Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : Sutarto, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Muhammad Alfian Firdaus (2283207008)
2. Yoga Permana (2283207016)
3. Ghiza Septian Ady Prasetya (2283207017)

Program Studi Pendidikan Informatika

STKIP PGRI Pacitan

Tahun Akademik 2022/2023


MAKALAH

ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : Sutarto, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Muhammad Alfian Firdaus (2283207008)
2. Yoga Permana (2283207016)
3. Ghiza Septian Ady Prasetya (2283207017)

Program Studi Pendidikan Informatika

STKIP PGRI Pacitan

Tahun Akademik 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur harus senantiasa kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA”
ini dengan baik. Begitu pula atas nikmat kesehatan dan kesempatan yang telah Allah SWT
berikan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber di media
internet. Pembuatan makalah ini ditujukan supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami
tentang apa saja jenis aliran-aliran Pendidikan di Indonesia itu.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Khusunya kepada
Bapak Sutarto, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak kontribusi
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf yang
setulus-tulusnya. Kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pacitan, 23 November 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.1. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................ 1
BAB II ............................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA ........................................ 2
2.1. Aliran-Aliran Klasik Pendidikan......................................................... 3
2.1.1. Aliran Empirisme ......................................................................... 3
2.1.2. Aliran Nativisme .......................................................................... 4
2.1.3. Aliran Naturalisme ....................................................................... 5
2.1.4. Aliran Konvergensi ...................................................................... 6
2.2. Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia ................................................ 7
2.2.1. Taman Siswa ................................................................................ 8
2.2.2. INS Kayutaman ............................................................................ 9
2.2.3. Muhammadiyah .......................................................................... 10
2.2.4. Maarif......................................................................................... 12
BAB III ............................................................................................................ 15
PENUTUP ....................................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 15
3.2. Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSAKA ........................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia baik individu ataupun kelompok pasti selalu melakukan atau menyelenggarakan
usaha pendidikan. Dari kalangan pemikir atau ilmuwan sering melakukan observasi tentang masalah
usaha pendidikan yang pada akhirnya menghasilkan pemikiran-pemikiran tentang beberapa faktor
yang mendasari perkembangan manusia serta dasar penyelenggaran pendidikan yang lebih
metodologis. Karena banyaknya pendapat atau teori dari para pemikir, yang pada akhirnya
memunculkan beberapa aliran pendidikan. Aliran-aliran pendidikan yang tercipta itu masih terbagi
lagi menjadi beberapa aliran, diantaranya adalah aliran klasik, aliran pokok, dan aliran modern.
Penyelenggaraan dan pemikiran tentang pola pendidikan di Indonesia sendiri telah dilakukan sejak
masa sebelum kemerdekaan. Pemikiran tentang pola pendidikan itu terkadang berlangsung sebagai
diskusi yang berkepanjangan dan sering menimbulkan pro dan kontra, sehingga mengakibatkan
terjadinya persaingan antar pihak atau kelompok yang terlalu idealis.

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengapa harus muncul beberapa aliran di dalam pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana dampak kemunculan aliran-aliran ini dalam pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana peran generasi muda untuk menyikapi setiap perbedaan dalam aliran pendidikan di
Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep aliran pendidikan.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan aliran-aliran pendidikan baik dari dalam maupun luar Indonesia.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh aliran-aliran pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Untuk definisi dari aliran-aliran pendidikan ada dua, yang pertama menjelaskan bahwa aliran-
aliran pendidikan itu adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam bidang
pendidikan, sedangkan untuk definisi yang kedua menjelaskan bahwa aliran-aliran pendidikan itu
adalah suatu teori atau paham yang diikuti oleh pengguna aliran atau pemahaman ini di dalam
penerapan dunia pendidikan.
Aliran-aliran pendidikan muncul sejak manusia hidup dalam suatu kelompok yang diharapkan
dengan problem regenerasi bagi keturunannya. Secara historis bahwa aliran-aliran pendidikan ataupun
berbagai pemikiran tentang pendidikan dapat ditemukan dalam berbagai literatur. Setiap aliran
pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk memperbaiki martabat manusia. Pemahaman
terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangat penting ketika seorang pendidik atau
calon pendidik hendak menangkap hakikat dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang
pendidikan yang tengah terjadi.1
Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran yang demikian dianggap penting dalam dunia
Pendidikan karena akan menjadi bekal bagi tenaga pendidik, sehingga memiliki wawasan historis yang
lebih luas, juga dapat menambah ketajaman analisisnya dalam mengaitkan antara keberadaan masa
lalu dengan tuntutan dan kebutuhan masa kini dalam rangka mengantisipasi masa yang akan datang.
Berbagai pemikiran tentang Pendidikan tempo dulu secara realistis telah memberikan kontribusi yang
cukup berarti bagi praktek Pendidikan.23
Sebagai generasi muda, kita dituntut untuk bisa mengambil sikap yang tepat apabila terjadi selisih
paham atau persaingan antar pihak dalam aliran-aliran Pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah
dengan tidak serta-merta menyalahkan salah satu pihak atau bisa dibilang menjadi pihak tengah
(dengan kata lain menjadi pihak yang akan menyatukan dua pihak).

1
LSM SPADA. “Aliran Pendidikan”. https://lmsspada.kemdikbud.go.id. Diakses pada tanggal 7 Januari 2023, pukul 06:05 WIB.
3
Ibid.

2
2.1. Aliran-Aliran Klasik Pendidikan
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan, dan meneruskan warisan budaya. Teori
pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya. Isi pendidikan atau
bahan pengajaran diambil dari sari ilmu pengetahuan yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh
para ahli di bidangnya dan disusun secara logis dan sistematis.

2.1.1. Aliran Empirisme


Aliran Empirisme atau aliran yang berdasarkan pada pengalaman yang mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan4 (Zumaroh, Aliran-Aliran Pendidikan
2015). Aliran ini berawal dari prinsip “The School Of British Empirism” (aliran empirisme Inggris)
yang dipelopori oleh Jhon Locke (1632-1704). Doktrin utama dari aliran empirisme yang sangat
terkenal adalah “Tabula Rasa”, yakni istilah dalam bahasa Latin yang berarti “buku tulis” yang kosong,
atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa5 menekankan arti pentingnya pengalaman, lingkungan dan
pendidikan, dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan
pengalaman pendidikannya. Artinya, seorang anak atau manusia diibaratkan sebagai lembaran kosong
yang dapat diisi apa saja. Sementara itu, bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada
pengaruhnya sama sekali. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir
seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong dan tak punya kemampuan apa-apa.
Aliran empirisme sangat berlawanan dengan aliran nativisme dan naturalisme karena berpendapat
bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu justru sangat di tentukan oleh
lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Manusia dapat
dididik menjadi apa saja, baik ke arah yang baik mau pun ke arah yang buruk menurut kehendak
lingkungan atau pendidikannya. Dalam ilmu pendidikan, aliran empiris ini dikenal pedagogik6 optimis.
Dalam aliran empirisme, terdapat lima aspek penting yang mempengaruhi tingkah laku dan
perkembangan pendidikan manusia, yakni sebagai berikut:

4
Yuliani Zumaroh. “Aliran-Aliran Pendidikan”. Aliran-aliran pendidikan - Kompasiana.com. Diakses pada tanggal 20 November
2022, pukul 09:00 WIB.
5
Doktrin Tabula Rasa adalah merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan
kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit
melalui pengalaman dan persepsi alat indranya terhadap dunia di luar dirinya.
6
Pedagogik adalah istilah pengajaran atau gaya mengajar sebuah guru, merupakan bagian ilmu yang mengajari bagaimana teknik
mengejar itu sendiri.

3
1. Sosiologi, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar individu dalam suatu
komunitas sosial.
2. Historis,yaitu lingkungan yang ditentukan oleh ciri suatu masa atau era dengan segala
perkembangan peradabannya.
3. Geografis atau lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah.
4. Kultural, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultural suatu masyarakat.
5. Psikologis,yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan7 (Thabroni 2022).

2.1.2. Aliran Nativisme


Istilah nativisme berasal dari kata natie yang artinya “terlahir”. Bagi nativisme, lingkungan sekitar
tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam memengaruhi perkembangan anak.
Pembawaan tidak dapat diubah dari kekuatan luar8 (Pohan 2019). Nativisme merupakan sebuah
doktrin filosofis yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap proses pemikiran psikologis. Tokoh
utama dalam aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1869)9, yaitu seorang filosofis Jerman.
Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut sebagai pedagogik pesimis. Pendidikan
yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan
anak itu sendiri. Dalam aliran nativisme, lingkungan sekitar tidak mempengaruhi perkembangan anak.
Malah, penganut aliran ini menyatakan bahwa “anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan
menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan baik”. Pembawaan
baik dan buruk ini dikatakan tidak dapat di ubah dari luar. Menurut Rajab (dalam Syafnan, 2020)
pembawaan yang diwariskan orangtua kepada anaknya menurut aliran nativisme meliputi beberapa
poin di bawah ini:
1. Pewarisan yang bersifat jasmaniah seperti warna kulit, bentuk tubuh, dsb.

2. Pewarisan yang bersifat intelektual seperti kecerdasan dan kebodohan.


3. Pewarisan yang bersifat tingkah laku.

4. Pewarisan yang bersifat alamiah (internal).


5. Pewarisan yang bersifat sosiologis (eksternal).10 (Thabroni 2022)

7
Gamal Thabroni. “Aliran-Aliran Pendidikan Klasik”. https://serupa.id/aliran-aliran-pendidikan-klasik/. Diakses pada tanggal 20
November 2022, pukul 09:58 WIB.
8
Jusrin Efendi Pohan. “Filsafat Pendidikan: Teori Klasik Hingga Postmodernisme dan Problematikannya di Indonesia”. Ed 1, Cet. 1,
Hal. 92-95. Diakses pada tanggal 20 November 2022, pukul 10:12 WIB.
9
Arthur Schopenhauer adalah adalah seorang filsuf Jerman yang dikenang karena pandangan pesimistisnya tentang sifat manusia.
10
Gamal Thabroni. “Aliran-Aliran Pendidikan Klasik”. https://serupa.id/aliran-aliran-pendidikan-klasik/. Diakses pada tanggal 20
November 2022, pukul 10:42 WIB.

4
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan menurut aliran nativisme tidak dapat mengubah
perkembangan seorang anak atau tidak mempunyai pengaruh sama sekali. Menurut mereka baik
buruknya seorang anak ditentukan oleh pembawaan sejak lahir, dan peran pendidikan disini hanya
sebatas mengembangkan bakat saja.

2.1.3. Aliran Naturalisme


Naturalisme memiliki beberapa pengertian. Jika dilihat dari bahasa, natural berarti alami dan isme
yang berarti paham. Sehingga naturalisme bisa disebut dengan paham alami yakni setiap individu
terlahir memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik dan tidak ada yang memiliki pembawaan
buruk. Sedangkan jika dilihat dari pendapat para ahli, pengertian naturalisme sendiri juga berbeda beda
yakni:
▪ J.J Rosseau: Ia berpendapat dalam bukunya “Emile11”: jika semua adalah baik ketika datang
dari Sang Pencipta namun akan menjadi buruk di tangan manusia.
▪ Schopenhauer: Ia berpendapat jika semua anak terlahir dengan pembawaan baik dan tidak ada
seorang pun yang telrahir dengan pembawaan buruk.
Spencer juga kemudian memberi penjelasan tentang delapan prinsip dalam proses pendidikan
beraliran naturalisme tersebut. Delapan prinsip tersebut yakni:
▪ Pendidikan harus bisa menyesuaikan diri dengan alam
▪ Proses pendidikan harus bisa menyesuaikan diri dengan alam.
▪ Proses pendidikan yang berjalan harus bisa disenangi anak didik yang penting dalam cara
membentuk karakter anak usia dini.
▪ Pendidikan harus didasari dengan spontanitas dari aktivitas anak.
▪ Perbanyak ilmu pengetahuan menjadi bagian terpenting dari pendidikan.
▪ Pendidikan ditujukan untuk membantu perkembangan fisik dan juga otak.
▪ Praktik mengajar merupakan seni menunda.
▪ Metode instruksi dalam mendidik memakai cara induktif12.
Aliran pendidikan naturalisme lahir sebagai reaksi pada aliran filsafat pendidikan Aristotalian
Thomistik13 di abad ke-17 yang kemudian mengalami perkembangan di abad ke-18. Naturalisme
kemudian berkembang pesat dalam bidang sains dan ia berpendapat jika belajar banyak tentang
pengetahuan yang dilaporkan oleh indera manusia. Filsafat pendidikan didukung dengan tiga aliran

11
Emile adalah salah satu karya Rousseau yang paling revolusioner tentang pendidikan.
12
Induktif adalah suatu proses berfikir untuk menyatakan/menyimpulkan suatu kebenaran yang dilakukan berdasarkan pada titik tolak
hal-hal yang bersifat ksusus, kemudian dari hal-hal yang bertitik tolak pada hal-hal yang khusus tersebut, kemudian ditarik suatu
kesimpulan kebenaran yang sifatnya umum/universal.
13
Aristotalian Thomistik adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari pengaruh atau ajaran Katolik Roma pada abad pertengahan.

5
besar yakni empirisme, realisme dan juga rasionalisme. Semua penganut naturalisme adalah penganut
realisme. Namun tidak seluruh penganut realisme adalah penganut naturalisme sehingga banyak
pemikiran realisme yang sejalan dengan naturalisme seperti nilai estetis14 dan etis15 yang didapat dari
alam sebab alam sudah menyediakan kedua hal tersebut.
Dalam pendidikan dan juga pengajaran, Comenius memakai beberapa hukum alam untuk contoh
yang selalu tertib dan teratur. Hukum alam tersebut memiliki tiga ciri yakni:
▪ Semuanya berkembang dari alam.
▪ Perkembangan alam serba teratur, tidak melompat lompat namun terjadi secara bertahap.
▪ Alam berkembang tidak terburu buru namun menunggu waktu yang tepat sambil melakukan
persiapan.
Fenomena menarik dalam bidang pendidikan sekarang ini adalah terlahirnya banyak model
pendidikan yang menjadikan alam sebagai tempat dan juga pusat kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
tidak lagi harus dilakukan dalam kelas yang terbatas pada ruang dan waktu namun lebih fokus pada
pemanfaatan alam sebagai tempat dan sumber belajar sebagai salah satu tips meningkatkan daya
ingat. Dalam buku Quantum Learning Bobbi De Porter mengatakan jika dengan mengendalikan
lingkungan, maka seseorang melakukan langkah efektif pertama untuk mengendalikan semua
pengalaman belajar bahkan bisa menghasilkan ciri ciri anak cerdas istimewa. Bobbi De Porter juga
mengenalkan model pendidikan Quantum pertama kalinya dengan cara terprogram bernama Super
Camp dimana ia menjadikan alam sebagai lokasi pembelajaran.
Dengan menyatunya siswa bersama alam sebagai tempat belajar, maka bisa memuaskan rasa ingin
tahu sebab mereka akan berhadapan langsung dengan sumber sekaligus materi pembelajaran secara
nyata dimana hal tersebut jarang terjadi pada pembelajaran dalam kelas sehingga bisa
mengeluarkan macam macam bakat yang mereka miliki16 (Maress n.d.).

2.1.4. Aliran Konvergensi


Definisi konvergensi secara bahasa ialah dari kata "Konvergeren" yang artinya berkumpul atau
bergabung pada suatu titik pertemuan. Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di
atas, yakni nativisme, naturalisme, dan empirisme. Aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas17
dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak

14
Arti dari estetis adalah hal yang berkaitan dengan keindahan/menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, sastra)
15
Arti dari kata etis adalah sesuatu hal yang berurusan atau berkaitan dengan moral dan juga mengacu pada sesuatu yang benar atau
salah untuk mencapai sesuatu.
16
Bernadet Maress. “Teori Naturalisme Dalam Psikologi Perkembangan”. https://dosenpsikologi.com/teori-naturalisme-dalam-
psikologi-perkembangan/. Diakses pada tanggal 20 November 2022, pukul 12:22 WIB.
17
Hereditas adalah sebuah proses penurunan sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen.

6
hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai
andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Menurut William Stern (1871-1939)18, seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan
baik maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang
baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembangan itu, sebagai contoh pada hakikatnya kemampuan
anak berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.
Dalam teori W. Stern di sebut teori konvergensi (memusatkan ke satu titik). Jadi menurut teori
konvergensi dikatakan:
1. Proses Pendidikan mungkin dapat dilaksanakan.
2. Untuk mengantisipasi tumbuhnya potensi yang kurang baik, proses pendidikan dapat dijadikan
penolongnya.
3. Pembawaan dan lingkungan dapat membatasi hasil pendidikan seorang anak.
Dari tiga model teori tersebut di atas cukup jelas bahwa semua yang berkembang dalam diri
individu dapat ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Sebagai contoh seorang anak
dapat berbicara (berbahasa) juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan faktor
lingkungan. Jika salah satu dari faktor itu tidak ada, tidak mungkin kemampuan berbahasa anak dapat
berkembang19 (Thabroni 2022).

2.2. Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia


Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman
Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di
bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini
mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah
dan Ma’arif. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan
nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran
pokok pendidikan tersebut (Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif)20 (Matha
2016).

18
William Stern adalah seorang psikolog dan filsuf dari Jerman dan tercatat sebagai pelopor dalam bidang psikologi kepribadian
dan kecerdasan.
19
Gamal Thabroni. “Aliran-Aliran Pendidikan Klasik”. https://serupa.id/aliran-aliran-pendidikan-klasik/. Diakses pada tanggal 20
November 2022, pukul 15:42 WIB.
20
Yulmin Matha. “Aliran Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia”. https://yulminmatha.blogspot.com/2016/12/aliran-aliran-pokok-
pendidikan-di.html. Diakses pada tanggal 20 November 2022, pukul 15:41 WIB.

7
2.2.1. Taman Siswa
Taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara21 (lahir 2 mei 1889) dengan nama Suwardi
Suryaningrat) pada tanggal 3 juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai
didirikan Taman Indria (Taman Kanak-Kanak) dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda (SD),
disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru (Mulo-Kweekschool). Sekarang ini telah
dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, prasarjana, dan sarjana wijaya. Dengan
demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dan pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pedidikan tinggi.
Taman siswa mempunyai beberapa asas dan tujuan sebagai berikut :
• Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya
persatuan dalam peri kehidupan umum.
• Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin
dapat memerdekakan diri.
• Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
• Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
• Bahwa untuk mnegejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya
diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang
mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin.
• Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.
• Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “
Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu :
1. Asas Kemerdekaan.
2. Asas Kodrat Alam.
3. Asas Kebudayaan.
4. Asas Kebangsaan.
5. Asas Kemanusiaan.22 (Harisa 2016)
Selain itu, Taman Siswa juga memiliki beberapa upaya dalam hal pendidikan, seperti:

21
Ki Hajar Dewantara adalah bangsawan Jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi, dan pelopor pendidikan bagi
kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
22
Harisa. “Makalah Aliran-Aliran Pendidikan”. https://harisahrs.blogspot.com/2016/09/makalah-aliran-aliran-pendidikan.html.
Diakses pada tanggal 21 November 2022, pukul 20:09 WIB.

8
• Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat
tinggi,baik yang bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan.
• Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia diluar taman siswa yang ada hubungannya
dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan taman siswa untuk diambil faedah sebaik-baiknya.
• Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga taman siswa.
• Meluaskan kehidupan ke taman siswaan diluar lingkungan masyarakat perguruan.
Yayasan perguruan kebangsaan taman siswa yang didirikan Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar
Dewantara) pada tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta sampai kini telah mencapai berbagai hal seperti:
gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional,lembaga-lembaga pendidikan dari taman indria
sampai dengan sarjana wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan (banyak yang menjadi tokoh
nasional, antara lain Ki Hadjar Dewantara, Ki Mangunsarkoro23, dan Ki Suratman). Ketiga pencapaian
itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan, yang juga mungkin dicapai oleh yayasan
pendidikan lainnya24 (Anjar 2019).

2.2.2. INS Kayutaman


INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei (lahir di Matan,Kalbar
tahun 1895) pada tanggal 31 oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatra Barat). Asas-asas ruang
pendidikan INS Kayu Tanam sebagai berikut:
• Berfikir logis dan rasional.
• Keaktifan atau kegiatan.
• Pendidikan masyarakat.
• Memperhatikan pembawaan anak.
• Menentang intelektualisme25.
Sejak didirikan, tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam adalah:
• Mendidik rakyat kearah kemerdekaan.
• Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
• Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
• Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
• Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

23
Ki Mangunsarkoro adalah pejuang di bidang pendidikan nasional, ia dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia pada tahun 1949 hingga tahun 1950.
24
Anjar. “Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia”. https://www.wawasanpendidikan.com/2019/09/dua-aliran-pokok-pendidikan-
di-indonesia.html. Diakses pada tanggal 20 November 2022, pukul 16:00 WIB.
25
Intelektualisme adalah ketaatan atau kesetiaan terhadap latihan daya pikir dan pencarian sesuatu berdasarkan ilmu.

9
Terdapat berbagai usaha yang dilakukan oleh Mohammad Sjafei dan kawan-kawan dalam
mengembangkan gagasan dan berupaya mewujudkannya, baik yang berkaitan dengan ruang
pendidikan INS maupun tentang pendidikan dan perjuangan/pembangunan Bangsa Indonesia pada
umumnya. Beberapa hal yang perlu dikemukakan adalah memantapkan dan menyebarluaskan
gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan ruang pendidikan INS
(kelembagaan, sarana/prasarana, dan lain-lain), upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah
anak-anak dan lain-lain.
Beberapa usaha yang dilakukan ruang pendidikan INS Kayu Tanam yang dalam bidang
kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang rendah (7
tahun, setara sekolah dasar), ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah ),
dan sebagainya. Ruang pendidikan INS Kayu Tanam mengalami masa pasang surut seirama dengan
pasang-surutnya perjuangan Bangsa Indonesia. Seperti harapan kepada taman siswa, ruang pendidikan
INS Kayu Tanam juga diharapkan melakukan penyegaran dan dinamisasi26, seiring dengan
perkembangan masyarakat dan iptek. Disamping itu, upaya-upaya pengembangan ruang pendidikan
INS tersebut seandainya dilakukan dalam kerangka pengembangan sisdiknas, sebagai bagian dari
usaha mewujudkan cita-cita ruang pendidikan INS, yakni mencerdaskan seluruh rakyat indonesia27
(Anjar 2019).

2.2.3. Muhammadiyah
Pada bulan Zulhijah atau 8 Dzulhijjah 1330 H, yakni 18 November 1912 adalah sebuah peristiwa
penting bagi sejarah Muhammadiyah. Ini menandai lahirnya gerakan Islam modernis terbesar di
Indonesia yang mempelopori pemurnian dan pembaruan Islam di negara berpenduduk agama Islam
terbesar di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh Kyai reformis yang taat dan intelektual, yakni
Kyai Haji Ahmad Dahlan atau dikenal juga Muhammad Darwis yang berasal dari kota santri Kauman
Yogyakarta.
Kata “Muhammadiyah” secara harfiah berarti “orang-orang yang beriman kepada Nabi
Muhammad.” Penggunaan kata “Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menghubungkan
(menisbahkan) ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Kelahiran dan keberadaan
Muhammadiyah pada saat awal berdirinya juga tidak terlepas dari perjuangan pendirinya, yakni Kyai
Haji Ahmad Dahlan. Setelah Kyai Dahlan berziarah ke tanah suci dan menetap untuk kedua kalinya
pada tahun 1903, ia mulai menabur benih untuk pembaruan di Indonesia. Kyai Dahlan muncul dengan

26
Dinamisasi adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
27
Anjar. “Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia”. https://www.wawasanpendidikan.com/2019/09/dua-aliran-pokok-pendidikan-
di-indonesia.html. Diakses pada tanggal 20 November 2022, pukul 16:00 WIB.

10
ide reformasi setelah belajar dengan para imam Indonesia yang tinggal di Mekah, seperti Syekh Ahmad
Khatib di Minangkabau, Kyai Nawawi di Banten, Kyai Mas Abdullah di Surabaya, dan Kyai Faqih di
Maskumambang.
Gagasan mendirikan organisasi Muhammadiyah, selain mewujudkan gagasan reformasi Kyai
Dahlan, menurut Adam By Durban adalah mewadahi madrasah ibtidaiyah secara praktis dan sistematis
yang dibangun pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut didirikan sebagai bentuk tindakan lanjutan
dari kegiatan yang dilakukan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam yang dikembangkannya
secara informal dan pengajaran pengetahuan umum di beranda rumahnya.
Berdasarkan tulisan Djarnawi Hadikusuma, tempat yang dibagun tahun 1911 di kampung Kauman
Yogyakarta tersebut adalah ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama yang tidak
diselenggarakan di surau- surau seperti biasanya yang dilakukan umat Islam saat itu. Namun sekolah
tersebut bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan dengan menggunakan meja dan
papan tulis yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru. Selain itu disana juga diajarkan ilmu-
ilmu umum.
Itulah sebabnya di tanggal 18 November 1912 Miladiyah atau 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah
didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”Muhammadiyah” di Yogyakarta. Organisasi
islam yang baru ini mengajukan pengesahannya tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim
”Statuten Muhammadiyah” atau bentuk Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama di tahun
1912). Kemudian organisasi ini baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.
Statuten Muhammadiyah yang pertama bertanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu
18 November 1912.
Maksud didirikan organisasi islam ini adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan pengajaran Agama islam berdasarkan panutan Nabi Muhammad SAW kepada
penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta.
2. Memajukan hal Agama kepada anggota-anggotanya, yakni memajukan pendidikan dan
pembelajaran agama di Hindia Belanda.
3. Memajukan dan menikmati hidup (way of life) selama kehendak Islam mencapai akhir.
Kelahiran Muhammadiyah dengan ide- ide intelektual dan pembaharuan pendirinya Kyai Haji
Ahmad Dahlan didorong oleh perjuangannya menghadapi realitas kehidupan umat Islam dan bangsa
Indonesia saat itu. Ada beberapa faktor- faktor yang mendukung lahirnya organisasi Muhammadiyah
adalah seperti berikut ini:
1. Islam tidak lagi bersinar dalam cahaya murninya.

11
2. Kurangnya persatuan dan kesatuan umat Islam sebagai akibat gagalnya penegakan Uhuwah
Islamiyah28 dan lemahnya organisasi yang kuat.
3. Beberapa lembaga pendidikan Islam tidak mampu menghasilkan eksekutif-eksekutif Islam
karena tidak lagi memenuhi tuntutan zaman.
4. Sebagian besar umat Islam hidup dalam kisaran sempit fanatisme, keyakinan buta, pemikiran
dogmatis, konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
5. Dari persepsi bahaya Islam yang mengancam jiwa, dan sehubungan dengan misi dan kegiatan
pusat Kristen di Indonesia yang semakin mempengaruhi penduduk.
Berdasarkan penjelasan sejarah Muhammadiyah di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa
berdirinya Muhammadiyah karena alasan dan tujuan sebagai berikut ini:
1. Pemurnian pengaruh dan adat-istiadat non-Islam dari Islam Indonesia.
2. Merekonstruksi Islam dengan pandangan ke pemikiran kontemporer.
3. Reformasi pengajaran dan pendidikan Islam.
4. Melindungi Islam dari pengaruh dan serangan luar.
Fenomena baru yang menonjol dari keberadaan organisasi Muhammadiyah ini adalah gerakan
Islam yang murni dan progresif dihadirkan melalui sistem yang terorganisir, bukan melalui jalur
individu. Presentasi gerakan Islam melalui organisasi dibentuk oleh budaya tradisional di mana umat
Islam bergantung pada kelompok lokal seperti pesantren29 (Kurniasih n.d.).

2.2.4. Maarif
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (PP LP Ma’arif NU) merupakan salah satu aparat
departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Didirikannya lembaga ini di NU
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang
harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini
telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan
melalui Nadlatut Tujjar (1918), disusul dengan Tashwirul Afkar (1922) sebagai gerakan keilmuan dan
kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan (1924) yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan,
maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926
M/16 Rajab 1334 H, yaitu:
• Wawasan ekonomi kerakyatan
• Wawasan keilmuan, sosial, budaya

28
Uhuwah Islamiyah adalah persaudaraan antar sesama muslim atau persaudaraan yang dijalin oleh sesama umat islam.
29
Wida Kurniasih. “Sejarah Berdirinya Muhammadiyah”. https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-muhammadiyah/. Diakses pada
tanggal 21 November 2022, pukul 20:38 WIB.

12
• Wawasan kebangsaan.
Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif
melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini
dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita
NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan
Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang
berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan
pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri (
the founding fathers ) NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan
Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU). Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara
keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program
pendidikan yang dicita-citakan NU.
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) merupakan aparat departentasi
Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul
Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus
Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur
dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif
NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di
Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari
tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen
Nasional RI (dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI) maupun madrasah; maupun
Departemen Agama RI) yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga
pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD,
SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi.
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama juga memiliki beberapa visi dan misi. Beberapa
visi yang ada seperti :
• Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang
mandiri dan membudayakan ( civilitize ), LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan
pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun
pendidikan masyarakat.
• Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
• Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab.
13
Sedangkan untuk dari beberapa misi yang ada seperti :
• Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang
demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal.
• Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput
( grass root ), sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat
pendidikan.
• Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah,
guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang
proporsional, dengan dukungan moral dan material.
• Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan
komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil
kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media.
• Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat
dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan
maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses
pendidikan.30 (Matha 2016)
Strategi Lembaga pendidikan Ma’arif :
• Menguatkan soliditas dan komitmen Pengurus Ma’arif NU di semua tingkatannya.
• Menggalang kekuatan struktural dan kultural warga NU (nahdliyin) dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan Ma’arif NU.
• Mendirikan badan-badan usaha di bawah naungan PP LP Ma’arif NU untuk mencukupi
kebutuhan pendanaan.
• Meningkatkan partisipasi pendidikan warga NU (nahdliyin) melalui berbagai bentuk kerja
sama yang saling menguntungkan.
• Membuka dan memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai instansi dalam dan luar negeri,
baik pemerintah maupun swasta.31 (LP MA’ARIF NU 2021)

30
Yulmin Matha. “Aliran-Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia”. https://yulminmatha.blogspot.com/2016/12/aliran-aliran-pokok-
pendidikan-di.html. Diakses pada tanggal 21 November 2022, pukul 21:25 WIB.
31
PCNU MUBA. “LP MA’ARIF NU (Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama)”. LP MA’ARIF NU (Lembaga Pendidikan
Ma’arif Nahdlatul Ulama) (pcnumuba.or.id). Diakses pada tanggal 8 Januari 2023 pukul 10:39 WIB.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Aliran klasik dalam dunia Pendidikan ada empat, yakni empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi. Di mana dari keempat aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
dunia Pendidikan. Garis besar dari aliran tersebut adalah pembawaan dan lingkungan. Empirisme,
nativisme, dan naturalism saling bertentangan, konvergensi merupakan perpaduan dari ketiga aliran
tersebut.
Di Indonesia terdapat dua aliran pokok Pendidikan yaitu Pendidikkan Kebangsaan Taman Siswa
dan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dianggap sebagai tonggak pemikiran
Pendidikan di Indonesia.
Kajian tentang berbagai aliran atau Gerakan Pendidikan itu akan memberikan pengetahuan dan
wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal ini sangat penting, agar para pendidik dapat
memahami, dan pada gilirannya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap dinamika Pendidikan itu.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dengan pengetahuan dan wawasan historis tersebut,
tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah
yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan Tindakan sehari-hari.

3.2. Saran
Berdasarkan aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dipaparkan dalam makalah ini diharapkan
para pembaca terutama bagi calon pendidik untuk dapat mengkritisi, memahami, mendalami, dan
menerapkan aliran filsafat pendidikan yang dapat membangun pendidikan yang bermutu.
Sebagai calon guru sudah sepantasnya kita memilih filsafat yang baik untuk kita terapkan dan
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari supaya kita menjadi insan yangmemahami akan makna
kehidupan dunia ini dan supaya bisa menjadi uswatun khasanah (suritauladan) bagi peserta didik kita.

15
DAFTAR PUSAKA

Anjar. 2019. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia. 29 September. Diakses


November 20, 2022. https://www.wawasanpendidikan.com/2019/09/dua-
aliran-pokok-pendidikan-di-indonesia.html.
Harisa. 2016. “Makalah Pengantar Pendidikan.” Aliran-Aliran Pendidikan 10-13.
Kurniasih, Wida. t.thn. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah, Ini Penjelasan
lengkapnya. Diakses November 21, 2022.
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-muhammadiyah/.
LP MA’ARIF NU. 2021. LP MA’ARIF NU (Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul
Ulama). Diakses January 8, 2023. https://pcnumuba.or.id/lembaga/lp-
maarif-nu-lembaga-pendidikan-maarif-nahdlatul-
ulama/#:~:text=Lembaga%20Pendidikan%20Maarif%20Nahdlatul%20Ul
ama%20%28PP%20LP%20Maarif,yang%20harus%20ditegakkan%20de
mi%20mewujudkan%20masyarakat%20yang%20mandiri.
Maress, Bernadet. t.thn. Teori Naturalisme Dalam Psikologi Perkembangan. Diakses
November 20, 2022. https://dosenpsikologi.com/teori-naturalisme-dalam-
psikologi-perkembangan.
Matha, Yulmin. 2016. ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA. 23
12. Diakses November 20, 2022.
https://yulminmatha.blogspot.com/2016/12/aliran-aliran-pokok-
pendidikan-di.html.
Pohan, Jusrin Efendi. 2019. “Filsafat Pendidikan.” Teori Klasik Hingga
Postmodernisme dan Problematikannya di Indonesia 92-95.
Thabroni, Gamal. 2022. Aliran-Aliran Pendidikan Klasik. 6 March. Diakses
November 20, 2022. https://serupa.id/aliran-aliran-pendidikan-klasik/.
Zumaroh, Yuliani. t.thn. Aliran-Aliran Pendidikan. Diakses November 20, 2022.
—. 2015. Aliran-Aliran Pendidikan. 25 May. Diakses November 20, 2022.
https://www.kompasiana.com/yulianizumaroh/5562a981ec96731d318a3a
3e/aliranaliran-pendidikan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai