Metamfetamin di metabolisme terutama di hati melalui beberapa jalur, antara lain : (i) N-
Demetilasi menghasilkan amfetamin yang dikatalisasi oleh sitokrom P450 2D6; (ii) hidroksilasi
aromatik oleh sitokrom P450 2D6, menghasilkan 4-hidroksimetamfetamin; dan (iii) -hidroksilasi
yang menghasilkan norephedrine. Beberapa metabolit yang dihasilkan dari beberapa proses yang
saling tumpang tindih. Metabolit dari metamfetamin tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
gejala klinis. Bila kita mengkonsumsi amfetamin sebanyak 30 mg, maka kadar puncak dalam
plasma akan terjadi dalam waktu 12 jam dengan efek akut yang timbul minimal. Kadar puncak
dalam plasma tersebut lebih rendah dibandingkan jumlah yang kita konsumsi. Keterlibatan
polimorfik sitokrom P450 2D6 dianggap berkontribusi terhadap metabolisme yang berbeda-beda
antar individu. Metabolisme tampak tidak terpengaruh oleh paparan kronik, oleh karena itu
peningkatan dosis yang dibutuhkan diperkirakan terjadi lebih merupakan akibat efek
Sekitar 70% dari metamfetamin yang diekskresikan melalui urin dalam 24 jam: 30 50% dalam
bentuk metamfetamin, 15% dalam bentuk 4-hidroksimetamfetamin dan 10% dalam bentuk
amfetamin. Ekskresi metamfetamin melalui urin dapat meningkat akibat penurunan pH dengan
akumulasi metamfetamin pada urin, Hal ini terjadi akibat panjangnya waktu paruh akhir dari
metamfetamin (hingga 25 jam) yang diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, metamfetamin
dapat terdeteksi di urin hingga 7 hari setelah konsumsi 10 mg empat kali sehari. Metamfetamin
diharapkan dapat berada di urin dalam waktu yang lama pada kasus penyalahgunaan
cara penggunaan, namun terdapat variabilitas antar individu. Efek akut dapat bertahan hingga 8
dalam plasma 110 g/L metamfetamin. Efek kardiovaskular dapat terdeteksi dalam 2 menit dan
Inhalasi asap (rokok) metamfetamin memiliki bioavailabilitas yang berkisar antara 67-90%
plasma, hal ini menunjukkan transfer obat yang efisien dari alveoli menuju darah. Namun, kadar
plasma puncak tercapai sekitar 2.5 jam setelah merokok, yang dapat terjadi akibat absorbsi obat
yang lebih lambat. Hal ini disebabkan karena terdapat obat yang tersisa di traktus respiratori.
Metamfetamin memiliki bioavailabilitas 79% dengan penggunaan intranasal dan kadar puncak
plasma metamfetamin terjadi setelah 4 jam. Namun, puncak efek kardiovaskular dan efek subjektif
terjadi secara cepat (dalam 5-15 menit). Adanya perbedaan antara kadar plasma puncak dan efek
klinis menunjukkan adanya toleransi akut, yang menunjukkan adanya proses molekular yang cepat
seperti redistribusi vesikular monoamin dan internalisasi reseptor monoamin dan transporter
lainnya.
Efek subjektif akut menghilang setelah 4 jam, sementara efek kardiovaskular cenderung
meningkat. Hal ini penting, seiring terjadinya tachyphylaxis yang bermakna terhadap efek
subjektif cenderung mendorong penggunaan berulang dalam interval 4 jam, sementara risiko
transporter yang dikenal sebagai transporter dopamin (DAT), transporter noreadrenalin (NET),
transporter serotonin (SERT) dan transporter-2 vesikuler monoamine (VMAT-2). VMAT-2 terikat
di membran vesikular, sedangkan DAT, NET, dan SERT terikat pada permukaan sel yang
penyimpanan menuju sitosol dengan cara membalik fungsi VMAT-2 dan mengganggu gradien pH
yang menyebabkan akumulasi monoamin dalam vesikel. Fungsi endogen dari DAT, NET, dan
SERT menyebabkan pelepasan dopamin, noreadrenalin, dan serotonin menuju sinaps. Monoamin
Pada studi in vitro menunjukkan, metamfetamin 2x lebih poten dalam pelepasan noradrenalin
dibandingkan pelepasan dopamin, dan memiliki efek 60x lebih poten dalam pelepasan
noradrenalin dibandingkan dengan pelepasan serotonin. Jalur dopaminergic utama pada sistem
saraf pusat meliputi, mesolimbik, mesokortikal, dan nigrostriatal. Daerah noradrenalin meliputi,
medial basal forebrain yang memediasi kesadaran, hippocampus yang berperan dalam memori,
dan prefrontal cortex (PFC) yang mengatur fungsi kognitif. Neuron serotonin berdistribusi luas
pada otak dan meregulasi berbagai fungsi termasuk reward, hipertermia, respirasi, persepsi nyeri,
Beberapa faktor menambah kompleksitas efek stimulan dari monoamin: (i) reseptor multiple
subtipe untuk noradrenalin, dopamin, dan serotonin yang memiliki afinitas yang berbeda, efek
second messenger, dan distribusi sistem saraf pusat; (ii) jalur neuronal yang berinteraksi satu sama
lain; dan beberapa efek amfetamin dimediasi secara perifer. Baseline fungsi dopamin juga
norepinefrin pada sel neurotransmitter pada susunan saraf pusat di otak. Peningkatan
neurotransmitter pada susunan saraf pusat pada otak akan memliki efek atau adrenergic agonis.
Norepinefrin banyak terdapat pada ujung saraf dan sel reseptor, dan responsif dengan
metamfetamin, efek dari norepinefrin adalah simpatomimetik, seperti peningkatan denyut jantung,
palpitasi, anoreksia, terjadi relaksasi otot bronkus, kontraksi otot sfingter, mata mengalami
midriasis. Dopamin berlebih akan menstimulasi lokomotor efek, psikosis dan gangguan persepsi
Efek dari metamfetamin hampir sama dengan kokain tetapi memiliki efek lebih lama dari kokain
dan memiliki onset lebih lama. Sedangkan metamfetamin memiliki potensi lebih tinggi dari d-
Absorbsi metamfetamin dilakukan secara oral melalui usus halus dan onset dari obat ini adalah 20
menit, dan memiliki durasi selama 8 jam atau lebih, dan di eksresikan melalui ginjal.
2. Amanda Baker. Models of intervention and care for psychostimulant users, 2nd edition -
http://www.health.gov.au/internet/publications/publishing.nsf/Content/drugtreat-pubsmodpsy-
toc~drugtreat-pubs-modpsy-2~drugtreat-pubs-modpsy-2-3~drugtreat-pubsmodpsy-2-3-pamp
(Accessed: 26th September 2013).Bertram G. Katzung (2006) Basic & Clinical Pharmacology ,
3. Bertram G. Katzung (2006) Basic & Clinical Pharmacology , edisi 7., San Francisco: McGraw-
Hill.
Cara mendiagnosa seseorang yang mengalami gejala putus obat metamfetamin adalah:
Anamnesa:
Pemeriksaan spesifik:
Metamfetamin dapat dideteksi melalui urine dan cairan lambung. Bagaimanapun kadar serum
kuantitatif tidak berhubungan dengan beratnya efek klinis. Metamfetamin ditemukan 1-2 hari
setelah penggunaan dan diekskresi dalam bentuk metamfetamin dan amfetamin. Dilaporkan pula
bahwa untuk mendeteksi penyalahgunaan metamfetamin dapat diperiksa pada rambut manusia.
Pada keringat metamfetamin dapat dideteksi segera setelah dikonsumsi. Saliva atau air liur dapat
digunakan pula sebagai bahan untuk mendeteksi metamftmin. Tetapi kadar obatnya jauh lebih
rendah daripada dalam urine, biasanya dapat digunakan pada keadaan toksik akut.
Gejala putus obat merupakan gejala yang timbul ketika seorang pengguna berhenti mengkonsumsi
suatu zat. Gejala yang ditimbulkan oleh keadaan ini berbeda antara satu pengguna dengan
pengguna lainnya tergantung dari lamanya penggunaan metamfetamin, dosis metamfetamin yang
digunakan, komposisi tambahan yang digunakan, dan kurun waktu metamfetamin dihentikan.
Keadaan putus penggunaan metamfetamin bersifat tidak menyebabkan kematian dan tidak
Berikut ini merupakan gejala yang ditimbulkan dari keadaan putus penggunaan metamfetamin
a. Agitasi
b. Anoreksia
c. Kelelahan
d. Depresi
e. Hipersomnolen
a. Anhedonia
b. Kehilangan energi
Ketagihan dapat terjadi pada keadaan ini Dalam intensitas rendah atau tidak ada sama sekali.
a. Perasaan mengantuk
b. Mood depresi