Anda di halaman 1dari 10

ATHAF

Dosen Pengampu : Yeni Lailatul Wahidah, M.A

Oleh:
Kelompok 7 Kelas C

1. Amelia Gusvina (2011080452)


2. Rizki Hadi Utomo (2011080215)
3. Yuli Sarmila (2011080239)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Mari kita semua hanturkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kita
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Bahasa Arab Profesi, yaitu untuk pembuatan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kami
mohon maaf sebesar-besarnya bila ada salah kata kepada Allah kami mohon
ampun. Demikian yang dapat kami berikan, kurang lebihnya kami meminta maaf.

Bandar Lampung, 21 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Athaf........................................................................................2

B. Macam-Macam Athaf................................................................................3

C. Contoh-Conth Athaf..................................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................5
B. Saran .........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain dalam bahasa Indonesia, kata sambung juga dikenal dalam bahasa
Arab. Dalam bahasa Arab, tepatnya ilmu nahwu kata sambung dikenal dengan
istilah ‘Athaf. ‘Athaf merupakan salah satu kaidah tata bahasa Arab yang harus
dipelajari dan dipahami secara mendalam. Apabila salah dalam memahaminya,
maka akan salah dalam pemaknaannya. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian
dalam mempelajari dan memahaminya.

Dalam berbahasa, seseorang membutuhkan kata sambung untuk memahami


bahasa yang disampaikan. Tanpa kata sambung, seseorang akan sulit untuk
memahami bahasa yang disampaikan, bahkan sampai kepada salah pemahaman.
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kekeliruan informasi antara pembicara dan
pendengar. Padahal kekeliruan informasi bisa mengakibatkan hal buruk terjadi,
salah satunya adalah perdebatan. Oleh karena itu, maka diperlukan bagi
mahasiswa maupun umum untuk mempelajari dan memahami kata sambung agar
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena hal tersebut kami
menyusun makalah dengan judul “‘ATHAF (kata sambung)”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Athaf?
2. Apa Macam-Macam Athaf?
3. Apa Contoh-Contoh Athaf?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Athaf
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Athaf
3. Untuk Mengetahui Contoh-Contoh Athaf

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Athaf

ATHAF ialah kata nama yang mengikuti akhiran kata yang menghubungkan
dengan menempati kedudukan terhubung (ma’thuf), dan ia harus dibaca
mengikuti baris akhiran kata nama sebelumnya. Athaf secara bahasa artinya
kembali , karena pembicara mengembalikan kepada lafl yang pertama lalu
menjelaskannya dengan lafal sesudahnya . Athaf adalah penyerta yang diantara ia
dan lafal yang disertai terdapat salahsatu athaf. Athaf adalah isim atau fi’il yang
mengikuti isim atau fi’il sebelumnya yang dihubungkan dengan salah satu huruf
athaf.

Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata
tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata,
frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk.,2003:296).
Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk
meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu
menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti,
2007:102).

Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain
dalam kontruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain dalam
konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam
konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran
maupun yang tidak setataran. Keanekaragaman bahasa menyebabkan beberapa
konjungsi sulit dibedakan dari preposisi (Kridaasana, 2007:102).

Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar
kalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di
tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat
(setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar
paragraf letaknya di awal paragraf. Dari beberapa definisi diatas dapat

2
berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi)
berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan
klausa, atau kalimat dengan kalimat.

Kata penghubung atau konjungsi dalam bahasa arab disebut Athof. Athof
adalah jenis tawabi yang terletak setelah huruf athof, yang merupakan
penghubung antara isim yang satu dengan yang lainnya, atau fi’il yang satu
dengan yang lainnya. Sama halnya dengan kata penghubung dalam bahasa
Indonesia, selain menghubungkan kata dalam satu kalimat, athof juga
menghubungkan kata antar kalimat dan paragraf. Dengan hadirnya athof yang
menghubungkan satuan-satuan bahasa dapat menjadi sebuah gramatika yang
terpadu. Selain gramatika tersebut menjadi padu, akan timbul makna yang
bermacam-macam. Keanekaragaman hubungan makna tersebut mencerminkan
adanya keanekaragaman pesan dan permasalahn kehidupan manusia sebagai
pengguna bahasa.

B. Macam Macam Athaf


 Athaf Bayan.
Athaf bayan adalah tabi’ yang berupa isim jamid dan berfungsi
menjelaskan matbu’nya jika berupa isim ma’rifat, dan berfungsi
mentakhshis (mengkhususkan) matbu’nya jika berupa isim nakirah.
Contoh :  ‫صديد ماء من‬
 Athaf Nasaq.
Athaf nasq adalah athaf yang diantara tabi’ dan matbu’nya terdapat
salah satu dari sepuluh huruf-huruf athaf. Huruf-huruf tersebut

C. Contoh-Contoh Athaf
Wau yang memiliki arti dan serta menunjukkan makna mutlaqul jam’i yaitu
menyelaraskan ma’thuf dan ma’thuf alaih, misalnya dalam kalimat berikut ini.

‫َولَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا نُوْ حًا َوِإ ْب َرا ِه ْي َم‬


Artinya: Dan sungguh Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim

3
Fa yang memiliki arti kemudian, bisa menunjukkan makna tertib dan tidak
dipisah oleh waktu yang lama, misalnya dalam kalimat berikut ini.

ُ‫ض َر َأحْ َم ُد فََأبُوْ ه‬


َ ‫َح‬
Artinya: Ahmad datang kemudian ayahnya
Masih ada beberapa lagi bentuk huruf athaf dalam bahasa Arab yang bisa
dipelajari untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Arab.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

ATHAF ialah kata nama yang mengikuti akhiran kata yang menghubungkan
dengan menempati kedudukan terhubung (ma’thuf), dan ia harus dibaca
mengikuti baris akhiran kata nama sebelumnya kemudian di antara huruf – huruf
َ ‫ َذه‬: telah
athof yang harus di – ikuti salah satu ialah : Contoh : AT ‫َب أحْ َم ُد َو َعلِ ٌّي‬
pergi Ahmad dan Ali (bersamaan).

B. Saran
 Agar kita memperlajarinya dengan teliti agar tidak salah faham.
 Agar pembaca lebih berhati – hati dalam melakukan percakapan maupun
penulisan bahasa arab.

5
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch, 2017. Terjemahan Al Jurumiyyah dan Imrity. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Ma’arif, Syamsul, 2008. Nahwu Kilat. Bandung: CV Nuansa Aulia.
Jinddan, Mukhtasar, 1987. Pedoman Dasar Ilmu Nahwu. Jakarta: Darul Ulum
Pres.
Munawwir, Ahmad Warson, 1984. Kamus Al Munawwir Arab-Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Progresif.
K.H. Zainal, Mustofa, 1972. Terjemahan Matan Alfiyah Ibnu Malik. Bandung: Al-
Ma’arif Pres

Anda mungkin juga menyukai