sebagai √
bahan portofolio.
42 Melaksanakan
tindak lanjut
dengan
memberikan √
arahan kegiatan
berikutnya dan
tugas pengayaan.
Jumlah Skor 0 0 0
Total Skor Total Skor Maksimal = (42 x 3) =
0
126

Predikat Kriteria: Capaian


Amat baik 86 % - 100 %
70% - 85 %
Baik
Cukup 55% - 69 %
0.98%
Di bawah 55%
Kurang Predikat
Kurang
Kesimpulan :
Persentase Pelaksanaan Pembelajaran 0.98 %

Refleksi

43
Rekomendasi :

Mengetahui, Kendari, April 2023


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Muhammad Rawal, S.Pd., M.Pd.


NIP : NIM

44
LEMBAR OBSERVASI SISWA

1. Tulislah kode/nama siswa pada kolom siswa yang melakukan kegiatan sesuai aspek yang
diamati
2. Pada kolom jumlah, tuliskan jumlah siswa yang melakukan kegiatan sesuai aspek yang
diamati
3. Pada kolom persentase, tuliskan persentase siswa yang melakukan kegiatan sesuai aspek
yang diamati dengan cara jumlah siswa yang melakukan dibagi jumlah keseluruhan siswa
yang mengikuti pembelajaran dikali 100% (f/n x 100%).
Pertemuan ke : 1 Materi: Rasio Trigonometri
Siklus ke :I Jml Siswa yang hadir: 25 Orang
Tanggal : 30 Maret 2023

Hasil Pengamatan
Aspek Yang
No Ket
Diamati Siswa Jmlh %
Tdk cepat bergantian
1 Terlambat masuk kelas 005 dan 014 2 0,08%
setelah jam olahraga.
2 orang siswa sering keluar
masuk kelas dengan
Tidak keluar masuk 001 – 020 dan 022 - sengaja (021 dan 025).
2 22 0,88%
kelas saat KBM 023
Sedangkan 024 ada urusan
keorganisasian.
Tidak mengganggu
01 - 020 dan 022 -
3 teman saat 23 0,92% -
024
KBM
Hanya 4 dari 25 siswa
Mencatat materi yang 002, 007, 011, dan yang mencatat karena
4 4 0,16%
dianggap penting 020 siswa lain masih lelah
setelah jam olahraga.

Memperhatikan 002 - 007, 011, dan


5 6 0,24%
presentasi guru 020

Aktif merespon
002 - 007, 011, dan
6 presentasi guru 6 0,24%
020

Pada saat pertengahan


KBM, yaitu saat sesi
diskusi banyak siswa mulai
Aktif berdiskusi
001 – 020 dan 022- aktif kembali mengikuti
7 dengan kelompok 23 0,92%
024 KBM.
dalam membuat kuis
021 dan 025 kurang aktif
mengikuti diskusi karena

45
pada KBM sehari-hari
pemahaman mereka kurang
mengenai matematika.

Aktif berdiskusi
001 – 020 dan 022-
8 dengan kelompok 23 0,92%
024
dalam menjawab kuis

Rajin mengerjakan 001 – 020 dan 022- Hanya 021 yang jarang
9 24 0,96%
tugas 024 mengerjakan tugas.

Observer

( )

46
LEMBAR OBSERVASI SISWA

4. Tulislah kode/nama siswa pada kolom siswa yang melakukan kegiatan sesuai aspek yang
diamati
5. Pada kolom jumlah, tuliskan jumlah siswa yang melakukan kegiatan sesuai aspek yang
diamati
6. Pada kolom persentase, tuliskan persentase siswa yang melakukan kegiatan sesuai aspek
yang diamati dengan cara jumlah siswa yang melakukan dibagi jumlah keseluruhan siswa
yang mengikuti pembelajaran dikali 100% (f/n x 100%).
Pertemuan ke : 2 Materi: Rasio Trigonometri
Siklus ke : II Jml Siswa yang hadir: 25 Orang
Tanggal : 13 April 2023

Hasil Pengamatan
Aspek Yang
No Ket
Diamati Siswa Jmlh %

1 Terlambat masuk kelas 0 0 0%

Tidak keluar masuk 001 – 020 dan 022 - 021 masih sering keluar-
2 24 0,96%
kelas saat KBM 025 masuk kelas.

Mengganggu Hampir semua siswa fokus


3 teman saat 013 dan 021 23 0,92% memperhatikan presentasi
KBM guru kecuali 021 dan 013
Pada siklus kedua ini siswa
mulai mencatat materi
yang dianggap penting
meski sebelumnya masuk
jam olahraga. Guru
mensiasati hal tersebut
Mencatat materi yang dengan terlambat masuk
4 Semua siswa 25 1%
dianggap penting sekitar 10 menit agar siswa
bisa beristirahat, dengan
catatan materi yang akan
dibawakan telah dikemas
sedemikian mungkin agar
materi yang diajarkan
mudah dipahami.

Memperhatikan Semua siswa, kecuali


5 23 0,92%
presentasi guru 013 dan 021

47
Beberapa siswa masih
bersifat pasif dalam
Aktif merespon merespon presentasi guru,
001 - 007, 011, 014 –
6 presentasi guru 12 0,48% di mana mereka cenderung
106, dan 020
akan bersuara jika diajukan
pertanyaan terlebih dahulu
oleh guru.

Aktif berdiskusi
001 – 020 dan 022-
7 dengan kelompok 24 0,96%
025
dalam membuat kuis

Aktif berdiskusi
001 – 020 dan 022-
8 dengan kelompok 23 0,92%
025
dalam menjawab kuis

Rajin mengerjakan 001 – 020 dan 022-


9 24 0,96%
tugas 024

Observer

( )

48
LEMBAR OBSERVASI GURU

Pertetuan ke : Materi:
Siklus ke : Tanggal:

Hasil
Keterlaksanaan Kualitas
NO Aktivitas Mengajar Tdk Ket
Ter BS
Terlak KB B
laksana
sana
1 KEGIATAN PENDAHULUAN
a. Mempersiapkan siswa
belajar,
b. Melakukan apersepsi
c. Memotivasi siswa
d. Menyampaikan tujuan √ √
pembelajaran
e. Menyampaikan rencana
kegiatan pembelajaran
f. Mempersiapkan peralatan
atau media pembelajaran
2 KEGIATAN INTI
a. Membagi siswa menjadi 3
kelompok
b. Presentasi klasikal tentang
klasifikasi
Tumbuhan Lumut
c. Meminta Kepada kelompok
A membuat
pertanyaankuisdansebagaike
lompokpenanya, kel B dan
C yang menjawab
(guru sbg moderator)
d. Presentasiklasifikasitumbpa
ku
√ √
e. Meminta kelompok B
membuat pertanyaan dan
sebagai kelompok penanya,
kelompok A dan C sebagai
penjawab (guru sbg
moderator)
f. Presentasiiklasifikasitumbuh
anbiji
g. Meminta kelompok C
membuat
pertanyaankuisdansebagaikel
ompokpenanya, kel A dan B
sebagaipenjawab
(guru sbg moderator)

49
3 KEGIATAN PENUTUP
a. Mengajak siswa
menyimpulkan materi
pelajaran
b. Melakukan penilaian secara
tertulis √ √
c. Memberikanmotivasidankegia
tantindaklanjut yang
harusdilakukanolehsiswa di
rumah dan pada pertemuan
berikutnya
Ket:
KB=Kurang baik,
B= baik,
BS= baik sekali
Observer

( ...........................................)

50
Formulir Wawancara Pra Penelitian
Narasumber : Muhammad Rawal, S.Pd., M.Pd.
Waktu : 10.10
Tempat : SMA Negeri 2 Kendari

1. Bagaimana Kondisi Siswa pada saat pembelajaran matematika dikelas ?


2. Bagaimana Hasil Belajar siswa mata pelajaran matematika ?
3. Apa saja kesulitan yang dialami siswa SMA Negeri 2 terhadap mata pelajaran
matematika?
4. Apa sajakah kesulitan yang dijumpai selama mengajar pelajaran matematika?
5. Model/pendekatan pembelajaran apa yang bapak/ibu gunakan selama mengajar
pelajaran matematika dikelas?

51
Dokumentasi Penelitian

52

Anda mungkin juga menyukai