Makhorijul Huruf
Qira’atul Qur’an
Disusun Oleh :
METRO, LAMPUNG
TA. 2023/2024
ii
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala anugerah-Nya yang
telah memungkinkan penyelesaian makalah ini, kami juga ingin mengucapkan
termakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi berupa ide dan
materi, serta membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami adalah agar karya ini dapat memberikan wawasan baru dan
manfaat bagi pembaca, serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami
menyadari adanya keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman kami,
sehingga masukan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
iii
DAFTAR ISI
MAKALAH.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan penulisan......................................................................................2
BAB II.................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Makhorijul Huruf...................................................................3
B. Harakat.....................................................................................................3
C. Tempat-Tempat Keluarnya Huruf dan Cara Pelafalannya.......................7
BAB III.............................................................................................................13
PENUTUP........................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab memiliki sistem fonetik yang unik dan kaya, di mana setiap
huruf memiliki tempat keluarnya yang spesifik dalam rongga mulut dan
tenggorokan. Studi mengenai makhorijul huruf menjadi esensial dalam
memahami dan menguasai pelafalan huruf-huruf Arab secara tepat. Tanpa
pemahaman yang baik terhadap makhorijul huruf, seseorang dapat mengalami
kesulitan dalam membaca dan mengucapkan kata-kata dengan benar, yang
berdampak pada kemampuan berkomunikasi dan pemahaman terhadap teks-
teks berbahasa Arab.
Al-Qur'an, sebagai sumber utama ajaran dalam Islam, ditulis dalam bahasa
Arab yang penuh makna dan kaya akan nuansa. Oleh karena itu, pemahaman
makhorijul huruf menjadi sangat penting dalam konteks membaca Al-Qur'an
dengan benar. Salah satu tantangan utama bagi banyak pelajar bahasa Arab
adalah memahami tempat keluarnya huruf-huruf tertentu, yang dapat
memengaruhi bacaan dan makna ayat. Pemahaman yang mendalam terhadap
makhorijul huruf membantu umat Muslim untuk mendekati teks suci dengan
rasa hormat dan akurasi.
1
kunci untuk memperluas cakupan pemahaman dan penggunaan bahasa Arab
secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Makharijul Huruf.
2. Untuk mengetahui Pengertian Harakat.
3. Untuk mengetahui Tempat-Tempat Keluarnya huruf dan cara
pelafalannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Harakat
1. Pengertian Harakat
1
Muhammad Isham Muflim Al-Qudhat, “Panduan Lengkap Ilmu Tajwid” (Jakarta Selatan: Turos
Khazanah Pustaka Islam, 2015), hal. 39.
2
Raisya Maula ibnu rusyid, “Tahsin Tajwid, Tahfiz” (Yogyakarta: laksana, 2019), hal. 48–53.
3
Haikal Azhar dan Ibham Bathsyi Hizbullah, “Determining the Law of Reading Tajweed (Idgham
Qomariyah and Syamsiyah) in the Qur’an Using the Naïve Bayes Algorithm,” Khazanah Journal
of Religion and Technology, 1.2 (2023), 40–43.
3
Harakat dipakai untuk mempermudah cara membaca huruf Arab
bagi orang awam, pemula atau pelajar dan biasanya dituliskan pada buku-
buku pendidikan, buku anak-anak, dan kitab suci al-Quran, walaupun
dalam penulisan sehari-hari tidak menggunakan harakat, karena pada
umumnya orang Arab sudah paham dan mengerti akan tulisan yang
mereka baca, tetapi kadang juga digunakan sebagai penekanan dari suatu
kata terutama pada kata-kata yang kurang umum digunakan agar
menghindari kesalahaan pembacaan.
2. Macam-Macam Harakat
a. Fathah
Harakat fathah ( )فتحةadalah harakat yang berbentuk layaknya garis
horizontal kecil ( َ ) yang berada di atas suatu huruf Arab, Harakat fathah
berbunyi dasar “a”. Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka,
layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem /a/. Ketika suatu huruf
diberi harakat fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi /-a/, contonya
huruf lam ( )لdiberi harakat fathah menjadi /la/ ( )َل.
b. Kasrah
Kasrah (رةNNN )كسadalah harakat yang berbentuk layaknya garis
horizontal kecil ( ِ ) yang diletakkan di bawah suatu huruf arab, harakat
kasrah berbunyi dasar “i”. Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar.
Ketika suatu huruf diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut akan
berbunyi /-i/, contonya huruf lam ( )لdiberi harakat kasrah menjadi /li/ ( )ِل.
Sebuah huruf yang berharakat kasrah jika bertemu dengan huruf ya () ي
maka akan melambangkan fonem /-i/ yang dibaca panjang. Contohnya
pada kata /lii/ ( )لي
c. Dammah
Dammah ( )ضمةadalah harakat yang berbentuk layaknya huruf waw (
)وkecil yang diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ), harakat dammah
berbunyi dasar “u”. Ketika suatu huruf diberi harakat dammah, maka huruf
tersebut akan berbunyi /-u/, contonya huruf lam ( )لdiberi harakat dammah
menjadi /lu/ ( )ُل. Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu
4
dengan huruf waw ( ) وmaka akan melambangkan fonem /-u/ yang dibaca
panjang. Contohnya pada kata /luu/ ()لُـو.
d. Alif Khanjariah
Fathah juga ditulis layaknya garis vertikal seperti huruf alif kecil ( ٰ )
yang disebut dengan mad fathah atau alif khanjariah yang melambangkan
fonem /a/ yang dibaca agak panjang. Sebuah huruf berharakat fathah jika
diikuti oleh Alif ( )اjuga melambangkan fonem /-a/ yang dibaca panjang.
Contohnya pada kata /laa/ ()َال
e. Tanwin
Tanwin (bahasa Arab: التنوين, "at tanwiin") adalah tanda baca yang
berbunyi “an”, “in” atau “un” harakat tanwin ada tiga macam yaitu fathah
dengan dua baris diatas huruf, tanwin kasrah dengan dua baris di bawah
huruf dan tanwin dhammah dengan dua dhammah di atas huruf.
f. Sukun
Sukun ( )سکونadalah harakat yang sukun yang diberi tanda seperti
bulat diatas huruf arab ()ه. Harakat sukun tidak dibaca artinya hurufnya
mati. misalkan pada kata mad ( )مَـ ْدyang terdiri dari huruf mim yang
berharakat fathah ( )َمsehingga menghasilkan bunyi /ma/, dan diikuti
dengan huruf dal yang berharakat sukun ( )ْدyang menghasilkan
konsonan /d/ sehingga menjadi /mad/.
Harakat sukun juga bisa menghasilkan bunyi diftong, seperti /au/ dan
/ai/, contohnya pada kata ( )نَـْو ُمyang berbunyi /naum(u)/ yang berarti tidur,
dan juga pada kata ( )َلـْينyang berbunyi /lain/ yang berati lentur, santai atau
lembut.4
g. Tasydid
Tasydid ( )تشديدatau syaddah ( )شدةadalah harakat yang berbentuk
layaknya huruf w atau seperti kepala dari huruf sin ( )سyang diletakkan di
atas huruf arab ( ّ ) . Harakat tasydid melambangkan penekanan pada suatu
konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda, sebagai contoh
pada kata ( )شَــَّد ٌةyang berbunyi /syaddah/ yang terdiri dari huruf syin yang
4
Raisya Maula ibnu rusyid.
5
berharakat fathah ( )شsehingga menghasilkan bunyi /sya/, diikuti dengan
huruf dal yang berharakat tasydid fathah ( )َّدyang menghasilhan bunyi
/dda/, diikuti pula dengan ta marbuta ( )ٌةdi akhir kata yang menghasilkan
bunyi /h/, sehingga menjadi /syaddah/.
h. Waqaf
Waqaf artinya berhenti pada suatu kata ketika membaca al-Qur’an
baik di akhir ayat maupun ditengah ayat. Berhenti saat membaca al-Qur’an
tidak boleh tergantung pada kemauan pembaca, namun ia membutuhkan
pengetahuan khusus agar bacaan menjadi bagus dan agar pemberhentian
itu tidak menyalahi makna kalimat.5
Berikut adalah tanda-tanda waqaf yang terdapat dalam al-Qur’an :
1) Tanda mim ( ) مـdisebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu
menghentikan bacaan tepat pada tanda tersebut. Waqaf Lazim
disebut juga waqaf "Tāmm" (sempurna) karena waqaf terjadi
setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat
sesudahnya. Tanda mim ( ) م, memiliki kemiripan dengan tanda
tajwid iqlab, tetapi sangat jauh berbeda dengan fungsi dan
maksudnya.
2) Tanda tha' ( ) ﻁadalah tanda Waqaf Mutlak dan haruslah berhenti.
3) Tanda jim ( ) ﺝadalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di
sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4) Tanda dzal ( ) ﻇbermaksud lebih baik tidak berhenti;
5) Tanda qaf ( ) ﻕmerupakan singkatan dari "Qīla ‘alaihil-waqf" yang
bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada waqaf
sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan
walaupun boleh diwakafkan;
6) Tanda lā ( ) ﻻbermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul
kadangkala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia
muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti
5
Siti Khikmiyah et al., “Pendampingan Pembelajaran Ilmu Tajwid di TPQ Al-Jinani Dusun
Dadapan Desa Salen Kecamatan,” 1.2 (2023), 82–98.
6
dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh
berhenti atau tidak;
7) tanda kaf ( ) ﻙmerupakan singkatan dari "Kadzālik" yang
bermakna "serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa
dengan wakaf yang sebelumnya muncul.6
7
a) Aqshal halqiy (pangkal tenggorokan), yaitu huruf hamzah ( ) ءdan ha’
()ه
b) Wasthul halqiy (pertengahan tenggorokan), yaitu huruf ha’ ( ) حdan
’ain ( ) ع
c) Adnal halqiy (ujung tenggorokan), yaitu huruf ghoin ( ) غdan kho’ (
) خ8
3. Al-Lisanu (lidah)
Al-Lisan ()اللسان, artinya lidah. Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat
keluarnya dari lidah ada 18 huruf, yaitu : Berdasarkan delapan belas
huruf itu dapat dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu sebagai
berikut:
a) Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf
Qof ()ق. Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah
dekat dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut
bagian belakang.
b) Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah,
yaitu huruf Kaf ()ك. Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari
pangkal lidah di depan makhraj huruf qof, yang dihimpitkan ke
langit-langit bagian mulut bagian tengah. “Dua huruf tersebut ( ) ق
dan ( ) ك, lazimnya disebut huruf LAHAWIYAH ( ) لهوّية, artinya
huruf-huruf sebangsa anak mulut atau sebangsa telak lidah.”
c) Tengah-tengah lidah, yaitu huruf Jim ( ) ج, Syin ( ) شdan Ya’ ( ) ي.
Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah
lidah tepat, serta menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya.
“Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf SYAJARIYAH ( جرّيةNN) ش,
artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.”
d) Pangkat tepi lidah, yaitu huruf Dlod ( ) ض. Maksudnya bunyi huruf
Dlod ( ) ضkeluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri)
hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati
8
Samsul Amin, “Ilmu Tajwid” (Jakarta: el-Ameen, 2014), hal. 14–16.
8
graham. “Huruf Dlod ( ) ضini lazimnya disebut huruf JAMBIYAH (
)حنبّية, artinya huruf sebangsa tepi lidah.”
e) Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam ()ل. Maksudnya bunyi huruf Lam (
)لkeluar dari tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan
ujung lidah, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
f) Ujung lidah, yaitu huruf Nun ()ن. Maksudnya bunyi huruf Nun ()ن
keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya Lam ()ل, lebih masuk
sedikit ke dasar lidah dari pada Lam ())ل, serta menepati dengan
langit-langit mulut atas.
g) Ujung lidah tepat, yaitu huruf Ro’ ()ر. Maksudnya bunyi huruf Ro’ (
)رkeluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih
masuk ke dasar lidah dari pda Nun), serta menepati dengan langit-
langit mulut atas. “Tiga huruf tersebut di atas (Lam, Nun dan Ro’),
lazimnya disebut huruf DZALQIYAH ()ذلقية, artinya huruf-huruf
sebangsa ujung lidah.”
h) Kulit gusi atas, yaitu Dal ()د, Ta’ ( )تdan Tho’ ()ط. Maksudnya bunyi
huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepat i dengan
pangkal dua gigi seri yang atas. “Tiga huruf tersebut lazimnya disebut
NATH’IYAH ()نطغية, artinya huruf-huruf sebangsa kulit gusi atas.”
i) Runcing lidah, yaitu huruf Shod ()ص, Sin ( )سdan Za’ ()ز.
Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta
menepati ujung dua gigi seri yang bawah. “Tiga huruf tersebut
lazimnya disebut huruf ASALIYAH (ليةNN)أس, artinya huruf-huruf
sebangsa runcing lidah.”
j) Gusi, yaitu huruf Dho’ ()ظ, Tsa’ ( )ثdan Dzal ()ذ. Maksudnya huruf-
huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung
dua gigi seri yang atas. “Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf
LITSAWIYAH ()لثوية, artinyahuruf sebangsa gusi.”
4. Asy-Syafatain (dua bibir)
Al-Syafatain, artinya dua bibir. Yaitu tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang terletak pada kedua bibir.Yang termasuk huruf-huruf
9
syafatain ialah wawu ()و, fa’ ()ف, mim ( )مdan ba’ ( )بdengan perincian
sebagai berikut:
a) Fa’ ( )فkeluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati
dengan ujung dua gigi seri yang atas.
b) Wawu, Ba, Mim ( م, ب, )وkeluar dari antara dua bibir (antara bibir
atas dan bawah). Hanya saja untuk Wawu bibir membuka, sedangkan
untuk Ba dan Mim bibir membungkam.
“Empat huruf tersebut di atas lazimnya disebut huruf
SYAFAWIYAH, artinya huruf-huruf sebangsa bibir.”
ا,ي,و
2. Pangkal tenggorokan (tenggorokan bagian هء
9
Zamani.
10
Arwaniyyah, “Yanbu’a Metode Baca, Tulis Dan Menghafalkan Al-Quran” (Kudus: PT Buya
Barokah, 2000), hal. 23–24.
10
bawah).
3. Tengah tenggorokan (tenggorokan bagian حع
tengah).
4. Puncak tenggorokan (tenggorokan bagian خغ
atas).
5. Pangkal lidah mengenai langit-langit yang ق
diatasnya.
6. Pangkal lidah yang agak kedepan mengenai ك
langit-langit.
7. Tengah lidah dan tengah langit-langit. ي جش
8. Sisi kanan-kiri lidah mengenai sisi gusi ض
geraham yang atas.
9. Sisi lidah bagian depan mengenai sisi gusi ل
geraham atas sebelah dalam.
10. Ujung lidah mengenai gusi gigi seri pertama ن
yang atas.
11. Ujung lidah agak kedalam mengenai gusi ر
gigi seri yang pertama.
12. Punggung ujung lidah mengenai pangkal gigi تدط
seri pertama yang atas sampai mengenai
gusinya.
13. Ujung lidah menghadap dan mendekat زسص
diantara gigi seri atas dan bawah.
14. Ujung lidah dan ujung dua gigi seri pertama ثذظ
atas.
15. Bibir bawah bagian dalam mengenai ujung ف
gigi seri atas.
16. Kedua bibir atas dan bawah. ب مو
17. Rongga pangkal hidung. (Huruf ghunnah)
من
11
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
13
Selatan: Turos Khazanah Pustaka Islam, 2015), hal. 39
Azhar, Haikal, dan Ibham Bathsyi Hizbullah, “Determining the Law of Reading
Tajweed (Idgham Qomariyah and Syamsiyah) in the Qur’an Using the Naïve
Bayes Algorithm,” Khazanah Journal of Religion and Technology, 1.2
(2023), 40–43
Khikmiyah, Siti, Kusnul Munf, Shafira Fairuzza Rahmi, dan Karismatul Jannah,
“Pendampingan Pembelajaran Ilmu Tajwid di TPQ Al-Jinani Dusun
Dadapan Desa Salen Kecamatan,” 1.2 (2023), 82–98
Raisya Maula ibnu rusyid, “Tahsin Tajwid, Tahfiz” (Yogyakarta: laksana, 2019),
hal. 48–53
Zamani, Zaki, “Tuntunan Belajar Tajwid 2015), hlm. 83-84” (Yogyakarta: Tim
Medpress, 2015), hal. 83–84
14