Anda di halaman 1dari 16

EFIKASI DAN KEAMANAN ASAM

MEFENAMAT UNTUK MENGATASI NYERI


REUMATOID ARTHRITIS
Oleh :
1. Basofi Amirulah 10700359
2. Fatmawati 12700224
3. Anshari Mohammad Yahya 12700445
4. Arya Vandi Eka Pradana 13700016
5. Nety Kusumaningrum 13700031
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang

 Asam mefenamat
 Derivat asam antranilat dan golongan obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS)

 Cara kerja menghambat sintesa prostaglandin (menghambat enzim siklooksigenase (COX))

 Mempunyai efek analgesik, anti inflamasi dan antipiretik.

 Rheumatoid arthritis (RA)


 Penyakit autoimun berupa inflamasi arthritis pada pasien dewasa

 Rasa nyeri pada bagian synovial sendi, sarung tendo, dan bursa akan mengalami penebalan akibat radang
diikuti oleh erosi tulang dan destruksi tulang disekitar sendi, hingga dapat menyebabkan kecacatan.
2. Rumusan Masalah
• Apakah pengaruh efikasi dan keamanan asam mefenamat untuk mengatasi
nyeri rheumatoid arthritits?
• Bagaimana pengaruh efikasi dan keamanan asam mefenamat untuk menyatasi
nyeri rheumatoid arthritis?
3. Tujuan Penulisan
• Untuk diserahkan sebagai tugas referat (term paper) Kepaniteraan Klinik
Farmasi kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
• Untuk mempelajari dan menambah pengetahuan mengenai penggunaan asam
mefenamat pada rheumatoid arthritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Farmasi-Farmakologi Asam Mefenamat
a. Sifat fisika-kimia dan rumus kimia Asam Mefenamat

 Rumus kimia C15H15NO2

 Massa molekul : 241,29

 Sifat fisiko-kimia :
 Berbentuk serbuk putih keabuan

 Tidak larut air

 Sedikit larut dalam alkohol


b. Farmasi Umum Asam Mefenamat

 Merupakan obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory
Drugs).

 Digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri seperti sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan
disminorea.

 Cara Kerja Asam mefenamat adalah menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
cyclooxygenase (COX-1 & COX-2).

 Asam mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan kerja pusat dan juga kerja perifer
2. Farmakodinamik Asam Mefenamat
3. Farmakokinetik Asam Mefenamat

A. Pola ADME

a. Absorbsi
• Asam mefenamat sangat cepat diabsorpsi setelah administrasi oral

• Hasil penelitian:
 2x500 mg dosis oral menunjukkan luas daerah absorpsi sebesar 30,5 mcg/hr/mL ( 17% CV )

 1 gr dosis oral single => level puncak plasma mulai dari 10 sampai 20mcg/mL3 dimulai dari 2 sampai 4 jam dan eliminasi waktu paruh kira-kira 2
jam

Ingesi dari antacid yang mengandung magnesium hidrokside bersamaan dengan asam mefenamat, menunjukkan

peningkatan yang signifikan dari kecepatan dan luas daerah absorbsi asam mefenamat tersebut.
b. Distribusi

• Asam mefenamat dinyatakan lebih dari 90% dikelilingi albumin

• Volume distribusi yang jelas ( Vzss/F ) diperkirakan mengikuti 500 mg dosis oral asam mefenamat yaitu 1,06 L/kg.

c. Metabolisme

Level puncak plasma hydroxy metabolite adalah 20 mcg/mL setelah 3 jam


Level puncak plasma carboxy metabolite adalah 8 mcg/mL setelah 6 sampai 8 jam
d. Eksresi
• Melalui urine sekitar 52 % dari dosis di eksresikan terutama sebagai glucuronida asam mefenamat
( 6% ), 3-hydroxymefenamic acid ( 25% ), dan 3- carboxymefenamic acid ( 21% )
• Melalui feses sejumlah 20% dari dosis, sebagian besar dalam bentuk 3-carboxymefenamic acid yang
belum dikonjugasi.
Waktu Paruh
Dalam penggunaan asam mefenamat 2 x 500 mg dosis oral di mulai dari 2 sampai 4 jam dan waktu
paruh kira-kira 2 jam
Ikatan Protein
Absorbsi obat dalam saluran cerna cepat dan hampir sempurna, ± 99% obat terikat oleh protein
plasma.
Biovailabilitas
Asam mefenamat memiliki kelarutan yang kecil dalam air (0,0041 g/100 ml (25°C) dan 0,008 g/100 ml
(37°C) pada pH 7,1).
4. Toksisitas Asam Mefenamat

Efek samping dari asam mefenamat :

• saluran cerna adalah diare, diare sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung

• menyebabkan eritema kulit,

• memperhebat gejala asma

• kemungkinan gangguan ginjal.

Batas keamanannya menurun bila diberi dalam dosis besar dan jangka waktu yang lama sehingga untuk pengobatan tidak boleh lebih dari
satu minggu.

Absorbsi obat dalam saluran cerna cepat dan hampir sempurna, ± 99% obat terikat oleh protein plasma. Kadar plasma tertinggi dicapai
dalam ± 2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh plasma ± 3-4 jam. Dosis asam mefenamat 2-3 kali 250-500 mg sehari.
BAB III
PENELITIAN TERDAHULU
1. Mengetahui presentase penggunaan resep Asam Mefenamat dibandingkan Analgesik lainnya untuk terapi Rhematoid Athritis

• Tujuan Penelitian :
Mengetahui presentase penggunaan resep Asam Mefenamat untuk terapi Rheumatoid Atrhitis.
• Populasi studi :
Penelitian dilakukan disalah satu rumah sakit di kota Bandar Lampung pada bulan november tahun 2013. Sampel didapat melalui
teknik convinence sampling sebanyak 68 resep.
• Protokol :
Data berupa resep obat terapi Rheumatoid Athritis yang terdiri dari beberapa golongan seperti NSAID (62,2%), analgesik (33%),
DMARD (3%), dan glukokortikoid (7,6%) .
• Hasil Uji :
Dengan jumlah sampel sebanyak 68 sampel. Obat yang digunakan untuk terapi Rheumatoid Athritis : Paracetamol 2x250mg/hari
(0,8%), Meloxicam 2x15mg/hari (2,5%), Deksametason 2x0,5mg/hari (0,8%), Asam mefenamat 3x500mg/hari (4,2%),Na Diclofenac
2x50mg/hari (10,9%)
Kesimpulan penelitian berdasarkan karateristik, pasien terbanyak adalah perempuan 67 pasien (69,1%) dan usia pasien terbanyak
pada usia sangat produktif (15-49 tahun) pada 38 orang (55,9%)
Urutan obat yang digunakan Meloxicam (45,4%), Paracetamol (33%), Na Diclofenac (10,9%), Asam Mefenamat (2,5%), MTX
(2,5%) dan Deksametason (0,8%) (Hasnah dkk, 2013).
2. Studi Komparasi penggunaan Asam Mefenamat dengan Ibuprofen penderita Rheumatoid Athritis
• Tujuan penelitian :
Membandingkan antara Asam Mefenamat dan Ibuprofen untuk terapi Rheumatoid atrhitis di Inggris.
• Populasi studi :
40 pasien dengan Rheumatoid Athritis pada usia 52 tahun dengan 15 laki-laki dan 25 perempuan.
• Protokol uji :
Pasien diberikan terapi Ibuprofen 1200 mg/hari dan Asam Mefenamat 1500 mg/hari selama dua minggu diminum
sebanyak 3 kali sehari.
• Hasil uji :
Pada penggunaan Ibuprofen 25 pasien mengalami komplikasi seperti nyeri pada lambung, 1 pasien dengan bronchitis
dan 1 pasien dengan salah dosis.
Sehingga ditemukan 35 pasien dengan lolos uji.
Pada penggunaan Ibuprofen banyak pasien mengeluhkan ganguan GIT seperti diare dan nyeri ulu hati daripada
penggunaan Asam Mefenamat.
Sehingga dalam penelitian ini Asam Mefenamat lebih efektif dari pada Ibuprofen untuk terapi Rheumatoid Athritis.
BAB IV
DISKUSI
Diskusi
Cara kerja Asam mefenamat merupakan golongan NSAID memiliki efek antipiretik, anti-inflamasi dan analgesic.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Asam mefenamat merupakan golongan obat Antiinflamasi Non Streroid (AINS) dan bekerja
dengan menghambat sintesa prostaglandin.

Efek samping asam mefenamat terhadap saluran cerna contohnya adalah diare, diare sampai
berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung, selain itu dapat juga menyebabkan eritema kulit,
memperhebat gejala asma dan kemungkinan gangguan ginjal.

Dari beberapa hasil penelitian asam mefenamat masih banyak digunakan sebagai obat untuk terapi
Ruematoid Asthritis, karena memilki efek samping yang lebih ringan dari pada NSAID yang lain.
Saran
a. Pada penggunaan terapi pada pasien RA, khususnya dengan obat golongan NSAID seperti
asam mefenamat diharapkan untuk lebih berhati-hati karena golongan obat ini memiliki efek
samping yang dapat mengganggu di saluran pencernaan dan dapat menyebabkan penyakit ginjal.
b. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai pola penggunaan asam mefenamat atau
golongan obat NSAID untuk memastikan efek samping yang ditimbulkan.
c. Diharapkan adanya kerja sama antara farmasis dan tenaga kesehatan lainnya terkait
dengan penggunaan terapi untuk pasien RA khususnya golongan obat NSAID mengingat
banyaknya efek samping yangb ditimbulkan.

Anda mungkin juga menyukai