Anda di halaman 1dari 8

MEKANISME KERJA

OBAT
Dedy Suryadi, SE, S.Tr.Kes, FTR
Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau
membran sel atau dengan beinteraksi dengan tempat reseptor. Sel
aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan tubuh
(khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung). Mekanisme
kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel.
Reseptor melokalisasi efek obat. Tempat reseptor berinteraksi dengan
obat karena memiliki bentuk kimia yang sama. Obat dan reseptor saling
berikatan seperti gembok dan kuncinya. Ketika obat dan reseptor saling
berikatan, efek terapeutik dirasakan. Setiap jaringan atau sel dalam
tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik. Misalnya, Anethole (Adas
menghasilkan Anethole 50-60%) memiliki kesamaan struktural dengan
dopamin, sehingga diindikasikan dapat berinteraksi dengan reseptor
neurotransmitter, memicu sekresi hormon prolaktin; bertanggung
jawab atas tindakan galactogogue yang dikaitkan dengan atenol.
Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase: farmasetik
(disolusi), farmakokinetik, dan farmakodinamik, agar kerja obat dapat
terjadi. Dalam fase farmasetik, obat berubah menjadi larutan sehingga
dapat menembus membrane biologis. Jika obat diberikan melalui rute
subkutan, intramuscular, atau intravena, maka tidak terjadi fase
farmaseutik. Fase kedua, yaitu farmakokinetik, terdiri dari empat proses
(subfase): absorpsi, distribusi, metabolisme (atau biotransformasi), dan
ekskresi. Dalam fase farmakodinamik, atau fase ketiga, terjadi respons
biologis atau fisiologis.
Fase Farmasetik (Disolusi)
Sekitar 80% obat diberikan melaui mulut; oleh karena itu, farmasetik
(disolusi) adalah fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran
gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar dapat diabsorsi. Obat
dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi
partikel-partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan proses ini
dikenal sebagai disolusi.
Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil, dan disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang
lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk diabsorbsi. Rate
limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk
berdisintegrasi dan sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh.
Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap diserap oleh saluran
gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat. Pada umumnya,
obat-obat berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam
cairan asam yang mempunyai pH 1 atau 2 daripada cairan basa. Orang
muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah
sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat
yang diabsorpsi terutama melalui lambung.
Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran
dan absorpsi obat-obat tertentu. Beberapa obat mengiritasi mukosa
lambung, sehingga cairan atau makanan diperluan untuk mengencerkan
konsentrasi obat.
Fase Farmakokinetik
Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh,
mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh.
Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan farmakokinetiknya
ketika memberikan obat, memilih rute pemberian obat, menilai resiko
perubahan keja obat, dan mengobservasi respons klien. Empat proses
yang termasuk di dalamnya adalah : absorpsi, distribusi, metabolism
(biotransformasi), dan ekskresi (eliminasi).
Fase Farmakodinamik
Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
selular dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat menyebabkan
efek fisiologi primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer
adalah efek yang diinginkan, dan efek sekunder bisa diinginkan atau
tidak diinginkan. Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan
sekunder adalah difenhidramin (benadryl) suatu antihistamin. Efek
primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala alergi,
dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang
menyebabkan rasa kantuk. Efek sekunder ini tidak diinginkan jika
sedang mengendarai mobil, tetapi pada saat tidur, dapat menjadi
diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai