Disusun oleh :
20140350014
2017
1
DAFTAR ISI
BAB I : TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN ................ 3
BAB II : URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI ................................... 5
II.1 NAMA OBAT DAN SINONIM ......................................................................... 5
II.2 BENTUK SENYAWA AKTIF ........................................................................... 5
II.3 MEKANISME KERJA DALAM TUBUH ......................................................... 5
II.4 NASIB OBAT DALAM TUBUH (ADME) ....................................................... 5
II.5 INDIKASI DAN DASAR PEMILIHAN ............................................................ 6
II.6 KONTRAINDIKASI DAN ALASAN ................................................................ 6
II.7 DOSIS DAN PERHITUNGAN .......................................................................... 6
II.8 CARA PAKAI .................................................................................................... 6
II.9 EFEK SAMPING ................................................................................................ 6
II.10 TOKSISITAS ...................................................................................................... 7
II.11 INTERAKSI OBAT ............................................................................................ 7
II.12 PENGGUNAAN PADA KONDISI KHUSUS ................................................... 7
II.13 PERINGATAN ................................................................................................... 8
II.14 CARA PENYIMPANAN .................................................................................... 8
II.15 CONTOH SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN ................................. 8
II.16 ANALISIS FARMAKOLOGI ................ Error! Bookmark not defined.
BAB III : ANALISIS PREFORMULASI FORMULASI DAN
USULAN FORMULA .......................................................................................... 9
III.1 PENDEKATAN FORMULASI .......................................................................... 9
III.2 FORMULASI ......................................................................................... 17
BAB IV : PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN Error!
Bookmark not defined.
IV.1 METODE PEMBUATAN SEDIAAN Error! Bookmark not defined.
IV.2 PROSEDUR PEMBUATAN .............. Error! Bookmark not defined.
IV.3 PENGAWASAN DALAM PRODUKSI Error! Bookmark not defined.
IV.4 UJI MUTU FARMASETIK SEDIAAN AKHIRError! Bookmark not
defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ......................................................................................................... 30
2
BAB I
3
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
4
BAB II
Asam mefenamat.
1. Efek farmakologi
Asam mefenamat adalah antiinflamasi non steroid derivat asam fenamat untuk
mengatasi rheumatoid arthritis, osteoartritis, desminore, nyeri, peradangan dan
demam.
2. Mekanisme kerja
Menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan 2, sehingga menghambat
sintesis prostaglandin.
5
II.5 INDIKASI DAN DASAR PEMILIHAN
- Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal.
- Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan
agranulositopenia
- Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia.
6
II.10 TOKSISITAS
7
II.13 PERINGATAN
Disimpan pada suhu ruangan yaitu sekitar 20-250C dan hindarkan dari
cahaya langsung dan kelembaban yang berlebihan (PIONAS).
8
BAB III
Asam mefenamat adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid atau disingkat
OAINS. Obat ini digunakan sebagai analgesik dan inflamasi. Seperti preparat anti
inflamasi non steroid lainnya, asam mefenamat menghambat sintesis prostaglandin.
Asam mefenamat tidak larut dalam air. Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam
plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam (Gilman, et al., 1996).
a. Tablet Inti
1. Asam Mefenamat
Fungsi : Sebagai Zat aktif.
Alasan : memiliki khasiat sebagai anti inflamasi, penghilang rasa nyeri ringan
hingga sedang.
2. Amilum
Fungsi : sebagai bahan penghancur
Alasan : untuk mempermudah hancurnya tablet dengan melawan daya ikat dari
bahan pengikat sehingga tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-
partikel penyusun ketika tablet kontak dengan cairan lambung sehingga akan
meningkatkan disoulsi tablet.
3. PVP
Fungsi : sebagai bahan pengikat untuk mendukung daya kohesif dari ikatan
partikel-partikel padat agar mudah dikempa menjadi tablet.
Alasan : pengikat yang umum digunakan, larut etanol, dapat meningkatkan daya
kohesif serbuk dan diperlukan untuk membentuk granul.
9
4. Laktosa
Fungsi : sebagai diluent (pengisi).
Alasan : untuk membuat tablet dengan ukuran yang sesuai. Selain itu untuk
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dicetak atau untuk memperbaiki aliran.
Harganya murah dan mudah didapat, memiliki sifat alir yang cukup baik.
5. Magnesium stearat
Fungsi : sebagai bahan lubrikan.
Alasan : untuk mengurangi gesekan antara permukaan dinding atau tepi tablet
dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi selama pembentukan tablet,
untuk mengurangi friksi (kerapuhan). Dipilih karena umum digunakan dan
memiliki sifat yang baik sebagai anti-adherent, bagus sekali sebagai lubrican.
6. Talc
Fungsi : antiadheren
Alasan : untuk mencegah melekatnya permukaan tablet pada punch atas dan
punch bawah.
7. Etanol
Fungsi : sebagai bahan pelarut pengikat.
Alasan : karena bahan ini bersifat melarutkan dan mudah menguap sehingga
menjadi cepat kering daripada menggunakan pelarut air.
b. Larutan Penyalut
1. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC)
Fungsi : polimer
Alasan : alasan penggunaan HPMC yaitu kelarutan polimer yang khas dalam
cairan lambung-usus serta dalam sistem pelarut organik dan pelarut air, tidak
berpengaruh dalam kekerasan tablet dan pemakaian obat, fleksibilitas, tidak
memiliki rasa atau bau, stabil terhadap panas, cahaya, udara, dan dapat
disesuaikan dengan tingkat kelembaban, mempunyai kemampuan untuk
mencampurkan zat warna.
2. PEG 400
Fungsi : Plasticizer
10
Alasan : jika hanya menggunakan polimer saja akan dihasilkan lapisan film yang
rapuh, mudah pecah, dan mudah terkelupas, untuk memperbaiki hal tersebut
diperlukan plasticizier yang juga dapat mempertinggi keluwesan dan fleksibilitas
dari lapisan penyalut tersebut.
3. Na Lauril Sulfat
Fungsi : surfaktan
Alasan : Na Lauril Sulfat digunakan agar bahan pembentuk plastik eksternal
dapat efektif, bahan tersebut harus larut dalam sistem pelarut yang digunakan
maka perlu surfaktan.
4. Titanium Dioxside
Fungsi : pengkilap
Alasan : membuat tablet salut licin, mengkilap sehingga meingkatkan nilai
estetika.
5. FD & C Red Dye No.3 lake
Fungsi : pewarna
Alasan : pemakaian zat pewarna bertujuan untu meningkatkan nilai estetika
sediaan dan untuk mempermudah identifikasi sediaan (membedakan antara
obatsatu dengan yang lain)
6. Aquades
Fungsi : pelarut
Alasan : karena pelarut untuk melarutkan polimer yang akan digunakan, harus
memiliki volatilitas yang baik. Pelarut berfungsi untuk menghantarkan atau
menyampaikan partikel penyalut ke permukaan tablet yangakan disalut.
11
c. Rumus molekul : C15H15NO2
d. Bobot molekul : 241,29 g/mol
e. Kelarutan(kuantitatif) : Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar
larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan metanol; praktis
tidak larut dalam air.
f. PH larutan : 4-7
g. pH stabilitas : 7,1 ( netral )
h. Titik didih : 398,8°C
i. Titik leleh : 230-231 °C
j. Stabilitas :-
k. Inkompatibilitas :Tidak ada reaksi inkompatibilitas dengan
senyawa lain.
l. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya
12
3. PVP (HOPE ed 6 2009:516)
a. Sinonim : kollidon, povidone, plasdone, polyvidone
b. Rumus molekul : (C6H9NO)n
4. Mg Stearat
a. Sinonim : magnesium octadecanoate, magnesium salt,
octadecanoic acid.
b. Rumus molekul : C36H70MgO4
c. Pemerian : serbuk halus, berwarna putih, bau asam stearat, rasa
yang khas,
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dan air, sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol 95% hangat.
e. Density bulk : 0,159 g/cm3
f. Titik lebur : 117 – 150o C
g. Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam
besi. Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
h. Penyimpanan : dalam wadah tertutup dan tidak tembus cahaya.
13
5. Talc (HOPE ed 6 2009:728)
a. Sinonim : Altalc, hydrous magnesium calcium silicate, hydrous
magnesium silicate.
b. Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4
c. Pemerian : bubuk kristal yang sangat halus, putih keabu-abuan,
tidak berbau.
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, pelarut
organic dan air.
e. Ph : 7 - 10
f. Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa ammonium
kuarterner.
g. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
14
6 minggu pada 40 °C dan 75% RH, campuran yang mengandung
anhidrat laktosa menunjukkan serapan kelembaban yang lebih besar dan
degradasi obat.
7. Etanol
a. Sinonim : ethyl alcohol, ethyl hydroxide, grain alcohol.
b. Rumus molekul : C2H6O
c. Pemerian : cairan bening, tidak berwarna, mudah menguap, bau
khas.
d. Kelarutan : larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air.
e. Titik didih : 78,15oC
f. Inkompatibilitas : dalam kondisi asam, etanol dapat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi, etanol inkompatibel dengan wadah
aluminium, dapat berinteraksi dengan obat-obatan.
g. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
B. Penyalut tablet
1) PEG 400
Sinonim : Carbowax, macrogola, poilietilen glikol
Struktur :
Pemerian : putih atau pucat, konsistensi seperti pasta ke waxy flake, memiliki
rasa manis.
Titik leleh : 60-63oC
Kelarutan : larut dalam air
Inkompaktibilitas : dengan agent pewarna
15
Sinonim : Hypromellose, Benecel MHPC, E464, HPMC, hypromellosum,
Methocel, Tylopur
Rumus Molekul : CH3CH(OH)CH2
Struktur molekul :
Pemerian : Warna putih atau cream, tidak berbau, bentuk serbuk granul , tidak
berasa
Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam air panas, klorofom,
etanol (95%) dan eter
PH : 5.0-8.0
Titik lebur : 190-200ºC
Inkompatibilitas : Agent pengoksidasi
Penyimpanan : Di simpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan
kering(13).
3) Na lauril Sulfat
Sinonim : Dodecyl alcohol hydrogen sulfate
Rumus Molekul : C12H25NaO4S
Struktur :
Pemerian : kristal berwarna putih atau cream, kuning pucat, serpih atau serbuk
lembut , rasa pahit
Melting point : 204–2070C
Kelarutan : bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam air dan eter
Inkompaktibilitas : garam polyvalent metalions sepetri aluminum, lead, tinor
zinc dan endapan garam.
16
4) Titanium Diokside
Sinonim : titanii dioxidum
Rumus molekul : TiO2
Pemerian : putih, amorf, tidak berbau, kurang berasa, serbuk higroskopis.
Melting point : 185580C
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfiruca dilute, hcl, asam nitrit,
pelarut organik dan air, larut dalam asam hidrofluoric, asam sulfat.
III. 2. Formulasi
R/ Zat aktif
Eksepien :
- Pengikat
- Disintegran
- Pengisi
- Lubrikan
- Adsorben
- Larutan penyalut
1. Tablet inti
17
Formulasi Modifikasi:
Fase dalam(92%)
Asam Mefenamat 250 mg
Amilum 10%
PVP 3%
Etanol 96% qs
Laktosa ad 92%
2. Penyalut tablet
HPMC 20%
PEG 400 25%
Na laurilsulfat 1%
Titanium oxide 5%
FD & C red Dye No.3 lake 10%
Aquadest qs
Mg stearat 5 mg
Asam mefenamat 250 mg
Talc 10 mg
Amilum 46 mg
Amilum 25 mg
PVP 13,8 mg
Laktose 150,2mg
Etanol q.s
18
Untuk Salut film :
HPMC 20%
PEG 400 25%
Na laurilsulfat 1%
Titanium oxide 5%
FD & C red Dye No.3 lake 10%
Aquadest qs
19
BAB IV
IV.1.1. Perhitungan
Mg stearat 1 % = 1/100x500 = 5 mg
Talc 2% = 2/100 x 500 = 10 mg
Amilum 5% = 5/100x500= 25mg
b. Perhitungan film couting:
Hydroxypropyl methyl cellulose = 20% x 100 mg = 20 mg
PEG 400 = 25% x 100 mg = 25 mg
Aquades =100- (20+25+10) = 45 mg
Na lauril sulfat = 1% x 100 mg = 1 mg
Titanium diokside = 5% x 100 mg = 5 mg
FD & C red Dye No.3 lake = 10%x100mg = 10 mg
20
IV.1.2. Penimbangan
21
Campurkan pengikat yang sudah dilarutkan dengan campuran zat aktif dan
eksipien sampai homogen
Larutan Coating
c. Proses Film Coating
Disiapkan larutan coating
22
IV.3 Pengawasan dalam produksi (IPC)
Pada pembuatan granul dengan metode granulasi kering, akan dilakukan kontrol
kualitas granul yang bertujuan untuk mengetahui sifat alir granul. Beberapa metode
yang kan dilakukan untuk mengetahui sifat alir granul :
23
Masukan sejumlah granul, dengan bobot yang sama kedalam gelas ukur
berskala, ukur volume granul
12-16 Good
18-21 Fair
23-35 Poor
a. Evaluasi fisik :
1. Uji Organoleptik
Tablet diamati secara visual : apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan harus bebas dari
noda atau bintik-bintik.
24
2. Uji Keseragaman bobot
Parameter : jika ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet yang
mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A, dan tidak boleh ada
satu tabletpun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom
B.
penyimpangan
Bobot rata-
bobot rata-rata
rata Tablet
A B
< 25 mg 15% 30%
26-150 mg 10% 20%
151-300 mg 7,50% 15%
> 300 mg 5% 10%
Cara kerja :
Tablet yg diambil secara acak dibersihkan satu persatu dengan sikat halus
kemudian ditimbang.
25
Dimasukan semua tablet kedalam alat lalu diputar sebanyak 100 putaran.
26
Bejana diisi dengan HCl 0,1 N, kemudian volume diatur pada
kedudukan tertinggi lempeng kasa tepat pada permukaan larutan.
Waktu hancur dicatat sejak pertama kali tablet mulai hancur hingga
tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa.
7. Uji disolusi
Parameter : semakin lama waktu disolusi, maka persen terlarut semakin
besar.
Cara kerja :
Medium disolusi diisikan ke dalam tabung disolusi sebanyak 900 ml
pada suhu 37oC.
27
Daftar Pustaka
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat
Nasional Indonesia. Cetakan tahun 2017. Jakarta : BPOM RI
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
R.I.
Fassihi, A. R., danKanfer, I., 1986, Effect of Compressibility and Powder Flow
Properties on Tablet Weight Variation in Drug Development Industrial
Pharmacy, Marcel Dekker Inc, Afrika.
Gilman A.G., Hardman J.G., Limbird L.E. 1996. Dasar Farmakologi Terapi.
Penerjemah : Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi X. Jakarta : EGC
Lachman, Leon, 1994, Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga, UI press,
Jakarta
28
Rowe, R.C, Sheskey, P.J and Owen, S.C, 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press and America Pharmacists
Assosciation, USA
29
Lampiran
30
31
EKAFENAMAT
Asam Mefenamat 250 mg
Tablet Salut Selaput
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 250mg.
Farmakologi
Ekafenamat mengandung asam mefenamat yang merupakan kelompok antiinflamasi
non steroid, bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan
2, sehingga menghambat sintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik.
Indikasi:
Meredakan nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri pasca operasi .
Dosis pemakaian :
Dewasa dan anak-anak >14tahun : Dosis awal 500mg, kemudian dilanutkan 250 mg
tiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Efek samping:
- Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal.
- Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan
agranulositopenia
- Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia.
Kontraindikasi:
- Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat.
- Penderita yang dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rhinitis dan
urtikaria.
- Penderita dengan tukak lambung dan usus.
- Penderita dengan gangguan ginjal berat.
.
Interaksi Obat :
Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral dapat memperpanjang prothrombin.
Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25 – 30oC (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya.
Kemasan:
Box berisi 10 blister@10 tablet.
No. Reg : DKL1713869609A1
Diproduksi Oleh
PT. PUTRI MEDICA
Lampung-Indonesia
32