Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dinobatkan menjadi negara yang memiliki disiplin rendah dibanding


negara maju seperti Jepang, Korea, Amerika dan Jerman. Di Indonesia banyak manusia
dewasa tidak mau melakukan hal-hal sederhana dan dapat dikatakan tidak disiplin
seperti membuang sampah sembarangan, tidak dapat antri, dan lain sebagainya.
(Sukini, 2016, hlm. 81-83). Mungkin sebagian atau banyak manusia dewasa tersebut
sudah memiliki anak, sudah menjadi orang tua bagi anak-anaknya dan anak
mendambakan sosok teladan yang baik untuk mereka, membutuhkan orang tua yang
memiliki disiplin baik sehingga tertanam pula kedisiplinan baik dalam diri anak.
Bertolak dari itu, kami percaya tidak sedikit pula orang tua yang memiliki disiplin baik
dan menanamkan kedisiplinan pada anak-anak mereka selaras dengan hal tersebut, kami
ingin mengetahui mengenai kedisiplinan anak-anak dan dilakukanlah wawancara ke TK
Al-Abror mengenai kedisiplinan anak di sekolah tersebut, guru dan Kepala sekolah
membenarkan bahwa kedisiplinan telah di terapkan dan hasilnya beragam, terdapat anak
yang disiplin dan adapula anak yang kurang disiplin.
Dalam buku teaching chidren self-discipline, penulisnya mengatakan bahwa
anak yang tidak disiplin dirumah akan onar disekolah, sehingga kami berfikir bahwa
anak kurang disiplin disekolah kemungkinan karena anak tidak terbiasa disiplin
dirumahnya. Ki Hajar Dewantara mengatakan tugas untuk mendisiplikan anak adalah
keluarga sedangkan sekolah hanya berpartisipasi (Shochib, 2014, hlm.4). Selaras
dengan tersebut kami lebih tertarik untuk meneliti kedisiplinan anak dirumah, sehingga
dilakukanlah wawancara ke salah satu orang tua murid, dan orang tua membenarkan
disiplin di terapkan pada anak-anak mereka di rumah akan tetapi, orang tua belum
pernah menilai kedisiplinan anak secara ideal.
Barbara dan Bjorklund (1990, hlm. 3-4) mengatakan bahwa tugas orang tua
adalah membentuk kepribadian dan karakter seorang anak. Menurutnya seorang anak
itu di ibaratkan tanah liat dan orang tua adalah seorang seniman atau pemahat, jadi
tergantung seniman itu sendiri akan membentuk tanah liatnya seperti apa, baik bentuk

1
yang cantik atau pun bentuk yang buruk. Membentuk kepribadian seorang anak bisa
dilakukan sejak anak usia dini karena pada usia tersebut anak mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan secara pesat dan untuk mengembangkannya orang tua
harus memberikan stimulasi. Anak yang diberikan stimulasi memiliki kecerdasan lebih
tinggi 10-20 poin di bandingkan anak tidak terstimulasi ( Widodo, 2019, hlm. 10).
Dalam membentuk kepribadian dan karakter disiplin pada anak dapat distimulasi
dengan membuat aturan-aturan sederhana baik di rumah atau pun disekolah.
Dalam menstimulasi pertumbuhan, perkembangan, dan kepribadian anak dapat
dilakukan di lembaga PAUD, Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS
Pendidikan anak usia dini adalah “ upaya pembinaan ditujukan untuk anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya”. (Sujiono, 2013, hlm. 6).
Tetapi tetapi, pendidik pertama anak dan orang yang berinteraksi pertama kali dengan
anak di rumah adalah orang tua sehingga tugas utama untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah orang tua terutama dalam membentuk kepribadian dan
karakter anak. Dalam buku pendidikan karakter anak usia dini karakter ketaatan dan
karakter keramahan merupakan karakter yang tepat di terapkan pada anak usia dini.
(Charano, 2017, hlm. 40) Karakter ketaatan sama dengan disiplin karena pengertian
disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku (Susanto, 2017, hlm. 24).
Kita lihat dalam konteks islam, Dalam Al-quran Allah SWT memerintahkan
manusia untuk disiplin dengan menaati aturan yang telah ditetapkan Allah :
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan uril
amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka,
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rosul ( Sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu
dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-Nisa : 59).
Maka dari itu, penting sekali kedisiplinan tertanam dalam setiap individu, dan
agar kedisiplinan tertanam dengan baik dapat dilakukan melalui proses pembiasaan hal
tersebut, sejalan dengan pendapat Rahman yaitu mengembangkan karakter disiplin
dilakukan melalui proses pembiasaan (Rahman , 2017, hlm. 78). Selain dengan
membiasakan anak untuk disiplin sehari-hari, orang tua juga harus konsisten dalam

2
menerapkannya, penuh kasih sayang, bisa menjadi teladan yang baik dan orang tua
mengetahui tahap perkembangan anak karena perlu kita ketahui tidak sedikit orang tua
tidak paham dengan tahap perkembangan anak sehingga anak di tuntut untuk
melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak wajar diusianya. Dalam menerapkan disiplin
orang tua harus bisa memberikan dosis yang tepat dan membedakan dalam
mendisiplinkan anak remaja dengan anak usia dini.
Setelah orang tua atau keluarga dirumah menerapkan disiplin pada anak-
anaknya alangkah baiknya orang tua melakukan evaluasi hasil kedisiplinan anak-anak
mereka. Orang tua murid TK AL-ABROR menerapkan disiplin pada anaknya dan
belum menilai kedisiplinan anak tersebut. kedisiplinan pada anak bermanfaat sebagai
bahan evaluasi orang tua untuk meningkatkan kedisplinan pada anaknya atau untuk
mengevaluasi pola asuh yang digunakan untuk mendisiplinkan anaknya, tetapi bukan
berarti hasil dari penilaian kedisiplinan anak digunakan sebagai ajang untuk
menyalahkan diri sendiri (orang tua) karena merasa gagal untuk mendisiplinkan anak
dan ajang untuk menuntut agar memiliki disiplin yang sempurna di usia yang sangat
kecil.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan disiplin yaitu hubungan antara pola
interaksi orang tua-anak dengan kedisiplinan anak di sekolah dan hasilnya terdapat
hubungan yang signifikan antara interaksi orang tua dengan kedisiplinan anak. Barbara
dan Bjorklund (1990, hlm.1) bahwa disiplin yang paling efektif dipandang sebagai hasil
interaksi antara orang tua dan anak seraya waktu berlalu dan dikarenakan orang tua
murid TK AL-ABROR belum menilai kedisiplinan anaknya di rumah secara ideal
selaras dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui, menganalisis, dan
mendeskripsikan tingkat kedisiplinan anak usia 5-6 tahun di rumah. maka dari itu, judul
penelitian ini adalah “ Analisis Tingkat Kedisiplinan Anak Usia 5-6 Tahun”.

3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimana tingkat kedisiplinan anak
usia 5-6 tahun di rumah?”

1.3 Tujuan Penelitian


Rumusan masalah yang diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah
mengetahui, menganalisis, mendeskripsikan tingkat kedisiplinan anak usia 5-6 tahun di
rumah.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diberikan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
secara praktis sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat teoritis
1.4.1.1 Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya
dalam bidang pendidikan karakter anak usia dini yaitu kedisiplinan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Dapat dimanfaatkan oleh orang tua sebagai gambaran dan informasi mengenai
tingkat kedisiplinan anak usia 5-6 tahun, dan hasil informasi yang didapatkan
semoga bisa menjadi bahan untuk memperbaiki atau meningkatkan kedisiplinan
anak di rumah.
1.4.2.2 Hasil penelitian ini akan di berikan pada TK Al-Abror, sebagai informasi dan
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
1.4.2.3 Dapat dimanfaatkan bagi peneliti selanjutnya sehingga penelitian ini dapat di
perluas atau di kaji lebih lanjut.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi


Organisasi skripsi berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian
dan menjadi gambaran umum tentang keterkaitan dari setiap bagian pembahasan yang
di paparkan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagaimana di jelaskan
sebagai berikut :

4
1.5.1 BAB I Pendahuluan
Bab ini merupakan bagian pembuka dari penulisan penelitian. Bab pendahuluan
berisi tentang latar belakang masalah terkait kedisiplinan anak usia dini, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian umum dan tujuan khusus penelitian, manfaat
penelitian baik secara teoritis maupun praktis, dan struktur organisasi skripsi
(sistematika penulisan).
1.5.2 BAB II Kajian Pustaka
Bab ini merupakan hasil kajian dari teori yang relevan dengan penelitian yang
akan diteliti. Teori yang dikaji dalam penelitian ini adalah pendidikan anak usia dini,
posisi keluarga dalam menerapkan kedisiplinan pada anak, kedisiplinan/disiplin anak
usia dini, unsur-unsur disiplin anak usia dini, jenis-jenis disiplin anak usia dini, faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan, aspek/indikator kedisiplinan anak usia 5-6 tahun.
1.5.3 BAB III Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri dari desain penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif analitis. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 20
anak usia 5-6 tahun. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa TK Al-Abror
Kecamatan Mangkubumi dan sampelnya adalah siswa TK Al-abror yang berusia 5-6
tahun dan teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling (sampling
purvosive). Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner/angket kepada orang
tua murid terkait kedisiplinan anak di rumah, Instrumen yang digunakan di validasi ahli,
uji validitas dan reliabilitas menggunakan Spss.16. Prosedur penelitian dan analisis data.
1.5.4 BAB IV Temuan Penelitian dan Pembahasan
Bab ini adalah bagian yang memaparkan hasil temuan dari penelitian dan
memberikan pembahasan dari hasil analisis data. Temuan penelitian bisa dikatakan
sebagai pemaparan proses dan hasil temuan data berdasarkan teknik pada bab tiga yaitu
metode penelitian dan pembahasan adalah memaparkan secara deskripsi hasil dari
penelitian

1.5.5 BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi


Bab ini merupakan bagian penutup dari penulisan laporan penelitian. Di bab
akan membahasa jawaban dari rumusan masalah berdasarkan kesimpulan yang didapat

5
dari hasil penelitian. Hasil penelitian ini juga bisa menjadi bahan informasi sehingga
dapat direkomendasikan untuk dibaca oleh bagi orang tua, guru, pemerintah ataupun
peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai