Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PRAKTIK TEKNIK TEKNIK KONSELINGSIMULASI


PENANGANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP
TINDAK PERCOBAAN TAWURAN

Dosen Pengampu: Mega Aria Monica, M.Pd

Disusun oleh:
kelompok: 7 Kelas C

1. Fitrotul mukarimah 2011080441


2. Kartika Kusuma Wardani 2011080212
3. Nindi Patmasari 2011080259
4. Rizki Hadi Utomo 2011080215

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti. Mari kita semua hanturkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kita
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Praktik Teknik Teknik Konseling Dengan Judul “SIMULASI PENANGANAN
KONSELING INDIVIDU TERHADAP TINDAK PERCOBAAN TAWURAN’’
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kami mohon maaf sebesar-besarnya bila
ada salah kata kepada Allah kami mohon ampun. Demikian yang dapat kami
berikan, kurang lebihnya kami meminta maaf.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Individu............................................................................
2.2 Pengertian tawuran............................................................................
2.3 Rencana Pemberian Layanan.............................................................
BAB III METODE
3.1 Tujuan Praktikum..............................................................................7
3.2 Waktu Dan Tempat Praktikum..........................................................7
3.3 Metode Pengumpulan Data...............................................................7
BAB IV HASILOBSERVASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktik......................................................................................8
4.2 Pembahasan Simulasi Konseling Individu........................................9
BAB V KESIMPULAN
5.1............................................................................................................Kesi
mpulan...............................................................................................10
LAMPIRAN....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan
oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran sepertinya bagi
masyarakat Indonesia ini sudah tidak asing lagi di telinga. Pada umumnya,
tawuran diamati sebagai suatu tindakan yang tidak dibenarkan. Tawuran antar
pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya
geng-geng sekelompok anak muda.
Mereka sudah tidak merasa bahwa perbuatan tawuran yang dilakukan
sangatlah tidak terpuji dan bias menggangu ketenangan dan ketertiban
masyarakat. Sebaliknya, mereka malah merasa bangga jika masyarakat itu takut
dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar yang berpendidikan seharusnya tidak
melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Biasanya permusuhan antar
sekolah itu terjadi dimulai dari masalah yang sangat sepele.
Remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapi sebagai sebuah
tantangan bagi mereka. Masalah sepele tersebut bisa berupa saling ejek ataupun
masalah memperebutkan seorang wanita. Pemicu lain biasanya adanya rasa
dendam. Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan
membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang
dianggapmerugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh/dampak dari aksi tawuran?
2. Apa saja yang bisa di lakukan untuk menghindari tawuran?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh serta dampak dari tawuran, dan kegiatan kegiatan
yang bisa dilakukan untuk menghindari tawuran.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Konseling Individu


Konseling individu adalah layanan pemberian bantuan yang di lakukan secara
tatap muka antara konselor dan konseli dalam rangka pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi yang di derita oleh konseli. Sehingga konseli dapat
menggunakan potensinya untuk mencapai kebahagiaaan pribadi maupun social.
Menurut para ahli, konseling individu adalah :

 Menurut Prayitno (1994), konseling individu adalah proses pemberian


bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien. 

 Menurut Willis (2010), konseling individu adalah pertemuan konselor


dengan klien secara individual, di mana terjadi hubungan konseling
yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan
untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi
masalah-masalah yang dihadapinya. 

 Menurut Wren (2002), konseling individu adalah relasi antar pribadi


yang dinamis oleh dua orang yang berusaha memecahkan masalah
dengan mempertimbangkan secara bersama-sama sehingga pada
akhirnya orang yang mempunyai kesulitan dibantu oleh yang lain
untuk memecahkan masalahnya atas penentuannya sendiri.
Tujuan umum konseling individu adalah membantu klien menstrukturkan
kembali masalahnya dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negatif
terhadap dirinya sendiri serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian
membantu dalam mengoreksi persepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa
mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya.

2
2.2 Pengertian Tawuran
Pengertian tawuran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan secara beramai-ramai.
Pendapat lain mengatakan tawuran adalah salah satu kegiatan interaksi manusia
yang saling merugikan, karena satu pihak dengan pihak yang lain berusaha saling
menyakiti secara fisik baik dengan atau tanpa alat bantu.
2.3 Rencana Pemberian Layanan (RPL)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN INDIVIDU
SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A. Komponen Layanan Layanan Dasar


B. Bidang Layanan Sosial
C. Topik / Tema Layanan Tawuran antar pelajar
D. Fungsi Layanan 1. Pemahaman: peserta didik dapat
mengetahui dan paham tentang
tawuran.
2. Pengembangan: peserta didik mampu
mengembangkan pribadi menuju
pribadi yang lebih baik.
E. Tujuan umum Peserta didik dapat memahami tentang
kenakalan remaja berupa tawuran, serta
dapat mengetahui penyebab dan dampak
dari tawuran
F. Tujuan khusus 1. Peserta didik konseli dapat
mengetahui apa arti dari tawuran
2. Peserta didik konseli dapat
menganalisis cara

3
menghindari tawuran
3. Peserta didik konseli dapat
mengetahui dampak dari tawuran
G. Sasaran Layanan Kelas IX
H. Materi Layanan 1. Pengertian tawuran
2. Dampak dari tawuran
3. Cara menghindari tawuran
I. Waktu 1X Pertemuan 15 – 20 Menit
J. Metode / Teknik Ceramah, curah pendapat dan tanya
jawab
K. Media / Alat Alat tulis, Lembar kerja siswa, dan Vidio

L. Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap awal Pendahuluan 1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan
peserta didik konseli (menanyakan
kabar, pelajaran disekolah, ice
breaking)
3. Menyampaikan tujuan layanan materi
Bimbingan dan Konseling
2. Tahap Inti 1. Guru BK memberikan materi tentang
tawuran kepada peserta didik
2. Guru BK melakukan tanya jawab
tentang Tawuran kepada peserta didik
3. Guru BK meminta peserta didik
menyebutkan penyebab serta dampak
dari tawuran
4. Peserta didik mengamati materi yang
di sampaikan oleh guru BK
5. Guru BK memberikan soal
pemahaman tentang tawuran kepada

4
pesrta didik

3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik


membuat kesimpulan yang terkait
dengan dampak tawuran
2. Guru BK mengajak peserta didik agar
selalu berbuat baik
3. Guru BK memberikan dorongan
kepada peserta didik agar dapat
mengambil tindakan untuk
menghindari tawuran
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam.
Q. Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan


evaluasi dengan memperhatikan proses
yang terjadi:
1. Melakukan refleksi hasil, peserta
didik diminta untuk menuliskan hasil
di lembar jawaban yang di berikan
2. Sikap atau antusias peserta didik
dalam pelaksanaan layanan
bimbingan
3. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat bertanya
4. Cara peserta didik memberikan
penjelasan dari pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan
bimbingan antara lain:
1. Suasana pertemuan: menyenangkan
kurang menyenangkan tidak

5
menyenangkan
2. Topik yang di bahas: sangat penting
kurang penting tidak penting
3. Cara guru BK konselor
menyampaikan: mudah dipahami
tidak mudah dipahami sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti: menarik
kurang menarik tidak menarik

Mengetahui, Bandar Lampung, 09 Oktober 2022


Kepala Sekolah Guru BK

Drs, H. Yuni Herwanto,M.Pd Beri Hazwin, S.Pd.I

6
BAB III
METODE

3.1 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang berbahaya akibat


mengikuti kegiatan tawuran. Serta di harapkan pihak sekolah mampu lebih
mendisiplinkan siswa yag terlibat dalam tawuran

3.2 Waktu Dan Tempat Praktikum

Tempat dilaksanakannya observasi di sekolah SMP Negeri 24 Bandar


Lampung, pada hari Jumat tanggal 16 September 2022. Sedangkan tempat
dilaksanakannya simulasi konseling individu dilaksanakan di ruang kelas BKPI
pada hari Jum’at tanggal 23 September 2022.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan dalam praktikum ini berupa wawancara serta curah
pendapat terhadap peserta didik yang melakukan percobaan tawuran di SMP
NEGERI 24 Bandar Lampung

7
BAB IV
HASIL PRAKTIK DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktik


Dari hasil observasi yang kelompok kami lakukan di SMP Negeri 24 Bandar
Lampung di dapatkan hasil bahwa Jenis-Jenis pelanggaran yang sering dilakukan
oleh siswa-siswi ada:
1. Terlambat Masuk pukul 07.15
2. Tidak disiplin dalam berpakaian
3. Tidak mengikuti jam pelajaran karena bangun kesiangan
4. Merokok, mencoba mengikuti aksi tawuran
5. Aksi Bullyng

Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan oleh guru BK yaitu dengan:
1. Apabila siswa terlambat masuk pukul 07.15, maka akan diberi hukuman
berupa membersihkan lingkungan sekolah, dan akan memerperoleh 2
poin.

8
2. Apabila siswa tidak disiplin dalam berpakaian misalnya seperti baju tidak
rapi atau dikeluarkan, memakai kaos di luar jam olahraga, maka guru BK
akan menegur siswa yang melanggar.
3. Apabila siswa yang tidak mengikuti pelajaran karena bangun kesiangan
maka akan diserahkan kepada wali kelas yang diberi tanggung jawab wali
kelas tersebut akan memberikan peringatan kepada siswa yang tidak
masuk tersebut apabila terulang hingga tiga kali maka akan diserahkan
kepada guru BK dan guru BK akan melakukan pemanggilan orang tua
apabila tiga kali orang tua tidak datang ke sekolah maka guru BK akan
mendatangi rumah anak tersebut. Dalam hal membolos siswa akan
memperoleh 25 poin.
4. Apabila siswa yang Kedapatan merokok di lingkungan sekolah dan juga
mencoba mengikuti aksi tawuran, maka tindakan yang dilakukan guru BK
yaitu memberikan SP atau bisa juga diskor selama 3 hari tetapi tetap di
lingkungan sekolah dan bisa juga terancam dikeluarkan dari SMP 24
bandar Lampung. Siswa yang melakukan tindakan merokok ataupun
mencoba mengikuti aksi tawuran akan diberikan poin 50.
5. Aksi bully sering terjadi di beberapa sekolah bisa saja disebabkan karena
siswa itu sendiri dalam hal ini tindakan yang dilakukan guru BK bisa
dengan melakukan pendekatan terhadap siswa korban bully dan akan
ditelusuri sebab mengapa siswa tersebut dibully. Siswa yang melakukan
aksi bully akan dipanggil ke ruang BK dan diberi arahan. Aksi bully
dikenakan poin 25.

4.2 Pembahasan Simulasi Konseling Individu


Dari hasil simulasi konseling Individu yang kelompok kami lakukan, adalah
layanan konseling individu, dimana konseli bertemu dengan konselor secara
tertutup yakni di ruangan BK dan berbincang secara rahasia dimana yang
mengetahui semua yang di ucapkan atau diceritakan oleh hanya konselor dan
konseli saja yang mengetahuinya.

Dari permasalahan yang dihadapi oleh konseli yaitu konseli ingin percobaan
tawuran karena konseli menyadari betul apa saja bahaya yang dia terima jika

9
percobaan tawuran, salah satunya ialah kesehatannya menurun, dan oran tua
konseli sudah sering memperingatinya untuk berhenti tawuran

Kosneli sebenarnya ingin mengehentikan percobaan tawuran akan tetapi ia


tidak berani mengungkapkannya kata-kata yang tepat kepada teman-temannya
tersebut, selain tidak berani dia juga merasa sungkan karena mereka sudah lama
berteman satu tongkrongan, konseli takut jika dia mengungkapkan utuk menolak
tawuran apa lagi berhenti tawuran konseli akan dijauhi oleh teman
tongkrongannya.

Dari sini konselor memberikan arahan jika konseli tidak harus takut untuk
mengunggkapkan isi hati nya kepada teman tongkrongannya tersebut. Konselor
memberi masukan agar konseli mengungkapkan isi hatinya ketika sedang
berkumpul rame-rame.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Siswa yang ikut tawuran adalah mereka yang tidak mejalankan hak dan
kewajibannya dengan bertanggung jawab baik terhadap orang tua
maupun guru.
2. Tawuran bukan sekedar kenakalan remaja biasa melainkan perbuatan
kriminal yang menuntut penyelesaian tegas.
3. Tawuran bukan perbuatan yang bisa ditiru dan bukan pula bagian dari
upaya mempertahankan kebanggaan melainkan proses identifikasi jati
diri oleh siswa yang keliru.
4. Tawuran lebih dekat ke tindakan kriminal daripada kejahatan remaja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, S., & Rois, A. M. M. (2009). Tawuran, prasangka terhadap


kelompok siswa sekolah lain, serta konformitas pada kelompok teman sebaya.
 E-Journal Psikology, Unnisula, 4

11
12
LAMPIRAN

A. Surat Observasi di SMP Negeri 24 Bandar Lampung

13
14
B. Surat Observasi (BALASAN) di SMP Negeri 24 Bandar Lampung

15
16

Anda mungkin juga menyukai