Anda di halaman 1dari 53

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua


Making Higher Education Open to All
Kelompok 1
Disusun oleh :

Ahmad Saepuloh : 836416402


Magfira Isna M :836410662
Nabila Anandita 836394353
Modul 8
PELUANG

KB 1 KB 2
MAKNA PELUANG TEKNIK MENGHITUNG

KB 3
MACAM-MACAM
KEJADIAN
KB 1
MAKNA PELUANG
A. Percobaan dan hasil suatu percobaan
• Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang
akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menduskusikannya
dimulai dengan suatu pengamatan. Proses pengamatan tersebut dinamakan suatu Percobaan.
Hasil dari suatu percobaan dinamakan hasil atau titik sampel.

Contoh 8.1.
Percobaan melempar satu mata uang logam Rp.500-an (Gambar 8.2).
Hasil yang mungkin:
• Tampak sisi belakang (B), yaitu nilai Rp.500, dan
• Tampak sisi depan (D), yaitu gambar burung garuda
• B. Ruang Sampel
Suatu percobaan akan menghasilkan suatu hasil (outcomes) atau tinksampel. Himpunan yang
berisi semua hasil yang mungkin dari suatupercobaan dinamakan ruang sampel Ruang sampel
biasa dinotasikandengan S.
Contoh 8.4
Suatu percobaan melempar satu mata uang logam. Ruang sampelnyaadalah S= {B}.
Contoh 8.5
Suatu percobaan mengambil satu buah kartu dari enam buah kartu yangdiberi nomor 1 sampai
dengan 6, dan diperhatikan nomor dari kartu yangdiambil (Gambar 8.4). Ruang sampelnya adalah
S={1,2,3,4,5,6).

C. Kejadian
Melanjutkan contoh 8.5 dalam pengambilan satu buah kartu dari enambuah kartu yang diberi
nomor 1 sampai 6. Jika yang terambil adalah kartudengan nomor genap maka hasil yang mungkin
adalah kartu 2, 4, dan 6.
Himpunan (2, 4, 6) merupakan himpunan bagian dari ruang sampel (1,2.3,4, 5,6). Himpunan ini
disebut kejadian dari suatu percobaan: Jadi, suatu kejadian adalah himpunan bagian dari ruang
sampel.
Contoh 8.8.
Suatu percobaan dalam pelemparan satu mata uang logam sebanyak
dua kali berurutan Ruang sampel S={BB, BD, DB, DD}. Kejadian munculnya
paling sedikit satu sisi belakang adalah {BB. BD, DB}
Contoh 8.9.
Dari percobaan melempar satu buah mata dadu. Ruang sampel S=
{1,2,3,4,5,6} .
Kejadian munculnya mata dadu kurang dari 4 adalah {1, 2, 3}
Kejadian munculnya mata dadu 6 adalah {6} .
Kejadian munculnya mata dadu yang habis dibagi 3 adalah {3,6}
Kejadian merupakan suatu himpunan maka himpunan kosong (ø)
merupakan kejadian yang tidak mungkin terjadi (kemustahilan) Contoh
kemustahilan adalah terambilnya kartu bernomor 7 dari percobaan
pengambilan kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 6 Dengan demikian,
banyaknya hasil yang mungkin dari suatu kejadian adalah nol.
Contoh 6.10.
Delapan bola yang diberi nomor 1 sampai 8 ditempatkan dalam
kotak.Suatu percobaan mengambil satu buah bola dari kotak
tersebut.Tentukan:
a.ruang sampelnya;
b.b. peluang kejadian:
i)terambilnya bola bernomor 6,
ii)terambilnya bola bernomor bilangan prima.
KB 2
TEKNIK MENGHITUNG
A. PRINSIP DASAR MENGHITUNG
Perhatikan contoh-contoh berikut.
Contoh 8.13.
Pada lomba lari cepat 100 meter, empat orang lolos ke putaran aktir,
yaitu Adri (A). Firdaus (F), Ilham (I). dan Wahyu (W). Pada
pertandingan itu tersedia dua hadiah. Berapa macam susunan
pemenang yang mungkin muncul pada akhir pertandingan?
Penyelesaian:
Pada putaran akhir pertandingan ada 4 kemungkinan pengisian
pemenang pertama, yaitu A, F. I, atau W. Setelah salah satu dari
mereka ini mencapai garis akhir, pelari berikutnya adalah salah satu
dari tiga pelari yang tidak berhasil menjadi juara pertama. Apa saja
susunan pemenang pertama dan kedua yang mungkin, untuk lebih
jelasnya dapat disusun dalam diagram pohon.
Dari diagram pohon di atas dapat ditemukan hasil: 4 × (4 - 1) = 12 susunan pemenang yang mungkin,
yaitu {AF, AL, AW, FA, FI, FW, IA,IF, IW, WA, WF. WI}. Huruf pertama adalah peserta yang
menempatijuara pertama dan huruf kedua adalah peserta yang menempati juara kedua.

Contoh 8.15
Misalkan di pasaran tersedia 4 merek sepeda motor. Masing-masing merek menyediakan 3
jenis kapasitas silinder dan 2 macam warna. Jika seorang karyawan hendak membeli sepeda motor
baru untuk digunakannya sebagai kendaraan pergi-pulang kantor, berapa macampilihan yang dapat
dilakukan karyawan tersebut?
Penyelesaian:
Sewaktu akan memutuskan apa yang akan dibelinya, karyawan tersebutdapat mengikuti jalan
berpikir demikian.
a: Mula-mulamenentukan merek, karena merek menentukan harga yang
ada hubungan dengan daya belinya. la harus memilih salah satu dari 4
merek yang tersedia.
b. Setelah itu, ia harus menentukan kapasitas silinder, karena itu pun
menentukan harga. Ia harus memilih salah satu dari 3 kapasitas silinder
yang tersedia.
c. Barulah setelah kedua keputusan itu dilakukan, ia memilih salah satu dari
2 warna yang disediakan.
Dalam memilih merek, karyawan tersebut harus memikirkan empat hal.
Sewaktu memilih kapasitas silinder pikirannya terhadap tiga hal. Sementara
ketika memilih warna, karyawan tersebut harus memikirkan dua hal.
Dengan demikian, terdapat 4 x 3 x 3=24 pilihanyang ada.
Contoh-contoh yang diberikan, mengarah pada suatu prinsip yang disebut
prinsip dasar menghitung, yaitu
1. jika dua percobaan yang dilakukan secara berurutan dengan n1 hasil
yangmungkin dari percobaan pertama dan n2 hasil yang mungkin dari
percobaan kedua maka ada n1 x n2 kombinasi hasil dari percobaan pertama
dan kedua;
2 secara sama, jika k percobaan dilakukan berurutan, dengan banyaknya
hasil yang mungkin dan tiap-tiap percobaan berturut-turut adalah n1,n2,
…., nk maka ada (n1 x n2 … x nk] hasil yang mungkin dari percobaan
percobaan yang dilakukan tersebut
Jadi, jika pada taraf pertama suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan m
cara, taraf kedua dengan n cara, dan seterusnya sampai taraf terakhir dapat
diselesaikan dengan z cara muka keseluruhan pekerjaan dapat diselesaikan
dengan (m,n….z) cara. Prinsip dasar menghitung ini sangat menolong
dalammenyelesaikan soal-soal peluang.
B. TEKNIK MENGHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMUTASI DAN
KOMBINASI
Prinsip dasar menghitung dapat digunakan untuk menentukan dua teknik
menghitung yang berbeda, yaitu permutasi dan kombinasi. Kedua teknik
tersebut berguna dalam menyelesaikan masalah peluang yang kompleks atau
rumit dan berguna dalam aplikasi lainnya. Yang penting untuk diingat adalah
membedakan permutasi dan kombinasi.
1. Faktorial
Sebelum membicarakan permutasi dan kombinasi, maka kita diskusikan
dahulu tentang faktorial, karena notasi faktorial dipergunakan dalam
menentukan nilai permutasi dan kombinasi. Notasi n! (dibaca n faktorial)
adalah hasil kali bilangan bulat positif dari 1 sampai n. Hasil kali 6.5.4.3.21
dinotasikan dengan 6!, dibaca 6 faktorial, dan didefinisikan 0! = 1, dan 1!=1.
2. Permutasi
Misal dari empat huruf dalam {A, B, C, D} akan dibentuk
pasangan berurut yang terdiri dari dua huruf yang berbeda.
Himpunan pasangan berurutan yang diperoleh, adalah {(A, B), (A,
C), (A, D), (B, A), (B, C), (B, D), (C, A (C. B), (C, D), (D, 4), (D, B), (D.
C)}. Perhatikan bahwa pasangan berun (A, B) berbeda dengan (B,
A). Demikian juga (B, D) berbeda dengan (D, B) Dalam pasangan
berurut ini urutan diperhatikan. Jika suatu susunan
memperhatikan urutan maka susunan itu disebut permutasi.
Contoh di atas merupakan permutasi 2 unsur dari 4 unsur, ditulis
4P2
Definisi 8.2
Suatu susunan terurut yang terdiri dari r unsur yang berbeda
yang terpilih dari n unsur yang berbeda (1 ≤ r ≤ n) disebut
permutasir unsur dan n unsur. Ditulis nPr
3. Permutasin
Unsur dengan Ada Unsur yang Sama Permutasi yang telah dibicarakan
hanya berlaku untuk n unsur yang berlainan Bagaimana permutasi yang
terdiri dari n unsur dengan beberapa unsur yang sama? Sebagai contoh:
Berapa kata yang terdiri dari empat huruf dengan semua huruf pada kata
"DADU? Kata yang dapat disusun adalah:
DADU DAUD DUAD DDAU
DDUA AUDD UADD DUDA
ADDU UDDA ADUD UDAD
Jadi, banyaknya kata yang dapat disusun ada 12 kata. Namun, jika
menggunakan rumus permutasi 4 unsur diperoleh: 4P4 = 4 ! = 4 x 3 x 2 x 1 =
24. Hasil 24 ini diperoleh dengan menganggap bahwa huruf "D" pada kata
"DADU" dibedakan menjadi D1 dan D2 sehingga kata D1AD2U berbeda
dengan D2AD2U. Padahal dalam membentuk suatu kata, tidak ada
perbedaan huruf D1 dan D2 sehingga kata D₁AD₂U = D2AD1U. Dengan
demikian, banyak kata yang tersusun ada 12 kata, bukan 24.
4. Kombinasi
Pada permutasi, unsur-unsur disusun dengan memperhatikan
urutan. Bahasan berikutnya adalah susunan unsur-unsur dengan
tidak memperhatikan urutan yang disebut dengan kombinasi.
Misal himpunan yang terdiri dari 4 huruf {A, B, C, D} akan
dibentuk himpunan bagian yang terdiri dari 2 anggota.
Himpunan bagian yang diperoleh adalah {A, B}, {A, C}, {A, D},
{B,C}, {B. D}, {C, D]. Himpunan bagian ini merupakan salah satu
contoh kombinasi, yaitu kombinasi 2 unsur dari 4 unsur, ditulis
4K₂. Pada kombinasi, susunan yang terdiri atas unsur yang sama,
walaupun urutannya tidak sama, hanya diperhitungkan satu
kombinasi. Maka {A, B} = {B,A}, {A,C} = {C,A}, {A,D} = {D,A}, {B,C} =
{C,B}, {B,D} = {D,B} dan {C,D} = {D,C}.
Kegiatan Belajar 3
Macam-Macam Kejadian

Hasil yang di harapkan dari suatu percobaan


tidak selalu kejadian tunggal. Dapat saja
terjadi munculnya dua kejadian atau lebih.
Kejadian yang terdiri dari dua kejadian atau
lebih disebut kejadian majemuk.
Konsep-konsep himpunan lain yang sering di gunakan
dalam peluang adalah konsep himpunanan beririsan,
konsep himpunan lepas dan komplemen himpunan.

Tiga hubungan penting berikut ini merupakan kejadian-


kejadian khusus. Kejadian ini di definisikan
menggunakan operator dari teori himpunan, yaitu
gabungan (dinotasikan dengan ∪ ) , irisan (dinotasikan
dengan ∩) , dan komplemen (dinotasikan dengan ‘ )
Modul 9
Pengantar Statistika

KB 1 KB 2
Pengumpulan dan Penyajian Data
Penyajian Data Berkelompok ke
Dalam Bentuk Tabel
Distribusi Frekuensi
dan Bentuk
Diagramnya
Kegiatan Belajar 1
Pengumpulan dan Penyajian Data

Jika kita ingin membrikan atau mengemukakan


pendapat ataupun ingin menguraikan suatu kejadian,
tentu harus kita pelajari terlebih dahulu hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kejadian tersebut.
Bagaimana caranya? Tentu dengan cara mencari
keterangan-keterangan seputar kejadian tersebut.
Keterangan-keterangan yang dicari itu dalam konteks
materi dinamakan data.
Data dapat berupa keterangan yang dinyatakan
dalam bentuk bilangan, seperti banyaknya siswa di
kompleks sekolah tertentu, tinggi atau berat badan
dari 50 orang siswa kelas I di sekolah tertentu,
banyaknya pegawai di suatu perusahaan kosmetik,
besar gaji masing-masing pegawai di suatu
perusahaan, dan sebagainya. Data yang
dinyatakan dalam bentuk bilangan, seperti dalam
contoh tersebut dinamakan data kuantitatif
Sedangkan data yang tidak dinyatakan dalam bilangan
dinamakan data kualitatif, misalnya suatu perusahaan
alat-alat tulis ingin memproduksi alat tulis (ball point)
merek baru, Untuk itulah perusahaan terscbut
memanggil siswa-siswa dari berbagai tempat untuk
dimintai keterangannya mengenai kesukaan mereka
terhadap model, warna, atau bentuk alat tulis yang
disukainya dari berbagai merek yang ada dengan
mewawancarai, tentunya dari pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan mungkin jawabannya sebagai berikut:
ya, tidak, ya, setuju, selalu, lebih suka, dan Jain
sebagainya. Jawaban-jawaban seperti itulah yang
disebut sebagai data kualitatif,
Data dapat dikelompokkan atas:
1.Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk
bilangan.
2.Data kualitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalam
bentuk bilangan.

Jika ditinjau dari nilainya ataupun cara perolehannya maka


data kuantitatif dibagi ke dalam 2 macam golongan.
1.Data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari proses
menghitung atau mencacah.
2.Data kontinu, yaitu data yang diperoleh dari hasil
pengukuran.
Statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan cara
pengumpulan, penyusunan, penyajian dan
penganalisisan data, serta penarikan kesimpulan
yang teliti dan benar dari data tersebut. Sedangkan
statistik adalah ilmu yang digunakan untuk
menyatakan kumpulan data yang umumnya
berbentuk angka yang disusun ke dalam bentuk
tabel dan diagram.
A. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan, antara lain dengan:

1.wawancara (interview), merupakan bentuk cara


pengumpulan data yang bersifat langsung
2.angket (kuesioner), adalah seperangkat daftar
pertanyaan/lampiran yang diisi oleh responden tanpa
pengawasan kemudian dikembalikan kembali, menurut
jenisnya angket terbagi atas angket tertutup dan angket
terbuka
3.pengamatan (observasi). Dilakukan apabila peneliti
merasa perlu melihat, menghayati atau melakukan
sendiri
C. PENYAJIAN DATA
Untuk keperluan analisis, data yang telah dikumpulkan
haru disusun dan disajikan. Secara garis besarnya ada
dua cara penyajian yang sering dipakai, yaitu penyajian
data dengan:

1.Tabel/daftar, jika kita ingin menganalisis suatu data ,


biasanya data tersebut harus disusun terlebih dahulu
kedalam sebuah tabel/daftar
2.Grafik/diagram. Pada umumnya penyajian melalui
gambar akan lebih menjelaskan secara visual, serta lebih
menarik perhatian.
Sebuah tabel/daftar umumnya terdiri atas beberapa
bagian, yaitu bagian untuk:
1.judul tabel,
2.judul kolom dan judul baris,
3.badan daftar,
4.catatan dan sumber data.
Ada beberapa jenis diagram untuk menyajikan data,
yaitu diagram:
1.garis,
2.batang,
3.lingkaran dan diagram pastel,
4.Tambang (piktogram).

Untuk membuat diagram-diagram di atas kita harus


perhatikan teknik-teknik/langkah-langkah
penyajiannya karena setiap diagram mempunyai
karakteristik tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Penyajian Data Berkelompok ke Dalam Bentuk
Tabel Distribusi Frekuensi dan Bentuk Diagramnya

A. Pengertian Data Berkelompok dan Tabel Distribusi


Frekuensi

Suatu data dengan rentang nilai cukup besar dan variasi


nilainya juga banyak, untuk keperluan analisisnya maka
data yang demikian harus disajikan ke dalam bentuk
tabel. Bentuk yang tepat untuk menyajikannya adalah
dengan tabel distribusi frekuensi.
B. Istilah-Istilah Dalam Tabel Distribusi Frekuensi

1.Interval Kelas,
Interval kelas merupakan interval pemuat kelas
(subkelompok data). Biasanya dalam tabel distribusi
frekuensi terdiri dari beberapa kelas (umumnya 5
sampai t 15 kelas). Pada Tabel 9.8 di atas,
pengelompokan datanya terdiri atas 5 kelas,
dengan a - b merupakan interval kelas pertama, c -
d interval kelas kedua, dan seterusnya.
2. Batas Kelas
Batas kelas merupakan nilai batas tiap kelas dalam
sebuah distribusi dan digunakan sebagai pedoman
guna memasukkan angka-angka hasil observasi ke
dalam kelas-kelas yang sesuai. Ada dua batas
dalam setiap kelasnya yang disebut batas bawah
kelas dan batas atas kelas. Kelas pertama dari
bentuk umum tabel distribusi frekuensi di atas
memiliki batas bawah kelas sebesar a dan batas
atas kelas sebesar b (a, c, e, g, i merupakan batas-
batas bawah kelas dan b, d, f, h, j merupakan
batas-batas atas kelas untuk masing-masing
interval).
3. Tepi Kelas
Tepi kelas merupakan bilangan yang diperoleh
dengan cara nilai-nilai batas kelas dikurangi atau
ditambah dengan ketelitian data yang digunakan.
Dalam hal ini, ketelitian data yang digunakan
tergantung pada pencatatan datanya. Jika data
yang digunakan dicatat dalam bilangan bulat maka
ketelitian datanya adalah 0,5. Jika data yang
digunakan dicatat dalam bilangan satu desimal
maka ketelitian datanya 0,05, dua desimal ketelitian
datanya 0,005 dan seterusnya. Ada dua tepi kelas
dalam setiap interval kelasnya yang disebut tepi
bawah kelas interval dan tepi atas kelas interval.
4. Titik Tengah
Titik tengah merupakan rata-rata hitung dari kedua
tepi kelasnya atau kedua batas kelasnya.

5. Panjang Kelas
Panjang kelas adalah bilangan yang diperoleh dari
perbedaan/ selisih antara kedua tepi kelasnya.
C. Teknik Menyusun Data Ke Dalam Bentuk Tabel
Distribusi Frekuensi

1.Menentukan Jumlah Kelas


2.Menentukan Panjang Kelas
3.Menentukan Batas-batas Kelas Untuk Masing-
masing Interval Kelasnya
4.Memasukkan Semua Data ke Dalam Masing-
masing Interval Kelas
5.Menuliskan Nomor Dan Judul Tabel Serta Catatan
dan Sumber Data di Dapat
D. Macam-macam Tabel Distribusi Frekuensi

1.Tabel distribusi frekuensi kumulatif


Dalam beberapa hal, distribusi frekuensi kumulatif
pada umumnya lebih sering digunakan daripada
frekuensi biasa, yang dimaksud dengan frekuensi
kumulatif adalah kumpulan frekuensi pada kelas
yang dimaksud dengan frekuensi-frekuensi kelas
sebelumnya.
2. Tabel distribusi frekuensi relatif
Tabel distribusi frekuensi relatif adalah sebuah tabel
yang berisi nilai-nilai data, dengan nilai-nilai
tersebut dikelompokkan ke dalam interval-interval
kelas dan tiap interval kelasnya masing-masing
mempunyai bilangan frekuensi dalam bentuk
presentase.
3. Tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif
Tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif didapat
dari tabel distribusi frekuensi:
a.kumulatif dengan bilangan frekuensinya diubah ke
dalam bentuk persentase, atau
b.relatif dengan bilangan frekuensinya adalah
kumpulan bilangan-bilangan frekuensi relatif pada
kelas yang dimaksud dengan bilangan-bilangan
frekuensi kelas sebelumnya.
Ada 2 macam tabel untuk distribusi frekuensi relatif
kumulatif, yaitu tabel distribusi frekuensi relatif
kumulatif:
a.“kurang dari”,
b.“atau lebih”.
E. Penyajian Data Berkelompok Ke Dalam Bentuk
Diagram

1.Histogram
Histogram sering pula dianggap sebagai grafik
frekuensi yang bertangga. Di dalamnya terdiri dari
serangkaian bangun persegi panjang yang memiliki
alas sepanjang interval antara kedua tepi kelasnya
dan memiliki luas yang sebanding dengan nilai
frekuensi dalam kelas-kelas yang bersangkutan.
Oleh karena itu, penggambaran histogram akan
lebih mudah apabila distribusi frekuensinya memiliki
interval kelas yang sama untuk tiap-tiap kelas.
1.Poligon Frekuensi
2. Poligon Frekuensi
Data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dapat
juga digambarkan dalam bentuk poligon frekuensi.
Cara penggambaran poligon frekuensi umumnya
dilakukan dengan jalan menentukan titik tengah
tiap-tiap persegi panjang pada histogram, kemudian
menghubungkannya dengan sebuah garis linear
atau dengan garis putus-putus. Hal ini dapat
dikerjakan jika datanya sudah tersaji dalam bentuk
diagram histogram.
1.Ogive
3. Ogive
Ogive positif dibuat berdasarkan data yang sudah
disusun dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif
“kurang dari”, sedangkan ogive negatif dibuat
berdasarkan data dalam tabel distribusi frekuensi
kumulatif “atau lebih”.

Anda mungkin juga menyukai