Hasil Penelitian Revisi 3-2
Hasil Penelitian Revisi 3-2
HASIL PENELITIAN
OLEH
1
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HASIL PENELITIAN
Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................6
A. Kajian Teori........................................................................................................6
1. Pembelajaran Matematika di SD.................................................................6
2. Konsep Model Pembelajaran.......................................................................7
3. Kemampuan Pemecahan Masalah...............................................................7
4. Model Pembelajaran Problem Based Learning..........................................10
B. Penelitian Yang Relevan..................................................................................14
C. Kerangka Berpikir............................................................................................16
D. Hipotesis Penelitian..........................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................18
A. Jenis Penelitian.................................................................................................18
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................19
C. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................................19
D. Prosedur Penelitian...........................................................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................24
F. Instrumen Penelitian.........................................................................................26
G. Teknik Analisis Data........................................................................................27
H. Indikator Kinerja...............................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................31
A. Hasil Penelitia...................................................................................................31
1. Deskripsi Siklus I.......................................................................................31
iii
2. Deskripsi Siklus II......................................................................................34
B. Pembahasan......................................................................................................39
1. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah SDN 100 Kendari
39
2. Aktivitas Mengajar Guru SDN 100 Kendari.............................................40
3. Hasil Belajar Siswa SDN 100 Kendari......................................................40
BAB V PENUTUP.....................................................................................................42
A. Kesimpulan.......................................................................................................42
B. Saran.................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................45
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dimiliki oleh siswa. Model Problem Based Learning cocok untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika, karena model pembelajaran
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan
pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan
penguatan keterampilan. Siswa dilatih untuk menemukan solusi dari masalah yang
diberikan oleh guru secara aktif, logis, dan kreatif dengan mengikuti langkah-
langkah yang telah ditentukan meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan
gagasan, evaluasi dan seleksi, serta implementasi. Pemecahan masalah (Problem
Based Learning) adalah penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran dengan
jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi
atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Proses pembelajarannya siswa menggunakan segenap pemikiran,
memilih strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan penyelesaian
dari suatu pemecahan masalah. Model pemecahan masalah (Problem Based
Learning) adalah penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama (Maesari et al., 2019).
Berdasarkan hasil observasi pada saat berkunjung di SDN 100 KENDARI
saya mengamati kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas IV masih
rendah dikarenakan (1) siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
matematika. (2) siswa jarang melatih kemampuan pemecahan masalah yang
dimilikinya; (3) siswa ribut dalam proses pembelajaran matematika; (4) siswa
pasif dalam mengikuti pembelajaran karena hanya mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru (5) siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dalam proses
pembelajaran terlihat siswa hanya diam saja ketika diajukan pertanyaan. Adapun
dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru tidak menerapkan model
pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013, guru belum maksimal dan
masih belum dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah kelas IV
SD SDN 100 Kendari?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas mangajar guru di kelas IV SDN 100 Kendari?
3. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 100 Kendari?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pemecahan masalah kelas IV
SD SDN 100 Kendari melalui model pembelajaran Problem Based
Learning
2. Untuk meningkatkan aktivitas mangajar guru di kelas IV SDN 100
Kendari melalui model pembelajaran Problem Based Learning
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 100 Kendari
melalui model pembelajaran Problem Based Learning
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat di nilai berdasarkan manfaat teoritis dan
mafaat praktis
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan yang dapat diperoleh dalam kelas sesuai penelitian ini
merupakan model Problem Based Learning tantang keliling dan luas bangun datar
serta untuk menambah khasana ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan,
karena temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah temuan yang telah
5
didukung oleh kerangka teoritis dan fakta empiris yang diuji dengan
menggunakan metode ilmiah. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi
bahan referensi bagi berbagai kalangan yang ingin melakukan penelitian
mengenai model pembelajaran Problem Based Learning baik di SDN 100
Kendari, maupun di sekolah lain.
2. Manfaat Praktis.
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi:
a. Bagi Kepala Sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan untuk meningkatkan kinerja guru serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran di SDN 100 Kendari.
b. Bagi Guru. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran untuk menumbuhkan semangat belajar siswa
dan memotivasi guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
dengan penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning.
c. Bagi Pengawas Sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan intensitas pengawas akademik
agar mutu proses pembelajaran pada sekolah SDN 100 Kendari dapat berjalan
dengan baik.
d. Bagi Siswa. Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan antusias
dan minat belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan
memperoleh pengalaman belajar baru yang menyenangkan dan dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemampun pemecahan masalah dalam materi
keliling dan luas bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran
yang belum pernah diterapkan sebelumnya yaitu model pembelajran Problem
Based Learning.
e. Bagi Peneliti. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber
informasi, rujukan dan bahan reverensi peneliti selanjutnya agar bisa lebih
dikembangkan dalam materi – materi yang lainnya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika di SD
Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar peserta didik. Belajar dapat dipandang sebagai proses
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman yang diciptakan guru. Belajar merupakan proses mengamati, melihat,
dan memahami sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu
tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran. masing-masing komponen
tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Belajar pada dasarnya
merupakan peristiwa yang bersifat individual yakni peristiwa terjadinya
perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu. Sementara itu,
pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses
belajar pada diri peserta didik (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Pembelajaran
merupakan suatu upaya guru dalam menciptakan kondisi peserta didik untuk
belajar. Pembelajaran lebih menekankan padaupaya guru untuk mendorong
ataumemfasilitasi peserta didik untuk belajar.Istilah pembelajaran lebih tepat
digunakan karena menggambarkan bahwa peserta didik lebih banyak berperan
dalam mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Dengan kata lain, pembelajaran
matematika adalah upaya membantu peserta didik untuk mengembangkan pola
pikir peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang ditemui dikehidupan
mereka (Amsari & Mudjiran, 2018).
Matematika merupakan ilmu universal yang mensajikan berbagai gagasan
pengetahuan secara formal sehingga akan mengembangkan kemamapuan dan
keterampilan intelektual. Matematika sebagai ilmu dasar yang perlu dikuasai oleh
siswa sekolah dasar. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar
mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir
siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
6
7
Pada tahap memahami siswa wajib mampu mengetahui permasalahan yang ada
untuk dapat menuliskan semua unsur atau data diberikan dalam soal dan data yang
di tanyakan didalam soal. Selanjutnya dalam tahap menyusun rencana
penyelesaian masalah, siswa wajib melakukan pemodelan matematika dari
masalah yang terdapat dalam soal dan wajib menemukan apa saja hubungan
antara data yang terdapat dalam soal maupun data yang belum diketahui, lalu
setelah itu siswa dapat mempertimbangkan masalah yang memungkinkan, dan
selanjutnya wajib mendapatkan rencana maupun solusi apa yang dapat diberikan
untuk mengatasi masalah tersebut. Lalu dalam tahap melaksanakan rencana
penyelesaian dari masalah tersebut, siswa penting untuk mempertahankan rencana
yang telah dibuat sebelumnya, namun jika rencana atau solusi tersebut tidak dapat
terlaksana maka dapat dilakukan pemilihan cara atau rencana atau solusi lain agar
masalah tersebut dapat terselesaikan. Tahap terakhir yakni memeriksa kembali,
pengecekan hasil jawaban dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran atas
jawaban yang diperoleh benar atau terdapat kesalahan, hal ini penting karena jika
jawaban siswa ditemukan kesalahan siswa tersebut dapat mengoreksi kembali
jawabannya (Chiristina & Andirakasiwi, 2021).
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Polya
No. Fase Indikator
Peserta didik harus memahami kondisi soal atau
masalah yang ada pada soal tersebut:
o Data atau informasi apa yang diketahui
darisoal?
Memahami o Apa inti permasalahan dari soal
1. Masalah
yangmemerlukan pemecahan?
(Understanding)
o Adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar,
grafik, tabel atau tanda-tanda khusus?
o Adakah syarat-syarat penting yang perlu
diperhatikan dalam soal?
o Peserta didik harus dapat memikirkan langkah
langkah apa saja yang penting dan saling
menunjang untuk dapat memecahkan masalah
Merencanakan
yang di hadapinya
2. Penyelesaian
o Peserta didik harus mencari konsep-konsep
(Planning)
atau teori-teori yang saling menunjang dan
mencari
rumus-rumus yang diperlukan
10
siswa yang termasuk tuntas dengan kategori cukup (7079%), sedangkan pada
siklus 2 pertemuan 1 menunjukkan ada 9 orang siswa (75%) dari 12 orang
siswa yang termasuk tuntas dengan kategori cukup (70-79%), dan pada siklus
2 pertemuan II menunjukkan ada 10 orang siswa (83,33%) dari 12 orang
siswa yang termasuk tuntas dalam kategori baik (80-89%) (Maesari et al.,
2020).
2. Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di
Kelas IV SDN 03 Tongkuno Selatan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi FPB dan KPK pada siswa
kelas IVA SD Negeri 03 Tongkuno Selatan. Hal ini dapat di lihat dari hasil
tes siklus I bahwa siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 sebanyak 10 siswa dan
siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 sebanyak 9 siswa dengan persentase
ketuntasan pada siklus 1 sebesar 45%, sedangkan pada hasil tes siklus 2 siswa
yang mendapatkan nilai ≥ 65 menjadi 16 siswa dan siswa yang mendapatkan
nilai ≤ 65 menjadi 4 siswa dengan persentase ketuntasan yang mengalami
peningkatan sebesar 80% (Hasanah et al., 2021).
3. Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika”. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dalam dua siklus dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning Learning (PSL) dalam pembelajaran
Matematika materi perbandingan dan skala pada siswa kelas V SDN 4
Pulutan Kulon Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri tahun ajaran
2018/2019, diperoleh data peningkatan nilai kemampuan memecahkan
masalah matematika perbandingan dan skala pada setiap siklusnya. Saat pra
siklus nilai rata – rata kemampuan matematika siswa adalah 62,14, siklus I
nilai rata – rata kemampuan memecahkan masalah matematika perbandingan
dan skala sebesar 75 dan siklus II nilai rata – rata kemampuan memecahkan
masalah matematika perbandingan dan skala sebesar 85,71. Tingkat
16
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan yang harus dimiliki
oleh setiap peserta didik. Kemampuan pemecahan masalah ini perlu ditingkatkan
dengan menggunakan model-model pembelajaran salah satunya yaitu dengan
menggunakan model Problem Based Learning. Kerangka berpikir yang
melandasi penelitian ini adalah adanya permasalahan yang terjadi pada
kemampuan pemecahan masalah peserta didik di kelas IV SDN 100 Kendari.
Faktor penyebab masih perlu ditingkatkan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik kelas IV dikarenakan penggunaan model pembelajaran masih
konvensional dan belum menerapkan model pembelajaran kurikulum 2013 yang
sudah disarankan. Adapun faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya
kemampuan pemecahan masalah peserta didik yaitu: kurangnya latihan
pengerjaan soal dan sebagian besar peserta didik hanya menghafal bentuk soal dan
langkah-langkah penyelesaian tanpa memahami bentuk soal yang diberikan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah-masalah ini peneliti ingin
melakukan perubahan proses belajar mengajar untuk berhasilnya tujuan
pembelajaran dan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik
dengan menggunakan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peserta didik
secara aktif dalam kegiatan belajar dan bisa menerapkannya dalam kehidupan
nyata peserta didik, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam
penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
17
Siswa aktif
Meningkatnya Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IV SDN 100
Kendari
Hasil belajar siswa meingkat
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, penelitian releva, dan kerangka berpikir maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah melalui penerapan model Problem Based Learning materi keliling dan
luas bangun datar di kelas IV SDN 100 Kendari
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (Rahman & Putri, 2020) penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Penelitian tindakan
kelas merupakan sebuah penelitian tindakan dalam bentuk inkuiri reflektif yang
dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu termasuk dalam dunia
pendidikan untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek
social atau pendidikan, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan
praktek pendidikan dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan
praktek. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan dalam rangka untuk
meningkatkan profesioalitas guru dalam meningkatkan hasil belajar dan prestasi
peserta didik dengan melalui kegiatan refleksi diri dari masing-masing guru atau
pendidik yang bersangkutan. Melalui refleksi diri ini diharapkan guru atau
pendidik mampu merenungkan serta merencanakan berbagai tindakan-tindakan
lanjutan guna meningkatkan dan memperoleh hasil belajar atau prestasi anak agar
lebih maksimal (Watini, 2019).
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penelitian tindakan adalah
membuat perencanaan pembelajaran, perencanaan tersebut harus dibuat untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran dikelas. perencanaan pembelajaran (RPP)
yang dimaksud terdiri dari empat rangkap, RPP pertama mengajarkan cara
menghitung luas persegi dan persegi Panjang, RPP kedua mengajarkan tentang
menghitung keliling persegi, RPP ketiga mengajarkan tentang menghitung luas
dan keliling persegi panjang sedangkan RPP keempat mengajarkan tentang
menghitung keliling persegi panjang. Guru harus memilih strategi atau metode
untuk mengatasi permasalah pembelajaran dan dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Setelah rencana pelaksanaan
pembelajaran dibuat maka guru akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
18
19
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
April 2023. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan
penelitian. Apabila hasil penelitian ini masih membutuhkan keperluan data, maka
ada kemungkinan waktu penelitian akan di perpanjang hingga data-data penelitian
sudah mencukupi.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan macalah siswa pada materi pembelajaran keliling dan
luas bangun datar yaitu dengan menggunakan Classroom Action Research
(penelitian tindakan kelas/PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial
Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Maka penelitian ini
dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas yang langkah-
langkah dalam penelitian tindakan kelas telah banyak dikemukakan oleh para ahli.
Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah (1) perencanaan tindakan (2)
implementasi tindakan, (3) observasi dan interpretasi hasil, dan (4) analisis dan
refleksi hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
beberapa siklus dan apabilah dalam satu siklus belum mencapai indikator kinerja
yang ditetapkan yaitu 85% siswa mendapat nilai diatas atau sama KKM 70, maka
pelaksanaan penelitian akan dilanjutkan dengan siklus ke dua. Apa bila setelah
siklus kedua indikator kinerja penelitian belum tercapai maka penelitian
dihentikan dengan kesimpulan bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning tidak dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada
materi pembelajaran keliling dan luas bangun datar. Secara rinci prosedur
penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:
a. Membuat skenario Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
b. Menetapkan indikator ketercapaian dan instrumen penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi
tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning
21
2. Implementasi tindakan.
Adapun langkah-langkah dalam implementasi tindakan ini terdiri dari:
1) Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
a. Kegiatan Awal/Pendahuluan (15 menit)
a) Mengucapkan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing
b) Mengecek kehadiran siswa
c) Memberitahu judul materi pembelajaran
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
b. Kegiatan Inti (40 menit)
a) Menerangkan materi.
b) Memberikan pertanyaan kepada siswa
c) Membagi siswa dalam suatu kelompok diskusi.
d) Memberikan soal LKPD kepada masing-masing kelompok yang
berisi masalah yang akan dipecahkan bersama dalam kelompok dan
menyuruh membaca terlebih dulu soal LKPD yang telah dibagikan
sebelum siswa mengerjakannya
e) Membantu siswa menjelaskan tata cara mengerjakan LKPD yang
berhubungan dengan masalah tentang materi pecahan
f) Meminta tiap – tiap kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan
masalah yang ada dalam LKPD secara bersama dalam kelompoknya
g) Membimbing tiap-tiap kelompok yang kesulitan menyelesaikan
pecahan masalah yang termuat dalam LKPD selama pembelajaran
kelompok berlangsung
22
2) Mendiskusikan hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan guru mata
pelajaran Matematika di SDN 100 Kendari sehingga hasil observasi dan
interpretasi memperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu
diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target
agar hal-hal yang belum berjalan sebagaimana mestinya maka dilakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Secara skematis, proses pelaksanaan tindakan kelas dalam penelitian ini
dapat ditampilkan seperti pada gambar berikut:
Perencanaan
Pengamatan
perencanaan
Pengamatan
Selesai
1. Observasi
Observasi yang akan dilakukan didalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:
1) Observasi terhadap kegiatan mengajar guru
Disini akan di lakukan pada setiap kali pertemuan, aspek yang akan
diamati dari kegiatan mengajar guru adalah proses pelaksanaan atau penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning yang jelas di isi dengan materi
pelajaran yang berisi materi bangun datar. Kegiatan pembelajaran pertemuan
pertama materi yang akan di bahas dalam keliling bangun datar yang diuraikan
oleh guru. Sehingga guru harus memberikan cotoh sebelum siswa di persiapkan
mengerjakan LKPD. Pada saat bekerja guru bertindak sebagai pembimbing,
artinya bila ada kelompok yang belum mampu memecahkan secara bersama guru
membantunya (guru mengarahkan) agar bisa memecahkan soal yang dihadapi
pada proses pelaksanaan mengajar LKPD yang berisi tentangkeliling dan luas
bangun datar. Diamati oleh peneliti yang hasil pengamatannya tertera dalam
lembar observasi aktivitas belajar siswa. Aspek-aspek yang diamati khususnya
pada kegiatan inti yaitu: a) Partisipasi siswa dalam kelompok ketika mengerjan
tugas kelompok, b) kerjasama, c) Pertukaran pendapat (shering), d) Kekompakan
dalam bekerja, e) Semangat kerja tanggung jawab dan ketepatan dalam
memecahkan masalah atau soal yang diberikan serta tanggung jawab dalam
melaporkan hasil kegiatan di depan kelas
2. Evaluasi/Tes
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan dan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa
pada materi keliling dan luas bangun datar. Tes ini berupa post-test, post-test
dilakukan setelah medel pembelajaran Problem Based Learning diterapkan. Post-
test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan metode
Problem Based Learning.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengumpulkan informasi berupa penmengambil gambar kegiatan para siswa dan
guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.
1. Instrumen Yang Bersifat Observasi
Observasi dibuat dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran
Problem Based Learning .Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem
Based Learning maka yang diobservasi meliputi (1) saat guru memberikan
pertanyaan kepada siswa, (2) saat guru membentuk kelompok belajar siswa
dengan cara berpasangan dengan temannya lalu memecahkan masalah yang sudah
diberikan guru pada tahap pertama dengan teman kelompoknya, dan (3) saat guru
meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya (4)
Saat guru melakukan refleksi hasil diskusi yang telah disajikan dan menunjukkan
hasil kerja kelompok yang benar. Tujuan observasi adalah (a) Untuk mendapatkan
data tentang aktivitas belajar siswa persiklus atau dua kali pertemuan, (b) Untuk
mendapatkan data tentang aktivitas mengajar guru setiap pertemuan.
27
b. Definisi Operasional
Hasil belajar materi keliling dan luas bangun datar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah skor total yang diperoleh siswa setelah menjawab tes hasil
belajar materi keliling dan luas bangun datar kelas IV semester genap.
masalah peserta didik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis
secara deskriptif kualitatif melalui hasil observasi yang dilakukan. Analisis data
kuantitatif digunakan untuk menentukan perbaikan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik peserta didik yang didapatkan melaui hasil tes dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Data Nilai Rata-Rata Belajar Peserta didik
Untuk menentukan nilai rata-rata,peneliti menggunakan rumus
(Daryanto, 2018) :
∑x
X=
∑n
Dengan :
X = Nilai Rata-Rata
∑x = Jumlah Semua Nilai Peserta didik
∑n = Jumlah Peserta didik
R
S= x 100
N
Keterangan:
S = Nilai
R = Jumlah skor dari soal yang akan dijawab benar
N = Skor Maksimal
Keterangan:
P = Persentase tingkat aktifitas belajar peserta didik
F = Jumlah nilai tingkat aktivitas belajar peserta didik
N = Jumlah nilai tingkat aktivitas belajar peserta didik ideal
c. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal ditentukan berdasarkan persentase ketuntasan individu
peserta didik pada setiap siklus pembelajaran dengan rumus sebagai
berikut (Daryanto, 2018):
P=∑∋ ¿ x 100 % ¿
N
Keterangan:
P = Ketuntasan
∑Ni = Jumlah peserta didik yang tuntas
N = Jumlah seluruh peserta didik
H. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan
pemecahan masalah materi keliling dan luas bangun datar yang ditunjukkan
dengan keberhasilan belajar siswa mendapatkan nilai minimal 70 seuai dengan
KKM dalam pelajaran matematika yang ditetapkan oleh sekolah atau siswa telah
mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu 85% siswa SDN 100 Kendari.
1. Dari segi hasil penelitian di anggap tutas apabila 85% siswa sudah mendapat
nilai 70 ke atas.
30
2. Dari segi aktivitas guru, hasil penelitian di anggap tuntas atau berhasil apabila
pelaksanaan pembelajaran 100% sesuai dengan skenario/Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
3. Dari segi aktivitas siswa, hasil panelitian ini di anggap tuntas apabila
pelaksanaan pembelajaran 100% sesuai dengan skenario/Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitia
1. Deskripsi Siklus I
a. Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan berpedoman pada RPP yang sudah dibuat
sebelumnya. Pada pelaksanaan tindakan sisklus I pertemuan I dilakukan pada hari
senin, 03 April 2023 mulai pukul 08.00- 09.10 WITA dengan materi mengenal
bangun datar, keliling bangun datar.
Berdasarkan lembar observasi siswa dari 18 siswa yang diamati
pada siklus I yaitu pertemuan I sebanyak 5 deskriptor. Pada pertemuan I
siswa di bagi menjadi 4 kelompok ditemukan bahwa aktivitas belajar
siswa dalam pemecahan masalah pada siklus I pertemuan I jika persentase
ketercapaian aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah pada
kelompok 1 mencapai 40% belum tercapai 60%., kelompok 2 mecapai
45% belum tercapai 55%, kelompok 3 mencapai 50% belum tercapai 50%,
kelompok 4 mencapai 40% belum tercapai 60%. Jika dirata-ratakan
presentase ketercapaian siswa yaitu 43,75%. Dari kenyataan ini dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah
siklus I pertemuan I belum mencapai indikator ketercapaian yaitu 85%
60.00%
50.00%
Tuntas
40.00% Tidak Tuntas
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
31
(Gambar 4.1 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan I)
32
33
50.00%
40.00% Tuntas
30.00% Tidak Tuntas
20.00%
10.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan berpedoman pada RPP yang sudah dibuat
sebelumnya. Pada pelaksanaan tindakan sisklus I pertemuan II dilakukan
pada hari kamis, 06 April 2023 mulai pukul 08.00- 09.10 WITA dengan
materi mengenal bangun datar, keliling bangun datar.
Berdasarkan lembar observasi siswa dari 18 siswa yang diamati
pada siklus I yaitu pertemuan II sebanyak 5 deskriptor. Pada pertemuan II
siswa di bagi menjadi 4 kelompok dan ditemukan bahwa aktivitas belajar
siswa dalam pemecahan masalah pada siklus I pertemuan II jika persentase
ketercapaian aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah pada
kelompok 1 mencapai 50% belum tercapai 50%., kelompok 2 mecapai
55% belum tercapai 45%, kelompok 3 mencapai 60% belum tercapai 40%,
34
(Gambar 4.3 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan II)
Hasil analisis observasi guru sesuai dengan lembar observasi
sebanyak 11 deskriptor yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada
pertamuan II yang dicapai oleh guru dengan presentase ketercapaian
sebanyak 73% sedangkan yang tidak tercapai dengan persentase mencapai
27%. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa presentase ketercapaian
aktivitas mengajar guru kelas IV SDN 100 Kendari siklus I pertemuan II
belum mencapai indicator keberhasilan yang diharapkan yaitu minimal
mencapai 85%, dapat dilihat pada gambar 4.4
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas
35
(Gambar 4.4 Grafik Analisis Aktifitas Mengajar Guru Siklus I Pertemuan II)
Hasil analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dilakukan dengan cara
tes hasil belajar siswa dilakukan secara individu, karena dengan cara ini peneliti
bisa melihat kemampuan kognitif setiap siswa atas materi yang telah diajarkan
Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam
pencapaian hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kategori
tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan
hasil belajar seluruh siswa sebanyak 18 orang yang mengikuti tes dengan KKM
70. Siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya 5 orang siswa atau dengan presentase
76%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai <70 hanya 13 orang siswa atau
dengan presentase 24%.
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
2. Deskripsi Siklus II
a. Pertemuan I
36
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan berpedoman pada RPP yang sudah dibuat
sebelumnya. Pada pelaksanaan tindakan sisklus II pertemuan II dilakukan pada
hari kamis, 13 April 2023 mulai pukul 08.00- 09.10 WITA dengan materi
mengenal bangun datar, keliling bangun datar.
Berdasarkan lembar observasi siswa dari 18 siswa yang diamati pada
siklus II yaitu pertemuan II sebanyak 5 deskriptor. Pada pertemuan II siswa di
bagi menjadi 4 kelompok dan ditemukan bahwa aktivitas belajar siswa dalam
pemecahan masalah pada siklus II pertemuan II jika persentase ketercapaian
aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah pada kelompok 1 mencapai
90% belum tercapai 10%., kelompok 2 mecapai 85% belum tercapai 15%,
kelompok 3 mencapai 95% belum tercapai 5%, kelompok 4 mencapai 80% belum
tercapai 20%. Jika dirata-ratakan presentase ketercapaian siswa yaitu 87,5%. Dari
38
kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pemecahan
masalah siklus II pertemuan II sudah mencapai indikator ketercapaian yaitu 85%
(Gambar 4.9 Hasil observasi aktivitas mengajar Guru siklus II Perteuan II)
Hasil analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus II dilakukan dengan
cara tes hasil belajar siswa dilakukan secara individu, karena dengan cara ini
peneliti bisa melihat kemampuan kognitif setiap siswa atas materi yang telah
diajarkan Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif
siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Dalam pencapaian hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
kategori tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II
menunjukkan hasil belajar seluruh siswa sebanyak 18 orang yang mengikuti tes
dengan KKM 70. Siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya 14 orang siswa atau
dengan presentase 86,43%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai <70 hanya 4
orang siswa atau dengan presentase 13,57%, dapat dilihat pada gambar 4.10
40
B. Pembahasan
1. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pemecahan Masalah SDN 100 Kendari
Model Problem Based Learning adalah cara menanamkan
pemahaman dengan mendorong peserta didik untuk memperhatikan,
menyelidiki, dan memikirkan suatu masalah untuk selanjutnya
menganalisis dan memecahkan masalah tersebut. Aktivitas belajar siswa
pada siklus I terdiri dari dua pertemuan pada pertemuan I siswa di bagi
menjadi 4 kelompok ditemukan bahwa aktivitas belajar siswa dalam
pemecahan masalah pada siklus I pertemuan I jika persentase ketercapaian
aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah pada kelompok 1
mencapai 40% belum tercapai 60%., kelompok 2 mecapai 45% belum
tercapai 55%, kelompok 3 mencapai 50% belum tercapai 50%, kelompok
41
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri
5 Tongkuno ini dilakukan dalam dua siklus . Setiap siklus meliputi empat tahap,
yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) implementasi tindakan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Dari hasil penelitian tindakan
kelas, di peroleh kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam kemampuan pemecahan masalah pada materi
keliling dan luas bangun datar kelas IV di SD Negeri 100 Kendari. Hasil
penelitian menunjukan bahwa persentase ketercapaian aktivitas siswa dalam
kemampuan pemecahan masalah pada siklus I aktivitas siswa dalam kemampuan
pemecahan masalah pada pertemuan I mencapai 43,75% dan presentase yang
belum tercapai 56,25%. Pada pertemuan II mencapai 53,75% dan presentase yang
belum tercapai 46,25% indikator penelitian ini belum mencapai 85%. Pada siklus
II pertemuan I mencapai 66,25%. Pada pertemuan II mencapai 87,5% dan
presentase yang belum tercapai 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
ketercapaian aktivitas belajar siswa dalam kemampuan pemecahan masalah kelas
IV SDN 100 meningkat dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang
diharapkan yaitu 85%
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan aktivitas guru pada materi keliling dan luas bangun datar kelas IV
di SDN 100 Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase ketercapaian
aktivitas guru pada siklus I pada pertemuan I mencapai 45,45% sedangkan yang
tidak tercapai dengan presentase mencapai 54,55%. Pada pertemuan II mencapai
73% sedangkan yang tidak tercapai dengan persentase mencapai 27% indikator
penelitian ini belum mencapai 85%. Pada siklus II pertemuan I mencapai 82%
sedangkan yang tidak tercapai dengan presentase mencapai 18%. Pada pertemuan
II mencapai 91% sedangkan yang tidak tercapai dengan persentase mencapai 9%
42
43
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas guru meningkat dan mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan yaitu 85%
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keliling dan luas bangun datar kelas
IV di SDN 100 Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I hasil
belajar keliling dan luas bangun datar dimana terdapat siswa yang memperoleh
nilai ≥70 hanya 5 orang siswa atau dengan presentase 76%, sedangkan siswa yang
memperoleh nilai <70 hanya 13 orang siswa atau dengan presentase 24%. Pada
siklus II dimana terdapat siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya 14 orang siswa
atau dengan presentase 86,43%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai <70
hanya 4 orang siswa atau dengan presentase 13,57%, Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa pada materi keliling dan luas bangun datar meningkat.
B. Saran
1. Bagi sekolah, khususnya SDN 100 Kendari disarankan agar selalu
memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan kepada guru untuk
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran khususnya pada pokok bahasan keliling dan luas bangun
datar sebagai inovasi pembelajaran yang pada akhirnya akan
meningkatkan aktivitas guru sehingga aktivitas siswa dapat meningkat dan
hasil belajar siswa itu sendiri, baik secara individual maupun secara
klasikal
2. Bagi guru, khususnya guru mata pelajaran matematika di harapkan dapat
mengetahui, memahami, dan menerapakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dalam upaya peningkatan aktivitas guru, aktivitas
belajar siswa dalam pemecahan masalah dan hasil belajar matematika
siswa.
3. Bagi siswa, di harapakan dapat mengikuti model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) secara seksama di bawah arahan guru, sehingga
proses belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan yang di harapakan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model Dan Metode
Pembelajaran Di Sekolah. Unissula Press.
Agustami, Aprida, V., & Pramita, A. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Timss Materi
Geometri. Jurnal Prodi Pendidikan Matematika (Jpmm), 3(1), 244–231.
Https://Doi.Org/10.31949/Dm.V4i1.2017
Amsari, D., & Mudjiran. (2018). Implikasi Teori Belajar E.Thorndike
(Behavioristik) Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Basicedu, 2(2), 52–
60.
Apriliana, R., Subekti, E. E., & Wardana, M. Y. S. (2021). Analisis Dampak
Pembelajaran Online Terhadap Wali Murid, Wali Kelas, Dan Siswa Kelas Ii
Sd Muhammadiyah 17 Surabaya Di Tengah Pandemi Covid-19. Inventa,
5(1), 83–88. Https://Doi.Org/10.36456/Inventa.5.1.A3485
Asrori, & Rusman. (2020). Classroom Action Research Pengembangan
Kompetensi Guru. CV. Pena Persada.
Chiristina, E. N., & Andirakasiwi, A. G. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Tahapan Polya Dalam Menyelesaikan Persamaan Dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif (Jpmi), 04(02), 405–424. Https://Doi.Org/10.22460/Jpmi.V4i2.405-
424
Daryanto. (2018). Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Gava Media.
Hasanah, W. O. U., Yasin, M., & Ashari, I. (2021). Jurnal Ilmiah. Pembelajaran
Sekolah Dasar Available Online At : Http://Ojs.Uho.Ac.Id/Index.Php/Jipsd
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Di Kelas Iv Sdn 03 Tongkuno
Selatan Jurusan Pgsd , Univer. 3(1), 58–67.
Indarwati, D., Wahyudi, W., & Ratu, N. (2014). Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Melalui Penerapan Problem Based
Learning Untuk Siswa Kelas V Sd. Satya Widya, 30(1), 17.
Https://Doi.Org/10.24246/J.Sw.2014.V30.I1.P17-27
Ismatunsarrah, Ridha, I., & Hadiya, I. (2020). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Ctl Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Pada
Materi Elastisitas Di Sman 1 Peusangan. Jurnal Ipa & Pembelajaran Ipa,
4(1), 70–80. Https://Doi.Org/10.24815/Jipi.V4i1.14567
Maesari, C., Marta, R., & Yusnira. (2019). Penerapan Model Pembelajaran
45
46
59. Https://Doi.Org/10.32630/Sukowati.V2i2.37
Syamsidah, & Suryani, H. (2018). Model Peoblem Based Learning (Pbl). In Buku.
Grup Penerbitan Cv Budi Utama.
Tayeb, T. (2017). Analisis Dan Manfaat Model Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Dasar Islam, 4(2), 48–55.
Watini, S. (2019). Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Sains Pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 3(1), 82. Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V3i1.111
Yunianto, T., Ulfah, J., & Sholeha, M. (2021). Analisis Pemecahan Masalah
Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Peserta Didik Kelas V Sekolah
Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 6(1), 1–12.
Https://Doi.Org/10.25078/Aw.V6i1.2093
48
LAMPIRAN
49