Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Manajemen Dinamika Kelompok Zulhaida, SE, MM

KOMUNIKASI KELOMPOK

OLEH

KELOMPOK 1 :

1. AGUS LIANI 11970123587


2. APRILIA ANGGI 11970124826
3. DWI AYU WULANDARI 11970124871
4. FADRI DWI SAPUTRA 11970114915
5. M. ADITYA RACHMAN 11970114984
6. PENI AMELIA 11970123769
7. PUTRI RAHMADANI 11970123775

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdullillahhirobilalamin, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT


atas segala rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini,
sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad
SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya
robal alamin.

Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini


yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Dinamika Kelompok dengan tepat
waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Pekanbaru, 2 November 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi Kelompok......................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Komunikasi Kelompok......................................................................6
2.3 Bentuk Komunikasi Kelompok ...........................................................................7
2.4 Fungsi Komunikasi Kelompok............................................................................8
2.5 Peran Komunikasi Kelompok ...........................................................................11
2.6 Unsur-unsur Komunikasi Kelompok
....................................................................................................................................
12
2.7 Aspek-aspek Dalam Komunikasi Kelompok
....................................................................................................................................
14
2.8 Proses dan Tahapan Komunikasi Kelompok
....................................................................................................................................
15
2.9 Media-media Dalam Komunikasi Kelompok
....................................................................................................................................
17
BAB III PENUTUP..................................................................................................19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................19
3.2 Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat berkomunikasi “We
cannot communicate”. Sama hal nya pada saat kita berkelompok.Komunikasi seakan
menjadi ruh dalam jasad sebuah kelompok.Salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung pada
komunikasinya.Seberapa intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun.Dalam
komunikasi kelompok kita harus mengetahui pengertian, sifat, klasifikasi dan lain-
lain yang termasuk ke dalam unsur-unsur komunikasi kelompok.

Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan sebuah kelompok dan inti
masalahnya adalah kurangnya komunikasi.Permasalahan komunikasi yang terjadi pun
tak hanya intern saja tapi juga ekternalnya. Oleh karna itu penulis akan memaparkan
hal tersebut.

Berdasarkan permasalahan di atas.Maka dari itu, penulis mencari informasi dan


menyusun makalah mengenai salah satu dari bentuk komunikasi ini.Hal ini pun
merupakan salah satu upaya pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Dinamika
Kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Komunikasi Kelompok?
2. Apa Jenis-jenis Komunikasi Kelompok?
3. Bagaimana Bentuk Komunikasi Kelompok?
4. Apa Fungsi Komunikasi Kelompok?
5. Bagaimana Peran Komunikasi Kelompok?

4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Komunikasi Kelompok.
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Komunikasi Kelompok.
3. Untuk Mengetahui Bentuk Komunikasi Kelompok.
4. Untuk Mengetahui Fungsi Komunikasi Kelompok.
5. Untuk Mengetahui Peran Komunikasi Kelompok.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Kelompok


Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya. Dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005).Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecah masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil
keputusan.Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi,
karna itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa


orang dalam suatu kelompom “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagaiannya (Anwar Arifin, 1984).Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecah masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota anggota yang secara tepat.Kedua definisi komunikasi
kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka,
peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu
untuk mencapai tujuan kelompok.

B, Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L.Winsor (2005, h.149) menyatakan


komunikasi kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di
bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama

6
dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut
menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

 Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka.


 Kelompok memiliki sedikit partisipan.
 Kelompok bekerja di bawah arahan seorang pemimpin.
 Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama.
 Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

2.2Jenis-jenis Komunikasi Kelompok


Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa juga
banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti itu
kelompok kecil (small group communication), jika jumlahnya banyak yang berarti
kelompoknya besar (large group communication). Komunikasi kelompok dapat
diklasifikasikan kedalam macam yaitu :
a. Komunikasi Kelompok Kecil (micro group)
Komunikasi Kelompok kecil (micro group) adalah kelompok komunikasi
yang dalam situasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara
verbal atau dalam komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan
komunikasi antar pribadi dengan salah seorang anggota kelompok, seperti
yang terjadi pada acara diskusi, kelompok belajar, seminar dan lain-lain.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok kecil ini biasanya
bersifat rasional, serta diantara anggota yang terkait dapat menjaga perasaan
masing-masing dan norma-norma yang ada.
Dengan perkataan lain, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat
terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator,
bisa bertanya jika tidak mengerti dan dapat menyanggal jika tidak setuju dan lain
sebagainya.

b. Komunikasi Kelompok Besar

7
sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi (kontak
pribadi) jauh lebih kurang atau susah untuk dilaksanakan, karenaterlalu
banyaknya orang yang berkumpul seperti halnya yang terjadi pada acara
tabligh akbar, kampanye dan lain-lain.

Anggota kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada


komunikator, biasanya bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya.
Lebih-lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat,
pendidikan, agama, pengalaman, dan sebagainya. Seperti halnya jika diantara
kerumunan itu seorang yang tidak suka pada komunikator, maka dia berusaha
mencari kesempatan untuk melempar dengan sandal dan yang lainnya tanpa tahu
permasalahan akan mengikuti tindakan tersebut.

2.3 Bentuk Komunikasi Kelompok


Bentuk komunikasi kelompok terbagi kedalam dua kategori : deskriptif dan
preskriptif.
a. Komunikasi Kelompok Deskriptif (Menggambarkan)
1) Kelompok Tugas
Aubrey fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas dan menemukan
bahwa kelompok melewati empat tahap: orientasi, konflik, pemunculan dan
peneguhan.
Pada tahap pertama, setiap anggota berusaha saling mengenal, saling
menangkap perasaan yang lain mencoba menemukan peranan dalam status. Ini adalah
tahap pemetaan masalah. Tindak komunikasi pada tahap ini umumnya menunjukkan
persetujuan, mempersoalkan pernyataan dan berusaha memperjelas informasi,
anggota kelompok cenderung tidak seragam dalam menafsirkan usulan. Pada tahap
kedua konflik, terjadi peningkatan perbedaan diantara anggota. Masing-masing
berusaha mempertahankan posisinya. Terjadi polarisasi dan kontraversi diantara
anggota kelompok. Tindak komunikasi pada tahap ini kebanyakan berupa pernyataan

8
tidak setuju, dukungan pada pendirian masin-masing dan biasanya menghubungkan
diri dengan pihak yang pro atau kontra. Pada tahap ketiga pemunculan,orang
mengurangi tingkat polarisasi dan perbedaan pendapat. Disini anggota yang
menentang usulan tertentu menjadi bersikap tidak jelas. Tindak komunikasi umunya
berupa usulan-usulan yang ambigu. Pada tahap keempat peneguhan, para anggota
memperteguh konsensus kelompok. Mereka mulai memberikan komentar tentang
kerjasama yang baik dalam kelompok dan memperkuat keputusanyang diambil oleh
kelompok, pernyataan umumnya bersifat positif dan melepaskan ketegangan.
2) Kelompok Pertemuan
Kelompok pertemuan oleh para psikolog digunakan untuk melatih pasien
menemukan dirinya sendiri. Carl Roger melihat manfaat kelompok pertemuan untuk
pengembangan diri. Pada tahun 1970-an para peneliti menemukan bahwa kelompok
pertemuan bukan saja dapat membantu pertumbuhan diri, tetapi juga mempercepat
penghancuran diri. Beberapa peneliti mencatat adanya kerusakan psikis akibat
kepemimoinan kelompok yang merusak. Seperti kita ketahui, orang memasuki kelompok
pertemuan untuk mempelajari diri mereka dan mengetahui bagaimana mereka
dipersepsikan oleh anggota yangn lain.
3) Kelompok Penyadar
Kelompok penyadar ini digunakan untuk menimbulkan kesadaran pada anggota-
anggota kelompoknya. Untuk menimbulkan kesadaran diri pada orang- orang yang
berkumpul didalam kelompok harus terdiri dari orang-orang yang mempunyai
karakteristik yang menjadi dasar pembentukan kelompok.
b. Komunikasi Kelompok Preskriptif (Memberi Petunjuk)
Komunikasi kelompok dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas,
memecahkan persoalan, membuat kepetusan, atau melahirkan gagasan kreatif,
membantu pertumbuhkan kepribadian seperti dalam kelompok pertemuan atau
membangkitkan kesadaran sosial politik. Tidak terlalu salah kalau kita katakan
komunikasi kelompok berfungsi sebagai katup pelepas perasaan tidak enak sampai
pembuat gerakan revolusioner, sejak sekadar pengisi waktu sampai basis perubahan

9
sosial. Berbagai komunikasi kelompok ini menurut formatnya dapat diklasifikasikan
pada dua kelompok besar: privat dan publik (terbatas dan terbuka). Kelompok
pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia, konferensi (rapat) adalah
kelompok privat. Panel, wawancara terbuka (publik interview), forum, symposium
termasuk kelompok publik.
2.4 Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi-fungsi yang akan dilaksanakanya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi
hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan, serta fungsi terapi (Sendjaja, 2002: 3.8). Semua fungsi ini dimanfaatkan
untuk kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri.

a. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti


bagaimana suatu kelompok mampu mempelihara dan memantapkanhubungan
sosial di antara para anggotanya, seperti bagaimana kelompok secara rutin
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang
informal, santai, dan menghibur.
b. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah
kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-
kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri, bahkan
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian,
fungsipendidikantergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru
yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok, serta frekuensi
interaksi diantara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat
efektif jika setiap anggota kelompok membawa pengetahuan yang berguna
bagi kelompoknya tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan masing-
masing anggota, mustahil fungsi edukasi ini akan tercapai.

10
c. Fungsi persuasi, seseorang anggota kelompok berupaya memersuasi anggota
lainya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang
terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk
tidak diterima oleh para anggota lainya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif
tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok,
maka justru orang yang berusaha memersuasi tersebut akan menciptakan
suatu konflik,
d. Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-
kegiatan untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan- keputusan.
Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan denganpenemuan alternatif
atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan
(decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih
solusi.
e. Fungsi terapi, kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainya,
karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi
adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tindak
komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama
pengungkapan diri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung,
setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang
menjadi permasalahanya.

2.5 Peran Komunikasi Kelompok

Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sejak bangun


tidur hingga berangkat tidur lagi. Ini berarti tidak ada aktifitas tanpa komunikasi
secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal, begitu juga
dengan organisasi. Organisasi menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur
administrasi, padahal fungsi komunikasi dalam organisasi jauh lebih dari itu dan
mempunyai banyak sekali manfaat yang dapat dicapai, dengan demikian sangatlah
jelas bahwa dengan kegiatan “komunikasi” sangat penting dalam kehidupan

11
berorganisasi, sebelum kita uraikan teknik- teknik komunikasi, coba kita lihat peran
komunikasi dalam organisasi sebagai berikut :

1. komunikasi dalam perusahaan sebagai titik sentral


2. Dalam setiap proses komunikasi, hubungan kemanusiaan merupakan proses
yang menyangkut kepribadian, sikap dan tingkahlaku yang terjadi pada orang-
orangyang terlibat
3. Organisasi melaksanakan komunikasi persuasif dua arah disemua bidang
kegiatan dengan maksud memberikan motivasi kerja, bertanggung jawab dan
produktif
4. Atas dasar pengertian tersebut terlihat bahwa komunikasi timbal balik dalam
suatu organisasi merupakan proses integrasi antar manusia yang brersifat
manusiawi yang menuju perasaan lahir batin.

Komunikasi dalam suatu organisasi selalu merupakan komunikasi timbal


balik, demi kepentingan semua pihak. Dalam berkomunikasi kita menciptakan
persamaan pengertian, ide, pemikiran, dan sikap tingkah laku kita terhadap orang
lain. Jadi komunikator dan komunikan mempunyai kesamaan dan kesepakatan pesan
sehingga menimbulkan suatu pengertian. Dalam proses komunikasi melibatkan
beberapa komponen yaitu:

1. Komunikator (sumber)
2. Pesan
3. Saluran
4. Komunikan (organisasi/publik)
5. Efek

12
2.6 Unsur-unsur Komunikasi Kelompok 

Menurut Goldberg (2006), komunikasi kelompok memiliki unsur-unsur dan


proses sebagai berikut:

a. Komunikator (Sender) 
Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan yang berisi ide,
gagasan,opini dan lain-lain untuk disampaikan kepada seseorang (komunikan)
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai
dengan yang dimaksudkannya. Anggota dan pengurus dalam suatu kelompok
atau komunitas bisa menjadi komunikator ketika mereka melakukan proses
komunikasi dalam proses tersebut.
b. Pesan (Message) 
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif
jika diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan yang disampaikan dapat
berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan lain sebagainya. Pada
tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain.
c. Media (Channel) 
Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV, radio, surat kabar,
papan pengumuman, telepon dan media jejaring sosial. Media yang terdapat
dalam komunikasi kelompok bermacam-macam jenis, seperti; rapat, seminar,
pameran, diskusi panel, workshop dan lain-lain. Media dapat dipengaruhi oleh
isi pesan yang disampaikan, jumlah penerima pesan, dan situasi.
d. Mengartikan kode atau isyarat 
Setelah pesan diterima melalui indra (telinga, mata dan seterusnya) maka si
penerima pesan harus dapat mengartikan simbol atau kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dapat dimengerti atau dipahami. Komunikasi kelompok
mempunyai suatu simbol, kode atau isyarat tersendiri yang menjadi ciri khas

13
suatu kelompok yang hanya dimengerti oleh kelompok atau komunitas itu
sendiri.
e. Komunikan 
Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat memahami pesan
dari sipengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa mengurangi
arti ataupesan yang dimaksud oleh pengirim. Dalam komunikasi kelompok
komunikan bertatap muka dan bertemu langsung dengan komunikatornya.
Sehingga seseorang bisa berkomunikasi secara langsung.
f. Respon 
Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa respon seorang pengirim
pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Respon
bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta
keterbukaan di antara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
g. Gangguan 
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi
mempunyaipengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi
hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang
merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya.

14
2.7 Aspek-aspek Dalam Komunikasi Kelompok 
Menurut Cartwright dan Zander (1968), aspek-aspek yang terdapat dalam komunikasi
kelompok antara lain yaitu: 
1. Pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok.
Pelaku komunikasi yaitu siapa yang berperan sebagai sumber atau dapat
dikatakan pula sebagai penyampai pesan. Peranan sumber tersebut adalah
siapa yang menyampaikan informasi kepada para anggota kelompok lain dan
penyampai informasi apa saja yang dianggap penting bagi kelangsungan
kelompok.
2. Pesan-pesan yang dipertukarkan dalam komunikasi kelompok.
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. 
3. Interaksi yang terjadi di dalam proses komunikasi kelompok.
Interaksi adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia
dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau
memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya. Dalam interaksi, apabila
seseorang tertarik pada orang lain, maka ia akan memberikan feedback atau
timbal balik dari komunikasi yang dilakukan orang lain. Sebaliknya, jika
seseorang tidak tertarik, maka dia tidak akan memberikan interaksi timbal
balik kepada orang lain tersebut. Dengan demikian unsur ketertarikan
seseorang akan ikut menentukan terjadinya interaksi. 
4. Kohesivitas yang terjadi di dalam proses komunikasi kelompok.
Kohesi kelompok adalah bagaimana anggota kelompok saling menyukai dan
saling mencintai satu sama lain. Tingkatan kohesivitas akan menunjukkan
seberapa baik kekompakan dalam kelompok yang bersangkutan. 

15
5. Norma kelompok yang diterapkan.
Norma di dalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok itu
berperilaku. Penyesuaian anggota kelompok dengan norma tersebut adalah
bagian dari harga yangharus dibayar sebagai hasil dari diterima menjadi
anggota kelompok tersebut.
2.8 Proses dan Tahapan Komunikasi Kelompok 

Menurut Goldberg (2006), tahapan atau proses yang terjadi dalam komunikasi
kelompok terbagi ke dalam empat fase, yaitu sebagai berikut:

a. Fase 1: Orientasi 
Dalam fase ini, anggota masih dalam taraf perkenalan, para anggota masih
belum dapat memastikan seberapa jauh ide-ide mereka akan dapat diterima
oleh anggota lain.Pernyataan dalam fase ini masih bersifat sementara dan
pendapat-pendapat yang dikemukakan secara hati hati. Komentar dan
interpretasi yang meragukan cenderung memperoleh persetujuan dalam fase
ini dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Ide-ide yang dilontarkan tanpa
banyak menggunakan fakta pendukung.
b. Fase 2: Konflik 
Fase ini mulai muncul adanya ketidak-setujuan yang ditunjukkan masing-
masing anggota sehingga menimbulkan suatu pertentangan. Dalam fase in
dukungan dan penafsiran meningkat, pendapat semakin tegas dan komentar
yang meragukan berkurang. Usulan keputusan yang relevan seolah-olah sudah
dapat ditentukan dan anggota kelompok mulai mengambil sikap untuk
berargumentasi, baik itu sikap yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan terhadap usulan-usulan tersebut. Dalam fase ini koalisi pun
terbentuk, anggota mulai membentuk gang-gang tertentu sehingga terjadi
suatu konflik.
c. Fase 3: Timbulnya sikap-sikap baru

16
 Konflik yang terjadi dan komentar yang berkurang dalam fase ini, anggota-
anggotakelompok tidak lagi membela diri secara gigih dalam menanggapi
komentar yang tidak menyenangkan. Sikap-sikap anggota berubah dari tidak
setuju menjadi setuju terhadap usulan dan keputusan yang ada.
d. Fase 4: Dukungan 
Usulan dan keputusan yang di inginkan semakin tampak pada fase
keempat.Pertentangan berubah menjadi dukungan yang lebih menguntungkan
bagi usulan dan keputusan. Perbedaan pendapat sudah tidak lagi ada. Para
anggota kelompok berusaha keras mencari kesepakatan bersama dan satu
sama lain cenderung saling mendukung, khususnya dalam menyetujui
beberapa usulan keputusan tertentu.

2.9 Media-media Komunikasi Kelompok 

Komunikasi kelompok membutuhkan media yang digunakan untuk


saranaberinteraksi dan bersosialisasi. Media ini juga berfungsi sebagai wadah untuk
mempromosikan segala bentuk kegiatan yang mengandung nilai komersial yang
menguntungkan bagi komunitasnya. Adapun beberapa media yang biasa digunakan
dalam komunikasi kelompok adalah:

1. Seminar 
Seminar adalah suatu pertemuan yang membahasa suatu topik atau masalah
yang khusus secara ilmiah di bawah pimpinan atau pengurus yang ahli dan
berwenang dalam bidang tersebut yang menghasilkan sebuah keputusan acuan
berpikir di masa yang akan datang. Seminar merupakan sarana yang
digunakan oleh kelompok kecil untuk menyalurkan ide- ide dan gagasan baru
yang dimiliki kelompok tersebut. Biasanya sebuah kelompok atau komunitas
mengundang narasumber yang mempunyai korelasi dan keterkaitan dengan
seminar dan komunitas tersebut.

17
2. Rapat atau Meeting 
Rapat atau meeting adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu
organisasi,perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun
nonformal untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu
masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Media rapat digunakan
ketika kelompok atau komunitas ketika membicarakan suatu masalah untuk
diselesaikan, membahas tentang keanggotaan, gagasan baru, untuk
menyampaikan informasi, perintah atau pernyataan dan mempersiapkan suatu
acara atau kegiatan.
3. Diskusi panel 
Diskusi panel yaitu suatu bentuk diskusi yang diselenggarakan di hadapan
sejumlahpartisipan yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum
dengan tujuan untuk memahami/mengerti suatu masalah dari berbagai sudut
pandang dan menstimulus partisipan agar mengarahkan perhatiannya terhadap
masalah tersebut.
4. Workshop 
Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah kecil antara para ahli (pakar)
untukmembahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan
dalam bidang keahliannya untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari
solusinya dan dalam lokakarya menghasilkan suatu produk yang dapat
digunakan oleh peserta.
5. Talkshow 
Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio seseorang atapun
komunitasberkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik
dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.
Talkshow juga menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari
berbagai pengalaman.

18
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya. Dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005).Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecah masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil
keputusan.Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi,
karna itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa juga
banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti itu
kelompok kecil (small group communication), jika jumlahnya banyak yang berarti
kelompoknya besar (large group communication). Komunikasi kelompok dapat
diklasifikasikan kedalam macam yaitu, Komunikasi Kelompok Kecil (micro
group),Komunikasi Kelompok Besar.

3.2 Saran
Penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://latifahlia.blogspot.om/2014/03/makalah-komunikasi-kelompok.html?=1

https://igilib.esaunggul.a.i/publik/UEU-Journal-4603-Aris_F.pf

https://repository.bsi.a.i/inek.php/unuuh/item/240402/Psikologi-Komunikasi-11.pf

http://yurikapuspakenana.blogspot.om

Arni Muhamma, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kenana, 2007)

Alvin A. Golberg. Komunikasi Kelompok: proses-proses iskusi an penerapanny. (Jakarta: UI-


Press, 1985)

20

Anda mungkin juga menyukai