Anda di halaman 1dari 34

SEMINAR

KETERGANTUNGAN METAMFETAMIN
(9 FEBRUARI 2018 )

OLEH:
DOKTER MUDA KELOMPOK H2 GRESIK

1
BAB I
PENDAHULUAN
Metamfetamin merupakan senyawa turunan
dari amfetamin dan ephedrine. Metamfetamin juga
disebut sebagai Methylamphetamine ( nama IUPAC;
N-methyl-1-fenilpropan-2-amina; Nama INN:
Metamfetamin) dimana N-methyl adalah derivat
dari amfetamin. Di pasar gelap dunia
metamfetamin umumnya dijual dalam bentuk
bubuk, bubuk metamfetamin memiliki kemurnian
rata – rata 10%. Selain itu terdapat bentuk
metamfetamin yang lembab dan berminyak
biasanya kemurniannya 20% (Mcketin, 2004).
BAB II
TUJUAN PUTAKA
A. Definisi

Gambar II.1 Gambar Molekul Metamfetamin


struktur metamfetamin menyerupai feniletilamin, zat
kimia yang terdapat dalam coklat, keju dan wine. saat
dikonsumsi, feniletilamin cepat di degradasi oleh
enzim monoamine oksidase. ketika grup metil (-ch3)
berikatan dengan feniletilamin maka akan membentuk
metamfetamin. bila pada metamfetamin ditambahkan
grup metil (–ch3) di struktur nitrogen dasarnya, maka
akan membentuk metamfetamin. grup metil memiliki
sifat melindungi dari degradasi oleh monoamine
oksidase, karena itu metamfetamin bertahan lebih
lama di dalam tubuh dibandingkan feniletilamin.
B. Farmokologi Metampetamin
1. Farmakologi molekular

• Aktivitas farmakologi metamfetamin muncul dari kesamaan


strukturalnya dengan neurotransmiter monoamina noradrenalin,
dopamin dan serotonin.
• Metamfetamin adalah agonis indirect dari dopamaine,
nonadrenalin dan serotonin. Reseptor ini menggantikan
monoamina terikat pada membran transporter, yaitu transporter
dopamin (DAT), transporter noradrenalin (NET), transporter
serotonin (SERT) dan vasikular monoamine trasnporter-2 (VMAT-2).
VMAT-2 tertanam dalam membran vaskuler, sedangkan DAT aktif,
NET dan SERT adalah permukaan sel intergal membran protein
(Sulzer et al, 2005)
Gambar II.2 Struktur metampetamin dan monoamines
• Dalam kondisi normal, VMAT-2 mengatur konsentrasi
monoamina di sitosol dengan memediasi transportasi ke
dalam penyimpanan vesikula intraseluler. Dalam sebuah
potensial aksi, vesikel monoamina menyatu dengan
selaput sel dan melepaskanny, kemudian isi monoamina
masuk kedalam sinaps neuron, proses ini disebut dengan
proses exocytosis.

2. Farmakokinetik klinik
• Berdasarkan studi klinis dosis metampetamin umunya
dalam kisaran rendah dan sedang yaitu 5-35 mg. Studi
farmakokinetik di dosis tinggi dilaporkan untuk
penggunaan terlarang sekitar 50-500 mg per dosis
tampaknya belum pernah dilakukan ( McGregor, 2005;
Mcketin et al, 2006)
a. absorbsi Metamfetamin melalui pemberian intravena
• Konsentrasi metamfetamin mencapai puncak plasma
(Cmax) tergantung pada dosis yang diberikan. Pada dosis
intravena metampetamin 17,5mg/70 kg Cmaks nya kira
kira 70 µg/L metampetamin dan dosis intravena 35mg/ 70
kg menghasilkan rata rata Cmaks sekitar 130µg/L
(Mendelson et al, 2006). Cmaks kemungkinan besar terjadi
mencapai denga cepat melalui suntikan intravena sekitar 5
menit. Namun, penelitian yang dilakukan oleh (Newton,
2005) mengatakan metampetamin mencapai konsentrai
puncak sekita 0,3-0,5 jam. Mungkin perbedaan ini
tergantung dengan pengambilan sampel. Daerah dibawah
kurva waktu vs konsentrasi metampetamin (AUCO-∞)
adalah secara signifikan R-metampetamin lebih besar
dibandingkan S-metampetamin sehingga menujukkan N-
demithylation dari S-enansiomer lebih luas .
b. Absorbsi metamfetmin melalui inhalasi uap

• Penyerapan metamfetamin melaluin inhalasi uap


tergantung pada bentuk nya. Penyerapam metamfetamin
yang berbentuk bedak berbeda dengan metamfetamin
yang berbentuk dasar /kristal. Metamfetamin kristal
mudah menguap di ~ 300 C tanpa pirolisa. Obat ini
biasanya diisap dengan menghirup uap dari metafetamin
kristal yang dimuat ke dalam pipa kaca dan dipanaskan
menggunakan pematik butana (logan, 2002). Inhalasi uap
mengakibatkan kemunculan cepat metamfetam dalam
plasma. Sebuah waktu paruh penyerapan yang cepat
diperkirakan 1.6 menit menunjukkan transfer obat yang
sangat efesien dari aveoli kedalam darah. Namun,
penyerapan waktu paruh yang kedua lebih lambat yaitu
1.4 jam dan kadar puncak plasma (Cmaks) ~2,5 jam.
c. absorbsi metamfetamin melalui intranasal
penyerapan metamfetamin melalui jalur intranasal diperkirakan
mencapai 79% . dimana konsentrasi puncak plasma (cmax)
metamfetamin kira kira 100µg/l da terjadi sekitar 2,7 jam setelah
pemberian. proses penyerapan yang mungkin lebih lambat ini mungkin
terkain dengan obat yang ditahan didalam mukosa hidung, bagian atas
saluran pernapasan dan atau sebagian penyerapan metamfetamin
tertelan ( hart et al, 2007) .

d. absorbsi metamfetamin melalui oral


penyerapan metampetamin melalui pemberian oral tidak secepat dengan
pemberian secara intravena maupun inhalasi uap. diamana waktu paruh
penyerapan pral (t1/2) adalah 0.6-0.9 jam dan untuk mecapai waktu
puncak (cmax) kira-kira 3.5 jam. cmax ditemukan sedikit tapi secara
signifikan lebih besar setelah pemberian oral berulang (schepers, 2003) .
e. Metabolisme
• Jalur biotransfirmasi yang digunakaan untuk metampetamine
meliputi :
1. N-demethylation untuk mengghasilkan amfetamin
2. Hidroksilasi aromatik untuk memproduksi P-
hydrixymetamphetamine dan
3. Hydrosilasi untuk menghasilkan norepedrin,
• N-demethylation dan hidoksil aromatik dikatalisis oleh sitokrom
p450 2D6. Sitokrom p450 2D6 polimorfik ini dapat menyebabkan
variabilitas antar individu pada farmakokinetik metamfetamin. N-
demethilation melalui sitokrom P450 2D6 bersifat stereoselektif
dan biotransformasi menjadi amfetamin lebih besar untuk S-
metampetamin dibandingan R-enasiomer. Kira kira 5 kali lebih besar
S-metampetamin dibandingkan R-enasiomer (medelson, 2006)
f. Eliminasi
Paruh waktu plasma metamfetami adalah 8-14 jam. Waktu paruh
eliminasi pada R-metampetamin agak lama dibandingkan dengan S-
enasiomer dikarenakan S-metampetamin dimetabolisme lebih cepat.
Metamfetamin yang ditimbul dari dosis intravena 10 mg dapat deteksi
pada plasma sekitar 36-48 jam dengan batas deteksi 1µg/L. Total
eliminasi metamfetamin sangat bervariasi antara 15 L/h dan 45 L/h .
Tingkat ekresi metamfetamin diginjal tergantung dengan PH urin.
Metamfetamin sebagian besar tergabung dalam urine akali dn dengan
mudah diserap kembali dari tubulus distal kedalam peritubular darah,
sehinggi ekresi diginjal terbatas. Bila PH urine tidak terkontrol eliminasi
metampetamin dalam ginjal bervariasi antara 6L/jam – 10L/jam.
Eliminasi metamfetamin diginjal tergantung dengan dosis yang
digunakan. Untuk fraksi dosis yang lebih kecil biasanya diekresi dalam
urin. Metamfetamin mempunyai paruh umur di urine sekitar 25 jam
setelah terakumulasi dalam urin dengan dosis berulang ( Kim, 2004) .
3. Farmakodinamik
• Farmakodinamik metamfetamin merupakan
aspek farmakologis yang meliputi cara kerja
metamfetamin dan efek metamfetamin
terhadap berbagai fungsi organ.
Metamfetamin termasuk obat
simpatomimetik yang bekerja secara tidak
langsung, yang artinya metamfetamin dapat
menimbulkan efek adrenergik melalui
pelepasan katekolamin endogen yang
tersimpan dalam ujung saraf adrenergik
GEJALA LANGSUNG
METAMFETAMIN
Gejala langsung metamfetamin dosis rendah
hingga sedang (5-35 mg):
• Tidak adanya gairah
• Euforia
• Relaksisasi
• Nafsu makan menurun
• Kecemasan ( respon subyektif yg tdk menyenangkan)
Gejala paranoid, delusi dan halusinasi timbul pada dosis
metamfetamin >55 mg iv
GEJALA FISIOLOGIS AKUT

• Denyut nadi meningkat


• Irama jantung meningkat
• Komplikasi jantung ( penggunaan
metamfetamin dalam dosis tinggi atau
kronis)
• Peningkatan laju respirasi
• Peningkatan suhu tubuh
• Pupil dilatasi
GEJALA AKUT PADA FUNGSI KOGNITIF

• Metamfetamin dosis rendah sedang


meningkatkan kinerja tugas seperti :
- kemampuan penalaran
- pengenalan pola Namum akurasi
- koordinasi motorik respon dapat
terganggu
- kecepatan reaksi
• Metamfetamin dosis tinggi
- delusional berfikir
- gangguan prilaku yang tidak wajar/ parah

• Metamfetamin dengan dosis kronis


- neurotoksisistas
- penurunan fungsi kognitif yang
signifikan dalam jangka panjang.
GEJALA AKUT METAMFETAMIN DALAM DOSIS
BESAR
KADAR DIDALAM PLASMA
DOSIS TINGGI (55 - 640 mg ) DARAH >100g/L

• Membangkitkan respon • berbicara cepat


subyektif positif dan diikuti • bingung
oleh gejala psikotik • pupil melebar
• Gejala psikotik berupa : • agitasi
- Pikiran berkembang, Luas • paranoid
- Prilaku agresif • deyut nadi cepat
- Berbicata terus menerus • Berkeringat
• gugup
• Gelisah
Kadar metamfetamin didalam plasma darah >300g/L dapat
menimbulkan prilaku kekerasan
EFEK YANG MERUGIKAN
Overdosis Metamfetamin
• fitur umum overdosis metamfetamin meliputi
– Agitasi
– Pupil melebar
– Takikardi,
– Hipertensi dan
– Respirasi cepat
• Fitur lainya termasuk :
– Mengigil
– Dyspnea
– Nyeri dada
– Hiperpireksia dan
– Kerusakan Hati , Jantung dan gagal ginjal .
Lanjutan...
• koma dan kejang biasanya terjadi relatif jarang
• toksisitas metamfetamin biasanya meliputi
– Takikardi
– hipertensi
– perubahan status mental
• gejala suicide bisa terjadi sekitar (6-12% dari
overdosis)
• psikotik akut terjadi sekitar (7-12% dari
overdosis)
• faktor rabdomyolysis bisa terjadi sekitar 14% dari
overdosis.
• Kematian akibat metamfetamin paling sering
muncul akibat
– edem paru
– kongesti paru
– serebrovaskuler
– perdarahan (berkaitan dengan hipertensi)
– fibrilasi ventrikal,
– gagal jantung akut
– hiperpireksia
PSIKOSIS

• Dosis metamfetamin yang dapat menimbulkan


gejala psikotik kisaran 55 mg – 640 mg
• timbulnya gejala psikotik kisaran 7 menit sampai
34 jam setelah dosis.
• Stres lingkungan yang tidak spesifik seperti
penahanan, insomnia berat, dan konsumsi
alkohol berat juga dapat menyebabkan gejala
psikotik selama periode pantangan
metamfetamin
Gejala paling umum dari psikosis metamfetamin
• Keadaan paranoid
• halusinasi
– Visual
– Taktil
• Delusi
– Penganiayaan
– Pembacaan pikiran
• Ucapan aneh
Sindrom Putus Obat Metamfetamin
Sindrom ini ditandai dengan :
• mood dysphoric
• kelelahan
• mimpi buruk yang tidak menyenangkan
• insomnia atau hypersomnia
• peningkatan nafsu makan
• agitasi psikomotor atau retardasi
Kriteria tersebut menetapkan bahwa gejala
putus terjadi dalam beberapa jam atau hari setelah
pengurangan penggunaan metamfetamin secara
mendadak
Suasana Depresi dan Kecemasan

• Suasana depresi dan kecemasan yang terkait


dengan putus methamphetamine dapat
menyebabkan ide bunuh diri dan kepanikan
• Depresi dan kecemasan paling parah setelah
2-3 hari putus obat, dengan peningkatan
bertahap setelah 7-10 hari putus obat
Depresi dengan putus methamphetamine
memiliki gambaran:

• mood dysphoric
• Anhedonia
• iritabilitas
• tidak aktif
• gangguan konsentrasi
PENATALAKSANAAN
Hal yang harus dilakukan ketika
mendapatkan pasien dengan intoksikasi
metamfetamin antara lain :
• menjaga agar pasien tetap tenang
• membawa pasien ke tempat yang lebih tenang
• mendengarkan apa yang dikatakan oleh
pasien.
Hal yang tidak boleh dilakukan antara lain :
• berdebat dengan pasien
• menanyakan banyak sekali pertanyaan kepada
pasien
• melakukan anamnesis yang panjang terhadap
pasien
Pengguna metamfetamin juga dapat mengalami
overdosis. Overdosis merupakan suatu keadaan
emergensi yang jika tidak ditangani dengan
tepat dapat menyebabkan serangan jantung,
stroke, rabdomiolisis, gagal ginjal, hingga
kematian.
Gejala yang muncul pada kondisi overdosis
metamfetamin antara lain :
1. Demam tinggi dan kemerahan pada wajah
2. Nyeri kepala
3. Nyeri dada
4. Gangguan berjalan
5. Kekakuan otot, tremor, spasme, kejang-kejang
6. Panik, gelisah
7. Sulit bernapas
8. Gangguan status mental
Pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien
overdosis yaitu :

• pindahkan pasien pada tempat yang tenang tanpa


cahaya berlebih dengan suhu ruangan yang baik
• ganti pakaian pasien yang tebal dan kompres dengan es
jika pasien demam tinggi
• jika pasien kejang miringkan ke kiri, longgarkan bagian
leher pasien untuk mencegah aspirasi dan tercekik
• Dilarang meninggalkan pasien sendirian karena
perburukan kondisi pasien dapat terjadi sewaktu-waktu
KESIMPULAN

Metamfetamine merupakan obat yang akhir-


akhir ini di gunakan terutama pada usia muda.
Pada pembahasan diatas tampak bahwa
metamfetamine dapat menimbulkan gangguan
neurologis berupa gangguan pergerakan, kejang.
Gangguan ini dapat timbul pada pemakaian
pertama kali ataupun kronis.
Metamfetamin biasanya penyerapannya melalui
inhalasi uap tergantung pada bentuknya.
Penyerapan metamfetamin yang berbentuk
bedak berbeda dengan metamfetamin yang
berbentuk dasar kristal.
Gejala putus methamphetamine yang paling
menonjol seperti gangguan tidur, mood dan
perasaan cemas dan tertekan, disertai gejala
seperti keinginan dan gangguan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai