Anda di halaman 1dari 31

OSCE BLOK 20

DESAIN FORMULA SEDIAAN TABLET SALUT FILM


ASAM MEFENAMAT 250mg

Disusun oleh :

EKA PUTRI NURFADILAH

20140350014

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017

1
DAFTAR ISI

BAB I

TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN

I.1 DESKRIPSI UMUM SENYAWA AKTIF

1. Pemerian : Serbuk hablur ; putih atau hampir  putih


2. Nama lain (sinonim) : Asam antranilat
Nama kimia : Asam N-2,3-xililantranilat [61-68-7]
Struktur kimia :

3. Rumus molekul : C15H15NO2


Bobot molekul : 241,29 g/mol
4. Kelarutan : Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut
dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan metanol; praktis tidak larut dalam
air (FI, 1995).
5. pH larutan : 4-7
pH stabilitas : 7,1 ( netral )
6. Titik didih : 398,8°C
Titik leleh : 230-231 °C

2
7. Stabilitas : terhadap cahaya ; lebih mudah terurai dengan adanya
cahaya. Terhadap udara; higroskopis dan mudah terurai dengan adanya udara.
8. Inkompatibilitas :
9. Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
10. Sifat khusus : mengiritasi lambung

I.2 DEFINISI BENTUK SEDIAAN TERKAIT

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.

I.3 DASAR PERTIMBANGAN DAN LANDASAN HUKUM


PENGGOLONGAN OBAT

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/per/VI/2000.


Maka sediaan tablet asam mefenamat digolongkan ke dalam obat keras yang
padanya berlaku peraturan tentang obat keras dan juga ketentuan penandaan
pada kemasan serta nomor registrasi.

I.4 PENANDAAN PADA WADAH, LEAFLET ATAU BROSUR

Pada sediaan asam mefenamat berlaku aturan penandaan sebagai berikut :

1. Bulatan K bewarna merah


2. Peringatan obat keras yaitu HARUS DENGAN RESEP DOKTER

I.5 NOMOR REGISTRASI

Nomor registrasi sediaan tablet asam mefenamat adalah DKL1713869609A1.


Sediaan tablet asam mefenamat dibuat oleh pabrik atau industri yang telah
memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

No Batch sediaan adalah : 1709003

3
BAB II

URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

II.1 NAMA OBAT DAN SINONIM

1. Nama kimia/umum : asam mefenamat


2. Golongan farmol : antiinflamasi non steroid
3. Golongan kimia : antiinflamasi non steroid derivat asam antranilat
(fenamate)

II.2 BENTUK SENYAWA AKTIF

Asam mefenamat.

II.3 MEKANISME KERJA DALAM TUBUH

1. Efek farmakologi
Asam mefenamat adalah antiinflamasi non steroid derivat asam fenamat untuk
mengatasi rheumatoid arthritis, osteoartritis, desminore, nyeri, peradangan dan
demam.
2. Mekanisme kerja
Menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan 2, sehingga menghambat
sintesis prostaglandin.

II.4 NASIB OBAT DALAM TUBUH (ADME)

Asam mefenamat diabsrobsi pertama kali dari lambung dan usus


selanjutnya obat akan melalui hati diserap darah dan dibawa oleh darah sampai
ketempat kerjanya. 90% asam mefenamat terikat pada protein. Konsentrasi
puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam dengan
waktu paruh 2 jam. Sekitar 50% dosis asam mefenamat dieksresikan dalam
urin sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi, dan 20% obat ditemukan
dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak terkonjugasi.

4
II.5 INDIKASI DAN DASAR PEMILIHAN

Sediaan asam mefenamat dalam bentuk tablet digunakan untuk


antiinflamasi mengurangi sakit, analgesik untuk rheumatoid arthritis,
osteoatritis,dysmenore, dan nyeri ringan sampai sedang.

II.6 KONTRAINDIKASI DAN ALASAN

 Hipersenisitivitas terhadap asam mefenamat atau bahan dalam formulasi


 Riwayat asma, urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain dipicu oleh aspirin atau
NSAID lainnya
 Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan pembedahan CABG
 Ulserasi aktif atau peradangan kronis dari saluran GI bagin atas atau bawah
 Sudah ada sebelumnya penyakit ginjal
(sumber : IONI, 2017)

II.7 DOSIS DAN PERHITUNGAN

a) Untuk mengatasi rasa nyeri, dosis asam mefenamat 500mg dilanjutkan


dengan 250mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.
b) Dosis asam mefenamat untuk nyeri haid : 500mg dianjurkan dengan 250mg
setiap 6 jam sejak dimulainya haid.
c) Dosis asam mefenamat untuk anak-anak 14-18tahun : 500mg dilanjutkan
dengan 250mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.

II.8 CARA PAKAI

Tablet asam mefenamat diminum melalui oral (mulut) setelah makan ;


sebanyak 3x sehari ; tidak lebih dari 7 hari

II.9 EFEK SAMPING

- Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal.
- Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan
agranulositopenia
- Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia.

5
II.10 TOKSISITAS

Apabila digunakan pada dosis berlebih dapat menyebabkan gejala


meliputi sakit perut parah, kotoran berwarna gelap, muntah berdarah dan terlihat
seperti bubuk kopi, telinga berdenging, perubahan jumlah urin, detak jantung
kencang atau melambat, lemah otot pernapasan melambat, sakit kepala parah
atau kehilangan kesadaran.

II.11 INTERAKSI OBAT

Nama obat Interaksi obat


Acenocoumarol Asam mefenamat dapat meningkatkan efek antikoagulan
dari acenocoumarol
Alendronate Peningkatkan resiko toksisitas lambung
Vorikonazol Asam mefenamat dapat meningkatkan konsentrasi
serum vorikonazol dengan menurunkan metabolisme
Trimethoprim Asam mefenamat dapat menurunkan metabolisme dan
klirens Trimethoprim. Pertimbangkan terapi alternatif
atau monitor untuk perubahan efek terapi dan merugikan
dari Trimethoprim jika asam mefenamat dimulai,
dihentikan atau dosis berubah.
Warfarin Asam mefenamat dapat menurunkan metabolisme
Warfarin. Efek antiplatelet asam mefenamat juga dapat
meningkatkan resiko perdarahan yang berhubungan
dengan warfarin.
Sumber : Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI)2017

II.12 PENGGUNAAN PADA KONDISI KHUSUS

1. Asam mefenamat memiliki kategori C pada kehamilan. Hindari penggunaan


pada trisemester ketiga karena kemungkinan penutupan dini ductus areteriosus
2. Pada ibu menyusui, asam mefenamat didistribusikan ke dalam air susu (ASI)
3. Pada pasien geriatri resiko terjadinya insiden yang tinggi dari efek GI yang
merugikan, resiko lebih besar terkena dekompensasi ginjal
4. Penggunaan asam mefenamat tidak dianjurkan pada pasien dengan riwayat
penyakit ginjal atau kerusakan ginjal subtansial (IONI,2017) .

6
II.13 PERINGATAN

Risiko kardiovaskuler : AINS dapat meningkatkan risiko terjadinya


trombolitik kardiovaskuler serius, infark miokard, dan stroke, yang dapat fatal.
Risiko ini bertambah dengan lamanya penggunaan. Pasien dengan penyakit
kardiovaskuler atau faktor risiko kardiovaskuler berada dalam risiko yang lebih
tinggi. Gunakan dengan hati-hati pada pasien lansia pengobatan jangka lama
lakukan tes darah (IONI, 2017)

II.14 CARA PENYIMPANAN

Disimpan pada suhu ruangan yaitu sekitar 20-250C dan hindarkan dari
cahaya langsung dan kelembaban yang berlebihan (PIONAS).

II.15 CONTOH SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN

Mefix tablet 250mg, dari Meprofarm

Mefix tablet 500mg, dari Meprofarm

Mefinal kapsul 250mg, dari Sanbe Farma

II.16 ANALISIS FARMAKOLOGI

1. Zak aktif yang digunakan yaitu Asam mefenamat.


2. Asam Mefenamat akan dibuat formulasi sediaan tablet dengan bobot 500 mg.

Indikasi : antiinflamasi mengurangi sakit, analgesik untuk rheumatoid arthritis,


osteoatritis,dysmenore, dan nyeri ringan sampai sedang.

3. Kekuatan 250 mg dengan bobot 500 mg, berdasarkan Handbook Of


Pharmaceutical Manufacturing
4. Perhitungan dosis
5. Alasan pemilihan kekuatan sediaan : karena sesuai dengan jurnal yang telah
didapat.
Kesimpulan :
1. Kekuatan sediaan 250 mg
2. Tablet asam mefenamat mengiritasi lambung, sehingga dikonsumsi setelah
makan. Bobot sediaan yaitu 500 mg dan diminum 3 kali sehari atau setiap 24
jam melalui oral.

BAB III

7
ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA

III.1 Pendekatan Formulasi (Analisis Pemilihan Zat Aktif dan Eksipien)

Asam mefenamat adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid atau disingkat
OAINS. Obat ini digunakan sebagai analgesik dan inflamasi. Seperti preparat anti
inflamasi non steroid lainnya, asam mefenamat menghambat sintesis prostaglandin.
Asam mefenamat tidak larut dalam air. Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam
plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam (Gilman, et al., 1996).

Metode pembuatan yang digunakan adalah granulasi kering kemudian disalut


film. Tujuan pembuatan tablet ini adalah untuk memperbaiki penampilan obat,
menutupi rasa, bau, warna obat, memberikan perlindungan fisik dan kimia pada obat.

Alasan penggunaan bahan:

a. Tablet Inti
1. Asam Mefenamat
Fungsi : Sebagai Zat aktif.
Alasan : memiliki khasiat sebagai anti inflamasi, penghilang rasa nyeri ringan
hingga sedang.
2. Amilum
Fungsi : sebagai bahan penghancur
Alasan : untuk mempermudah hancurnya tablet dengan melawan daya ikat dari
bahan pengikat sehingga tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-
partikel penyusun ketika tablet kontak dengan cairan lambung sehingga akan
meningkatkan disoulsi tablet.
3. PVP
Fungsi : sebagai bahan pengikat untuk mendukung daya kohesif dari ikatan
partikel-partikel padat agar mudah dikempa menjadi tablet.
Alasan : pengikat yang umum digunakan, larut etanol, dapat meningkatkan daya
kohesif serbuk dan diperlukan untuk membentuk granul.

4. Laktosa
Fungsi       : sebagai diluent (pengisi).

8
Alasan       : untuk membuat tablet dengan ukuran yang sesuai. Selain itu untuk
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dicetak atau untuk memperbaiki aliran.
Harganya murah dan mudah didapat, memiliki sifat alir yang cukup baik.
5. Magnesium stearat
Fungsi : sebagai bahan lubrikan.
Alasan : untuk mengurangi gesekan antara permukaan dinding atau tepi tablet
dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi selama pembentukan tablet,
untuk mengurangi friksi (kerapuhan). Dipilih karena umum digunakan dan
memiliki sifat yang baik sebagai anti-adherent, bagus sekali sebagai lubrican.
6. Talc
Fungsi : antiadheren
Alasan : untuk mencegah melekatnya permukaan tablet pada punch atas dan
punch bawah.
7. Etanol
Fungsi : sebagai bahan pelarut pengikat.
Alasan : karena bahan ini bersifat melarutkan dan mudah menguap sehingga
menjadi cepat kering daripada menggunakan pelarut air.

b. Larutan Penyalut
1. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC)
Fungsi : polimer
Alasan : alasan penggunaan HPMC yaitu kelarutan polimer yang khas dalam
cairan lambung-usus serta dalam sistem pelarut organik dan pelarut air, tidak
berpengaruh dalam kekerasan tablet dan pemakaian obat, fleksibilitas, tidak
memiliki rasa atau bau, stabil terhadap panas, cahaya, udara, dan dapat
disesuaikan dengan tingkat kelembaban, mempunyai kemampuan untuk
mencampurkan zat warna.
2. PEG 400
Fungsi : Plasticizer
Alasan : jika hanya menggunakan polimer saja akan dihasilkan lapisan film yang
rapuh, mudah pecah, dan mudah terkelupas, untuk memperbaiki hal tersebut

9
diperlukan plasticizier yang juga dapat mempertinggi keluwesan dan fleksibilitas
dari lapisan penyalut tersebut.
3. Na Lauril Sulfat
Fungsi : surfaktan
Alasan : Na Lauril Sulfat digunakan agar bahan pembentuk plastik eksternal
dapat efektif, bahan tersebut harus larut dalam sistem pelarut yang digunakan
maka perlu surfaktan.
4. Titanium Dioxside
Fungsi : pengkilap
Alasan : membuat tablet salut licin, mengkilap sehingga meingkatkan nilai
estetika.
5. FD & C Red Dye No.3 lake
Fungsi : pewarna
Alasan : pemakaian zat pewarna bertujuan untu meningkatkan nilai estetika
sediaan dan untuk mempermudah identifikasi sediaan (membedakan antara
obatsatu dengan yang lain)
6. Aquades
Fungsi : pelarut
Alasan : karena pelarut untuk melarutkan polimer yang akan digunakan, harus
memiliki volatilitas yang baik. Pelarut berfungsi untuk menghantarkan atau
menyampaikan partikel penyalut ke permukaan tablet yangakan disalut.

SIFAT FISIKOKIMIA ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN

A. Tablet Inti Asam Mefenamat


1. Asam Mefenamat (FI IV,1995)
a. Nama kimia : Asam N-2,3-xililantranilat [61-68-7]
b. Struktur kimia :

c. Rumus molekul : C15H15NO2

10
d. Bobot molekul : 241,29 g/mol
e. Kelarutan(kuantitatif) : Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar
larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan metanol; praktis
tidak larut dalam air.
f. PH larutan : 4-7
g. pH stabilitas : 7,1 ( netral )
h. Titik didih : 398,8°C
i. Titik leleh : 230-231 °C
j. Stabilitas :-
k. Inkompatibilitas :Tidak ada reaksi inkompatibilitas dengan
senyawa lain.
l. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya

2. Amilum (HOPE ed 6 2009: 691)


a. Sinonim : Amido, Amidon, amilo, Aytex P, melojel
b. Rumus Molekul : (C6H10O)n

c. Pemerian : Serbuk berwarna putih halus, tidak berbau,


d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin dan air yang
dingin.
e. Density bulk : 0,462 g/cm3
f. pH : 5,5 – 6,5
g. Inkompatibilitas : tidak ada reaksi inkompatibilitas dengan senyawa lain.
h. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

3. PVP (HOPE ed 6 2009:516)

11
a. Sinonim : kollidon, povidone, plasdone, polyvidone
b. Rumus molekul : (C6H9NO)n

c. Pemerian : serbuk halu berwarna putih, tidak berbau, higroskopis.


d. Kelarutan : bebas larut dalam asam, kloroform, etanol 95%, keton,
methanol dan air. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak
mineral.
e. pH :3–7
f. titik lebur : 150o C
g. Density bulk : 0,29 – 0,39 g/cm3
h. Inkompatibilitas : kompatibel dengan larutan sepertigaram anorganik, resin
alami dan bahan sintetik.
i. Penyimpanan : dalam wadah tertutup dan tak tembus cahaya.

4. Mg Stearat
a. Sinonim : magnesium octadecanoate, magnesium salt,
octadecanoic acid.
b. Rumus molekul : C36H70MgO4
c. Pemerian : serbuk halus, berwarna putih, bau asam stearat, rasa
yang khas,
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dan air, sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol 95% hangat.
e. Density bulk : 0,159 g/cm3
f. Titik lebur : 117 – 150o C
g. Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam
besi. Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
h. Penyimpanan : dalam wadah tertutup dan tidak tembus cahaya.

5. Talc (HOPE ed 6 2009:728)

12
a. Sinonim : Altalc, hydrous magnesium calcium silicate, hydrous
magnesium silicate.
b. Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4
c. Pemerian : bubuk kristal yang sangat halus, putih keabu-abuan,
tidak berbau.
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, pelarut
organic dan air.
e. Ph : 7 - 10
f. Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa ammonium
kuarterner.
g. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.

6. Laktosa (HOPE ed 6 2009:359)


a. Sinonim                       : lactosum, saccharum lactis, lattioso, milk
sugar(5).
b. Rumus molekul           : C12H22O11
c. Berat molekul              : 342,30
d. Warna                          : putih.
e. Bentuk                         : serbuk hablur.
f. Bau                              : tidak berbau.
g. Rasa                            : agak manis.
h. Kelarutan                    : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih; sukar larut dalam atanol (95%); praktis tidak larut dalam
kloroform P dan eter P.
i. pH                               : 4,0 – 6,5.
j. penyimpanan               : dalam wadah tertutup baik.
k. Titik lebur                    : 223,0 °C untuk anhydrous α-lactose; 252 °C
untuk anhydrous β-lactose; 232,0 °C untuk lactose anhydrous.
l. Inkompatibilitas          : laktosa anhidrat tidak kompatibel dengan
oksidasi kuat ketika campuran mengandung antagonis leukotrien
hidrofobik dan laktosa anhidrat atau laktosa monohidrat disimpan selama
6 minggu pada 40 °C dan 75% RH, campuran yang mengandung

13
anhidrat laktosa menunjukkan serapan kelembaban yang lebih besar dan
degradasi obat.

7. Etanol
a. Sinonim : ethyl alcohol, ethyl hydroxide, grain alcohol.
b. Rumus molekul : C2H6O
c. Pemerian : cairan bening, tidak berwarna, mudah menguap, bau
khas.
d. Kelarutan : larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air.
e. Titik didih : 78,15oC
f. Inkompatibilitas : dalam kondisi asam, etanol dapat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi, etanol inkompatibel dengan wadah
aluminium, dapat berinteraksi dengan obat-obatan.
g. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

B. Penyalut tablet
1) PEG 400
Sinonim : Carbowax, macrogola, poilietilen glikol
Struktur :

Pemerian : putih atau pucat, konsistensi seperti pasta ke waxy flake, memiliki
rasa manis.
Titik leleh : 60-63oC
Kelarutan : larut dalam air
Inkompaktibilitas : dengan agent pewarna

2) Hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC)


Sinonim : Hypromellose, Benecel MHPC, E464, HPMC, hypromellosum,
Methocel, Tylopur

14
Rumus Molekul : CH3CH(OH)CH2
Struktur molekul :

Pemerian : Warna putih atau cream, tidak berbau, bentuk serbuk granul , tidak
berasa
Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam air panas, klorofom,
etanol (95%) dan eter
PH : 5.0-8.0
Titik lebur : 190-200ºC
Inkompatibilitas : Agent pengoksidasi
Penyimpanan : Di simpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan
kering(13).

3) Na lauril Sulfat
Sinonim : Dodecyl alcohol hydrogen sulfate
Rumus Molekul : C12H25NaO4S
Struktur :

Pemerian : kristal berwarna putih atau cream, kuning pucat, serpih atau serbuk
lembut , rasa pahit
Melting point : 204–2070C
Kelarutan : bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam air dan eter
Inkompaktibilitas : garam polyvalent metalions sepetri aluminum, lead, tinor
zinc dan endapan garam.

4) Titanium Diokside

15
Sinonim : titanii dioxidum
Rumus molekul : TiO2
Pemerian : putih, amorf, tidak berbau, kurang berasa, serbuk higroskopis.
Melting point : 185580C

Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfiruca dilute, hcl, asam nitrit,
pelarut organik dan air, larut dalam asam hidrofluoric, asam sulfat.

III. 2. Formulasi

III. 2.1. Formula Umum

1. R/ Zat aktif

2. Eksepien :

- Pengikat
- Disintegran
- Pengisi
- Lubrikan
- Adsorben
- Larutan penyalut

III. 2.2. Formula Pustaka

1. Tablet inti

Asam Mefenamat 250 mg


Amilum 40 mg
Kollidon 90F 50 mg
Isopropyl alcohol qs
Koliidon CL 12mg
Microcrystalline Cellulose (Avicel) PH 101 85 mg
Mg Stearat 5 mg
(Sumber : Handbook of Manufacturing Vol 1 hal 348,2009 )

Formulasi Modifikasi:

16
Fase dalam(92%)
Asam Mefenamat 250 mg
Amilum 10%
PVP 3%

Etanol 96% qs
Laktosa ad 92%

Fase luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum 5%

2. Penyalut tablet
HPMC 20%
PEG 400 25%
Na laurilsulfat 1%
Titanium oxide 5%
FD & C red Dye No.3 lake 10%
Aquadest qs

III. 2.3. Pengembangan Formula

Fase Dalam ( 92%) Fase Luar (8%)

Asam mefenamat 250 mg Mg stearat 5 mg

Amilum 46 mg Talc 10 mg

PVP 13,8 mg Amilum 25 mg

Laktose 150,2mg

17
Untuk Salut film :

HPMC 20%
PEG 400 25%
Na laurilsulfat 1%
Titanium oxide 5%
FD & C red Dye No.3 lake 10%
Aquadest qs

18
BAB IV

PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR

IV. 1. Metode Pembuatan Sediaan


Asam mefenamat akan dibuat sediaan tablet salut dengan tujuan meningkatkan
bioavailibilitas. Bobot tablet sediaan ini adalah 500 mg. Metode pembuatan
adalah granulasi kering (Handbook of Manufacturing Vol 1 hal 348,2009)
Tujuan bobot tablet ini adalah untuk pengobatan antiinflamasi dan analgesik
mengobati nyeri ringan hingga sedang dan dysmenore.

IV.1.1. Perhitungan

a. Perhitungan tablet inti


 Fase dalam 92% :
92
Bobot 1 tablet = x 500 = 460 mg
100
Asam mefenamat = 250 mg
PVP (3%) = 3% x 460 mg = 13,8mg
Amilum (10%) = 10%x460mg = 46mg
Laktosa = [460-(250+13,8+46)] = 150,2 mg
 Fase luar 8%
8
Fase luar = x 500 = 40mg
100
Mg stearat 1 % = 1/100x500 = 5 mg
Talc 2% = 2/100 x 500 = 10 mg
Amilum 5% = 5/100x500= 25mg
b. Perhitungan film couting:
Hydroxypropyl methyl cellulose = 20% x 100 mg = 20 mg
PEG 400 = 25% x 100 mg = 25 mg
Aquades =100- (20+25+10) = 45 mg
Na lauril sulfat = 1% x 100 mg = 1 mg
Titanium diokside = 5% x 100 mg = 5 mg
FD & C red Dye No.3 lake = 10%x100mg = 10 mg

19
IV.1.2. Penimbangan

Akan dibuat 1000 tablet asam mefenamat, berikut penimbangan skala


produksi tablet inti :
a. Penimbangan tablet inti asam mefenamat
 Fase dalam 92% :
Asam mefenamat = 250 x1000 = 250,000 mg
PVP = 13,8 x 1000 = 13,800 mg
Laktose = 150,2 x 1000 = 150,200 mg
Amilum = 46 x 1000 = 46,000 mg
 Fase luar 8% :
Mg stearat = 10 x 1000 = 10,000 mg
Talc = 5 x 1000 = 5,000 mg
Amilum = 25 x 1000 = 25,000 mg

b. Penimbangan skala produksi film counting:

1. Hydroxypropyl methyl cellulose = 20 mg x 1000 =20 g

2. PEG 400 = 25 mg x 1000 = 25 gram

3. Aquades = 45 mg x 1000 =45 gram

4. Na lauril sulfat = 1 mg x 1000 = 1 gram

5. Titanium diokside = 5 mg x 1000 = 5 gram

6. FD & C red Dye No.3 lake = 10 mg x 1000 = 10 gram

IV.2. Prosedur Pembuatan

a. Prosedur pembuatan sediaan tablet inti:

Siapkan alat dan timbang semua bahan sesuai yang diinginkan

Campurkan zat aktif (asam mefenamat) dan fase dalam

Larutkan pengikat (PVP) dengan etanol

20
Campurkan pengikat yang sudah dilarutkan dengan campuran zat aktif dan
eksipien sampai homogen

Campurann yang sudah homogen di lakukan slugging

Slug yang terbentuk, dihancurkan (hingga didapatkan granul yang baik)

Ayak dengan ayakan ukuran 16 mesh

Hasil ayakan dicampurkan dengan fase luar

Massa dikempa menjadi tablet sesuai ukuran yang diinginkan

b. Pembuatan Larutan Coating


HPMC dilarutkan dengan aquadest

PEG 400, surfaktan, Na-Lauril sulfat dicampurkan, homogenkan

Tambahkan pewarna, homogenkan

Larutan Coating
c. Proses Film Coating
Disiapkan larutan coating

Letakkan substrat pada tempat coating

Dipanaskan hingga solvent menguap

Disemprotkan pada tablet inti

Tablet salut film

21
IV.3 Pengawasan dalam produksi (IPC)

Pada pembuatan granul dengan metode granulasi kering, akan dilakukan kontrol
kualitas granul yang bertujuan untuk mengetahui sifat alir granul. Beberapa metode
yang kan dilakukan untuk mengetahui sifat alir granul :

1. Sifat aliran dengan metode sudut istirahat


- Tujuan : untuk mengetahui sifat alir dari granul
- Prosedur :
Timbang granul 100gram, masukkan secara perlahan-lahan lewat lubang
bagian atas corong, sementara bagian bawah ditutup

Buka penutupnya dan biarkan granul keluar

Ukur tinggi dan diameter kerucut yang terbentuk

Hitung sudut diam granul, dengan persamaan :


Tan α = h/D
Dimana : Tan α adalah sudut diam
h = tinggi kerucut tumpukan granul
D = diameter tumpukan granul
- Parameter :
- Nilai α 25-350 = sangat mudah mengalir
- Nilai α 35-400 = mudah mengalir
- Nilai α >400 = kurang mengalir
Sehingga untuk metode sudut istirahat, serbuk dikatakan free flowing atau
fluiditasnya bagus jika mempunyai sudut istirahat <400.
2. Uji Kompresibilitas
- Tujuan : untuk mengetahui kemampuan granul untuk tetap kompak dengan
adanya tekanan, sehingga menghasilkan tablet yang baik dan menjamin aliran
granul baik.
- Prosedur :

22
Masukan sejumlah granul, dengan bobot yang sama kedalam gelas ukur
berskala, ukur volume granul

Gelas ukur diberikan ketukan sebanyak 500kali hentakkan secara berurutan


menggunakan alat tap density tester.

Hasil volume setelah hentakkan diukur kembali

Hitung hasil uji menggunakan persamaan, dan dilihat hasilnya disesuaikan


dengan klasifikasi Carr :

Carr index Flow


(%)
5-12 Free flowing
12-16 Good
18-21 Fair
23-35 Poor
33-38 Very poor
>40 Extremely poor

(Sumber : Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).

IV.4 Uji mutu farmasetik sediaan akhir

a. Evaluasi fisik :
1. Uji Organoleptik
Tablet diamati secara visual : apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan harus bebas dari
noda atau bintik-bintik.

2. Uji Keseragaman bobot

23
Parameter : jika ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet yang
mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A, dan tidak boleh ada
satu tabletpun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom
B.

penyimpangan
Bobot rata-
bobot rata-rata
rata Tablet
A B
< 25 mg 15% 30%
26-150 mg 10% 20%
151-300 mg 7,50% 15%
> 300 mg 5% 10%
Cara kerja :

Diambil 20 tablet secara acak kemudian ditimbang masing-masing tablet.

Dihitung bobot rata-rata dan penyimpangan bobot rata-rata.


3. Uji kekerasan
Parameter : untuk uji kekerasan tablet tidak boleh melebihi 4-8kg
Cara kerja :
Diambil 20 tablet secara acak

Kekerasan diukur dengan hardness tester berdasarkan luas permukaan tablet


dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg.
4. Uji friabilitas
Parameter : tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%, dan bila
kerapuhan tableh <0,8% maka tablet tersebut baik.
Cara kerja :
Dengan alat friabilator terhadap 20 atau 40 tablet diambil secara acak

Tablet yg diambil secara acak dibersihkan satu persatu dengan sikat halus
kemudian ditimbang.

Dimasukan semua tablet kedalam alat lalu diputar sebanyak 100 putaran.

24
Tablet dibersihkan kembali dan ditimbang lagi.
5. Uji keseragaman kandungan
 Persaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada produk yang
mengandung zat aktif 50 mg dan atau kurang dari 50,0% dari berat satuan
sediaan. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi, jika jumlah zat aktif dalam
masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara
85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku
relative kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika ada 1 satuan terletak diluar
rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika
simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% dilakukan uji 20 satuan
tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30
terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket
dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%
(Dep. Kes. RI, 1995).
 Cara kerja :
- Prosedur Keseragaman kandungan Diambil 30 satuan sediaan secara acak,
dari 30 diambil 10 satuan sediaan untuk diuji, memenuhi syarat jika jumlah
zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang
ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket
dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika ada 1
satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera
pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0%
lakukan uji 20 satuan lagi. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1
satuan dari 30 terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang
tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak
lebih dari 7,8%.
6. Uji waktu hancur
Parameter : untuk tablet salut waktu hancur <30 menit.
Cara kerja :
Bejana diisi dengan HCl 0,1 N, kemudian volume diatur pada
kedudukan tertinggi lempeng kasa tepat pada permukaan larutan.

25
Pada kedudukan terendah mulut tabung tetap diatas permukaan.

Pada suhu pelarut 36-38oC, 6 tabung di masukkan satu persatu ke


masing-masing tabung.

Keranjang dinaik-turunkan secara teratur 30 kali tiap menit.

Waktu hancur dicatat sejak pertama kali tablet mulai hancur hingga
tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa.

7. Uji disolusi
Parameter : semakin lama waktu disolusi, maka persen terlarut semakin
besar.
Cara kerja :
Medium disolusi diisikan ke dalam tabung disolusi sebanyak 900 ml
pada suhu 37oC.

Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung disolusi kemudian


dijalankan alat uji disolusi dengan kecepatan pengadukan dan lama
pengujian sesuai ketentuan.

Pengambilan sampel 5 ml dilakukan pada selang waktu tertentu.

Setiap pengambilan sampel diganti dengan media disolusi


dengan volume dan suhu yang sama.

26
Daftar Pustaka

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat
Nasional Indonesia. Cetakan tahun 2017. Jakarta : BPOM RI
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
R.I.
Fassihi, A. R., danKanfer, I., 1986, Effect of Compressibility and Powder Flow
Properties on Tablet Weight Variation in Drug Development Industrial
Pharmacy, Marcel Dekker Inc, Afrika.
Gilman A.G., Hardman J.G., Limbird L.E. 1996. Dasar Farmakologi Terapi.
Penerjemah : Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi X. Jakarta : EGC

Gilson, Mark, 2009, Pharmaceutical Preformulation and Formulation: A Practical


Guide From Candidate Drug Selection to Commercial Dosage Form. 2nd edition,
informa Healthcare, New Yor, 371-405

Lachman, Leon, 1994, Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga, UI press,
Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Peraturan Menteri Kesehatan No.


949/MENKES/PER/VI/2000 Tentang Registrasi Obat Jadi. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations,


Second Edition Volume One : Compressed Solid Products, Informa healthcare,
New York

27
Rowe, R.C, Sheskey, P.J and Owen, S.C, 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press and America Pharmacists
Assosciation, USA

Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi Formulasi Sediaan Tablet, Laboratorium Teknologi


Farmasi UGM, Yogyakarta, 44-47

28
Lampiran

29
30
SAFENAMAT
Asam Mefenamat 250 mg
Tablet Salut Selaput
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 250mg.

Farmakologi
Ekafenamat mengandung asam mefenamat yang merupakan kelompok antiinflamasi
non steroid, bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan
2, sehingga menghambat sintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik.

Indikasi:
Meredakan nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri pasca operasi .

Dosis pemakaian :
Dewasa dan anak-anak >14tahun : Dosis awal 500mg, kemudian dilanutkan 250 mg
tiap 6 jam sesuai kebutuhan.

Efek samping:
- Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal.
- Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan
agranulositopenia
- Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia.

Kontraindikasi:
- Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat.
- Penderita yang dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rhinitis dan
urtikaria.
- Penderita dengan tukak lambung dan usus.
Penderita dengan gangguan ginjal berat.
.
Interaksi Obat :
Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral dapat memperpanjang prothrombin.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25 – 30oC (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya.

Kemasan:
Box berisi 10 blister@10 tablet.
No. Reg : DKL1713869609A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi Oleh
PT. SETIANA FARMA
Bandung-Indonesia

31

Anda mungkin juga menyukai