Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

NAMA : NI KOMANG ARININGSIH


NIM 859022786

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


(BI)FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN IPS
SISWA KELAS IV SDN 2 BATUBULAN KANGIN TAHUN PELAJARAN
2021/2022

LAPORAN

Oleh :
NI KOMANG ARININGSIH
859022786

Telah disetujui oleh pembimbing tutorial PKP untuk laporan Pemantapan


Kemampuan Profesional.

Gianyar, 22 April 2022


Mengetahui,

I WAYAN DARSANA DRS.M.ED


Nip………………………………..

1
DAFTAR ISI

BAB I
Pendahuluan...................................................................................................3
A.Latar Belakang Masalah (data awal dalam mengidentifikasi masalah, dan
analisis masalah)................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Perbaikan.......................................................................................... 5
D. Manfaat Perbaikan........................................................................................6

BAB II
Kajian Pustaka...................................................................................................7

BAB III
Pelaksanaan Perbaikan.....................................................................................17
A. Informasi subjek penelitian (Lokasi, waktu, tema, kelompok dan karakteristik
anak) ................................................................................................................17
B. Deskripsi per siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan
data/instrumen, refleksi)...................................................................................20

BAB IV
Hasil dan Pembahasan......................................................................................23
A. Deskripsi per siklus (data tentang rencana, pengamatan, refleksi), keberhasilan
dan kegagalan, lengkap dengan data................................................................23
B. Pembahasan dari setiap siklus......................................................................23

BAB V
Kesimpulan dan Saran....................................................................................38
1. Kesimpulan..................................................................................................38
2. Saran.............................................................................................................38

Daftar Pustaka..................................................................................................40
Lampiran ..........................................................................................................40

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu tantangan yang
dihadapi Indonesia saat ini. Kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh pendidikan
nasional, merupakan andalan bagi terciptanya tujuan pembangunan nasional. Maka dari itu
setiap kegiatan pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk dapat mencapai hal tersebut
maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh dan tidak hanya berupa kegiatan
instruksional (pengajaran).
Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Salah satu
pemegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu guru. Guru adalah
salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang ikut berperan dalam
usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Dalam
rangka ini guru tidak semata-mata sebagai ”pengajar” yang melakukan transfer of
knowledge, tetapi juga sebagai ”pendidik” yang melakukan transfer of value dan sekaligus
sebagai ”pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai ”pengajar”, ”pendidik” dan ”pembimbing”, maka
diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru.
Proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila terjadi interaksi
yang baik antara guru dan siswa. Menurut Sanjaya (2009:24), salah satu kecenderungan
yang sering dilupakan, bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan
mengajarnya guru. Sehingga dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan
sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran.
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman.
Kurikulum 2013 merupakan pembaharuan dari penerapan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 (dalam Kemendikbud, 2013) memiliki tujuan untuk untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dalam kurikulum 2013 semua pembelajaran disusun secara tematik integratif dengan
3
memiliki kompetensi dasar tersendiri, dan masing-masing harus dituntaskan siswa. Salah
satu muatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah muatan pelajaran IPS.
Muatan pelajaran IPS yang mempelajari segala aspek, fenomena, perkembangan dan
permasalahan kehidupan sosial manusia di lingkungan masyarakat. Pembelajaran IPS
berupaya membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi awal terhadap nilai Penilaian Tengah Semester 1 di
kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin ditemukan masalah mengenai hasil belajar IPS
terutama pada kompetensi pengetahuan siswa yang masih rendah. Dari jumlah siswa
sebanyak 20 orang, sebanyak 9 orang siswa (45%) belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) IPS yang ditentukan yaitu 65.
Pendekatan saintifik sudah diterapkan sebelumnya, namun perlu dimaksimalkan
lagi dengan mengintegrasikan model pembelajaran inovatif yang menekankan pada
pembelajaran bermakna serta media yang dapat menarik minat belajar, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada kompetensi pengetahuan IPS
siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diinovasikan dalam proses pembelajaran
daring adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem
Based Learning memungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa dalam
memecahkan masalah sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21, serta dapat
memfasilitasi siswa untuk melakukan komunikasi, kerja kelompok, dan keterampilan
interpersonal dengan lebih baik.
Dalam pembelajaran, pemanfaatan media yang dapat menarik minat belajar siswa
juga penting dalam pengimplementasian model pembelajaran Problem Based Learning
untuk menciptakan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan. Media yang dapat
digunakan untuk menarik minat belajar siswa salah satunya adalah media audio visual.
Terlebih, di era digitalisasi ini, siswa lebih tertarik pada media dinamis yang dapat dilihat
serta didengar penjelasannya, seperti halnya tayangan sebuah video pembelajaran. Dengan
bantuan media audio visual, berupa video pembelajaran, siswa dapat lebih memahami
materi dengan baik. Media audio visual juga dapat membangkitkan minat belajar siswa

4
karena menyuguhkan tayangan yang menarik serta konten-konten yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan perkembangan isu saat ini. Selain itu, media audio visual
dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang semula sulit dibayangkan siswa, sehingga
memudahkan siswa dalam mamahami materi pelajaran.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang
berjudul. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPS Pada Tema 4 Siswa
Kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media


Audio visual dapat meningkatkan hasil belajar pada muatan pelajaran IPS siswa kelas
IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin 2021/2022?

C. Tujuan Perbaikan

Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Salah


satu pemegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu guru. Guru
adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.
Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai ”pengajar” yang melakukan transfer of
knowledge, tetapi juga sebagai ”pendidik” yang melakukan transfer of value dan sekaligus
sebagai ”pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai ”pengajar”, ”pendidik” dan ”pembimbing”, maka
diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru.
Proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila terjadi
interaksi yang baik antara guru dan siswa. Menurut Sanjaya (2009:24), salah satu
kecenderungan yang sering dilupakan, bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya
siswa dan bukan mengajarnya guru. Sehingga dalam proses pembelajaran guru tidak
hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran. Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim
belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman.

5
D. Manfaat Perbaikan

Dalam memperbaiki pembelajaran sangat penting karena memang sasaran akhir


penelitian adalah perbaikan pembelajaran demi menimbulkan rasa puas bagi guru karena
ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
Disamping itu, hasil penelitian yang diperolehnya dapat disebarkan kepada teman sejawat,
sehingga mereka barangkali tergerak untuk mencobakan hasil tersebut atau paling tidak
mencoba melakukan perbaikan bagi pembelajaran di kelasnya. Dengan melakukan
penelitian guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain,
guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional. Sebagaimana
diketahui, sebagai pekerja profesional, guru dituntut untuk mampu mengembangkan diri
dari pemula sampai ke ahli.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru
atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dapat diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut. PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah dalam konteks pengembangan
profesi guru secara berkelanjutan yang ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran atau mutu pendidikan pada umumnya. PTK ini
cocok dilakukan oleh guru karena prosenya praktis.
Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
sekolah. Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau
memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan,
meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.

2. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Pada PTK terdapat sebuah siklus yang terdiri dari empat tahapan. Tahapan-
tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Arikunto dkk. 2014:17-20):
1) Perencanaan (Planning)
Tahap ini adalah tahap untuk menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. Kemudian dilanjutkan
dengan menyusun aneka perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), media pembelajaran, sumber-sumber belajar, dan lain-lain.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan yang akan
dilakukan di kelas. Guru pun seyognyanya mengajar sesuai dengan rencana
pembelajaran, membelajarkan siswa seperti biasa bukan dibuat-buat.

7
3) Pengamatan (Observing)
Pengamatan adalah proses mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru kepada siswa dan melihat bagaimana perkembangan serta peningkatan yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan dari kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahapan ini dilakukan
kegiatan diskusi tentang kekurang dan kelebihan dari kegiatan pelaksanaan,
kemudian berdiskusi lagi tentang implementasi rancangan tindakan berdasarkan
pengalaman yang telah didapat.

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning


1. Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran adalah suatu kerangka atau konsep yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran siswa dapat memperoleh ide
dan informasi. Model pembelajaran yang inovatif telah banyak diterapkan dengan
harapan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang
inovatif adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
Menurut Siregar (2011:119), model pembelajaran berbasis masalah atau
Problem Based Learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan
pada paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa (student-
centered learning). Rusman (2011:241) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensi dari pelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berbasis
kepada partisipasi para siswa (Suyatno, 2009:60). Dalam pembelajaran berbasis
masalah yang lebih dipentingkan adalah proses dan bukan hanya sekedar hasil belajar
yang diperoleh. Apabila proses belajar dapat berlangsung secara maksimal, maka
kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh juga akan optimal (Rusmono,
2012:82).

8
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan model pembelajaran
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham
konstruktivisme yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa berfikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah.

2. Langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning


Model Pembelajaran Problem Based Learning terdiri atas 5 tahap. Adapun
langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (menurut Rusmono,
2012: 81) yaitu sebagai berikut.
1) Tahap 1: Mengorganisasikan siswa kepada masalah
Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan
kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri
2) Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah itu
3) Tahap 3 : Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen,mencari penjelasan, dan solusi
4) Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang
sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka
berbagai karya mereka
5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses
yang mereka gunakan.

3. Kelebihan atau keunggulan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Setiap model pembelajaran yang diterapkan tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1) Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

9
3) Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana menstansfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkanpengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan
sekitarnya.

C. Media Audio Visual


Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara
atau pengantar. Istilah media yang digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan
adalah media pendidikan atau media pembelajaran (Sanjaya, 2009:163).
Daryanto (2010:5) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah “segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Daryanto (2010:4) menyatakan bahwa media dalam pembelajaran harus bermanfaat
sebagai berikut, 1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; 3) menimbulkan gairah belajar,
berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar; 4) memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinestetiknya; serta 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khusunya
di bidang elektronika, telekomunikasi dan informasi, serta teknologi komputer, maka
media pembelajaran tampil dengan berbagai jenis dan format, seperti visual, video, tape
recorder, program radio, internet dan sebagainya.
Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan digunakan
dalam pembelajaran, namun pada dasarnya menurut Asyhar (2012:44) semua media
tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media
audio-visual dan multimedia.
Media Audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melinatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu

10
proses atau kegiatan. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video dan program
TV.
Kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat
yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
1) Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat
pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2) Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
3) Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuk waktu
yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya
dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
Berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan
media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa, pemilihan media audio
visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus
mampu memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi
lebih giat belajar.
Media audio visual yang cocok dikombinasikan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning adalah video pembelajaran. Penggunaan video pembelajaran
tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengkonkretkan konsep-konsep IPS yang masih sulit
dibayangkan siswa. Selain itu, bisa juga digunakan sebagai sumber informasi siswa untuk
mengobservasi kegiatan pembelajaran yang tengah dilakukan. Dengan bantuan media
berupa video tersebut, maka pemahaman siswa akan semakin jelas dan utuh. Penggunaan
media audio visual juga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan
lebih bergairah, karena menyuguhkan tayangan video yang dapat menarik minat belajar
siswa.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media audio visual adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara aktif, nyaman, dan menyenangkan,
serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui kegiatan belajar bermakna guna
mengkonstruksi pengetahuan, dan mengoptimalkan pemahaman materi siswa.

11
D. Hasil Belajar IPS dalam Ranah Kompetensi Pengetahuan
1. Pengertian Kompetensi Pengetahuan
Kompetensi (Hall dan Jones) adalah pernyataan yang menggambarkan
penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara
pengetahuan dan kekampuan yang dapat diamati dan diukur. Sedangkan Spencer
mengatakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang
berhubungan timbal balik dengan suatu kriteria efektif dan atau kecakapan terbaik
seseorang dalam pekerjaan atau keadaan.
Richards menyebutkan bahwa istilah kompetensi mengacu pada perilaku yang
dapat diamati, yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari dengan
berhasil. Sementara Puskur, Balitbang, Depdiknas memberikan rumusan bahwa
kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
Maka, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diaktualisasi oleh peserta didik dalam pembelajaran (PP 74/2008).
Dalam kurikulum 2013 aspek yang dapat diukur dan diamati yang dinyatakan
dalam rumusan kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan. Kompetensi pengetahuan merupakan salah satu yang
didapat siswa selama dan setelah proses pembelajaran mengenai pemahaman terhadap
sejumlah informasi dan ide-ide (Susanto, 2013).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016, lulusan pada tingkat sekolah dasar memiliki dimensi pengetahuan sebagai
berikut.
Tabel 2.1 Dimensi Pengetahuan
Dimensi Penjelasan
Pengetahuan
Faktual Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa dan negara.
Konseptual Terminologi / istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori,
prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa dan negara.

12
Dimensi Penjelasan
Pengetahuan
Prosedural Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan
yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.
Metakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri
dan menggunakannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa dan negara.
(Sumber: Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016)

Dimensi pengetahuan pada tingkat sekolah dasar hanya mencakup pada


pengetahuan faktual dan konseptual saja, karena karakteristik siswa di SD masih
berada pada masa operasional kongkret sehingga siswa belum bisa untuk berpikir
formal. Sejalan dengan (Sani, 2014:47), mengatakan bahwa “dimensi pengetahuan
harus dimiliki siswa SD hanya merupakan pengetahuan faktual dan konseptual”.
Aspek-aspek yang diukur dalam tingkat penguasaan kompetensi inti
pengetahuan adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi yang kemudian disempurnakan oleh Lorin Anderson Krathwol (2001) dengan
istilah serta urutan sebagai berikut: remembering (mengingat), understanding
(memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis), evaluating
(mengevaluasi) dan Creating (Mencipta), (Kosasih, 2014).
Sesuai dengan pemaparan tersebut dapat disimpulkan, kompetensi pengetahuan
adalah kompetensi yang dapat mengukur tingkat penguasaan atau pencapaian siswa
dalam aspek pengetahuan yang diperoleh dari isi suatu materi atau bahan pelajaran
setelah mengalami proses belajar.

2. Hakikat Pembejaran IPS di SD


Menurut Sardjiyo (2007: 1.26) “IPS adalah bidang studi yang mempelajari,
menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari
berbagai aspek kehidupaan atau satu perpaduan”. IPS sebagai bidang studi memiliki
garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapannya yaitu meliputi gejala-gejala dan
masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan
dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya,

13
melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah sosial
tadi ditelaah, dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan
pemecahannya. Kehidupan di masyarakat beraspek majemuk, yang meliputi aspek-
aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik
(Sumaatmadja, 2007:1.8).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial,
memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui muatan pelajaran
IPS anak diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (BSNP 2011:17). IPS SD
bergerak dari yang konkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan
lingkungan yang semakin meluas (expanding environment apporoach) dan pendekatan
spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi
lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya.
Muatan pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan yaitu:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4)
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2011:17).
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek yakni: 1) manusia,
tempat dan lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan dan perubahan; 3) sistem sosial dan
budaya; 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mengkaji tentang masalah
sosial yang ada di lingkungan masyarakat, sebagai interdisipliner yang
menggabungkan materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Sementara
pembelajaran IPS di SD menekankan pada pola pendekatan lingkungan yang semakin
meluas (expanding environment apporoach) dan pendekatan spiral. Jadi kompetensi
pengetahuan IPS merupakan pemahaman untuk menggunakan nilai-nilai sosial dalam
ranah kognitif yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,
kemahiran, nilai, sikap dan minat untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.

14
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, maka
dapat disajikan kerangka berpikir sebagai berikut.

Latar Belakang Masalah

Model pembelajaran kurang inovatif Media pembelajaran kurang bervariatif

Kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS


siswa rendah

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning


Berbantuan Media Audio Visual

Kompetensi pengetahuan muatan pelajaran


IPS siswa meningkat

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

IPS merupakan salah satu muatan pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan dasar. Muatan pelajaran IPS merupakan integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial.
Pelaksanaan pembelajaran IPS saat ini dalam kurikulum 2013 di sekolah dasar
dikemas dalam bentuk pembelajaran tematik integratif dengan mengembangkan
keterampilan, sikap, dan pengetahuan peserta didik. Tematik integratif artinya suatu
pembelajaran berbasis tema-tema yang mengacu pada aspek kehidupan nyata sesuai
dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir, dan kebiasaan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari (Susanto, dalam Putra, 2017).
Namun, dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin,
kompetensi pengetahuan siswa yang masih rendah. Selama ini guru menguasai konsep
dan materi IPS dengan baik namun dalam pelaksanaan pembelajaran masih minimnya
menggunakan model pembelajaran yang inovatif serta media pembelajaran yang menarik
perhatian dan memotivasi siswa .

15
Maka, dibutuhkan penerapan model pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran
yang dapat memotivasi siswa untuk peran aktif selama proses pembelajaran sehingga dapat
berdampak pada hasil belajar siswa. Dalam hal ini, salah satu model pembelajaran yang
tepat digunakan dalam pembelajaran IPS yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning. Pada model pembelajaran Problem Based Learning.
Adapun media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dan
dapat memotivasi siswa dalam belajar yaitu media audio visual. Media audio visual adalah
jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran
(audio) dan penglihatan (visual) sekaligus dalam suatu kegiatan atau proses. Alat bantu ini
juga merupakan alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu kata serta
tulisan dapat menularkan pengetahuan, ide serta sikap siswa.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio
visual akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif dengan menemukan
konsep dan pengetahuan, serta melakukan sendiri kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran
IPS. Pembelajaran yang bermakna akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hal
ini adalah hasil belajar IPS.
Sehingga dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan
muatan pelajaran IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Batubulan Kangin Tahun Pelajaran
2021/2022. Penelitian ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Ari Yuliana (2016)
yang menyatakan penguasaan kompetensi pengetahuan mengalami peningkatan sebesar
30,23% melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Serta penelitian
oleh Ahmad Fujiyanto (2016) menyatakan bahwa dengan penggunaan media audio visual
siswa kelas IV pada materi hubungan antarmakhluk hidup dapat meningkatkan dan telah
mencapai target yang diharapkan yaitu 85%.

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka dapat
diajukan hipotesis yang dirumuskan yaitu, jika penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning berbantuan media audio visual dilaksanakan secara optimal, maka dapat
meningkatkan hasil belajar muatan pelajaran IPS pada Tema 7 siswa kelas IV SD Negeri
2 Batubulan Kangin Tahun Pelajaran 2021/2022.

16
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Informasi Subjek Penelitian


Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah di SD Negeri 2 Batubulan Kangin yang
melibatkan siswa kelas IV dengan jumlah 20 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan
12 orang perempuan yang sudah memadai untuk fasilitas kelas dan sarana lainnya untuk
menunjang pembelajaran dikelas.

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan penelitian yang bertempat di SD Negeri 2 Batubulan Kangin,
Br Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian
mengacu pada kalender pendidikan dan jadwal pelajaran karena penelitian memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan kegiatan pembelajaran efektif di kelas pada
semester II tahun ajaran 2021/2022.

Penelitian ini dilaksanakan dalam pola siklus. Artinya siklus selanjutnya akan
ditentukan berdasarkan siklus sebelumnya siklus hingga penelitian yang akan dilakukan
mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta
refleksi. Alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

17
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014:16)

3. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu 1 pertemuan untuk
pelaksanaan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes.
Langkah-langkah dalam siklus I sebagai berikut.
a. Perencanaan Tindakan
1) Mempersiapkan RPP yang berisi sintaks/langkah-langkah yang sesuai dengan
model pembelajaran Problem Based Learning serta berorientasi HOTS dan
mengintegrasikan keterampilan abad 21
2) Mempersiapkan bahan ajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
kepada siswa.

18
3) Mempersiapkan LKS yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk membantu
siswa memahami materi pembelajaran.
4) Mempersiapkan media audio visual yang akan digunakan dalamproses
pembelajaran.
5) Merancang evaluasi hasil belajar untuk mengukur ketercapaian hasil belajar
siswa.
1) Membuat skenario implementasi tindakan.
2) Menyiapkan fasilitas dan saranan pendukung pembelajaran.
3) Menentukan cara analisis data hasil belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan berupa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media audio visual dalam pembelajaran IPS di
kelas IV. Selama tindakan penelitian, siswa difasilitasi agar aktif mengikuti
pembelajaran sesuai dengan skenario atau langkah-langkah pembelajaran model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual.
c. Observasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah mengamati segala kegiatan
yang terjadi selama proses tindakan yang dilakukan. Observasi yang dilakukan
berkaitan dengan hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan muatan pelajaran
IPS dan kendala-kendala yang dialami dalam penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media audio visual. Dalam melakukan
observasi berpedoman pada instrumen observasi.
d. Refleksi
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melihat hasil belajar pada
kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS yang dicapai siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dan melakukan diskusi dengan rekan guru terkait kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil
dari kegiatan ini berupa informasi yang digunakan sebagai dasar untuk merancang
kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II atau siklus selanjutnya. Apabila dalam
pelaksanaan pembelajaran diperoleh data-data dan catatan-catatan yang
mengidentifikasikan kurang sempurnanya pembelajaran yang telah dilakukan maka
tahap tersebut dilakukan perencanaan ulang sehingga perencanaan baru siap untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya.

19
4. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan/merumuskan keunggulan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I.
2) Meninjau dan menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil
evaluasi dan refleksi siklus I.
b. Tindakan
Tahap tindakan pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan tindakan
pada siklus I, namun terdapat beberapa hal yang ditambahkan dalam pembelajaran,
yaitu guru memberikan bimbingan secara individu kepada siswa yang
membutuhkan.
c. Pengamatan
Obsevasi pada siklus II tidak jauh berbeda pada tahap I, berupa data kuantitatif
dengan instrumen berupa tes hasil belajar.
d. Refleksi
Tahap refleksi pada siklus II ini membahas tentang bagaimana kegiatan
pelaksanaan pembelajaran di siklus II serta membahas apa yang menjadi
keberhasilan dan kekurangan dari pembelajaran di siklus II, apabila dalam siklus II
belum mencapai indikator keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklus III.

C. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


1) Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengumpulkan hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan muatan
pelajaran IPS. Data yang dikumpulkan tersebut dilakukan dengan metode tes.
2) Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa hasil belajar pada
kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS adalah bentuk tes yang diunggah pada
platform Google Formulir. Jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda.

D. Metode Analisis Data


Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur dan mampu menyingkap
objek yang hendak diukur atau ketepatan antara alat ukur dengan hal yang diukur. Dilihat
dari segi isinya suatu tes dikatakan valid apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan isi atau materi pelajaran yang diberikan.

20
Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang
dilakukan dengan jalan menyusun dalam bentuk angka dan persentase mengenai keadaan
suatu obyek atau variabel tertentu. Pada analisis data ini dicari persentase hasil belajar pada
muatan pembelajaran IPS dan selanjutnya dibandingkan dengan kriteria keberhasilan yang
ditetapkan.
1. Persentase hasil belajar
a. Skor Individu = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal Ideal
b. Menghitung rata-rata
Menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut :

M=
X

N
Keterangan : M = angka rata-rata
∑X = jumlah skor
N = jumlah individu
c. Menghitung daya serap digunakan rumus sebagai berikut :
M
M (%) = x100%
SMI

Keterangan : M(%) = Rata-rata%


M = Rata-rata skor
SMI = Skor Maksimal Ideal
d. Menghitung ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut.
n  65
  ×100%
N
Keterangan : KB = Ketuntasan Belajar
n = jumlah individu dengan nilai tuntas
N = jumlah individu

E. Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan mengolah data yang terkumpul berupa hasil belajar
hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS dalam
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media audio visual. Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil

21
evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes
dengan kriteria ketuntasan belajar, persentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut
kemudian dibandingkan dengan KKM (Ketuntansan Belajar Minimum) yang telah
ditentukan. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi
pengetahuan muatan pelajaran IPS yaitu dengan membandingkan persentase ketuntasan
belajar dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
audio visual pada siklus I dan siklus II.

F. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan merupakan standar yang digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan dalam suatu penelitian.
Untuk hasil tes dapat dikonversikan ke dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 PAP dengan Skala 5
Persentase penguasaan Nilai Angka Nilai Huruf Kategori
(1) (2) (3) (4)
90 – 100 4 A Sangat tinggi
80 – 89 3 B Tinggi
65 – 79 2 C Sedang
55 – 64 1 D Rendah
0 - 54 0 E Sangat rendah
Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media audio visual dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS
siswa kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin dijelaskan dalam indikator keberhasilan
sebagai berikut.
1. Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi pengetahuan IPS
siswa yaitu ≥ 75 % siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan muatan pelajaran IPS atau memperoleh nilai minimal 65 sesuai dengan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) kelas yang telah ditetapkan sekolah.
2. Pada siklus II, apabila tingkat ketuntasan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan
muatan pelajaran IPS siswa mencapai ≥ 75 % maka penelitian perbaikan pembelajaran
akan diakhiri. Dan apabila tingkat ketuntasan hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan muatan pelajaran IPS siswa mencapai < 75 % maka penelitian perbaikan
pembelajaranakandilan

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, penelitian dilaksanakan dalam siklus I dan siklus II yang meliputi hasil
belajar pada kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS yang berupa skor. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV semester II di Sekolah Dasar Negeri 2 Batubulan Kangin
tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian
yang dirancang. Untuk memperoleh data, digunakan instrumen penelitian yaitu tes uraian
untuk mengukur hasil belajar pada kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS siswa.
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 dibulan April 2022. Pelaksanaan pembelajaran
di kelas berlangsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual. Penelitian
ini dilaksanakan dalam tiga siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap siklus
menghasilkan data tentang peningkatan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan muatan
pelajaran IPS siswa. Data penelitian telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan hasilnya
dipaparkan sebagai berikut.
1. Deskripsi Pra Siklus
Kegiatan pra siklus berupa observasi awal untuk mengetahui permasalahan yang
terdapat pada kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin kompetensi pengetahuan muatan
pelajaran IPS. Dilaksanakan pengamatan berdasarkan hasil Penilaian Tengah Semester
(PTS). Berdasarkan hasil observasi tersebut ditemukan permasalahan dalam
pembelajaran. Permasalahan pertama yaitu nilai Penilaian Tengah Semester (PTS)
Semester 1 muatan pelajaran IPS pada kelas IV menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan. Permasalahan yang kedua, pelaksanaan pembelajaran daring yang
menerapkan model pembelajaran yang kurang inovatif. Permasalahan yang ketiga
media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran daring kurang bervariasi.
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan persiapan rencana

23
tindakan agar penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Rencana
tindakan tersebut dilakukan dengan kegiatan berikut ini:

1. Menentukan metode dan media pembelajaran


Setelah permasalahan teridentifikasi hal yang dilakukan menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan untuk tindakan. Model pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
audio visual.
2. Menentukan materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi kelas IV tema 7.
3. Menyusun Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator penilaian, alokasi
waktu dan sumber belajar. Penyusunan silabus dilakukan berdasarkan ketentuan dan
aturan yang berlaku di SD Negeri 2 Batubulan Kangin
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana guru yang harus disiapkan
sebelum melakukan pembelajaran di kelas. Penyusunan RPP dilakukan berdasarkan
ketentuan dan aturan yang berlaku SD Negeri 2 Batubulan Kangin dan disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
5. Menyusun Instrumen
Instrumen merupakan alat yang akan digunakan untuk pengamatan saat penelitian.
instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan pada
muatan pelajaran IPS siswa setelah diberikan tindakan.
6. Mengumpulkan data nilai kompetensi kognitif siswa
Sebelum melakukan penelitian peneliti mengumpulkan data nilai kompetensi
kognitif yang digunakan sebagai patokan awal sebelum diberikan tindakan

2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan sebagai berikut: (1)
Mempersiapkan RPP yang berisi sintaks/langkah-langkah yang sesuai dengan model
pembelajaran Problem Based Learning serta berorientasi HOTS dan
mengintegrasikan keterampilan abad 21, (2) Mempersiapkan bahan ajar yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, (3) Mempersiapkan LKS yang
24
sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi
pembelajaran, (4) Mempersiapkan media audio visual yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran, (5) Merancang evaluasi hasil belajar untuk mengukur
ketercapaian hasil belajar siswa, (6) Membuat skenario implementasi tindakan, (7)
Menyiapkan fasilitas dan saranan pendukung pembelajaran, dan (8) Menentukan
cara analisis data hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2022 dengan melibat siswa
kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin pada Tema 7 alat –alat transportasi
Selanjutnya dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung berpedoman pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terlampir).
2) Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, guru didampingi oleh seorang teman
sejawat.
3) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan skenario kegiatan pembelajaran.
4) Pengamatan dilakukan sesuai dengan instrumen pengamatan yang telah disusun.

25
c. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung yaitu dengan mencatat kelebihan maupun kekurangan yang terjadi
selama proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui
tingkatan penguasaan materi ajar setelah penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning berbantuan media audio visual dan menganalisis kompetensi
pengetahuan muatan pelajaran IPS siswa secara individu pada tes evaluasi siklus I.
Hasil data tentang hasil belajar pada kompetensi pengetahuan siswa siklus I
pada muatan pembelajaran IPS pada siswa kelas IV tergolong sedang. Ini terlihat
dari nilai hasil belajar siswa pada muatan pembelajaran IPS siklus I dengan rata –
rata kelas yaitu 73. Siswa yang termasuk dalam kategori tuntas terdiri dari 13 orang
dan siswa kategori belum tuntas terdiri dari 7 orang siswa.
Berdasarkan data hasil belajar pada kompetensi pengetahuan siswa pada siklus
I diperoleh 1460 dan dapat dihitung rata – rata skor hasil belajar ( M ), daya serap (
DS ), dan ketuntasan belajar ( KB ) dapat dihitung sebagai berikut.
� =Jumlah skor keseluruhan
Jumlah Siswa
1460
= = 73
20

Rata – rata skor hasil belajar siswa ( M ) sebesar 73 maka daya serap (DS)
siswa pada siklus I dapat dihitung sebagai berikut.
�� = M x 100 %
SMI
73
= x 100 %
100

= 73 %
Banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 adalah 13 orang siswa dari 20 orang
siswa yang mengikuti evaluasi siklus I sehingga ketuntasan belajar (KB) secara
klasikal dapat dihitung. Untuk menghitung ketuntasan belajar, digunakan rumus
sebagai berikut.
n  65
  ×100%
N

Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
N≥65 = Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas (KBM
IPS kelas IV adalah 65)
26
N = Jumlah siswa
13
KB = ×100%
20
= 65 %
Hasil Pengamatan pada siklus I penelitian sampaikan pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I
Nomor Subjek Penelitian Skor Ketuntasan
1 80 Tuntas
2 80 Tuntas
3 80 Tuntas
4 100 Tuntas
5 60 Belum tuntas
6 40 Belum tuntas
7 80 Tuntas
8 80 Tuntas
9 80 Tuntas
10 80 Tuntas
11 80 Tuntas
12 80 Tuntas
13 60 Belum tuntas
14 40 Belum tuntas
15 80 Tuntas
16 100 Tuntas
17 60 Belum tuntas
18 60 Belum tuntas
19 80 Tuntas
20 60 Belum tuntas
Jumlah 1460
Rata-rata 73
Median 80
Daya Serap 73%
Ketuntasan Belajar 65%

27
d. Refleksi Akhir Siklus I
Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus I, pedoman dalam refleksi ini adalah
hasil peningkatan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan pada muatan pelajaran
IPS pada akhir siklus. Pada siklus I, hasil belajar pada kompetensi pengetahuan pada
muatan pelajaran IPS belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang
ditargetkan yaitu 75%, hal ini disebabkan beberapa kendala yang dihadapi selama
siklus I. Adapun kendala–kendala yang dihadapi dalam siklus I sebagai berikut.
1. Guru tidak dapat memulai kegiatan pembelajaran tepat waktu karena adanya
gangguan pada sinyal wifi sekolah..
2. Sebanyak 3 video dari 5 video pada media pembelajaran yang tidak bisa diputar
secara otomatis pada power point
3. Beberapa siswa tidak dapat fokus mengikuti pelajaran, terkadang ada siswa yang
sambil berbicara dengan temannya.
Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, serta masukan dari
teman sejawat maka dibuat kesepakatan untuk mencari alternatif penyelesaian untuk
mengatasi permasalahan serta kendala yang muncul pada siklus I yang kemudian
disempurnakan pada siklus II. Perbaikan tindakan yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Melakukan persiapan setengah jam sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
2. Mengecek terlebih dahulu apakah lcd proyektor disekolah sudah berfungsi dengn
baik
3. Melakukan percobaan untuk memutarkan video pada media pembelajaran
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

28
Membuat kesepakatan belajar sebelum memulai pembelajaran.
4. Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
Dengan menerapkan hal tersebut, diharapkan hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan pada muatan pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Batubulan
Kangin tahun ajaran 2021/2022 meningkat.
Analisis kuantitatif hasil belajar anak siklus I
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah 73
2. Median (titik tengahnya) adalah 80
3. Modus (angka yang paling banyak/paling sering muncul) 80
4. Penyajian dalam bentuk grafik.

Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan


Muatan Pelajaran IPS Siklus I
12
10
Jumlah Siswa

40 60 80 100
Skor yang diperoleh siswa

Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan


Muatan Pelajaran IPS Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Batubulan Kangin

Berdasarkan data tersebut, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II karena
ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai 75%.

3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Kelemahan-kelemahan pada siklus I dijadikan dasar untuk membuat
perencanaan pada siklus II lebih matang lagi. Pada tahap perencanaan ini dilakukan
persiapan sebagai berikut : (1) Mempersiapkan RPP yang berisi sintaks/langkah-
langkah yang sesuai dengan model pembelajaran Problem Based Learning serta
berorientasi HOTS dan mengintegrasikan keterampilan abad 21, (2) Mempersiapkan

29
bahan ajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, (3)

30
Mempersiapkan LKS yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk membantu siswa
memahami materi pembelajaran, (4) Mempersiapkan media audio visual yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, (5) Merancang evaluasi hasil belajar untuk
mengukur ketercapaian hasil belajar siswa, (6) Membuat skenario implementasi tindakan,
(7) Menyiapkan fasilitas dan saranan pendukung pembelajaran, dan (8) Menentukan cara
analisis data hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 April 2022 dengan Tema 4
Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku, Pembelajaran 1.
Selanjutnya dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran berlangsung dikelas dengan menyalakan lcd proyektor
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung berpedoman pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terlampir), dengan berupaya memperbaiki
kelemahan aspek-aspek dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
siklus I agar mencapai hasil belajar pada komepetensi pengetahuan yang
diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian ini.
3) Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, guru didampingi oleh seorang teman
sejawat dan kepala sekolah.
4) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan skenario kegiatan pembelajaran.
5) Pengamatan dilakukan sesuai dengan instrumen pengamatan yang telah disusun.

c. Observasi dan Evaluasi


Kegiatan observasi dilaksanakan pada proses pembelajaran sedang
berlangsung. Observasi tersebut difokuskan pada adanya perubahan yang terjadi
pada proses belajar siswa dengan memperhatikan dan mencatat informasi penting
selama proses pembelajaran. Secara umum proses pembelajaran sudah mulai lebih
tampak, siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Problem Based
Learning berbantuan media audio visual. Hal ini menyebabkan siswa berani untuk

31
menjawab, memecahkan masalah, bertanya, mengemukakan ide, memberikan solusi,
dan bekerja sama dengan teman. Situasi belajar dirancang secara kondusif dengan
memfasilitasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai karakteristik
siswa dan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media audio visual sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan yang diperoleh siswa dalam proses belajar.
Berdasarkan hasil tes hasil belajar pada kompetensi pengetahuan muatan
pelajaran IPS siswa kelas IV di SD Negeri 2 Batubulan Kangin tahun ajaran
2021/2022 tergolong sedang. Ini terlihat dari nilai hasil belajar pada muatan
pembelajaran IPS siklus II dengan rata – rata kelas yaitu 78 yang terdiri kategori
tuntas 14 orang siswa, dan yang termasuk kategori tidak tuntas adalah 6 orang.
Berdasarkan data peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh jumlah
skor sebesar 1560 sehingga rata – rata skor hasil belajar (M), daya serap (DS), dan
ketuntasan belajar (KB) dapat dihitung sebagai berikut.
� =Jumlah skor keseluruhan
Jumlah Siswa
1560
= = 78
20

Rata – rata skor hasil belajar siswa ( M ) sebesar 78 maka daya serap (DS)
siswa pada siklus I dapat dihitung sebagai berikut.
�� = M x 100 %
SMI
78
= x 100 %
100

= 78 %
Banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 adalah 14 orang siswa dari 20 orang
siswa yang mengikuti evaluasi siklus II sehingga ketuntasan belajar (KB) secara
klasikal dapat dihitung. Untuk menghitung ketuntasan belajar, digunakan rumus
sebagai berikut.
n  65
  ×100%
N
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
N≥65 = Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas (KBM
IPS kelas IV adalah 65)
N = Jumlah siswa
32
14
KB = ×100%
20
= 70 %

Hasil Pengamatan pada siklus II penelitian sampaikan pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II


Nomor Subjek Penelitian Skor Ketuntasan
1 80 Tuntas
2 80 Tuntas
3 80 Tuntas
4 80 Tuntas
5 80 Tuntas
6 80 Tuntas
7 100 Tuntas
8 100 Tuntas
9 80 Tuntas
10 80 Tuntas
11 60 Belum tuntas
12 80 Tuntas
13 60 Belum tuntas
14 80 Tuntas
15 60 Belum tuntas
16 100 Tuntas
17 100 Tuntas
18 80 Tuntas
19 80 Tuntas
20 80 Tuntas
Jumlah 1560
Rata-rata 78
Median 80
Daya Serap 78%
Ketuntasan Belajar 70%

33
d. Refleksi Akhir Siklus II
Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus II, pedoman dalam refleksi ini adalah
peningkatan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS pada
akhir siklus. Pada siklus II, hasil belajar pada kompetensi pengetahuan pada muatan
pelajaran IPS sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang ditargetkan
yaitu 85%. Berikut hasil dalam bentuk grafik :

Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan


Muatan Pelajaran IPS Siklus II
12

10
Jumlah Siswa

60 80 100
Skor yang diperoleh siswa

Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan


Muatan Pelajaran IPS Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Batubulan Kangin

Berdasarkan data tersebut terlihat adanya peningkatan hasil belajar pada


kompetensi pengetahuan muatan pelajaran IPS dari siklus I yaitu sebanyak 65%
menjadi 85%. Sehingga adanya peningkatan sebanyak 20% dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual.

B. Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Batubulan
Kangin ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran hasil belajar siswa pada kompetensi
pengetahuan muatan pelajaran IPS Kelas IV di SD Negeri 2 Batubulan Kangin sudah
mencukupi karena sudah mencapai 85% dan mengalami 20% peningkatan
Pelaksanaan tindakan siklus I memberikan peningkatan dalam pembelajaran. Guru
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

34
Learning berbantuan media audiovisual. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran
IPS. Siswa mulai menunjukkan partisipasinya ketika pembelajaran berlangsung. Keaktifan
siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari respon siswa terhadap setiap kegiatan
pembelajaran. Siswa juga menunjukkan kerja sama yang baik ketika berdiskusi dan
mengerjakan tugas kelompok. Tugas individu yang diberikan oleh guru juga dapat
diselesaikan oleh siswa dengan baik dan tepat waktu. Peningkatan hasil pembelajaran
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai evaluasi setiap siswa.
Sesuai dengan refleksi pada siklus I, beberapa kegiatan disusun untuk memperbaiki
pembelajaran IPS dengan tetap menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media audiovisual. Hasil peningkatan pembelajaran ada siklus II menunjukkan
siswa terlihat semakin antusias dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran. Hampir
tidak ada siswa yang tidak memperhatikan atau bermain sendiri. Siswa juga sudah banyak
yang aktif bertanya maupun menjawab ketika ditanya oleh guru. Kerja kelompok siswa
juga semakin baik yang ditunjukkan dengan tanggung jawab siswa bekerja sama dengan

35
teman sekelompoknya. Dari hasil evaluasi siklus II menunjukkan rata-rata hasil belajar
pada kompetensi pengetahuan adalah 78, dengan ketuntasan belajar 70% siswa kelas IV
memperoleh nilai di atas nilai KKM. Terdapat peningkatan sebesar 5% dari siklus I. Hasil
ini belum dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu 75%, sehingga penelitian
dilanjutkan untuk siklus III. Hasil pada siklus II dijadikan refleksi untuk diadakannya
siklus III.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus III, terlihat siswa sudah aktif dalam proses
pembelajaran, hal ini terbukti dengan siswa benar-benar memperhatikan materi pelajaran
yang dijelaskan, dan juga aktif dalam kerja kelompok. Guru selalu memantau proses
belajar siswa dan menjaga agar pembelajaran menjadi kondusif saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dari hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa secara individu pada akhir
siklus III diperoleh data bahwa rata-rata hasil belajar pada kompetensi pengetahuan siswa
yaitu 83, persentase tingkat daya serap adalah 83% yang berada pada kategori tinggi dan
persentase ketuntasan belajar 85% berada pada kategori tinggi.
Terlihat dari data tersebut hasil evaluasi hasil belajar pada kompetensi pengetahuan
siswa kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin tahun pelajaran 2021/2022 pada siklus II
telah mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai.
Berikut adalah rekapitulasi hasil belajar pada kompetensi pengetahuan muatan
pelajaran IPS.

Tabel 4.3 Data Penelitian Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan Muatan
Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 2 Batubulan Kangin
Pra Siklus Siklus
Variabel Katergori Kategori
Siklus I II
1 Rata – rata 68 Sedang 73 Tinggi 80%
Kelas
2 Daya Serap 68% Sedang 73% Sedang 78%
3 Ketuntasan 55% Rendah 65% Tinggi 85%
Belajar

36
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru menciptakan suasana belajar yang
efektif, menarik, dan menyenangkan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan ide-ide dalam berdiskusi, berinteraksi dengan siswa yang lain dalam
sebuah kelompok, memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar,
meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak
menjadi nyata.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
audiovisual ternyata telah berdampak positif terhadap hasil belajar. Hal ini disebabkan oleh
penerapan pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audiovisual dapat
memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan ide atau gagasan dengan kata-kata
secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain serta kemampuan dalam
memecahkan maaslah. Siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber dan belajar dari siswa yang lain. Siswa lebih bertanggung jawab dalam belajar.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa hasil belajar melalui pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media audiovisual mengalami peningkatan hasil
belajar pada kompetensi pengetahuan muatan pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri
2 Batubulan Kangin tahun ajaran 2020/2021

37
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran Problem Based Learning berbatuan media audiovisual dapat meningkatkan
hasil belajar pada komeptensi penggetahuan muatan pembelajaran IPS siswa kelas IV SD
Negeri 2 Batubulan Kangin tahun pelajaran 2020/2021. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-
rata siswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 73 yang berada pada kategori
sedang, menjadi 85 pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Demikian pula,
persentase daya serap belajar siswa pada siklus I adalah 73% yang berada pada kategori
sedang dan persentase daya serap belajar siswa pada siklus II adalah 85% dan berada pada
kategori tinggi. Persentase ketuntasan belajar siklus I yaitu 73%, menjadi 85% pada siklus
II.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain.
1. Bagi guru kelas, apabila akan melaksanakan proses pembelajaran penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audiovisual yang telah
diterapkan ini, dapat menjadi pilihan dari beberapa pendekatan/model/metode yang
telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi peneliti lain, walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari
model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan audiovisual dalam
meningkatkan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan, tentu dalam penelitian ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya disarankan kepada peneliti lain yang
berminat meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat
diteliti.
3. Bagi pengembang pendidikan, selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan,
diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna memverifikasi
data hasil penelitian ini.

38
39
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhatdjono, Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2011. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidiayah. Jakarta: Kemendiknas.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung. Satu Nusa.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Direktorat
Ketenagaan Dirjen Dikti.

Fujiyanto, Ahmad, dkk.2016. Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antarmakhluk Hidup.Sumedang:Jurnal Pena
Ilmiah

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kosasih.2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Riyanto, Yatim. 2012. Pradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi


Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia

Sani, Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sardjiyo,dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Siregar, Eveline & Nara, Hartini.2011.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.

40
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Batubulan Kangin

Kelas / Semester : IV/ II (Dua)


Tema 7 : Transportasi
Sub Tema 1 : Alat-alat transportasi
Pembelajaran ke 1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit
Muatan Terpadu : IPA, IPS dan Bahasa Indonesia

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menjelaskan pentingnya upaya Menganalisis sumber daya alam yang
keseimbangan dan pelestarian bermanfaat bagi masyarakat di sekitar
lingkungan
sumber daya alam di
Menganalisis dampak pengambilan sumber
lingkungannya daya alam yang berlebihan terhadap
keseimbangan lingkungan
sekitar

41
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.8 Melakukan kegiatan upaya 4.8.1 Menyajikan pentingnya menjaga
pelestarian sumber daya alam keseimbangan dan kelestarian sumber
bersama orang-orang di daya alam dalam bentuk peta pikiran
Lingkungannya

IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi 3.3.1 Menganalisis 2 jenis pekerjaan
dan hubungannya dengan berbagai berdasarkan hasilnya
bidang pekerjaan, serta kehidupan
sosial dan budaya di lingkungan
sekitar sampai provinsi.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi 4.3.1 Menyajikan perbandingan jenis-jenis
kegiatan ekonomi dalam pekerjaan di lingkungan sekitar dalam
meningkatkan kehidupan bentuk diagram venn.
masyarakat di bidang pekerjaan,
sosial dan budaya di lingkungan
sekitar sampai provinsi.

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menguraikan pendapat pribadi 3.5.1 Menganalisis tokoh-tokoh yang
tentang isi buku sastra (cerita, terdapat dalam teks cerita
dongeng, dan sebagainya).
4.5 Mengomunikasikan pendapat 4.5.1 Menyajikan pendapat secara tertulis
pribadi tentang isi buku sastra tentang sifat tokoh yang terdapat pada
yang dipilih dan dibaca sendiri teks cerita.
secara lisan dan tulis yang
didukung oleh alasan

42
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah siswa mengamati power point , siswa mampu menganalisis sumber daya alam
yang bermanfaat bagi masyarakat di lingkungan sekitar dengan benar.
2. Setelah siswa mencermati isi video tentang pemanfaatan sumber daya alam, siswa
mampu menganalisis dampak pengambilan sumber daya alam yang berlebihan terhadap
keseimbangan lingkungan sekitar dengan benar.
3. Setelah siswa melakukan diskusi kelompok, siswa mampu menyajikan pentingnya
menjaga keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dalam bentuk peta pikiran
dengan terampil.
4. Setelah siswa mencermati video tentang jenis-jenis pekerjaan, siswa mampu
menganalisis 2 jenis pekerjaan berdasarkan hasilnya dengan benar.
5. Setelah siswa berdiskusi kelompok melalui, siswa mampu menyajikan perbandingan
jenis-jenis pekerjaan di lingkungan sekitar dalam bentuk diagram venn dengan sikap
tanggung jawab.
6. Setelah siswa membaca teks cerita, siswa mampu menganalisis tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks cerita dengan benar.
7. Setelah siswa dan guru melakukan tanya jawab dan berdiskusi kelompok, siswa mampu
menyajikan pendapat secara tertulis tentang sifat tokoh yang terdapat dalam teks cerita
dengan percaya diri.

D. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Religiusitas
2. Nasionalisme
3. Kedisiplinan
4. Kemandirian
5. Integritas

43
E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Reguler Materi Remedial Materi Pengayaan
IPA
Keseimbangan dan Keseimbangan dan Menceritakan upaya yang
kelestarian sumber daya kelestarian sumber daya alam pernah dilakukan untuk
alam menjaga kesimbangan dan
kelesatarian alam.

IPS
Jenis-jenis pekerjaan Jenis-jenis pekerjaan Menceritakan jenis pekerjaan
orang tua masing-masing.
Bahasa Indonesia
Tokoh dalam teks cerita Tokoh dalam teks cerita Menceritakan kembali isi teks
cerita.

F. PENDEKATANDAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Diskusi virtual, tanya jawab, penugasan

G. MEDIA, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Media :
a. Video tentang pemanfaatan sumber daya alam pada link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=Q7eaaX07WYo
b. Video tentang jenis-jenis pekerjaan pada link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=DJGBc5Aw_-E&t=74s
c. Gambar sumber daya alam, yang unduh dari google.
d. Lembar Kerja Siswa
e. Laptop dan Smartphone
2. Bahan : -
3. Sumber Belajar :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017..

44
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (halaman 3-
13)
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa
Tema 4 Berbagai Pekerjaan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (halaman 1-
12)
c. Bahan Ajar

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar melalui 20 menit
Whatsapp Group (WAG) Kelas IV. Kemudian
menyampaikan akan menggunakan aplikasi Zoom Cloud
Meeting dengan kesepakatan yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran pada aplikasi Zoom
Cloud Meeting, dan dilanjutkan dengan doa yang dimpin
oleh seorang siswa (PPK-Religiusitas).
3. Guru bersama siswa menyanyikan lagu Satu Nusa Satu
Bangsa. (PPK-Nasionalisme)
4. Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengarahkan
siswa untuk menghidupkan kamera dan microphone.
(Disiplin)
5. Guru menyampaikan kepada siswa untuk selalu
menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan
mematuhi protokol kesehatan yang diajurkan oleh
pemerintah agar terhidar dari virus Covid-19.
Apersepsi
6. Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan video lagu
yang berjudul “Pemandangan” dan mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama.
7. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai lagu
tersebut:

45
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Apa saja yang diceritakan dalam lagu tersebut?
Bukit, sungai, sawah, gunung serta pemandangan alam
tersebut disebut apa anak-anak?
7. Kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari
yaitu tentang keseimbangan dan kelestarian sumber daya
alam, jenis-jenis pekerjaan yang memanfaatkan sumber
daya alam, dan tokoh dalam teks cerita yang berhubungan
dengan alam.
Motivasi
8. Guru menyampaikan tentang tujuan, manfaat, dan
aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
9. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi yang
akan dipelajari.
10. Guru menyampaikan penilaian yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. (4C : Communication)
Kegiatan inti Fase 1. Orientasi peserta didik kepada masalah 170
1. Siswa mengamati tayangan power point tentang sumber menit
daya alam. (Saintifik-Mengamati)
2. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
tentang sumber daya alam dan manfaatnya bagi manusia.
(4C-Communication).
3. Siswa mengamati video tentang pemanfaatan sumber daya
alam. (Mengamati).
4. Siswa menganalisis dampak pengambilan sumber daya
alam yang berlebihan terhadap keseimbangan lingkungan
sekitar. (4C-Critical Thinking).
5. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk
menanggapi.
6. Guru mengaitkan sumber daya alam dengan jenis-jenis
pekerjaan.
7. Siswa mengamati video tentang jenis-jenispekerjaan.
(Saintifik-Mengumpulkan informasi)

46
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
8. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil
analisa terhadap jenis-jenis pekerjaan. (4C-Creativity).
9. Siswa membaca teks cerita yang berkaitan dengan sumber
daya alam dengan judul “Hilangnya Tempat Bermainku”
pada power point.
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
10. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar yang
terdiri dari 4 orang siswa. (4C – Collaboration).
11. Guru mengirimkan LKS secara online melalui Whatsapp
Group.
12. Guru mengerahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran
selanjutnya pada Whatsapp Group.
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
13. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
mendiskusikan LKS melalui Video Call Whatsapp Group.
Lembar Kerja memuat maasalah:
a. Pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian
sumber daya alam dalam bentuk peta pikiran
b. Perbandingan jenis-jenis pekerjaan di lingkungan
sekitar dalam bentuk diagram venn
c. Pendapat tentang sifat tokoh yang terdapat dalam teks
cerita
14. Siswa secara individu mengerjakan LKS sesuai hasil
diskusi kelompok dengan menuliskannya pada buku tulis
masing-masing. (Saintifik-Mengolah Data) (Tanggung
Jawab)
15. Guru menyampaikan alokasi waktu penyelesaian LKS.
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
16. Hasil diskusi dikirim melalui Whatsapp Group untuk
mendapat penilaian dan feedback dari guru.
17. Siswa diarahkan untuk kembali mengikuti kegiatan pada
Zoom Cloud Meeting.

47
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
18. Untuk mengembalikan konsentrasi siswa belajar di Zoom
Cloud Meeting, siswa diajak untuk melakukan ice
breaking dengan tepuk jari.
19. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan
LKS yang telah dibuatnya, pada Zoom Cloud Meeting.
(Saintifik - Mengkomunikasikan) (4C-Communication).
20. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi.
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
21. Guru memberikan penguatan dan perbaikan terhadap hasil
diskusi LKS.
22. Guru memberikan apresiasi terhadap semua hasil diskusi
kelompok.
Penutup 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar. 20 menit
(Integritas)
2. Guru melakukan penilaian hasil belajar melalui Google
Formulir dan linknya dikirim melalui Whatsapp Group.
3. Guru memberikan alokasi waktu untuk mengerjakan
penilaian hasil belajar.
4. Guru mengingatkan siswa untuk melakukan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) agar terhindar dari virus
Covid-19 pada Zoom Cloud Meeting. (Disiplin).
5. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
6. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu daerah
Bali yaitu “Juru Pencar”
7. Sebagai penutup guru mengajak siswa untuk bersyukur
atas ilmu dan semua kegembiraan yang telah mereka
rasakan di hari ini dengan berdoa bersama, yang dipimpin
oleh seorang siswa (Religiusitas) pada Zoom Cloud
Meeting.

48
I. PENILAIAN
Penilaian dilakukan pada 3 ranah, yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
a. Penilaian Sikap : Penilaian Diri
Penilaian sikap spritual dan sikap sosial dilakukan dengan penilaian diri melalui Google
Formulir dengan siswa menjawab pernyataan “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya dirasakan.
b. Penilaian Pengetahuan : Tes berbasis CBT (Computer Based Test)
Penilaian pengetahuan berbasis CBT (Computer Based Test) melalui Google Formulir
untuk mendapat penilaian dan feedback dari guru.
c. Penilaian Keterampilan : Penilaian kinerja menghasilkan produk
1) Penilaian keterampilan: peta pikiran tentang pentingnya keseimbangan dan
kelestarian sumber daya alam.
2) Penilaian keterampilan: diagram venn tentang perbandingan jenis-jenis pekerjaan di
lingkungan sekitar.
3) Penilaian keterampilan: menyampaikan pendapat secara tertulis tentang sifat tokoh
yang terdapat dalam teks cerita.

49
LAMPIRAN 3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Batubulan Kangin


Kelas/ Semester : IV/ 2(Dua)
Tema 4 : Berbagai Pekerjaan
Sub Tema 2 : Pekerjaan di Sekitarku
Pembelajaran ke 1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menguraikan pendapat pribadi 3.5.1 Menilai sikap tokoh yang terdapat di
tentang isi buku sastra (cerita, dalam cerita.
dongeng, dan sebagainya).
4.5 Mengomunikasikan pendapat 4.5.1 Menyajikan pendapat tentang bagian
pribadi tentang isi buku sastra cerita yang disukai
yang dipilih dan dibaca sendiri

50
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
secara lisan dan tulis yang
didukung oleh alasan

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menjelaskan pentingnya upaya Membandingkan penggunaan teknologi
keseimbangan dan pelestarian tradisional dan teknologi modern pada
pemanfaatan sumber daya alam
sumber daya alam di
Menganalisis dampak penggunaan
lingkungannya teknologi terhadap keberadaan
sumber daya alam

4.9 Melakukan kegiatan upaya 4.8.1 Merumuskan cara melestarikan


pelestarian sumber daya alam sumber daya alam

bersama orang-orang di
Lingkungannya

IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi Menganalisis 3 jenis kegiatan
dan hubungannya dengan berbagai ekonomi
bidang pekerjaan, serta kehidupan Menelaah aktivitas jual beli dalam
sosial dan budaya di lingkungan kegiatan ekonomi
sekitar sampai provinsi.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi Menyajikan laporan kegiatan ekonomi yang
kegiatan ekonomi dalam menghasilkan barang di lingkungan sekitar
meningkatkan kehidupan Menyajikan laporan kegiatan ekonomi yang
masyarakat di bidang pekerjaan, menghasilkan jasa di lingkungan sekitar.
sosial dan budaya di lingkungan
sekitar sampai provinsi.

51
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah siswa membaca teks cerita pada tayangan power point pada siswa mampu menilai
tokoh yang terdapat di dalam cerita dengan benar.
2. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok, siswa mampu menyajikan pendapat
tentang bagian cerita yang disukai secara terperinci.
3. Setelah siswa mengamati video tentang nelayan pada siswa mampu membandingkan
penggunaan teknologi tradisional dengan teknologi modern pada pemanfaatan sumber
daya alam dengan benar.
4. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok, siswa mampu menganalisis dampak
penggunaan teknologi terhadap keberadaan sumber daya alam dengan benar.
5. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok, siswa mampu merumuskan cara
melestarikan ekosistem laut dengan percaya diri.
6. Setelah siswa mengamati video tentang kegiatan ekonomi pada siswa mampu
menganalisis 3 jenis kegiatan ekonomi dengan benar.
7. Setelah siswa mengamati gambar kegiatan ekonomi pada siswa mampu menelaah
aktivitas jual beli dalam kegiatan ekonomi dengan benar.
8. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok pada siswa mampu menyajikan
laporan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang di lingkungan sekitar dengan sikap
tanggung jawab.
9. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok pada siswa mampu menyajikan
laporan kegiatan ekonomi yang menghasilkan jasa di lingkungan sekitar dengan disiplin.

E. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Religiusitas
2. Nasionalisme
3. Kedisiplinan
4. Kemandirian
5. Integritas

52
F. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Reguler Materi Remedial Materi Pengayaan
Bahasa Indonesia
Penilaian terhadap Penilaian terhadap cerita Menceritakan pesan moral atau
cerita amanat dalam cerita

IPA
Penggunaan teknologi Penggunaan teknologi pada Menceritakan penggunaan
pada pemanfaatan pemanfaatan sumber daya teknologi pada pemanfaatan
sumber daya alam alam sumber daya alam yang ada di
lingkungan sekitar
IPS
Kegiatan ekonomi Kegiatan ekonomi Menceritakan pekerjaan orang
tua

G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Diskusi virtual, tanya jawab, penugasan

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


1. Media :
a. Video tentang kegiatan ekonomi.
b. Gambar kegiatan ekonomi, yang unduh dari google.
c. LKS (Lembar Kerja Siswa)
d. Laptop dan Smartphone

2. Sumber Belajar :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Guru Tema
4 Berbagai Pekerjaan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

53
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa
Tema 4 Berbagai Pekerjaan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (halaman 50-
58)

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar melalui 20 menit
Whatsapp Group (WAG) Kelas IV. Kemudian
menyampaikan akan menggunakan aplikasi Zoom Cloud
Meeting dengan kesepakatan yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran pada aplikasi Zoom
Cloud Meeting, dan dilanjutkan dengan doa yang dimpin
oleh seorang siswa (PPK-Religiusitas).
3. Guru bersama siswa menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
(PPK-Nasionalisme)
4. Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengarahkan
siswa untuk menghidupkan camera dan microphone.
(Disiplin)
5. Guru menyampaikan kepada siswa untuk selalu
menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan
mematuhi protokol kesehatan yang diajurkan oleh
pemerintah agar terhidar dari virus Covid-19.
Apersepsi
6. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
tentang pekerjaan.
7. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa:
Apakah anak-anak tahu apa itu pekerjaan?
Mengapa orang harus bekerja?
Apa manfaat yang diperoleh dari pekerjaan itu?
Bisakah kalian menyebutkan pekerjaan yang ada
disekitarmu?

54
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
11. Kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari
yaitu tentang cerita penggunaan teknologi pada
pemanfaatan sumber daya alam dalam kegiatan ekonomi.
Motivasi
12. Guru menyampaikan tentang tujuan, manfaat, dan
aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
13. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi yang
akan dipelajari.
14. Guru menyampaikan penilaian yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. (4C : Communication)
Kegiatan inti Fase 1. Orientasi peserta didik kepada masalah 170
1. Siswa membaca teks cerita tentang nelayan pada tampilan menit
power point di Zoom Cloud Meeting.
2. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan isi cerita
tersebut. (4C-Communication).
3. Siswa menyaksikan video tentang nelayan yang
memanfaatkan teknologi tradisional dan teknologi modern
untuk menangkap ikan. (Saintifik-Mengamati).
4. Guru mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab
tentang isi video. (Saintifik-Menanya).
5. Siswa menyebutkan perbandingan teknologi tradisional
dan teknologi modern yang digunakan nelayan untuk
menangkap ikan pada video tersebut (4C-Critical
Thinking).
6. Siswa menyaksikan video tentang kegiatan ekonomi
(Saintifik-Mengamati).
7. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil
pengamatan terhadap video tentang kegiatan ekonomi.
(4C-Communication)
8. Siswa mengamati gambar tentang kegiatan ekonomi
(Saintifik-Mengamati).

55
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
9. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar yang
terdiri dari 4 orang siswa. (4C – Collaboration).
10. Guru mengirimkan LKS secara online melalui Whatsapp
Group.
11. Guru mengarahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran
selanjutnya pada Whatsapp Group.
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
12. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
mendiskusikan LKS melalui Video Call Whatsapp Group.
LKS memuat masalah:
d. Melakukan penilaian terhadap bagian cerita yang
disukai
e. Menganalisis dampak penggunaan teknologi terhadap
keberadaan sumber daya alam
f. Menyusun laporan tentang kegaiatan ekonomi yang
menghasilkan barang dan jasa.
13. Siswa secara individu mengerjakan LKS sesuai hasil
diskusi kelompok dengan menuliskannya pada buku tulis
masing-masing. (Saintifik-Mengolah Data) (Tanggung
Jawab)
14. Guru menyampaikan alokasi waktu penyelesaian LKS.
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
15. Hasil diskusi dikirim melalui Whatsapp Group untuk
mendapat penilaian dan feedback dari guru.
16. Siswa diarahkan untuk kembali mengikuti kegiatan pada
Zoom Cloud Meeting.
17. Untuk mengembalikan konsentrasi siswa belajar di Zoom
Cloud Meeting, siswa diajak untuk melakukan ice
breaking dengan tepuk semangat.

56
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
18. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan
LKS yang telah dibuat, pada Zoom Cloud Meeting.
(Saintifik - Mengkomunikasikan) (4C-Communication).
19. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi.
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
20. Guru memberikan penguatan dan perbaikan terhadap hasil
diskusi LKS.
21. Guru memberikan apresiasi terhadap semua hasil diskusi
kelompok.
Penutup 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar. 20 menit
(Integritas)
2. Guru melakukan penilaian hasil belajar melalui Google
Formulir dan linknya dikirim melalui Whatsapp Group.
3. Guru memberikan alokasi waktu untuk mengerjakan
penilaian hasil belajar.
4. Guru mengingatkan siswa untuk melakukan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) agar terhindar dari virus
Covid-19 pada Zoom Cloud Meeting. (Disiplin).
5. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
6. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu daerah
Bali yaitu “Juru Pencar”
7. Sebagai penutup guru mengajak siswa untuk bersyukur
atas ilmu dan semua kegembiraan yang telah mereka
rasakan di hari ini dengan berdoa bersama, yang dipimpin
oleh seorang siswa (Religiusitas) pada Zoom Cloud
Meeting.

57
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Batubulan Kangin


Kelas / Semester : IV / 2 (Dua)
Tema 4 : Berbagai Pekerjaan
Sub Tema 3 : Pekerjaan Orang Tuaku
Pembelajaran ke 1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPS, dan IPA

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menguraikan pendapat pribadi tentang 3.5.1 Merinci unsur-unsur dalam cerita
isi buku sastra (cerita, dongeng, dan
sebagainya).
4.5 Mengomunikasikan pendapat pribadi 4.5.1 Menyajikan unsur-unsur cerita ke
tentang isi buku sastra yang dipilih dalam peta pikiran
dan dibaca sendiri secara lisan dan
tulis yang didukung oleh alasan.

58
IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan 3.3.1 Menganalisis jenis pekerjaan yang
hubungannya dengan berbagai bidang berhubungan dengan sosial budaya.
pekerjaan, serta kehidupan sosial dan
budaya di lingkungan sekitar sampai
provinsi.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan 4.3.1 Menyajikan jenis pekerjaan yang
ekonomi dan hubungannya dengan berhubungan dengan sosial budaya
berbagai bidang pekerjaan, serta dalam bentuk tabel.
kehidupan sosial dan budaya di
lingkungan sekitar sampai provinsi.

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8. Menjelaskan pentingnya upaya 3.8.1 Menganalisis dampak pemanfaatan
keseimbangan dan pelestarian sumber sumber daya alam yang berlebihan.
daya alam di lingkungannya.
4.9. Melakukan kegiatan upaya pelestarian 4.8.1 Menyajikan cara menjaga kelestarian
sumber daya alam bersama orang-orang sumber daya alam dalam kehidupan
di lingkungannya. sehari-hari dalam bentuk tulisan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah siswa menyaksikan video unsur-unsur intrinsik dalam cerita pada, siswa mampu
merinci unsur-unsur cerita dengan benar.
2. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok pada, siswa mampu menyajikan unsur-
unsur cerita ke dalam peta pikiran dengan terampil.
3. Setelah siswa mengamati gambar pada, siswa mampu menganalisis jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan sosial budaya dengan benar.
4. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok pada siswa mampu menyajikan jenis
pekerjaan yang berhubungan dengan sosial budaya dalam bentuk tabel dengan sikap
tanggung jawab.

59
5. Setelah siswa menyaksikan video dampak pemanfaatan sumber daya alam pada Zoom
Cloud Meeting, siswa mampu menganalisis dampak pemanfaatan sumber daya alam yang
berlebihan dengan benar.
6. Setelah siswa berdiskusi bersama teman kelompok pada Whatsapp Group, siswa mampu
menyajikan cara menjaga kelestarian sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk tulisan dengan sikap percaya diri.

D. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Religiusitas
2. Nasionalisme
3. Kedisiplinan
4. Kemandirian
5. Integritas

E. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Reguler Materi Remedial Materi Pengayaan
Bahasa Indonesia
Unsur-unsur intrinsik Unsur-unsur intrinsik dalam Merangkum cerita
dalam cerita cerita
IPS
Jenis pekerjaan yang Jenis pekerjaan yang Menceritakan pekerjaan orang
berhubungan dengan berhubungan dengan sosial tua
sosial budaya budaya
IPA
Dampak pemanfaatan Dampak pemanfaatan sumber Menceritakan pemanfaatan
sumber daya alam daya alam sumber daya alam di
lingkungan sekitar tempat
tinggal

F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Diskusi virtual, tanya jawab, penugasan

60
G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media :
a. Video tentang unsur-unsur intrinsik dalam cerita.
b. Gambar jenis perkerjaan yang berhubungan dengan sosial budaya yang unduh dari
google.
c. LKS (Lembar Kerja Siswa)
d. Laptop dan Smartphone
2. Sumber Belajar :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Guru Tema
4 Berbagai Pekerjaan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (
b. Bahan Ajar

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar melalui 20 menit
Whatsapp Group (WAG) Kelas IV. Kemudian
menyampaikan akan menggunakan aplikasi Zoom Cloud
Meeting dengan kesepakatan yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran pada aplikasi Zoom
Cloud Meeting, dan dilanjutkan dengan doa yang dipimpin
oleh seorang siswa (PPK-Religiusitas).
3. Guru bersama siswa menyanyikan lagu Dari Sabang
Sampai Merauke. (PPK-Nasionalisme)

61
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
4. Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengarahkan
siswa untuk menghidupkan kamera dan microphone.
(Disiplin)
5. Guru menyampaikan kepada siswa untuk selalu
menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan
mematuhi protokol kesehatan yang diajurkan oleh
pemerintah agar terhidar dari virus Covid-19.
Apersepsi
6. Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan gambar
seorang pendongeng, kemudian guru mengajukan
pertanyaan tentang pertanyaan orang tua siswa.
7. Kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari
yaitu unsur-unsur dalam cerita, jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan sosial budaya, dan dampak
pemanfaatan sumber daya alam.
Motivasi
8. Guru menyampaikan tentang tujuan, manfaat, dan
aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
9. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi yang
akan dipelajari.
10. Guru menyampaikan penilaian yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. (4C : Communication)
Kegiatan inti Fase 1. Orientasi peserta didik kepada masalah 170
1. Siswa menyaksikan video unsur-unsur intrinsik dalam menit
cerita di Zoom Cloud Meeting. (Saintifik-Mengamati)
2. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan isi video.
(4C-Communication)
3. Siswa membaca dongeng “Tupai dan Ikan Gabus” dan
menganalisis unsur-unsur intrinsik dalam dongeng “Tupai
dan Ikan Gabus”.

62
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
4. Guru mengaitkan kegiatan mendongeng yang
memanfaatkan boneka kayu dengan pengerajin kayu
dalam kegiatan ekonomi.
5. Siswa mengamati gambar pengerajin kayu dan kegiatan
ekonomi pengolahan kayu menjadi mebel. (Saintifik-
Mengamati)
6. Guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan jenis
pekerjaan yang ada pada gambar. (Saintifik-Menanya)
(4C-Communication)
7. Siswa mengamati video proses pengolahan kayu dalam
kegiatan ekonomi. (Saintifik-Mengamati)
8. Siswa menyaksikan video dampak pemanfaatan sumber
daya alam (Saintifik-Mengamati)
9. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab berkaitan
dengan video yang telah disaksikan. (Saintifik-Menanya)
(4C-Communication)
10. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan isi video
yang telah disaksikan (4C-Communication).
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
11. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar yang
terdiri dari 4 orang siswa. (4C – Collaboration).
12. Guru mengirimkan LKS secara online melalui Whatsapp
Group.
13. Guru mengarahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran
selanjutnya pada Whatsapp Group.
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
14. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
mendiskusikan LKS melalui Video Call Whatsapp Group.
LKS memuat masalah:
a. Kegiatan Belajar 1. Menyajikan unsur-unsur dalam
cerita ke dalam peta pikiran.

63
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
b. Kegiatan Belajar 2. Menyajikan jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan sosial budaya dalam bentuk tabel.
c. Kegiatan Belajar 3. Menyajikan cara menjaga
keselstarian sumber daya alam dalam kehidupan sehari-
hari.
15. Siswa secara individu mengerjakan LKS sesuai hasil
diskusi kelompok dengan menuliskannya pada buku tulis
masing-masing. (Saintifik-Mengolah Data) (Tanggung
Jawab)
16. Guru menyampaikan alokasi waktu penyelesaian LKS.
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
17. Hasil diskusi dikirim melalui Whatsapp Group untuk
mendapat penilaian dan feedback dari guru.
18. Siswa diarahkan untuk kembali mengikuti kegiatan pada
Zoom Cloud Meeting.
19. Untuk mengembalikan konsentrasi siswa belajar di Zoom
Cloud Meeting, siswa diajak untuk melakukan ice
breaking dengan tebak warna dan tebak kata.
20. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan
LKS yang telah dibuat, pada Zoom Cloud Meeting.
(Saintifik - Mengkomunikasikan) (4C-Communication).
21. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi.
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
22. Guru memberikan penguatan dan perbaikan terhadap hasil
diskusi LKS.
23. Guru memberikan apresiasi terhadap semua hasil diskusi
kelompok.

64
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Penutup 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar. 20 menit
(Integritas)
2. Guru melakukan penilaian hasil belajar melalui Google
Formulir dan linknya dikirim melalui Whatsapp Group.
3. Guru memberikan alokasi waktu untuk mengerjakan
penilaian hasil belajar.
4. Guru mengingatkan siswa untuk melakukan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) agar terhindar dari virus
Covid-19 pada Zoom Cloud Meeting. (Disiplin).
5. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya yaitu tentang makna sila ketiga
Pancasila.
6. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu daerah
Bali yaitu “Jenggot Uban”
7. Sebagai penutup guru mengajak siswa untuk bersyukur
atas ilmu dan semua kegembiraan yang telah mereka
rasakan di hari ini dengan berdoa bersama, yang dipimpin
oleh seorang siswa (Religiusitas) pada Zoom Cloud
Meeting.

I. PENILAIAN
Penilaian dilakukan pada 3 ranah, yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
a. Penilaian Sikap :
Prosedur : Proses
Teknik : Penilaian diri
Bentuk : Pilihan “Ya” atau “Tidak”
Penilaian sikap spritual dan sikap sosial dilakukan dengan penilaian diri melalui Google
Formulir dengan siswa menjawab pernyataan “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya dirasakan.

65
b. Penilaian Pengetahuan :
Prosedur : Hasil
Teknik : Tes berbasis CBT (Computer Based Test)
Bentuk : Pilihan Ganda
Penilaian pengetahuan berbasis CBT (Computer Based Test) melalui Google Formulir
untuk mendapat penilaian dan feedback dari guru.
c. Penilaian Keterampilan :
Prosedur : Proses
Teknik : Penilaian kinerja
Bentuk : Rubrik

Sukawati, 28 April 2022

Ni Komang Ariningsih

66

Anda mungkin juga menyukai