Anda di halaman 1dari 5

BIOFARMAKOLOGI

Asam Mefenamat

Oleh:

Stanislaus Seto 14 - 20

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
2016
Asam Mefenamat

1
A. Pendahuluan
Analgesik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan bertindak dalam
sistem saraf pusat atau pada mekanisme nyeri perifer, tanpa secara signifikan mengubah
kesadaran. Analgesik menghilangkan rasa sakit, tanpa mempengaruhi penyebabnya. Nyeri
merupakan sensasi yang mengindikasikan bahwa tubuh sedang mengalami kerusakan
jaringan, inflamasi, atau kelainan yang lebih berat seperti disfungsi sistem saraf.
Salah satu golongan analgetik Non-Steroidal Anti-Inflamatory (NSAID) adalah
asam mefenamat. Asam mefenamat merupakan derivat asam antranilat (fanamate). Obat
ini memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik, serta memiliki efek antiinflamasi yang
kecil. Aktivitas asam mefenamat dengan mengurangi rasa nyeri, karena memiliki efek
inhibisi kuat terhadap pelepasan prostaglandin. Persyaratan kadar asam mefenamat
menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995), yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110%.

B. Karakteristik Asam mefenamat


1. Tidak menimbulkan depresi neurolgi dan ketergantungan
2. Merupakan golongan antirematik nonsteroid
3. Memiliki waktu paruh pendek yaitu 2 jam
4. Berdasarkan klasifikasi kimiawi, tergolong non-selective cyclooxygenase inhibitors
5. Bentuk bubuk, mikrokristalin putih atau hampir putih
6. Polimorfisme, mudah larut dalam larutan alkali hidroksi, sukar larut dalam larutan
etanol dan methanol, dan praktis tidak sukar dalam air.
7. Asam mefenamat mengalami kelarutan sebesar 0,0041 g/100 ml air dengan suhu 250C
dan 0,008 g/100 ml dengan suhu 370C pada pH 7,1
8. Bioavailibilitas obat ini tergolong rendah
9. Berdasarkan sistem klasifikasi biofarmasi, asam mefenamat (MEF) dikelompokkan
dalam kelas II karena memiliki kelarutan yang rendah dan permeabilitas yang baik.
10. Struktur kimia,
Asam mefenamat (MEF) memiliki gugus asam karboksilat (RCOOH) dan amin
sekunder (R-NH-R) sebagai sinton yang memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen
dengan senyawa lain. Senyawa asam mefenamat memiliki rumus molekul C15H15NO2
dengan nama IUPAC 2-(2,3-dimethylphenyl)aminobenzoic acid.

2
Gambar 1. Struktur kimia Asam mefenamat

C. Farmakodinamik Asam mefenamat


Kerja Asam mefenamat seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid atau
NSAID) lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). COX-2 merupakan COX yang utama yang
menghasilkan prostaglandin selama proses inflamasi. Prostaglandin E dan F
menimbulkan gejala inflamasi seperti vasodilatasi, hyperemia, meningkatkan
permeabilitas vaskuler, pembengkakan, nyeri, dan meningkatkan migrasi leukosit. Sebagai
tambahan, mereka memperkuat mediator inflamatori seperti histamine, bradykinin, dan 5-
hydroxytryptamine.
Asam mefenamat merupakan satu-satunya fanamate yang menunjukan kerja pusat
dan juga kerja perifer. Efek anti inflamasi mungkin juga dihasilkan dari kerja menghambat
biosintesis dari mukopolisakarida. Efek antipiretik diduga akibat hambatan sintesa
prostaglandin di CNS.

D. Farmakokinetika Asam mefenamat


OAINS dimetabolisme dengan baik melalui mekanisme fase 1 dan fase 2 dan
sisanya melalui glucoronidation. Metabolisme ini berlangsung di hati dengan enzim
cytocrome P450. Eksresinya sebagian besar melalui ginjal. Sebagian besar dari OAINS
(98%) berikatan dengan albumin.
1. Absorpsi
Asam mefenamat sangat cepat diabsorpsi pasca administrasi oral. Dalam dosis 2 x
500 mg per oral yang diteliti, menunjukkan luas daerah absorpsi sebesar 30,5 mcg/hr/mL

3
(17% CV). Berdasarkan 1 gr dosis tunggal per oral, level puncak plasma mulai dari 10
sampai 20 mcg/mL3. Level puncak plasma dimulai dari 2 sampai 4 jam dan eliminasi
waktu paruh kira-kira 2 jam. Efek makanan, kecepatan, dan luas daerah absorbsi dari asam
mefenamat belum diteliti. Ingesti dari antacid yang mengandung magnesium hidroksida
bersamaan dengan asam mefenamat, menunjukkan peningkatan yang signifikan
dari kecepatan dan luas daerah absorbsi asam mefenamat tersebut.
2. Distribusi
Asam mefenamat dinyatakan lebih dari 90% dikelilingi albumin. Volume
distribusi yang jelas diperkirakan mengikuti 500 mg dosis oral asam mefenamat yaitu 1,06
L/kg.
3. Metabolisme
Asam mefenamat dimetabolisme oleh enzim derivat sitokrom P450, CYP2C9
menjadi 3-hydroxymethyl mefenamic acid (metabolit I). Mengalami proses oksidasi lebih
lanjut menjadi 3-carboxymefenamic acid (metabolit II). Level puncak plasma kira-kira 20
mcg/mL setelah 3 jam untuk hydroxy metabolite dan level puncak plasma untuk carboxy
metabolite adalah 8 mcg/mL setelah 6 sampai 8 jam.
4. Ekskresi
Kira-kira 52% dari dosis asam mefenamat dieksresikan melalui urin terutama
sebagai glucoronidasi asam mefenamat (6%), 3-hydroxymefenamic acid (25%), dan 3-
carboxymefenamic acid (21%). Pengeluaran melalui feses sejumlah 20% dari dosis,
sebagian besar dalam bentuk 3-carboxymefenamic acid yang belum dikonjugasi. Waktu
paruh dari asam mefenamat kira-kira 2 jam.

E. Efek samping Asam mefenamat


1. Gangguan lambung, tidak nafsu makan, sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsia,
kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga
pendarahan lambung.
2. Efek pada darah, penurunan hematokrit (pemakaian jangka lama), anemia,
memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili, epistaxis, leucopenia,
thrombocytopenia, menghambat agregasi platelet.
3. Efek pada sistem syaraf, pusing, sakit kepala, ketakutan, bingung, depresi, bermimpi,
sulit tidur, cemas, gemetaran, berputar, halusinasi.

4
4. Efek pada mata/pendengaran, tinitus, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
sembab mata.
5. Efek pada ginjal, abnormalitas fungsi ginjal, disuria, hematuria, hiperkalemia,
cystitis, nephrotic syndrome, oligouria/poliuria, proteinuria sampai gagal ginjal.
6. Efek pada hati, peningkatan hasil test fungsi hati (SGOT, SGPT) sekitar >3 kali nilai
normal. Hepatitis, jaundice, kerusakan hati, kolik.

F. Kontra Indikasi
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan
hipersensitif terhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati pada penderita
penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.

Sumber

Uno, NR., et al. 2015. Validasi metode analisis untuk penetapan kadar tablet asam
mefenamat secara spektrofotometri ultraviolet. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT.
Vol. 4
Chandra, C., et al. 2016. Studi penggunaan obat analgesik pada pasien cedera kepala
(concussion) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember
2014. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No.2
Setyawan D, Isadiartuti D. Karakterisasi kompleks inklusi Asam mefenamat
Siklodekstrin yang dibuat dengan metode freeze drying. Departemen Farmasetika
Fakultas Farmasi Unair. Surabaya
https://www.academia.edu/9969162/RMANDRIYAN_NSAID
https://www.academia.edu/6499170/Laporan_farmakologi_2
https://www.academia.edu/9396637/Asam_mefenamat
http://dokumen.tips/documents/asam-mefenamat-55cac7ce61322.html

Anda mungkin juga menyukai