INTERAKSI OBAT
OLEH:
NIM :O1A119090
KELAS :D
JURUSAN S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI 2022
1. DEFINISI MUKOSA LAMBUNG
Lapisan mukosa merupakan lapisan yang tersusun atas lipatan lipatan longitudinal,
disebut juga rugae. Mukosa lambung terdiri atas tiga lapisan, yakni epitel, lapisan
propria, dan muskularis mukosa. Lamina propria tersusun atas jaringan pengikat longgar
diselingi otot polos dan sel-sel limfoid. Juga terdapat muskularis mukosa, yakni lapisan
yang memisahkan mukosa dan submukosa yang masih merupakan lapisan otot polos.
terdapat penyakit pada lapisan mukosa lambung ini yaitu Gatritis merupakan inflamasi
dari lapisan mukosa dan submukosa gaster atau lambung, keluhan lainnya adalah mual,
muntah, kembung, rasa penuh atau terbakar di perut bagian atas (Andri dkk, 2011).
Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya
telat makan, makan terlalu banyak, suka mengonsumsi makanan yang berbumbu
merangsang, asam, dan pedas (Suparyanto, 2012).
Jika pada gastritis atau maag hanya terjadi proses peradangan, kerusakan
integritas mukosa lambung adalah tukak peptik yang merupakan suatu keadaan
terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada
jaringan mukosa, submukosa hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang
langsung berhubungan dengan cairan lambung asam atau pepsin. Hal tersebut
menyebabkan perdarahan yang dapat membahayakan nyawa. Tukak berarti kerusakan
mukosa lambung yang menyebabkan terjadinya luka dan peradangan lokal. Disebut
tukak jika robekan tersebut telah membuat robekan berdiameter ≥ 5 mm mulai dari
submukosa hingga otot mukosa dinding lambung. Hal yang membuat seseorang
mengalami tukak lambung sama dengan gastritis. Hanya saja tukak lambung merupakan
proses lebih lanjut dari gastritis yang bersifat kronis (lama) dan tidak mendapatkan
perawatan dengan benar (Santika et al., 2019).
2. PATOFISIOLOGI PENYAKIT MUCOSA PROTECTANTS
2.1 Patofisiologi Gastritis
Pada keadaan normal, mukosa lambung dan duodenum bagian atas dilindungi dari
aksi iritan asam lambung dan aktivitas proteolitik pepsin oleh lapisan mucus. Permukaan
mukosa (oleh berbagai sebab) terkikis > terbentuk tukak. Permeabilitas barier mukosa
epitel ( sistem pertahanan mukosa) terhadap asam akan berubah sehingga memungkinkan
difusi balik asam dan perusakan jaringan khususnya pembuluh darah kemudian Histamin
terlepas dan meransang sekresi asam serta pepsin dan terbentuklah hipersekresi as am
yang menimbulkan rasa nyeri
Farmakokinetik
Rute oral :
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Senyawa bismuth juga bekerja secara selektif berikatan dengan ulkus melapisi
dan melindungi ulkus dari asam dan pepsin. Postulat lain mengenai mekanisme
kerjanya termasuk penghambat aktivitas pepsin, merangsang produksi mukosa dan
meningkatkan sintesis prostaglandin. Obat ini mungkin juga mempunyai beberapa
aktivitas antimikroba terhadap H. Pylori. Bila dikombinasi dengan antibiotik seperti
metronidazol dan tetrasiklin kecepatan penyembuhan ulkus mencapai 98%. Biaya dan
potensi toksisitas dari regimen ini dapat membatasi penggunaannya pada ulkus yang
serius atau pada penderita yang sering kambuh. Garam bismut tidak menghambat atau
menetralisasi asam
3.3 Sucralfate (Carafate)
Sukralfat hampir tidak diabsorbsi secara sistemik dan diabsorbsi hanya dalam
jumlah sedikit pada saluran gastrointestinal. Melalui rute pemberian oral, sukralfat
yang terserap hanya sekitar 5% dan aluminium yang terserap sekitar 0.005%. Sukralfat
yang terabsorbsi diekskresikan melalui urin (>90%) dalam bentuk tidak termetabolisme
(unchanged drug). Mula kerja obat (onset) sukralfat adalah 1-2 jam setelah dikonsumsi
dan teraktivasi. Waktu paruh (half life) sukralfat adalah 6 jam.
Farmakodinamik
Efek samping yang terjadi dari penggunaan obat ini yaitu konstipasi yang
disebabkan karena adanya aluminium. Sekitar 3 sampai 5% aluminium dari dosis
diabsorpsi dan menyebabkan toksisitas aluminium pada penggunaan jangka panjang
risiko ini meningkat pada pasien dengan gangguan ginjal, efek yang jarang terjadi
termasuk diare mual, kesulitan mencerna, mulut kering, dan mengantuk.
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika misoprostol digunakan
bersama obat lain:
Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa diare jika dikonsumsi dengan
obat antasida yang mengandung magnesium
Peningkatan risiko terjadinya kontraksi otot rahim jika dikonsumsi dengan obat
oksitoksin atau obat untuk induksi persalinan lainnya
Peningkatan risiko terjadinya kram perut atau perdarahan jika digunakan dengan
dinoprostone topikal
Penurunan efektivitas misoprostol jika digunakan dengan quinapril
Berikut adalah efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika bismuth
subsalicylate digunakan bersama obat lain:
Penurunan efek terapeutik dari sulfinpyrazone, doxycycline, tetracycline, atau
probenecid
Peningkatan kadar methotrexate dalam darah
http://drsuparyanto.blogspot.com/2012/02/etiologi-dan-penanganan-
gastritis.html.