Tika Solihat
PIAUD UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
tikasolihat966@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih banyaknya orang tua yang
menganggap sepele tentang akhlak anak usia dini karena merasa anak terlalu dini untuk
diajarkan akhlak. Padahal pendidikan akhlak harus ditanamkan sejak dini agar anak
menjadi insan yang baik dikemudian hari. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
bagaimana pola asuh orang tua memberikan pengaruh dalam pembentukan akhlak anak
usia 5-6 tahun di TK IT AFTA Kota Serang, dan apa aja faktor pendukung dan
penghambat orang tua dalam pembentukan akhlak anak. Tujuan penelitian ini adalah:
untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan akhlak anak usia
5-6 tahun dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pola asuh orang tua
dalam pembentukan akhlak anak. Jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif, yaitu penyajian data dalam
bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil
penelitian. Sumber data penelitian ini diperoleh dari informan yaitu lima orang tua dan
satu orang guru TK IT AFTA Kota Serang dan subjek dalam penelitian ini adalah lima
orang siswa TK IT AFTA. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data dalam penelitian ini ada
beberapa tahapan diantaranya: pengumpulan data, reduksi data, penyaian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga macam pola asuh
yang diterapkan orang tua siswa TK IT AFTA Kota Serang, pola asuh demokratis
ditunjukkan oleh orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak, tetapi tetap
mengawasi dan mengontrol anak, pola asuh permisif ditunjukkan dengan orang tua yang
memberi kebebasan penuh kepada anak, sedikit pengawasan dan mengontrolan dari orang
tua, pola asuh otoriter ditunjukkan dengan orang tua yang memiliki aturan sendiri tanpa
adanya kesepakatan dengan anak, sehingga membuat akhlak anak di TK IT AFTA
menjadi sangat beragam. Sedangkan terdapat faktor pendukung dan penghambat yang
harus diperhatikan oleh orang tua dalam pembentukan akhlak anak.
Kata kunci: Pola Asuh, Orang tua, Akhlak, Anak Usia Dini
children are too early to be taught morals. Whereas moral education must be
instilled from an early age so that children become good people in the future. The
formulation of the problem in this study is: how parenting styles influence the
moral formation of children aged 5-6 years at TK IT AFTA Serang City, and what
are the supporting and inhibiting factors of parents in the formation of children's
morals. The purposes of this study were: to determine the effect of parenting on
the moral formation of children aged 5-6 years and to determine the supporting
and inhibiting factors of parenting in the formation of children's morals. This type
of research is qualitative research. The research method used is descriptive
qualitative method, namely presenting the data in written form and explaining
what it is in accordance with the data obtained from the research results. The
data sources of this study were obtained from informants, namely five parents and
one teacher of TK IT AFTA Serang City and the subjects in this study were five
students of TK IT AFTA. This data collection was carried out using observation,
interview and documentation techniques. Technical analysis of data in this study
there are several stages including: data collection, data reduction, presentation of
data and drawing conclusions. . The results showed that there were three kinds of
parenting applied by parents of TK IT AFTA students in Serang City, democratic
parenting is shown by parents who give freedom to children, but still supervise
and control children, permissive parenting is shown by parents who give full
freedom to children, little supervision and control from parents, authoritarian
parenting is shown by parents who have their own rules without any agreement
with children, thus making the morals of children in AFTA TKIT become very
diverse. While there are supporting and inhibiting factors that must be considered
by parents in the formation of children's morals.
Keywords: Parenting, Parents, Morals, Early Childhood
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sejak dulu sampai saat ini perhatian terhadap kehidupan anak selalu
diutamakan, minimal dari sudut perkembangannya. Perhatian terhadap anak
dilakukan agar bisa memengaruhi kehidupan anak ke arah yang diinginkan atau
yang diharapkan. Orang tua senantiasa berharap anak yang dilahirkan tidak
hanya sebagai penerus tetapi juga amanat dari Allah SWT, yang kelak menjadi
anak yang cerdas, sholeh dan berbudi luhur, serta berguna bagi diri sendiri,
keluarga, masyarakat dan Negara.
2
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang baik sehingga bisa
mengurus dirinya sendiri dan tidak menimbulkan masalah bagi orang lain,
keluarga dan masyarakat.
Sumber-sumber permasalahan pada diri anak banyak terletak di luar sekolah.
Hal ini disebabkan anak lebih lama berada di rumah dari pada di sekolah. Karena
anak lebih lama berada di rumah, maka orang tualah yang bertugas mendidik dan
mengasuh anak (Kartono, 1992:35).
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui anak. Pertemuan
dengan ibu, ayah, dan lingkungan dalam orang tua itu sendiri menjadi subjek
sosial yang nantinya akan membentuk dasar anak dengan orang lain. Banyak yang
dipelajari anak dalam keluarga, terutama hubungannya dengan orang tua, banyak
tidaknya kasih sayang yang anak dapat akan berpengaruh terhadap akhlaknya.
Misalnya ketika anak merasa disayangi, anak belajar juga untuk berbagi kasih
sayang dengan temannya. Dan sebaliknya jika pengasuhan yang anak terima
selalu menyalahkan anak, anak akan belajar mengembangkan perilaku yang sama
ketika bergaul dengan teman-temannya.
Susanto (1994:312) mengungkapkan bahwa keluarga merupakan lingkungan
pertama bagi anak, lingkungan keluarga dapat mempengaruhi semua aspek
pekembangan anak. Karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua
yang bersifat informal dan kodrati.
Banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan akhlak anak,
salah satunya yaitu dari pola asuh orang tua. Pada dasarnya pola asuh yang
dimiliki oleh setiap orang tua berbeda-beda, perbedaan pola asuh ini yang
membuat setiap anak memiliki akhlak yang berbeda-beda pula.
Pembentukan akhlak harus mulai ditumbuhkembangkan ke dalam diri anak
usia dini. Hal ini penting dalam menentukan masa depan anak nantinya. Maka
dari itu sangat penting untuk disikapi bersama-sama oleh orang tua dengan
memberikan contoh perilaku yang baik dan membiasakan dengan kegiatan sehari-
hari yang baik pula.
Imam Ghazali mengatakan bahwa anak itu merupakan amanat bagi kedua
orang tuanya, hatinya akan suci dan bersih jika terus menerus diajarkan
kebaikkan, dan anak akan tumbuh dengan kebiasaan yang baik (Ulwan,
1995:148).
Pola asuh orang tua sangatlah penting dalam pembentukan akhlak anak
terutama pada anak usia dini, akan tetapi berdasarkan hasil observasi dan
wawancara awal peneliti dengan wali kelas B1 bernama Ibu Mumun pada hari
senin tanggal 27 Januari 2020 pukul 09.00 WIB di TK IT AFTA mengatakan
3
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
bahwa kebanyakan orang tua di sini acuh tak acuh terhadap akhlak anak, orang
tua menganggap sikap buruk yang anak miliki merupakan hal biasa dan tidak
terlalu dipermasalahkan, karena hal tersebut tidak terlalu penting. Mereka
mengira bahwa anak mereka terlalu kecil untuk diajarkan tentang akhlak.
Sedangkan akhlak anak harus dibentuk sedini mungkin karena akan menentukan
perilakunya dikemudian hari. Hal ini menjadi penyebab masih rendahnya sopan
santun yang dimiliki oleh anak.
Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anak,
yang bertujuan mengoptimalkan perkembangan anak dan yang paling utama pola
asuh yang diterapkan bertujuan menanamkan nilai-nilai agama pada anak,
sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan perilaku
menyimpang pada anak dikemudian hari.
Pola asuh yang benar dan ajaran agama yang ditanamkan sejak kecil kepada
anak, akan menjadi bagian dari unsur-unsur kepribadian, membentuk akhlak al-
karimah dan akan bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala
keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul yang tidak sesuai dengan ajaran
agama, karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari akhlak itu
akan mengatur secara otomatis sikap dan tingkah laku dari dalam diri (Djamarah,
2004:25).
Berdasarkan fenomena dan berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka
perlu di uraikan mengapa pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang sangat
penting dalam pembentukan akhlak anak usia 5-6 tahun.
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada rumusan masalah, tujuan
penulis dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Pengaruh pola asuh orang
tua terhadap pembentukan anak usia 5-6 tahun, dan Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat pola asuh orang tua dalam pembentukan akhlak anak
Metode
Penelitian ini menggunakan penelitian kulitatif dengan metode deskriptif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pola asuh apa yang diterapkan oleh
orang tua dalam membentuk akhlak anak usia dini. Kehadiran peneliti dalam
penelitian hanya sebagai peneliti saja dan tidak ada memberikan tindakan
1. Lokasi Penelitan
Penelitiann dilaksanakan di TK IT AFTA yang beralamat di perumahan
Kiara Rahayu kecamatan Walantaka kota Serang. Waktu akan mulai dilakukan
pada saat ajaran baru tahun 2020-2021.
4
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
5
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
3. Analisis Data
Analisis data merupakan kaidah penelitian yang wajib dilakukan oleh
semua peneliti, karena sebuah penelitian tanpa analisis hanya akan melahirkan
sebuah data mentah yang tidak mempunyai arti.
Teknik analisis data dilapangan menggunakan model Miles dan Huberman
yaitu analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus dan data dianggap kredibel (Sugiyono, 2016:240).
Semua hasil analisis akan disajikan dalam bentuk deskriptif, analisis
dilakukan dengan memahami gejala yang ditemukan selama melakukan
observasi dan mengaitkannya dengan teori yang relevan sehingga dapat
dipahami gejala tersebut dan dapat memahami kasus yang terjadi. Berikut ini
tabel analisis data menurut Miles dan Huberman:
Gambar 1
Model Analisis Interaktif
Analisis data model interaktif ini melakukan aktivitas selama kegiatan
tersebut berlangsung. Dalam model interaktif terdiri atas beberapa tahap
sebagai berikut :
Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan kepada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data mengenai: pola
asuh orang tua dalam membentuk akhlak anak usia dini
Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan
data atau menyajikan data. Tahap ini disajikan dalam bentuk catatan
6
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
7
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
Gambar 2
Kegiatan anak berpamitan dan bersalaman ketika berangkat sekolah
Kemudian dalam hal memberikan kebebasan orang tua Haikal termasuk
orang tua yang memilih untuk melakukan kesepakatan terlebih dahulu sebelum
anaknya melakukan sesuatu dan ketika sudah ada hasil kesepakatan, orang tua
Haikal membiarkan Haikal pada kegiatannya tetapi tetap mengawasi atau
mengontrol serta menempatkan batasan-batasan dan kendali atas kegiatan
Haikal. Contohnya, orang tua Haikal membolehkan Haikal untuk bermain
handphone hanya lima belas menit dalam sehari dan saat Haikal bermain
handphone tetap dalam pengawasan orang tuanya, selain itu orang tua Haikal
memberikan alasan kepada Haikal atas waktu bermain handphone dengan cara
memberikan penjelasan atau pengertian untuk selalu menjaga kesehatan
8
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
(a) (b)
Gambar 3
Ilustrasi anak di sekolah
(a) anak menjadi imam sholat (b) anak berbagi makanan
Selanjutnya Ibu Sumarni orang tua dari Haikal ini memiliki aturan berupa
pembiasaan yang dilakukan dalam berlangsungnya pengasuhan, contoh
kecilnya yaitu Ibu Sumarni membiasakan Haikal menyimpan kembali
mainanya jika sudah selesai bermain. Hal ini diperkuat dengan dokumentasi di
9
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
bawah ini ketika Haikal diajarkan untuk merapihkan dan memasukan kembali
mainannya ke tempatnya setelah selesai bermain.
Gambar 4
Kegiatan anak merapihkan kembali mainannya
Ketika Haikal melakukan perilaku baik atau terpuji, contohnya Haikal
belajar dan menghafal ketika ada hafalan di sekolahnya, Ibu Sumarni
terkadang memberikan reward atau hadiah kepada Haikal. Hal ini dilakukan
hanya sesekali saja guna memotivasi Haikal agar tekun belajar dan menghafal,
sedangkan ketika Haikal berperilaku buruk, Ibu Sumarni tidak langsung
menghukumnya dan lebih memilih untuk memberi penjelasan tentang dampak
perbuatan yang seharusnya tidak Haikal lakukan tersebut.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada beberapa
informan yang tidak diranskipkan secara keseluruhan, maka peneliti
menyimpulkan bahwa informan Ibu Sumarni dan Ibu Entin menerapkan Pola
asuh pada anaknya dengan tipe pola asuh Demokratis. Pendapat ini diperkuat
dengan teori menurut para ahli, yaitu :
Pola asuh demokratis kedudukan antara orang tua dengan anak sejajar.
Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah
pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang
dilakuan oleh anak tetap harus dibawa pengawasan orang tua dan dapat
dipertanggung jawabkan secara moral. Orang tua dan anak tidak dapat
berbuat semena-mena. Anak diberi kepercayaan dan dilatih untuk
mempertanggung jawabkan segala tindakannya (Dariyo, 2004:97).
terlalu ditekan mengenai akhlak, dan Ibu Mumun lebih memilih membiarkan
anaknya memiliki sikap yang telah anaknya punya tanpa mengubahnya
sedikitpun.
Ibu Mumun berpendapat bahwa selama ini tidak ada masalah yang muncul
dari sikap Nadhira, ia memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bermain
dengan siapapun dan di mana pun serta membiarkan anaknya melakukan apa
saja yang ia lakukan.14 Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan langsung
ketika Nadhira bermain di luar rumah bersama temannya tanpa pengawasan
dari orang tua.
Gambar 5
Anak bermain dengan temannya tanpa pengawasan dari orang tua
Ibu Mumun juga tidak memberikan peraturan yang ketat kepada Nadhira
saat bermain di rumah, karena Ibu Mumun menganggap selama ini anaknya
tidak berperilaku yang tidak seharusnya, artinya sikap Nadira masih dalam
tingkat wajar seorang anak.
Adapun ketika Nadhira berprilaku baik, Ibu Mumun terkadang memberikan
hadiah dan ketika Nadhira berprilaku buruk atau berbuat kesalahan Ibu
Mumun sama sekali tidak menghukumnya, karena ia merasa bahwa anak
seusia Nadhira belum boleh mendapatkan hukuman-hukuman yang bisa
membuat pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.
Hal ini diperkuat dengan pemaparan Ibu Ayu selaku guru kelas Nadhira di
sekolah yang mengatakan bahwa pengasuhan yang orang tua berikan di rumah
sangat terlihat ketika anak berada di luar rumah atau ketika berada di sekolah.
Orang tua Nadhira ini merupakan salah satu orang tua yang sibuk bekerja
mencari penghasilan yang layak untuk anak-anaknya, tetapi mereka lupa
bahwa anak tidak hanya membutuhkan pendidikan formal saja tetapi seorang
anak juga membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan cinta dari orang tuanya.
Sehingga bisa terlihat dengan sikap Nadhira yang masih sangat butuh
(a) (b)
Gambar 6
Ilustrasi Anak Di Sekolah
(a) Kegiatan anak ketika makan sendirian, (b) Anak sedang bertengkar
Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Mumun orang tua dari Nadhira bahwa ia
sibuk bekerja sehingga sudah terbiasa untuk membiarkan Nadhira bermain dan
melakukan apa saja yang Nadhira inginkan.
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Anita, orang tua dari Genta pada
tanggal 9 November 2020 di dalam kelas ketika jam pulang sekolah,
menyatakan bahwa :
Ibu Anita selalu merasa aman dan membiarkan anaknya Genta dengan
perilaku dan kegiatannya selama anaknya tidak melakukan hal yang di luar
batas. Ibu Anita juga berpendapat dalam hal memberikan kebebasan, bahwa
kebebasan harus didapatkan oleh seorang anak, karena di masa anak di usia
12
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
dini ini harus dijauhkan dari segala macam paksaan yang dilandasi atas
keinginan orang tua.
Walaupun Ibu Anita ini sibuk bekerja dan tidak mengawasi anak, tetapi
menurutnya ia termasuk orang yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak, itulah yang menjadi alasan dari Ibu Anita yang
memberikan kebebasan kepada anaknya agar anak dapat mengeksplor dirinya.
Menurut Ibu Anita ketika anaknya berprilaku baik, maka Ibu Anita sesekali
memberikan pujian, berbeda ketika Genta berprilaku buruk, Ibu Anita
membiarkan anaknya dengan perilaku buruk tersebut, tidak melarangnya
bahkan tidak memberikan penjelasan serta pengertian akan hal yang anaknya
lakukan tersebut.
Hasil wawancara dengan Ibu Anita tersebut dapat diperkuat dengan
pendapat Ibu Ayu selaku guru kelas Genta di sekolah yang mengatakan bahwa
sikap Genta disekolah butuh bimbingan lebih agar akhlaknya terbentuk dengan
baik sehingga butuh tenaga ekstra yang harus guru lakukan ketika Genta
melakukan sesuatu di sekolah seperti mengganggu teman yang sedang belajar
dan bertengkar dengan teman yang lain. Hal ini diperkuat dengan pengamatan
secara langsung oleh peneliti ketika Genta mengganggu temannya yang sedang
belajar dan ketika Genta bertengkar di sekolah serta bersikap tidak sopan
kepada Ibu guru dengan cara berdiri di atas meja.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 7
(a) Anak sedang mengganggu teman (b) Anak sedang bertengkar (c)
Anak sedang bertengkar (d) Anak berperilaku tidak sopan kepada guru
13
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
Gambar 8
Anak berpamitan dan bersalaman terlebih dahulu sebelum berangkat
mengaji.
Ibu Sutini juga mengatakan bahwa ia selalu mengajarkan untuk selalu
berbagi kepada sesama. Hal ini dapat dibenarkan oleh pendapat Ibu Ayu selaku
guru kelas Najwa yang mengatakan bahwa dapat terlihat dari sikap yang
ditunjukan Najwa ketika di sekolah sudah bisa berbagi kepada temannya, baik
berbagi makanan, minuman dan meminjamkan benda lain yang ia punya
kepada. Tetapi sering kali ia terlihat menjadi anak yang pemarah seperti ibunya
ketika sedang memarahinya, Najwa sering terlihat memarahi temannya karena
hal yang biasa. Contohnya ketika seorang teman kelasnya melihat Najwa
menduduki meja tulis dan memberitahunya untuk tidak duduk disana, ia
terlihat marah dan tidak ingin ada yang melarangnya sama sekali, ia sempat
14
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
Gambar 9
Anak sedang duduk di atas meja tulis.
Kemudian mengenai kebebasan yang diberikan oleh Ibu Sutini, Ibu Sutini
mengaku bahwa tidak terlalu memberikan kebebasan kepada anaknya.
Contohnya ketika anaknya bermain diluar rumah Ibu Sutini memilih untuk
membatasi anaknya karena merasa khawatir dengan apa yang anaknya lakukan
dan apa yang akan terjadi kepada anaknya, sehingga Ibu sutini lebih memilih
anaknya bermain di dalam rumah saja. Meskipun Najwa bermain di dalam
rumah, Ibu Sutini tetap menerapkan peraturan yang harus anaknya ikuti,
menurutnya hal ini dilakukan agar anak tahu batasan-batasan yang tidak boleh
anaknya lakukan. Ibu Sutini mengatur segala perilaku anaknya, mulai dari
bagaimana anak itu harus berperilaku di dalam rumah maupun di luar rumah.
Ibu Sutini juga mengatakan bahwa tidak perlu ada penjelasan untuk
anaknya mengenai peraturan-peraturan yang ia terapkan, karena menurutnya
anak akan mengerti dengan sendirinya seiring berjalannya waktu bahwa orang
tua melakukan semua ini untuk masa depan anaknya.
Mengenai pemberian hadiah Ibu Sutini terbilang sangat jarang untuk
memberikan hadiah kepada anaknya, ia memberikan hadiah ketika anaknya
berprestasi saja agar anak tidak ketergantungan untuk selalu diberi hadiah. Ia
juga mengatakan bahwa ia tidak ragu untuk memberikan hukuman ketika
anaknya berperilaku buruk, agar anaknya tidak mengulangi perilaku tersebut
dengan cara memberikan bentakan untuk membuat anak jera serta
mengancamnya tidak boleh sekolah lagi. Hal ini diyakini oleh Ibu Sutini dapat
membuat anak menyadari perilaku tersebut dan tidak akan mengulanginya lagi,
contohnya ketika Ibu Sutini melihat Najwa tidak ingin bersalaman dengan ibu
guru, ia tidak segan memarahinya didepan semua orang.
15
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
Gambar 10
Kegiatan Anak Di TPA
Contoh kecil faktor pendukung pembentukan akhlak anak menurut Ibu
Entin yaitu berupa pembiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh orang tua
contohnya membiasakan mengucap salam terlebih dahulu atau berpamitan
terlebih dahulu sebelum keluar rumah atau ketika hendak bermain. Selain itu
16
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
Ibu Entin juga selalu mengajak anaknya untuk menjalankan kewajiban seorang
muslim yaitu sholat lima waktu. Menurutnya sangat penting sekali kewajiban
ini diterapkan dan dibiasakan kepada anak yang masih dini, karena mereka
akan terbiasa dikemudian hari untuk selalu melakukan kegiatan yang biasa
mereka lakukan dan mereka liat.
Gambar 11
Kegiatan Anak Beribadah
Kemudian hasil wawancara dengan Ibu Sumarni orang tua dari Haikal
mengatakan bahwa:
“Pembiasaan yang dilakukan orang tua sangat berpengaruh sekali terhadap
pembentukan akhlak anak karena di usia anak yang golden age anak
dengan cepat dapat meniru apa yang orang tua lakukan”.
Selain itu orang tua Haikal juga mengajarkan anaknya untuk saling tolong
menolong, bersikap jujur dan amanah.
Hasil wawancara di atas diperkuat dengan pernyataan Ibu Sutini orang tua
dari Najwa yang mengatakan bahwa sangat berpengaruh sekali pembiasaan
yang dilakukan orang tua terhadap pembentukan akhlak anak, dan bimbingan
orang tua untuk selalu berbuat kebaikan dan mendalami pengetahuan agama.
Memang cara penerapannya saja yang berbeda dengan penerapan kepada
orang dewasa, harus ada cara tersendiri agar anak mampu memahami apa yang
diinginkan oleh orang tua, contohnya ketika orang tua ingin anaknya selalu
mengerjakan shalat lima waktu, maka satu-satunya cara yang bisa dipakai
yaitu dengan cara teladan dari orang tuanya terlebih dahulu sebagai contoh
untuk anak-anaknya dan mulai membiasakannya kepada anak.
Ibu Sutini selalu mendidik anaknya untuk tidak pernah meninggalkan sholat
lima waktu dan pernah suatu hari ketika anaknya dibawa ke tempat ibadah
seperti masjid dan mushola kecil yang terdapat kotak amal, ayah Najwa
mengajarkan untuk selalu berbagi dan membiasakan untuk selalu bersedekah
dari sebagian harta yang kita miliki.
Adapun menurut orang tua dari Nadhira yaitu Ibu Mumun mengatakan
bahwa:
17
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
Hasil wawancara di atas diperkuat dengan teori para ahli bahwa Orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, karena merekalah
sumber anak-anak menerima pendidikan (Munardji, 2004:131).
Selain adanya faktor pendukung terdapat juga faktor penghambat pola
asuh orang tua dalam pembentukan akhlak anak.
Untuk mendapatkan hasil secara terperinci, peneliti menanyakan kembali
kepada orang tua dari siswa TK IT AFTA mengenai faktor penghambat dalam
pembentukan akhlak anak. Berikut beberapa pendapat orang tua yang
menjelaskan bahwa Ibu Mumun mengaku bahwa ia sibuk bekerja, sehingga
kurangnya waktu untuk mendalami ajaran agama, dan menerapkan kepada
anaknya, maka ia lebih memilih untuk menyerahkan pembentukan dan
pembinaan akhlak anaknya kepada sekolah dan guru. Terdapat juga alasan
mengapa Ibu Mumun lebih memilih sekolah IT untuk Nadhira karena memang
ia yakin dari sekolah IT (Islam Terpadu) ini anaknya akan mendapatkan ilmu-
ilmu agama dengan baik, sehingga menutupi kekurangannya untuk mendidik
akhlak anak dari bidang ilmu agama.
Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ibu Sumarni orang tua dari
Haikal yang mengatakan bahwa memang faktor lingkungan pergaulan sangat
berpengaruh dalam pembentukan akhlak anak, ketika Ibu Sumarni berusaha
untuk mengoptimalkan pendidikan akhlak kepada anaknya Haikal, tetapi
ketika di luar rumah saat bermain, selalu ada yang membuat pendidikan yang
ia berikan di rumah hilang begitu saja. Contohnya ketika Ibu Sumarni
mengajarkan untuk selalu berbicara yang baik kepada Haikal, tetapi di
lingkungan luar ada saja orang berbicara yang tidak diharapkan untuk didengar
oleh Haikal, sehingga dengan mudahnya Haikal meniru ucapan tersebut.
Anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia jika anak-anak
tersebut tumbuh di lingkungan yang berakhlak pula. Mengingat lingkungan
anak bukan hanya lingkungan keluarga saja, maka semua pihak keluarga,
sekolah, masyarakat dan sebagainya turut andil dalam pembentukan dan
perkembangan akhlak anak (Hernawati, 2016:50-59).
Sedangkan menurut Ibu Anita orang tua dari Genta yang mengatakan
bahwa:
18
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
“Waktu bersama anak memang kurang karena Ibu Anita sibuk bekerja dan
hanya libur pada hari Minggu saja, sehingga Ibu Anita membiarkan
anaknya untuk mendapat pendidikan akhlak dari neneknya saja yang selalu
mengantar jemput Genta dari sekolah”
19
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
Dalam penelitian ini, pola asuh kedua yang ditemukan adalah pola asuh
permisif. Orang tua yang memiliki pola asuh ini cenderung membiarkan anaknya
dengan segala kegiatannya tanpa pengawasan yang cukup. Orang tua dengan pola
asuh ini terlihat tidak menegur anak dan tidak khawatir kepada anak atas kegiatan
yang sedang anak lakukan. Orang tua dengan pola asuh ini membuat akhlak anak
terbentuk kurang baik dan anak sangat membutuhkan banyak bimbingan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan pendapat Habibi (2015:69) yang mengatakan bahwa
pola asuh permisif dapat menyebabkan anak tidak mempunyai kontrol diri yang
baik. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, bahwa dalam
pola asuh ini, orang tua cenderung mendidik anak berdasarkan logika dan
memberi kebebasan pada anak untuk menentukan tingkah laku dan kegiatannya.
Selanjutnya pola asuh otoriter juga ditemukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pola asuh otoriter merupakan pola
asuh orang tua yang tidak memberikan kebebasan kepada anaknya dan menuntut
anak agar selalu mengikuti apa yang orang tua inginkan tanpa adanya penjelasan,
diskusi atau persetujuan terlebih dahulu antara orang tua dengan anak. Hal ini
sejalan dengan pendapat D. Gunarsa dan D. Gunarsa (1995:87) yang mengatakan
bahwa pola asuh otoriter menuntut anak agar selalu patuh terhadap perintah dan
aturan yang dibuat oleh orang tua. Berdasarkan hasil penelitian orang tua dengan
pola asuh ini menjadikan akhlak anak tidak stabil, dalam arti anak terlihat hanya
patuh kepada orang tua ketika di rumah saja, sedangkan ketika anak berada di
sekolah atau di luar rumah, anak menjadi apa yang ia inginkan dan tidak sesuai
dengan peraturan orang tua, ia bebas memiliki perilaku yang ia inginkan baik
perilaku buruk ataupun perilaku baik.
Jika pola pengasuhannya tidak tepat, maka hal itu akan sangat berdampak pada
akhlak anak. Apalagi ketika anak melihat serta meniru perilaku orang orang
dilingkungan sekitar rumah yang cenderung negatif. Oleh karena itu orang tua
harus memiliki pola asuh yang tepat sehingga akhlak atau perilaku anak tidak
menyimpang kepada hal yang tidak di inginkan.
Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang besar untuk akhlak anak, dalam
proses pengasuhan anak, orang tua harus memiliki cara yang tepat untuk
membentuk akhlak anak. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh orang tua
untuk membentuk akhlak anak yaitu melalui pembiasaan yang dilakukan oleh
orang tua terlebih dahulu serta memberikan penjelasan mengenai perilaku
tersebut sehingga anak dengan mudah meniru atau mencontoh perilaku tersebut,
dan anak dapat memahaminya, hal ini dikarenakan orang tua merupakan
cerminan yang dapat dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya.
20
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
Anak usia dini berada dalam masa golden age, jadi apa yang anak lihat anak
akan mengingatnya, maka dari itu orang tua tidak hanya memerintah anak saja
tetapi orang tua harus memberi contoh terlebih dahulu ketika melakukan segala
sesuatu yang berkaitan dengan akhlak. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam
Hafidz dan Noor mengungkapkan bahwa “Di antara metode yang paling baik dan
paling tepat dalam mendidik anak usia dini adalah melalui pembiasaan dan suri
tauladan”. Selanjutnya ilmu pengetahuan tentang agama sebagai pedoman dalam
membentuk akhlak anak juga sangat diperlukan untuk orang tua dalam proses
pengasuhan.
Oleh karena itu, pengasuhan anak merupakan serangkaian kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh orang tua. Jika pengasuhan anak belum bisa terpenuhi
secara baik dan benar, maka sering kali akan memberikan dampak buruk pada
perilaku atau akhlak anak ke depannya, baik akhlak anak terhadap orang tuanya,
keluarganya maupun terhadap lingkungan sekitarnya.
Akhlak sangat penting ditumbuhkan sejak dini kepada anak, oleh karena itu
pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak anak. Jika
orang tua memiliki atau menggunakan pola asuh yang tepat, maka akhlak anak
akan terbentuk dengan baik, dan sebaliknya jika orang tua tidak menggunakan
pola asuh yang tepat, maka pembentukan akhlak anak tidak akan optimal.
Dari hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan dan telah
dipaparkan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor
pendukung dan penghambat yang di hadapi oleh orang tua dalam pembentukan
akhlak anak, antara lain faktor lingkungan, pergaulan, teladan dari orang tua,
minimnya ilmu pengetahuan orang tua tentang ajaran agama Islam, dan faktor
keterbatasan waktu bersama anak.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil pembahasan
tentang pengaruh pola asuh orang tua dalam pembentukan akhlak anak di TK IT
AFTA Kota Serang. Maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pola asuh yang digunakan orang tua di TK IT AFTA Kota Serang ada tiga,
yaitu:
a) Pola asuh demokratis, yaitu orang tua yang memberikan kebebasan
kepada anak tetapi masih memberi pengawasan atau kontrol kepada
anak, dalam penelitian ini terdapat 2 orang tua yang menggunakan pola
asuh ini dari 5 subjek penelitian.
b) Pola asuh permisif, yaitu orang tua memberikan kebebasan penuh
kepada anak dan kurangnya kontrol terhadap anak, dalam penelitian ini
21
Tika Solihat PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG
terdapat 2 orang tua dari 5 subjek penelitian yang menerapkan pola asuh
ini.
c) Pola asuh otoriter, yaitu orang tua yang memiliki peraturan sendiri
tanpa adanya persetujuan dengan anak dan menuntut anak untuk
menuruti semua peraturan yang telah di buat oleh orang tua, dalam
penelitian ini terdapat 1 orang tua dari 5 subjek penelitian yang
menggunakan pola asuh ini.
2. Faktor pendukung dan penghambat pola asuh orang tua dalam pembentuan
akhlak anak
a) Faktor pendukung pembentukan akhlak anak yang pertama yaitu
pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua dan faktor pendukung yang
kedua yaitu lingkungan.
b) Faktor penghambat pembentukan akhlak anak yaitu kurangnya
pemahaman orang tua mengenai ajaran agama, keterbatasan waktu
orang tua bersama anak karena pekerjaan, dan faktor lingkungan
menjadi salah satu penghambat dalam pembentukan akhlak anak.
Pada dasarnya pola asuh setiap keluarga berbeda-beda antara satu keluarga
dengan keluarga yang lainnya. Perbedaan pola asuh dalam keluarga tersebut yang
membuat setiap anak itu memiliki akhlak yang berbeda-beda pula di dalam
kehidupan sehari-hari. Jika orang tua menerapkan pola asuh demokratis
menjadikan anak menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan harapan, karena
dalam pola asuh ini adanya diskusi atau kesepakatan bersama dalam proses
pengasuhan dan memperhatikan serta menghargai hak-hak anak. Orang tua dalam
pola asuh ini ketika memberikan larangan kepada anaknya selalu disertai dengan
penjelasan yang dapat dimengerti oleh anak, sehingga akhlak anak terbentuk
dengan baik. Akan tetapi jika orang tua menggunakan pola asuh permisif yang
cenderung membiarkan anak tanpa pengawasan yang baik akan membuat proses
pembentukan akhlak anak tidak terlaksana dan tidak optimal sehingga
dikhawatirkan anak melakukan penyimpangan, sedangkan jika orang tua
menggunakan pola asuh otoriter yang menerapkan banyak sekali peraturan ketat
dan larangan-larang kepada anak, sehingga anak merasa tertekan dan akhlak anak
terbentuk menjadi tidak baik
Daftar Rujukan
Bungin, M. (2011). Penelitian Kualitatif. Surabaya: Prenada Media Grup.
D. Gunarsa, N., & D. Gunarsa, S. (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Dariyo , A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
22
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK IT AFTA KOTA SERANG Tika Solihat
Habibi. (2015). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini (Buku Ajar S1 PAUD) .
Yogyakarta: Deepublish.
Hafiz, A., & Noor, H. (2016). Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran.
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 1, No. 2, April, 112-127.
Hernawati. (2016). Peranan Orang Tua terhadap Pembinaan Akhlak Peserta Didik
MI Polewali Mandar. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Desember,
50-59.
Idris, Z., & Jamal, L. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana.
Kartono, K. (1992). Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. Jakarta: Rajawali
Press.
Munardji. (2004). Ilmu Penddikan Islam. Jakarta: PT Bina Ilmu.
Pertiwi, E., Bidjuni, H., & Kallo , V. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dengan Perkembangan Sosial Remaja di SMA Negeri 7 Manado. e-journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, 1-7.
Soenarjati, & Priyanto, A. (2001). Kriminologi Dan Kenakalan Remaja. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susanto, D. (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Islam . Semarang: IKIP Semarang
Press.
Syaiful Bahri, D. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ulwan, A. (1995). Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Almani.
23