Anda di halaman 1dari 27

Pendidikan Bahasa Indonesia

di SD
Modul 1

Ni Putu Purnamiati (859022492)


I Nengah Podeyana (859022525)
Modul 1

KEGIATAN
BELAJAR 1 HAKIKAT BAHASA

KEGIATAN HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHA


BELAJAR 2
Apakah yang dimaksud dengan
Bahasa?
Definisi “Bahasa” menurut
Beberapa Pakar/Ahli Bahasa
(Dikutip dalam Solchan,dkk :2021)

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang


dipergunakan oleh para anggota sosial untuk
Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang berkomunikasi, bekerjasama, dan mengidentifikasi diri
digunakan untuk komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972) (Kentjono, Ed., 1984:2)

Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan


gagasan atau perasaan secara sistematis melalui Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang
penggunaan tanda, suara, gerak, atau tanda-tanda yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia.
disepakati, yang memiliki makna yang dipahami (Halliday dan Hasan, 1991)
(Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981)
Definisi “Bahasa” menurut
Beberapa Pakar/Ahli Bahasa

Menurut Mackey, Bahasa adalah suatu bentuk atau sesuatu


Bahasa adalah sistem bunyi dan kata yang digunakan sistem lambang bunyi
manusia untuk mengekspresikan pikiran dan yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak
Perasaannya. ( Hornby (1996) dalam Oxford Advanced sistem
Learner’s Dictionary ) sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan
dalam sistem sistem.

Menurut Tarigan, ada dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah


suatu sistem yang sistematis, juga untuk sistem generatif. Kedua, Menurut Santoso, bahasa adalah rangkaian bunyi yang
bahasa adalah seperangkat lambang lambang mana suka atau dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
simbol simbol arbitrer
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang bermakna, arbiter, konvensional,
dan produktif yang digunakan oleh setiap individu ataupun kelompok sosial
untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri.
Karakteristik Bahasa

Bahasa Adalah......

Sistem Lambang yang


Arbiter dan Bersifat Produktif
Konvensional
Sebuah Sistem
Memiliki Fungsi
dan Variasi
Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis.
Bahasa adalah sebuah sistem Sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan
terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat
diramalkan (bahasa itu beraturan atau berpola). Sistemis artinya
bahasa terdiri dari sejumlah subsistem, yang satu samalainnya
membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna atau saling berkaitan.
(Fonologi, Gramatika, dan Leksikon)

Bahasa bersifat arbiter dan


Bersifat Arbiter (Mana Suka)
konvensional
Tidak ada hubungan langsung antara lambang dengan yang
dilambangkannya.
Contohnya : kata “Gajah” yang melambangkan seekor hewan
mamalia dengan tubuh yang besar, berkaki empat, memiliki belali
Tidak banyak terdapat lambang dan gading yang panjang, serta memakan rumput/tumbuh-
yang memiliki hubungan tumbuhan.
langsung dengan yang Mengapa hewan tersebut disebut gajah?, mengapa bukan gajih?
dilambangkannya. Jagah? Gujah? dan yang lainnya.
(disebut dengan Onomatopoe,
contohnya “Tokek” dinamakan
begitu berdasarkan ciri bunyi
yang dimilikinya
Bahasa bersifat arbiter dan
konvensional Bersifat Konvensional (berdasarkan kesepakatan)
Penamaan sesuatu (benda, sifat, atau peristiwa) berdasarkan
kesepakatan sosial masyarakat penggunanya.
Bahasa Bersifat Produktif Bahasa itu produktif artinya dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang
jumlahnya tidak terbatas. Dari keterbatasan fonem yang kita miliki,
dapat tercipta satuan bahasa yang tidak terbatas jumlahnya.

Misalnya fonem a/i/k, dan t

Kita dan Ikat


Bahasa memiliki fungsi dan Bahasa ada atau tercipta karena kebutuhan manusia dan sebagai upaya
variasi untuk mempertahankan kelangsungan dan eksistensi hidup manusia.
Contohnya, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, dengan bahasa,
manusia dapat saling memahami dan bekerja sama.

Suatu bahasa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan tujuan dalam


konteks yang berbeda.
Keragaman bahasa terjadi karena perbedaan kelompok atau setiap
individu atau pemakaianya. (Misalnya kelompok yang tinggal di kota,
pedesaan, atau kelompok dengan profesi guru, petani, dan masih
banyak lagi)
FUNGSI
BAHASA

Fungsi
Fungsi Interaksional
Personal Fungsi Regulator
Halliday
(dalam
Fungsi
Solchan,
Instrumental
dkk :2021)

Fungsi Fungsi
Informatif Heuristik Fungsi
Imajinatif
Umumnya
....
Bahasa memiliki fungsi personal dan sosial.
Fungsi Personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat
untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri
manusia sebagai makhluk individu. ((menyatakan keinginan,
mengekspresikan diri, mngungkapkan cita-cita, kesetujuan
/ketidaksetujuan, rasa suka dan tidak suka.

Fungsi Sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat


komunikasi dan berinteraksi antarindividu atau
antarkelompok sosial.
Ragam Bahasa

Pemakai Bahasa Pemakaian Bahasa

Kelompok Sikap Pokok Media Situasi


Asal Penutur Sosial Berbahasa Berbahasa
Perbincangan Berbahasa

Ragam Bahasa adalah


variasi penggunaan
bahasa yang disebabkan
oleh pemakai dan
pemakaian bahasa.
Pemakai Bahasa Masyarakat pengguna bahasa Indonesia pada umumnya berasal dari
berbagai daerah dan suku bangsa dengan budaya dan bahasanya
Asal penutur masing-masing yang berbeda-beda.
Misalnya, penutur bahasa Indonesia yang berasal dari daerah Bali, Jawa,
Sunda, Sumatera, dan daerah lainnya, memiliki dialek yang mencirikan
daerah asal mereka meskipun sedang menggunakan/bertutur dengan
bahasa Indonesia.

Kelompok Sosial
Dari segi kelompok sosial, ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan
Kedudukan Pemakai Bahasa, Jenis Pekerjaan, dan Pendidikan.
Pemakai Bahasa
Klasifikasi ragam bahasa berdasarkan sikap pemakainya dalam
Sikap Pemakai berbahasa Indonesia dipengaruhi oleh mitra, lawan atau orang yang
terlibat dalam suatu kegiatan berbahasa. Kedudukan dan peran sosial,
usia dan jenis kelamin, pokok persoalan yang disampaikan , serta
tujuan atau sasaran berbahasa.

Salah memilih ragam bahasa, akan menimbulkan efek komunikasi yang


kurang baik.

Kita dihadapkan pada pemilihan sikap berbahasa resmi, akrab, hangat,


lembut, argumentatif atau persuasif.
Pemakaian Bahasa
Pokok Apabila seseorang bermaksud membicarakan suatu persoalan, maka ia
Perbincangan akan memilih ragam bahasa yang paling sesuai dengan bidang persoalan
itu. Misalnya, pada bidang agama, teknologi, filsafat, ekonomi,
kesastraan, kedokteran, hukum, jurnalistik, olahraga, periklanan, atau
bahkan keseharian.

Media
Berbahasa Ragam Bahasa Lisan dan Tulisan.
Ragam bahasa lisan digunakan dalam situasi sesungguhnya, baik
berhadapan berhadapan secara tatap muka maupun menggunakan
media. Tindakan berbahasa, baik pembicara maupun penyimak,
cenderung bersifat spontan.
Ragam bahasa tulis hadir secara visual. Penulis memiliki waktu yang
cukup untuk mempersiapkan/menyempurnakan tulisannya, dan
pembaca memiliki waktu untuk memahami dan mencerna tulisan.
Pemakaian Bahasa
Situasi
Ragam bahasa berdasarkan situasi penggunanya melahirkan istilah
Berbahasa
ragam resmi dan tidak resmi.
Ragam resmi : digunakan dalam situasi formal (Pidato kenegaraan,
surat dinas, karya ilmiah, dll)
Ragam tidak resmi : digunakan dalam situasi tidak formal (situasi yang
santai dan akrab, contohnya antara penjual dan pembeli, anggota
keluarga, teman, surat-surat pribadi, acara rekreatif/hiburan, dll).

Catatan : Tak ada satu ragam bahasa pun yang lebih baik atau lebih
buruk. Semua ragam bahasa itu baik, yang terpenting kita dapat memilih
dan menggunakan ragam bahasa yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan berbahasa kita.
MODUL 1

KB 2 Hakikat Pembelajaran Bahasa

A. Konsep Belajar
• Pengalaman belajar siswa terjadi melalui
• Belajar adalah sebuah proses penambahan
interaksi yang bermakna antara siswa dengan
bagian demi bagian informasi baru terhadap
siswa, guru, bahan pelajaran, dan lingkungan
apa yang telah mereka ketahui dan kuasai
belajarnya. Artinya, siswa belajar ketika
sebelumnya. Dalam hal ini, anak berproses
mereka didukung oleh orang lain (dalam hal ini
secara terus menerus membangun makna baru
guru), yang memiliki pengetahuan tentang
berdasarkan apa yang telah mereka kuasai
sesuatu yang mereka tidak ketahui.
sebelumnya, yang meliputi aspek pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya.
• Adapun implikasi guru dalam pembelajaran ialah:
• Proses belajar itu terjadi ketika siswa dapat - Guru hendaknya mengupayakan agar
pembelajaran bertolak dari apa yang telah
menghubungkan apa yang telah mereka ketahui
diketahui siswa.
dengan apa yang mereka temukan melalui
- Guru perlu memilih, merancang, dan
pengalaman belajar yang dilaluinya. Adapun
mengorganisasikan kegiatan/pengalaman
tiga cara siswa dalam belajar, diantaranya
belajar yang menarik dan bermakna.
melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung
- Guru perlu merancang kegiatan belajar bukan
atau tidak langsung), pengamatan (melihat
hanya dalam bentuk individual, tetapi juga
contoh atau model), dan melalui bahasa.
dalam bentuk kelompok.
B. Belajar Bahasa
• Anak belajar bahasa melalui pola berikut:
• Pada dasarnya anak belajar bahasa melalui
a. Semua komponen, sistem dan keterampilan
komunitasnya, yaitu  keluarga, teman, media
bahasa dipelajari secara terpadu.
radio atau televisi, dan lingkungannya. Anak
b. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan
memahami apa yang dikatakan oleh anggota
langsung dalam konteks yang otentik.
komunitasnya dan sekaligus menyampaikan ide
c. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap
serta perasaan dengan yang lain melalui bahasa
sesuai dengan kebutuhannya
yang digunakan.
d. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji
coba (Trial-Error) dan strategi lainnya

Adapun alasan mengapa anak belajar bahasa,


yaitu karena anak memerlukan untuk
keberlanngsungan hidupnya. Anak hanya ingin apa
yang disampaikannya dapat dipahami oleh orang
lain.
C. Pembelajaran Bahasa

Halliday (1979, dalam Goodman, dkk., 1987) menyatakan


ada tiga tipe belajar yang melibatkan bahasa yaitu:

1. Belajar Bahasa 3. Belajar tentang Bahasa


2. Belajar melalui Bahasa

Seseorang belajar bahasa Seseorang mempelajari bahasa


Seseorang menggunakan
focus pada penguasaan untuk mengetahui segala hal
bahasa untuk mempelajari
kemampuan yang melibatkan yang terdapat pada suatu
pengetahuan, sikap,
dua hal, yaitu (1) kemampuan bahasa, seperti sejarah,
keterampilan. Dalam konteks
untuk menyampaikan pesan, sistem bahasa, kaidah
ini bahasa berfungsi sebagai
baik secara lisan (melalui berbahasa, dan produk bahasa
alat untuk mempelajari
berbicara) maupun tertulis seperti sastra.
sesuatu, seperti Matematika,
(melalui menulis), serta IPA,Sejarah,Kewarganegaraan,
(2)  kemampuan memahami, dan sebagainya.
menafsirkan, dan menerima
pesan, baik yang disampaikan
secara lisan (melalui kegiatan
menyimak) maupun tertulis
(melalui kegiatan membaca)
Wujud kemampuan berbahasa diklasifikasikan menjadi
empat macam, yaitu:

1. Kemampuan 2. Kemampuan 4. Kemampuan Menulis


3. Kemampuan Membaca
Menyimak atau Berbicara
Mendengarkan Kemampuan menyampaikan
Kemampuan untuk pesan kepada pihak lain
Kemampuan untuk
memahami dan secara tertulis.
Kemampuan menyampaikan pesan
menafsirkan pesan yang Kemampuan ini bukan hanya
memahami dan secara lisan kepada
disampaikan secara berkaitan dengan
menafsirkan pesan orang lain. Pesan di kemahiran siswa menyusun
tertulis oleh pihak lain.
yang disampaikan sini adalah pikiran, dan menuliskan simbol-
secara lisan  oleh perasaan, sikap, simbol tertulis, tetapi juga
orang lain. tanggapan, penilaian, mengungkapkan pikiran,
dan sebagainya. pendapat, sikap, dan
perasaannya secara jelas
dan sistematis sehingga
Keempat kegiatan berbahasa itu dapat dilaksanakan
dalam pembelajaran, seperti berikut:
Berdasarkan uraian sebelumnya tentang belajar dan belajar
bahasa maka paradigma atau cara pandang pembelajaran
bahasa di sekolah dasar adalah sebagai berikut:

1. Imersi, yaitu pembelajaran bahasa dilakukan 4. Tanggung jawab, yaitu pembelajaran bahasa
dengan “menerjunkan” siswa secara langung yang memberikan kesempatan kepada siswa
dalam kegiatan berbahasayang dipelajarinya. untuk memilih aktifitas berbahasa yang akan
dilakukannnya.
2. Pengerjaan (Employment), yaitu pembelajaran
bahasa dilakukan dengan memberikan 5. Uji coba, yaitu pembelajaran bahasa yang
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dalam berbagai kegiatan berbahasa yang melakukan kegiatan dari prespektif atau sudut
bermakna, fungsional dan otentik. pandang siswa.

3. Demonstrasi, yaitu siswa belajar bahasa melalui 6. Pengharapan (Expectation), yaitu siswa
demonstrasi – dengan pemodelan dan dukungan – berupaya untuk suskses atau berhasil dalam
yang disediakan guru belajar, jika merasa bahwa gurunya
mengharapkan dia menjadi sukses.
SESI DISKUSI
TERIMA KASIH
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM

Anda mungkin juga menyukai