Anda di halaman 1dari 31

PDGK4502/

Pengembangan
Kurikulum dan
Pembelajaran di
SD

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH


Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua
Making Higher Education Open to All

MODUL 7 DAN 8
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI
SD
Kelompok 3 :

1. DANI RAMDIANSYACH / 836393297


2. DE RAHMAH / 836411592
3. NOVA INDRIYANI / 836397739
4. SITI WAHYUNINGSIH /
MODUL 7
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR
Adapun sistem rencana pendidikan Sekolah Dasar pada saat itu dikenal dengan
Sistem Pancawardana yaitu :
1.Perkembangan moral, meliputi pelajaran : Pendidikan Kemasyarakatan dan
Pendididkan Agama/Budi Pekerti
2.Perkembangan Itelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran : Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung dan Pengetahuan Alamiah
3.Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajajara: seni Suara/Musik, Seni
Lukis/Rupa, Seni Tari dan seni Sastra/Drama
4.Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri
kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan dan Keprigelan lainnya
5.Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan
Pendidikan Kesehatan Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.
Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan
adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
B. Profil Kurikulum SD Tahun 1968
Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai
berakhirnya masa pemerintahan orde lama. Peristiwa tersebut banyak berpengaruh
pada tatanan politik, ekonomi, social dan budaya termasuk juga dalam bidang
pendidikan.
Unsur pokok yang terdapat dalam kurikulum SD 1968 yaitu :
1.Dasar, tujuan, dan asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila di SD
2.Struktur program atau kerangka kurikulum SD
3.Bahan pendidikan atau garis-garis besar program pengajaran
4.Pedoman evaluasi atau pengisian dan penggunaan buku raport Murid SD
Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan
diarahkan untuk:
1.Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2.Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3.Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.

Penerbitan kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju


integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan
tinggi. Kurikulum SD 1968 terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok
pembinaan jiwa pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan
kelompok pembinaan kecakapan khusus.
Sesuai undang-undang Hindia Belanda yang menggolongkan pendidikan
Indonesia menjadi tiga kelas yaitu ELS (Eropesche Lagere School) untuk
orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS (hollands Chinesche School)
untuk golongan Tionghoa, HIS (hollands Inlandshe School) untuk rakyat
bumiputra kalangan atas. Kurikulum ELS terdiri atas mata pelajaran
membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan
mata pelajaran lain.
Kurikulum SD 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah dasar -
yang secara umum mengharapkan lulusannya :
1.memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik
2. sehat jasmani dan rohani
3. memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk
melajutkan pelajaran, bekerja dimasyarakat, mengembangkan diri dengan asas
pendidikan seumur hidup
KEGIATAN BELAJAR 2
Kurikulum Sekolah Dasar Tahun1984 Sampai Dengan Tahun 2004
Kurikulum SD Tahun 1984
Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah
dalam lingkungan Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar diberlakukan
kurikulum baru yaitu Kurikulum Tahun 1984. Pengembangan kurikulum 1984
berorientasi pada landasan teori, yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar yang
diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses perolehannya.
Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu: ranah
kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan
pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak.
• Tujuan pendidikan nasional menjadi acuan dari tujuan pendidikan sekolah dasar dan
kurikulum 1984 ini, yaitu :
1. Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila yang
mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap
pembangunan bangsa.
2. Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan
ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.
B. Profil Kurikulum SD Tahun 1994
Mata pelajaran yang diberlakukan dalam Kurikulum SD 1994 yaitu Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Kesenian,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Muatan Lokal.
Program pengajaran dalam Kurikulum SD 1994 terbagi menjadi program kurikuler
dan ekstra kulikuler.
Kurikulum SD 1994 menerapkan sistem caturwulan yang membagi waktu belajar satu
tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu. Jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun
ajaran sekurang-kurangnya 240 hari.
C. Profil Kurikulum SD Tahun 2004
Di dalam Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Setiap pelajaran
diurai berdasarkan kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Kurikulum Berbasis
Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, mulai diterapkan sejak tahun 2004. Secara materi,
sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum1994, perbedaannya hanya pada cara
para murid belajar dikelas. Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan
sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam
sistem semester.
Pada kurikulum sebelumnya, para siswa hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka,
yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para siswa dituntut aktif
mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPT tanpa meninggalkan kerjasama dan
solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi disini, guru hanya
bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan
untuk semua. Dalam kegiatan dikelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek sekaligus
objek dalam pembelajaran. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. Dalam Kurikulum
Tahun 2004 ada yang disebut dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD adalah sebagai berikut :
1.Mengenali dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.
2.Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap
lingkungan.
3.Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkonikasi melalui berbagai media.
4.Menyenangi keindahan.
5.Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.
6.Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
MODUL 6
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kegiatan belajar 1
Landasan dan prinsip pengembangan KTSP
A. Pengertian KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan di laksanakana dimasing-masing
satuan pendidikan. Berdasarkan aturan tersebut, dapat di kemukakakan bahwa KTSP
adalah kurikulum yang disusun dan di laksanakan oleh sekolah. ( Menurut PP no.19 Tahun
2005 tentang Standar nasional Pendidikan (SNP) )
Istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan kurikulum yang dikembangkan oleh
sekolah adalah Kurikulum Berbasis Sekolah (School Based Curriculum)  
KTSP merupakan kurikulum berbasis kompetensi karena pengembangan semua
komponen kurikulum diarahkan pada penguasaan kompetensi oleh siswa. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah kurikulum yang menekankan pada isi kurikulum yang berupa
kompetensi atau kecakapan dan keterampilan kerja dengan ciri utama pencapaian
kompetensi minimal dalam bidang studi. Menurut Sukmadinata (2005), kurikulum berbasis
kompetensi memiliki ciri-ciri berikut:
1.Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku
2.Metode merupakan kegiatan pembelajaran sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-
perangsang yang diberikan
3.Isi kurikulum banyak diambil dari disipilin ilmu, tetapi diramu untuk mendukung penguasaan suatu
kompetensi
4.Kegiatan evaluasi dilakukan setiap saat, pada akhir suatu pelajaran unit pelajaran atau semester
B. Landasan atau rasional KTSP
Pengembangan kurikulum berbasis sekolah menyediakan mekanisme bagi sekolah
untuk :
- memenuhi kebutuhan dan minat siswa secara lebih baik
- mengaitkan belajar disekolah ke dalam pengetahuan dan sumber lokal
- Peka terhadap ide-ide dan teknologi baru dalam pendidikan
- Mengambil keuntungan dari kesempatan yang di sebabkan oleh struktur kurikulum
dan asesmen baru.
Kelima ciri MBS menurut Sagala (2009)
•Kemandirian, artinya sekolah memiliki otonomi untuk mengelola untuk mengelola
sekolah secara efektif dan memberikan layanan belajar yang bermutu.
•Kemitraan, artinya sekolah memanfaatkan potensi yang dimiliki stakeholders sekolah
untuk mencapai kualitas yang di harapkan.
•Partisipasi, artinya kepemimpinan sekolah memberikan kesempatan kepada semua
sumber daya di sekolah untuk terlibat aktif dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
•Keterbukaan, artinya terbuka untuk melakukan inovasi ke arah yang lebih baik dan
kompetitif
•Akuntibilitas, artinya sekolah tanggap terhadap kebutuhan pengguna jasa layanan
pendidikan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan yang telah di tetapkan.
Dengan memperhatian pengertian dan ciri-ciri MBS tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
penerapan MBS adalah mendorong sekolah untuk lebih mandiri atau berdaya melalui
pemberian kewenangan (otonomi) dan fleksibilitas dalam mengelola sumber daya serta
mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Penerapan MBS memberikan sumbangan terhadap peningkatan mutu sekolah. Melalui
penerapan MBS , sekolah dapat :
•meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan kinerja personil sekolah
•meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan
•memunculkan gagasan-gagasan baru yang diakomodasi dalam program kerja khususnya dalam
implementasi kurikulum dan pemanfaatan teknologi pendidikan.
•meningkatkan mutu partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah
C. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum
•Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi
dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
•Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
• Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara
vertikal, maupun secara horizontal.
• Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
• Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku,
budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kegiatan Belajar 2
Proses Pengembangan KTSP
A. DASAR PENGEMBANGAN KTSP
Berdasarkan panduan Umum pengembangan KTSP yang di susun oleh BSNP, KTSP pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah harus mengacu pada Standar Isi ( SI ) dan Standar
Kompetensi Lulusan ( SKL ). Hal ini sesuai dengan amatan undang-undang .
•Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
•Praturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan.
•Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendikbut) No.22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan Pendidik Dasar dan Menengah
•Keputusan mentri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 tentang standar Kompetensi
Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
B. PROSEDUR PENGEMBANGAN KTSP
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum adalah
•Penyiapan dan penyusunan
•Reviu dan revisi
•Finalisasi
•Pemantapan dan penilaian
Menurut BSNP, KTSP terdiri atas komponen
•Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
•Struktur dan Muatan Kurikulum
•Kalender pendidikan
•Silabus
Sesuai dengan komponen-komponen dokumen yang harus dihasilkan dari pengembangan
KTSP yaitu :
1.Analisis Konteks
Kegiatan ini dilakukan untuk mengindentifikasi kebutuhan dan perkembangan peserta
didik serta kebutuhan dan potensi sumber daya yang ada.
2. Menelah Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pada pengembangan kurikulum adalah menetapkan seperangkat kompetensi yang
menggambarkan kemampuan kelulusan yang diharapkan.
3. Mengembangkan Kompetensi untuk Program Muatan Lokal dan Pengembangan diri
Kurikulum yang dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan dan pengembangan
peserta didik serta kebutuhan dan potensi daerah.
4. Memilih serta Mengorganisasikan Pengalaman Belajar dan Materi
Ada dua kegiatan yang dilakukan pada langkah ini, yaitu memilih pengalaman belajar dan
materi serta mengorganisasikannya sehingga dapat dengan mudah diikuti dan dikuasai
siswa.
•Menetapkan Pendekatan dan prosodur Asesmen
•Asesmen dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan kompetensi yang
telah ditetapkan oleh siswa.
C. PENGEMBANGAN SILABUS
•Menurut BSNP (2006) silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu. Komponen – komponen silabus adalah standar
kompetensi, kompetensi dasar, Materi Pokok/Pembelajaran, kegiatan pembelajar,
Indikator, penilaian, Alokasi Waktu dan Sumber/Bahan/Alat Belajar.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pengembangan silabus adalah sebagai
berikut ( BSNP,2006)
•Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
•Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
•Mengembangkan kegiatan pembelajaran
•Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
•Menentukan Jenis Penilaian
•Menentukan Alokasi Waktu
•Menentkan sumber belajar.
•Langkah terakhir dalam pengembangan silabus adalah menentukan sumber belajar yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
D. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN KTSP
Berdasarkan panduan dari BNSP , pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP
diantara lain:
•Kepala sekolah
•Guru
•Komite sekolah
•Nara sumber
•Dinas pendidikan
•Pihak yang Berkepentingan dengan sekolah (Stakeholders)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai