Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia yang dibina oleh dosen Deri Islami, M. Si., Apt
MELATONIN
KELOMPOK 7 (26-30)
Jelita Marantika
Jery Gusmelandi
M.Hasbi
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2020
1.Pengertian
Melatonin adalah hormon yang diprodusi di kelenjar pineal, sebuah kelenjar endokrin kecil yang terletak di
pusat otak, dan berperan dalam regulasi fungsi biologis tubuh atau ritme sirkadian (http://lagizi.com/ritme-
sirkadian-penentu-jam-biologis-tubuh/).
Hormon ini diproduksi secara alami dalam tubuh dan bisa mengalami kelebihan maupun kekurangan yang
Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata, kelelahan,
disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit
Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia,
tidur menjadi tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom
premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gangguan irama jantung (aritmia).
Dalam pengolahannya, hormon ini terbilang cukup rumit. Waktu produksi hormon ini berbeda dengan hormon
lainnya dalam tubuh manusia. Biasanya pada pukul 2-4 subuh produksi hormon ini meningkat.
Sel fotoreseptor khusus di retina mengirimkan sinyal mengenai status cahaya untuk suprachiasmatic nucleus
(SCN) di hipotalamus otak. Sinyal-sinyal ini kemudian dikirim ke kelenjar pineal. Melatonin dibangkitkan oleh
kelenjar pineal, yang puncaknya berada pada malam hari, sehingga menyebabkan perubahan fisiologis yang
dapat meningkatkan rasa kantuk, seperti penurunan suhu tubuh dan tingkat respirasi. Hormon ini juga sensitif
terhadap cahaya. Pada siang hari, tingkat melatonin rendah karena jumlah besar cahaya yang terdeteksi oleh
retina.
2. Mekanisme Kerja
Melatonin bekerja pada reseptor membran yang disebut MT1, MT2, dan MT3 yang tersebar di
seluruh tubuh. Reseptor MT1 dan MT2 tersebar di berbagai bagian pada otak, namun paling
banyak ditemukan di suprachiasmatic nucleus (SCN). MT1 menimbulkan efek hipnotik dengan
cara menekan neural firing pada SCN, sedangkan MT2 memiliki efek chronobiotic yaitu
”mengatur ulang” ritme sirkadian.7 Efek selular yang ditimbulkan meliputi aktivasi
phospolopase-C pada MT2, dan pengaturan inward 8 rectifier K+ (Kir) channel, dengan efek
sekunder pada voltage-gated Ca2+ channel oleh MT1.2,7 Berbeda dengan obat-obat hipnotik
lain seperti benzodiazepine receptor agonist (BzRA) yang menyebabkan penekanan sistem saraf
pusat menyeluruh melalui reseptor Gamma aminobutyric acid (GABA), melatonin menimbulkan
efek hipnotik melalui penekanan neuronal firing dan berperan dalam memicu tidur melalui
hipothalamic sleep switch. Karena itu penggunaan melatonin tidak akan menimbulkan efek
sedatif seperti yang terjadi pada pemberian BzRA. Melihat mekanisme di atas, maka melatonin
merupakan salah satu agen yang dapat menjadi alternatif baru dalam penanganan insomnia
primer.6,7 Secara fisiologis, melatonin memiliki waktu paruh yang pendek dalam sirkulasi, yaitu
sekitar 20-30 menit, karena metabolisme 6-hidroksilasi di hati yang sangat cepat oleh sitokrom
P450. Melatonin dikonjugasi dan diekskresikan dalam bentuk 6- hidroksimelatonin yang tidak
menimbulkan efek pada tidur.2 Karena waktu paruh yang pendek tersebut, walaupun pemberian
melatonin eksogen mampu menurunkan sleep latency, tidak ada perbaikan signifikan yang
terlihat pada sleep maintenance dan total sleep time. Salah satu alternatif dalam mengatasi
masalah ini adalah dengan menggunakan prolonged-release melatonin (PR-melatonin) atau
melatonin receptor agonist seperti Ramelteon.6,7 Pada prolonged-release melatonin (PR-
melatonin), waktu eliminasi tidak jauh berbeda dari melatonin konvensional yaitu sekitar 40-50
menit. Pemberian PR- melatonin eksogen dalam dosis terapi yang direkomendasikan (2 mg)
dapat memperpanjang durasi kenaikan level melatonin pada serum hingga sekitar 5-7 jam, setara
dengan efek yang ditimbulkan oleh melatonin pada dosis fisiologis (0,1-0,3 mg). Hal ini terjadi
karena adanya siklus enterohepatik yang mengakibatkan lebih tingginya melatonin yang
diabsorpsi dari saluran gastrointestinal sebagai respon posprandial.2,7 9 Ramelteon merupakan
analog sintetik dari melatonin dengan nama kimia (S) -N- [2-(1,6,7,8-tetrahydro-2H-indeno[5,4-
b]furan-8-yl)ethyl] propionamide (Gambar 2). Obat ini telah diakui oleh FDA pada Juli 2005
untuk terapi insomnia. Berbeda dengan melatonin, Ramelteon merupakan agonis spesifik yang
bekerja secara eksklusif pada reseptor MT1 dan MT2 yang memiliki efek dalam pengaturan
tidur, dan tidak bekerja secara signifikan pada reseptor-reseptor lain termasuk MT3.3,7
Ramelteon tidak memiliki afinitas yang relevan pada kompleks reseptor GABA ataupun reseptor
lain yang mengikat dopamine, norepinephrine, acetylcoline, opiates, atau neuropeptida, serta
memiliki afinitas yang sangat rendah pada reseptor serotonin sehingga tidak akan menimbulkan
interaksi dengan serotoninergic system.7 Mekanisme Ramelteon dalam pengaturan tidur melalui
reseptor MT1 dan MT2 pada suprachiasmatic nucleus (SCN) sama dengan mekanisme yang
terjadi pada melatonin.7 Gambar 2. Struktur Kimia Melatonin dan Ramelteon 7 Umumnya
Ramelteon diadministrasikan secara oral dengan dosis terapi 8 mg, 30 menit sebelum waktu
tidur. Obat diabsorpsi dengan cepat dan mencapai konsentrasi puncak dalam 0,5-1,5 jam. Dalam
serum, 82% Ramelteon berikatan dengan protein plasma, dan 70% diantaranya berikatan dengan
albumin. Absorpsi dari Ramelteon yang dikonsumsi secara oral mencapai 84% namun
bioavailabilitas absolutnya hanya sekitar 1,8%, karena adanya first-pass metobalism yang sangat
tinggi di hati dan adanya uptake 10 ke dalam jaringan. Dibandingakan dengan melatonin yang
dapat memasuki jaringan dengan mudah, Ramelteon memiliki sifat lipofilik yang lebih tinggi
sehingga penyerapannya ke jaringan bahkan lebih mudah dari melatonin.7 Waktu paruh
Ramelteon dalam sirkulasi adalah sekitar 1-2,6 jam. Meskipun melatonin maupun Ramelteon
sama-sama dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450, lokasi oksidasi pada Ramelteon berbeda
dengan melatonin sehingga menghasilkan metabolit yang berbeda pula. Empat metabolit
ramelteon yang sudah teridentifkasi disebut dengan M-I, M-II, M-III, dan M-IV. Salah satu
metabolit yang berperan dalam efek farmakologis ramelteon adalah M-II, yang walaupun
afinitasnya terhadap reseptor MT1 dan MT2 hanya 10% dari Ramelteon, namun memiliki waktu
paruh 2-5 jam lebih panjang dan dapat mencapai konsentrasi 20-100 kali lebih tinggi. Ramelteon
diekskresikan 84% melalui urine dan 4% melalui feses. Eliminasi total membutuhkan waktu 96
jam.2,7 Ramelteon mampu menurunkan sleep latency dan meningkatkan total sleep time mulai
penggunaan selama 1 minggu hingga 5 minggu, tanpa terjadi efek samping berupa rebound
insomnia ataupun withdrawal symptom.7 Pada sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2009
pada sampel usia ≥ 18 tahun di Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan Australia, dilaporkan
penggunaan Ramelteon jangka panjang (6 bulan) dapat menurunkan sleep latency secara
signifikan tanpa efek residual pada pagi hari ataupun rebound insomnia dan withdrawal
symptom. Ramelteon baik untuk dikonsumsi oleh pasien usia lanjut yang rentan mengalami efek
samping berhubungan dengan penekanan fungsi sistem saraf pusat seperti fungsi memori dan
pengaturan fungsi pernafasan karena mekanisme kerjanya yang sangat spesifik pada reseptor
MT1 dan MT2 di suprachiasmatic nucleus (SCN). 3 Obat-obatan yang menghambat kerja enzim
CYP1A2 seperti fluvoxamine, ciprofloxacin, dan norfloxacin dapat meningkatkan konsentrasi
dan efek Ramelteon 11 dalam tubuh. Peningkatan level Ramelteon juga terjadi pada kombinasi
dengan CYP2C9 inhibitor seperti fluconazole dan CYP3A4 inhibitor seperti ketoconazole.
Sedangkan CYP inducer seperti rifampicin dapat menurunkan konsentrasi Ramelteon dan
metabolit M-II.5,7 Beberapa efek samping dari penggunaan Ramelteon yang dilaporkan oleh
FDA dan beberapa publikasi lain diantaranya adalah sakit kepala (7%), somnolence (5%),
dizziness (5%) dan sakit tenggorokan serta kelelahan (4%). Efek samping yang lebih parah
seperti penurunan libido, galactorrhea, amenorrhea, mual, dan depresi sangat jarang terjadi pada
penggunaan Ramelteon sesuai dosis terapi yang dianjurkan. Ramelteon juga dilaporkan tidak
memiliki efek karsinogenik maupun mutagenik.6,7 Melatonin tidak hanya bekerja pada SCN,
tetapi juga menimbulkan efek pada sistem imun, pembuluh darah, dan sistem gastrointestinal.
Karena itu, melatonin maupun ramelteon sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan penyakit
autoimun karena memiliki efek imunomodulator stimulan. Kontraindikasi absolut untuk
penggunaan Ramelteon adalah pada pasien dengan penyakit Parkinson. Penggunaan prolonged-
release melatonin sebaiknya dihindari pada defisiensi laktase dan malabsorpsi glukosa-galaktosa,
sedangkan Ramelteon sangat tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan fungsi hati atau
ginjal, dan sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan makanan tinggi lemak atau alkohol.
Melatonin dan Ramelteon diduga memiliki interaksi dengan hormon-hormon reproduksi,
sehingga penggunaannya sebaiknya dihindari pada wanita usia prapubertas dan wanita hamil
3. Fungsi
Regulator hormon lain
Hormon melatonin berperan dalam meregulasi hormon lain, sehingga hormon ini dinamakan sistem regulator
Melatonin berperan dalam menjaga keteraturan dan stabilitas metabolisme tubuh. Tekadang metabolise tubuh
tidak berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Untuk mengembalikan hal tersebut, diperlukan hormon
Untuk menjaga sel bekerja dengan efisien, maka perlu pengatur kinerja sel. Salah satu fungsi hormon
melatonin ini adalah mampu mengatur kinerja sel yang ada dalam tubuh sehingga setiap sel memiliki tugas
yang sesuai dengan kemampuannya. Selain fungsi efisiensi, hormon melatonin juga membantu menjaga
Manfaat yang paling penting dari hormon melatonin adalah membantu untuk menjaga kesehatan sel. Fungsi
ini baik untuk membuat sel tubuh tetap sehat. Sel tubuh yang sehat akan mendukung kualitas hidup yang lebih
baik.
Membantu memperlancar aliran darah
Fungsi utama hormon melatonin yang lain adalah mampu bekerja untuk membantu memperlancar aliran
darah. Hormon ini membantu memperlancar sistem peredaran darah, termasuk peredaran darah ke otak.
Peredaran darah ke otak yang lancar akan membantu mencegah risiko penyakit stroke.
Membantu menurunkan kadar kolesterol LDL
Melatonin juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol LDL dalam tubuh sehingga dapat mencegah
Sumber Alami Melatonin
Biasanya melatonin diperlukan untuk mengatasi susah tidur. Terdapat beberapa bahan makanan yang
Cherry adalah salah satu buah yang mengandung melatonin alami. Buah ini akan membantu mengembalikan
tidur nyenyak seseorang. Jika mengalami masalah tidur, cobalah unruk mengonsumsi cherry satu jam
sebelum tidur.
Pisang
Potassium dan magnesium dalam pisang dapat membantu merilekskan otot tubuh. Ketika tubuh merasa rileks,
tidur akan lebih nyenyak. Selain itu, pisang juga mengandung amino acid L-tryptophan, sebuah bahan yang
akan menghasilkan 5-HTP di otak. 5 HTP akan diubah menjadi hormon serotonin dan melatonin secara alami.
Susu hangat
Susu hangat dapat membantu mengatasi tidur dan merelakskan tubuh sebelum tidur. Kombinasi susu putih
dan buah pisang akan membantu meningkatkan produksi 5 HTP yang pada akhirnya akan menghasilkan
Kandungan karbohidrat dalam makanan dapat memicu produksi hormon insulin dalam tubuh. Insulin penting
dalam produksi melatonin karena memungkinkan triptophan untuk lebih mudah mencapai otak dan
menghambat produksi asam amino tirosin yang mengirimkan sinyal “bangun” ke otak. Pastikan Anda tidur
dengan kondisi kenyang sehingga tubuh tidak resah dan terganggu saat tidur.
Almond
Almond kaya akan magnesium yang diperlukan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Tubuh dengan
Kenari merupakan sumber triptofan alami, yaitu asam amino yang membantu produksi serotonin dan
Sayuran berdaun hijau seperti kale yang kaya akan kalsium membantu otak menggunakan triptofan untuk
memproduksi melatonin. Bayam dan sawi hijau juga dapat menjadi pilihan yang sama baiknya.
Tuna
Ikan seperti tuna, salmon, halibut kaya akan vitamin B6 yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi melatonin
dan seratonin. Bawang putih dan kacang pistachio juga tinggi kandungan vitamin B6 nya.
4. Tempat Kerja
Belum jelas mekanisme yang pasti mengenai cara kerja melatonin dalam membantu kita tertidur. Walau
begitu, pakar mengungkapkan bahwa peran melatonin ini melibatkan ritme sirkadian tubuh atau ritme
pengingat internal tubuh. Dengan adanya ritme sirkadian, tubuh menyadari rutinitas waktu untuk
tidur,terbangun, dan makan.
5. Kapan Dia Bekerja?
Saat hari mulai gelap, kadar melatonin akan mulai meningkat. Melatonin kemudian
menyampaikan pesan ke tubuh untuk segera tidur. Oleh sebab itulah Anda merasa
mengantuk di malam hari.
Selain itu, melatonin juga berperan untuk berbagai bagian tubuh dan membantu Anda
untuk rileks. Beberapa contoh aktivitas melatonin ini, yaitu:
Selain faktor cahaya, beberapa faktor lain yang mengurangi level melatonin, yaitu:
Stres
Merokok
Kurang mendapatkan cahaya mentari di siang hari
Pertambahan usia
Pekerjaan bergilir (shift work)
Menurut ahli, melatonin dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,
dengan rata-rata pengurangan selama 7 menit.
Melatonin juga dapat membantu orang yang mengalami jet lag. Jet lag terjadi karena jam
tubuh seseorang tidak sinkron, setelah memasuki zona waktu baru. Untuk mengatasinya,
mengonsumsi suplemen melatonin dapat membantu tubuh beradaptasi dengan zona
waktu tersebut.
Beberapa orang mungkin akan menjadi mengantuk, pusing, sakit kepala, dan mual,
setelah mengonsumsi suplemen melatonin.
Saat hari mulai gelap, kadar melatonin akan mulai meningkat. Melatonin kemudian
menyampaikan pesan ke tubuh untuk segera tidur. Oleh sebab itulah Anda merasa
mengantuk di malam hari.
Selain itu, melatonin juga berperan untuk berbagai bagian tubuh dan membantu Anda
untuk rileks. Beberapa contoh aktivitas melatonin ini, yaitu:
Terikat pada reseptor di otak dan mengurangi aktivitas saraf
Menurunkan kadar hormon dopamin pada mata. Hormon ini membuat Anda
terjaga.
Selain faktor cahaya, beberapa faktor lain yang mengurangi level melatonin, yaitu:
Stres
Merokok
Kurang mendapatkan cahaya mentari di siang hari
Pertambahan usia
Pekerjaan bergilir (shift work)
Menurut ahli, melatonin dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,
dengan rata-rata pengurangan selama 7 menit.
Melatonin juga dapat membantu orang yang mengalami jet lag. Jet lag terjadi karena jam
tubuh seseorang tidak sinkron, setelah memasuki zona waktu baru. Untuk mengatasinya,
mengonsumsi suplemen melatonin dapat membantu tubuh beradaptasi dengan zona
waktu tersebut.
Beberapa orang mungkin akan menjadi mengantuk, pusing, sakit kepala, dan mual,
setelah mengonsumsi suplemen melatonin.
7. Struktur Kimia Melatonin
Rumus: C13H16N2O2
Nama IUPAC: N-[2-(5-methoxy-1H-indol-3-yl)ethyl]
Massa molar: 232,28 g/mol
Nomor CAS: 73-31-4
CID PubChem: 896
Kadar Melatonin di dalam tubuh secara dramatis dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh,
mempengaruhi kinerja organ-organ reproduksi, juga kesehatan psikologis serta proses
penuaan tubuh.
Kelenjar Pineal dalam memproduksi Melatonin, sangat sensitif terhadap cahaya matahari dan
suhu lingkungan. Terlalu banyak cahaya pada senja hari atau terlalu sedikit cahaya pada siang
hari dapat mengacaukan siklus normal Melatonin di dalam tubuh kita. Ketika cahaya matahari
memudar, kegelapan datang dalam bentuk malam hari, reseptor Melatonin diaktifkan dan
kemudian menyebabkan efek-efek kimiawi dan biologis dalam bentuk rasa kantuk serta
penurunan suhu tubuh.
Aktifitas organ-organ akan berkurang dan bersiap-siap istirahat. Hal ini menyebabkan Melatonin
tidak dapat terdeteksi pada siang hari karena reseptornya hanya dapat diaktifkan dengan
kegelapan. Itulah sebabnya Melatonin seringkali mendapat gelar “the hormone of darkness”
atau “hormon kegelapan” sehingga serangan hormon Melatonin setiap senja disebut oleh para
ilmuwan sebagai the Dim-Light Melatonin Onset (DLMO) atau istilah kerennya Serangan
Kekelaman Melatonin. Kadar Melatonin yang diproduksi tadi akan memuncak pada tengah
malam dan berangsur-angsur menurun sepanjang 2/3 malam dengan variasi ketepatan waktu
tergantung pada masing-masing orang.
9. Daftar Pustaka