Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS KARAKTER KETEKUNAN SISWA

PADA MATA PELAJARAN FIQH KELAS VII


DI MTSN 3 MUARO JAMBI

PROPOSAL PENELITIAN

DESI WULAN DARI


NIM.201191665

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini dengan judul “ANALISIS KARAKTER KETEKUNAN
SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH KELAS VII DI MTSN 3
MUARO JAMBI ”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi kita Muhammad SAW. Yang telah membawa kita ke alam
yang terang benderang dalam hidup ini.

Penulisan Proposal skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna melanjutkan ketahap berikutnya yaitu skripsi.
Dalam menyusun proposal skripsi ini penulis menyadari bahwa proposal
skrispsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal
skripi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Jambi, Oktober 2022

Desi Wulan Dari


NIM.201191665

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Fokus Permasalahan ......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 5
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN ............................ 6
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 6
B. Studi Relevan ...................................................................................... 15
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 20
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................. 20
B. Setting dan subjek penelitian ............................................................ 22
C. Jenis dan sumber data ....................................................................... 22
D. Teknik pengumpulan data ............................................................... 23
E. Teknik analisis data ........................................................................... 25
F. Teknik pemeriksaan keabsahan data ............................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28

ii
BAB I
PEENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kadir dkk (Aini Nur Redita, 2021) menyatakan pendidikan adalah
perubahan dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat menggembangkan potensi yang ada pada
dirinya untuk memiliki nilai religius, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan secara luas merupakan sebagai proses perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sedangkan pendidikan secara
sempit merupakan pendidikan dibatasi hanya bagi mereka yang berpredikat
sebagai siswa atau mahasiswa di suatu sekolah, yang secara legitimasi atau
berarti telah telah terdaftar di suatu institusi pendidikan. (Mulyadi & Haura,
2019)
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman siswa terhadap ajaran
Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah
SWT. Pendidikan Agama Islam adalah upaya untuk mendidikan agama islam
atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar dapat menjadi pandangan hidup (way
of life) seseorang.
Dalam pengertian ini, pendidikan agama islam dapat berwujud :
a. Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk
membantu seseorang atau sekelompok siswa dalam menanamkan dan
menumbuhkembangkan ajaran islam dan nilai-nilainya.
b. Segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih
yang dampaknya yaitu tertanamnya atau tumbuhnya ajaran islam dan nilai-
nilainya.

1
2

Sekolah merupakan lembaga pendidikan resmi yang memiliki kewenangan


dalam pembentukkan karakter pada siswa dapat melindungi diri dari pengaruh
negatif pergaulan. Didalam sekolah terdapat komponen yang sangat penting
agar pembentukkan karakter dapat tercapai dengan baik, komponen tersebut
yaitu kompotensi padagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan
kompetensi kepribadian. Guru merupakan pemimpin bagi siswa di sekolah
(Destya, 2021) menyatakan Guru berusaha menanamkan nilai-nilai pendidikan
karakter dan materi keislaman yang dijadikan sebagai tujuan dasar dalam
meningkatkan karakter ketekunan kepribadian siswa di sekolah maupun di luar
sekolah, di MTsN 3 Muaro Jambi ini sendiri ada beberapa program pendidikan
yang di lakukan dalam mengembangkan potensi kebaikan dan kepribadian
siswa diantaranya memberikan beberapa kegiatan yang diadakan di sekolah
setiap harinya, sholat berjamaah 5 waktu (zuhur), sholat dhuha, yasinan setiap
jum‟at, qultum setiap minggu, senam pagi dihari sabtu, organisasi pramuka,
dan organisasi osis. Walau bagaimanapun program yang diterapkan seperti itu
tetap masih dittemukan ketidak seimbangan antara apa yang direncanakan dan
apa yang diharapkan seperti masih menemukan anak yang terlambat, anak
yang tidak menaati peraturan, bolos sekolah, bicara kasar yang menjadi
penyebab akan terpengaruhnya anak yang lain mengikutinya kemudian
bersembunyi saat sholat berjamaah, dan hal ini masih banyak siswa yang
kurang menekuni karakter ketekunan.
Sekolah merupakan tempat kelanjutan Pendidikan yang sudah
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga. Sekolah merupakan Lembaga yang
mempunyai tanggung jawab besar untuk mencapai Pendidikan sesungguhnya.
Pendidikan karakter merupakan dasar pondasi bangsa yang penting yang harus
ditanamkan sejak usia dini. Jika anak anak tumbuh pada lingkungan brkarakter
maka akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Disiplin dan tekun
merupakan salah satu karakter peserta didik yang harus dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan Pendidikan karakter yaitu sebagai usaha sadar
dan terancana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan peserta
3

didik untuk membangun karakter pribadi atau kelompok yang meimiliki


kesadaran diri untuk berperilaku baik di lingkungannya (Destya, 2021).
Keberhasilan belajar siswa ini tidak lepas dari karakter kedisiplinan.
Keberhasilan karakter ketekunanan dalam diri siswa terbentuk dari beberapa
nilai yang bersumber dari Agama antara lain yaitu: Religius, Jujur, Toleransi,
Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu,
Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi,
Bersahabat/Komunikatif , Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan,
Peduli Sosial, Tanggung Jawab (Aqib Zainal, 2017).
Meskipun terdapat 18 nilai pembentukan karakter, namun satuan
pendidikan dapat menentukan proritas pengembangannya dengan cara
menjutkan nilai prakondisi (religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandirir, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,peduli lingkungan,
peduli sosial dan tanggung jaawab). Yang diperkuat dengan beberapa nilai
yang prioritaskan dari 18 nilai diatas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis
karakter yang dipihil tentu berdeda berdasarkan sekolah. Hal ini berdasarkan
kepentingan dan kondisi satuan pendidikan tersendiri ( Aqib Zainal, 2017).
Karakter ketekunan perlu dimiliki oleh setiap siswa, karakter ketekunan
sangat penting bagi kehidupan dan perilaku siswa hal ini bertujuan agar
memicu timbulnya gairah dalam semangat belajar dan tidak mudah menyerah
dalam mencapai suatu tujuan.
Sekolah-sekolah harus memiliki keberanian menerapkan pendiidikan
karakter ketekunan pada siswanya, sekolah harus mencontohkan nilai-nilai
karakter terhadap siswa, sehingga menciptkan siswa yang memiliki nilai-nilai
karakter. Lingkungan sekolah dapat menjadikan tempat terbaik dalam
pertumbuhan karakter ketekunan siswa. Segala peristiwa disekolah dapat
menyatukan kedalam program materi pendidikan karakter ketekunan di
sekolah. Karena pendidikan karakter siswa pada saat ini menjadi menurun.
Misalnya sopan santun terhadap orang tua dan guru, siswa tidak mengucapkan
salam terhadap guru, siswa tidak hormat kepada orang tua dan berani terhadap
guru.
4

Dari analisis sekolah yang dituju, peneliti menemukan masalah tentang


karakter ketekunan siswa, maka dari itu peneliti menganalisis perubahan pada
karakter ketekunan siswa yang tergolong minim. Karakter ketekunana siswa
yang tergolong minim terlihat dalam proses belajar dan hasil belajar. Rata-rata
siswa kurang tekun dalam kegiatan keagamaan maupun kegiatan sehari-hari.
Dengan adanya analisis deskriptif karakter ketekunana pada siswa peneliti
ingin melihat dan mengamati apakah adanya perubahan baik dari aspek
religius,jujur,toleransi, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Maka dari itu peneliti
tertarik mengambil judul “Analisis Karakter Ketekunan Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqh Kelas VII Di MTsN 3 Muaro Jambi”.

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis memfokuskan
pada peningkatakan karakter ketekunan siswa MTsN 3 Muaro Jambi yang
dilakukan oleh pihak sekolah dan mengambil fokus kelas VII tahun pelajaran
2022/2023
Berdasarkan masalah diatas maka batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Peneliti ini dilakukan di MTsN 3 Muaro Jambi, sebagai sampel siswa kelas
VII
2. Karakter ketekunan siswa yang dikaji yaitu karakter ketekunan siswa yang
terdiri dari aspek penilaian siswa pada kelas VII
3. Peneliti menganalisis karakter ketekunan pada mata pelajaran pendidikan
agama islam di kelas VII salah satunya pada materi Fiqh

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar bealakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan karakter ketekunan siswa
melalui mata pelajaran fiqh di MTsN 3 Muaro Jambi ?
2. Bagaimana mengidentifikasi kendala pada peningkatan karakter ketekunan
siswa di MTsN 3 Muaro Jambi ?
5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
untuk mengetahui peningkatan karakter ketekunanan siswa MTsN 3 Muaro
Jambi. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan peneliti secara
khusus ini adalah :
a. Mengdeskripsikan tentang proses peningkatakan karakter ketekunan
siswa pada mata materi fiqh di MTsN 3 Muaro Jambi.
b. Mendeskripsikan hasil yang dicapai siswa setelah dilaksanakan
pembentukan karakter ketekunana siswa pada materi fiqh di MTsN 3
Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Baik secara teoritis maupun praktis. Kegunaan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara Teoristis
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai informasi yang akan
memperkarya khazanah ilmu pengetahuan pengetahuan , khususnya
tentang meningkatkan karakter ketekunan, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan referensi.
2. Secara Praktis
a. Sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya
b. Mengetahui proses pelaksanaan pendidikan karakter ketekunan siswa
melalui materi pembeajaran fiqh di MTsN 3 Muaro Jambi
c. Memberikan Kontributif bagi dunia pendidikan, untuk dijadikan
referensi dan pertimbangan bagi para guru dalam pelaksanaan
pendidikan karakter ketekunan siswa
d. Untuk menambahkan khazanah pustaka bagi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Uin Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
e. Hasil penelitiann ini sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
program sarjana strata (S1) dalam ilmu pendidikan Agama Islam
6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan bagi Universitas Islam Negeri


Sulthan Thaha Saifudin Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN

A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan Secara Umum
Pendidikan adalah suatu upaya yang secara sengaja dan terarah
untuk “memanusiakan” manusia. Melalui suatu proses Pendidikan, manusia
dapat tumbuh dan berkembang secara perlahan dan “sempurna” sehingga
dapat melaksanakan tugas sebagaimana manusia menjaga sekelilignya
dengan baik dan bermanfaat.
Hal ini diperkuat oleh pengertian Pendidikan yang tertuang dalam
UU SISDIKAS No.20 tahun 2003 bahwa Pendidikan merupakan usaha
sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan atau meningkatkan potensi
didaalam dirinya untuk mmemiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan
ayng diperukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Secara sederhana
dan umum akna Pendidikan sebaai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
menggembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupunrohani
sesuai dengan nilai-nilai norma-norma yang ada dalam masyarakat
(SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, 2009).
Pendidikan merupakan pembelajaran proses menuntut ilmu,
melakukan perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, pendidikan
merupakan wadah dari sumber pembelajaran, dengan adanya pendidikan
kita dapat meningkatkan pengetahuan, kreativitas, dan kemampuan melalui
pengajaran yang diberikan oleh guru.
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Baharuddin menyatakan Pendidikan Agama Islam adalah suatu
upaya atau proses, pencarian, pembentukkan, dan penggembangan

7
8

sikap atau prilaku untuk mencari, memelihara serta menggunakan ilmu-ilmu


dan keterampilan untuk kepentingan manusia sesuai ajaran islam.
Tujuan dari Pendidikan Agama Islam yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran islam, meningkatkan
keterampilan dalam prakteknya, dan meningkatkan pengamalan ajaran islam
dalam kehidupan sehari-harinya (Zahidi, 2019) .

2. Karakter
a. Pengertian Karakter
Dalam bahasa arab karakter diartikan “khulu, sajiyyah, thab‟u, budi
pekerti, tabiat, atau watak. Selain itu juga diartikan syahsiyah yang diartikan
lebih dekat dengan kepribadian.
Dalam kamus besar bahasa indonesia menjelaskan bahwa karakter
merupakan sifat atau ciri kejiwaan, ahlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan begitu karakter
merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang baik yaitu individu yang
bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat
dari keputusan yang telah dibuat (Aqib Zainal, 2017). Sedangkan Karakter
dari bahasa latin yaitu “charassein”, “kharax” dalam bahasa inggris
“character”, sedangkan Yunani “Charactere dari kata “Charassein” yang
artinya mengukir, membuat tajam, atau membuat dalam.
Abdul Majid menyatakan dalam bukunya pendidikan Karakter
Perspektif Islam Karakter adalah sifat, watak, tabiat, budi pekerti atau ahlak
yang dimilki oleh seseorang yang merupakan ciri khas yang dapat
membedakan prilaku, tindakan dan perbuatan antara yang satu dengan yang
lain.
Prof. Dr. Djaali dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan yaitu pendidikan mendefenisikan karakter sebagai kecendrungan
tingkah laku yang konsisten secara lahiriah dan batiniah.

8
9

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa karrakter lebih dekat dengan


ahlak, seperti spontanitas manusia dalam bersikap atau perbuatan yang telah
menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tanpa perlu dipikirkan
atau direncanakakn sebelumnya. Dalam tata bahasa Indonesia “Karakter”
berarti bawaan, hati, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat,
temperamen atau watak (Hairuddin Enni K, 2014).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter
merupakan suatu sifat atau perilaku seseorang yang berbeda-beda setiap
individunya baik maupun buruk yang sudah tertanamkan sejak usia dini.
Karakter juga diartikan sebagai seseorang yang memiliki ciri khas terhadap
diri sendiri.
b. Pendidikan Karakter
Kata pendidikan sudah tidak asing lagi kita dengar di dalam
kehidupan kita, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah. Namun pendidikan karakter lebih dari itu,
pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik (habituation) sehingga mampu bersikap dan bertindak nilai-nilai
yang telah menjadi kepribadiannya. (Lestari, 2016).
c. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dijabarkan sehingga diperoleh
indikatornya. Berguna sebagai bahasan atau tolak ukur ketercapaian
pelaksanaan nilali-nilai pendidikan karakter di sekolah, terdapat 18 nilai-
nilai pendidikan karakter, adapun nilai yang dimaksud yaitu :

Tabel 1.1 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


NO NILAI INDIKATOR
Sikap dan perilaku yang patuh dalam
1. Religius
melaksanakan ajaran agama yang dianut.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
10

menjadikan dirinya sebagai orang yang


selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Sikap dan tindakan yang menghargai
3. Toleransi perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain.
Tindakan yang menunjukkan perilaku
4. Disiplin tertib dan patuh pada berbagai peraturan
dan ketentuan.
Perilaku yang menunjukkan upaya
sunguh-sunguh dalam mengatasi
5. Kerja Keras
berbagai hambatan belajar dan tugas
serta menyelesaikannya sebaik-baiknya.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
6. Kreatif menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah
7. Mandiri bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas.
Cara berpikir, bersikap, berindak yang
8. Demokratis menilai sama hal dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mengetahui lebih mendalam dan meluas
9. Rasa Ingin Tahu
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat
dan didengar.
Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menepatkan
10. Semangat Kebangsaan
kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan diri dari kelompoknya.
11

cara berpikir bersikap, dan berbuat yang


menunjukkan kesetiaan kepedulian,
11. Cinta Tanah Air
lingkungkan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
12. Menghargai Prestasi berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang
lain.
Tindakan yang memperllihatkan rasa
Bersahabat/
13. senang berbicara, bergaul, dan bekerja
Komunikatif
sama dengan orang lain.
Sikap, perkataan dan tindakan yang
14. Cinta Damai menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk
15. Gemar Membaca membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan lingkungan alam
16. Peduli Lingkungan sekitarnya, dan menggembangkan upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin
17. Peduli Sosial memberi bantuan pada orang lain dan
masyarkat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya
18. Tanggung Jawab
yang seharusnya dia lakukan terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan,
12

negara, dan tuhan Yang Maha Esa.


Sumber : (Aqib Zainal, 2017a)

Selain yang dijelaskan diatas tersebut, nilai-nilai pembentukan


pendidikan karakter kepada siswa yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama,lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
kamil.

d. Komponen Pendidikan Karakter


Selaras dengan pendapat Thomas Lickona (1992) dalam pendidikan
karakter ada tiga komponen karakter yang baik, yaitu pengetahuan tentang
moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling), dan
perbuatan moral (moral action), yang diperlukan agar anak dapat
memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan.
a. Pengetahuan Moral (Moral Knowing)
Pengetahuan tentang nilai moral (moral knowing) adalah hal terpenting
untuk diajarkan kepada peserta didik. Didalam pengetahuan moral
terdapat enam hal poin penting, yaitu :
1. Kesadaran moral (dalam menangkap/melihat) moral adalah
kemampuan menangkap isu moral, yang sering implisit, dari suatu
objek/peristiwa tertentu.
2. Pengetahuan nilai moral merupakan kemampuan memahami nilai
moral tertentu, memahami aplikasi mereka dan menerapkan nilai
moral pada situasi tertentu.
3. Memahami sudut pandang lain merupakan kemampuan menerima
sudut pandang orang lain, memahami, mengimajinasikan bagaimana
orang lain berpikir, bereaksi, dan berperasaan
13

e. Tujuan Pendidikan karakter


Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan ahlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan
karkater diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam kehidupan
sehari-hari (Mulyasa E, 2018).

f. Metode Pendidikan Karakter


Scerenko (1997) menyatakan pendidikan karakter merupakan upaya
yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif
dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian
(sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi
(usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati
dan dipelajari).
Heri Gunawan menyatakan terdapat beberapa metode pendidikan karakter
yang dapat digunakan seorang guru yaitu antara lain (Angela A, 2018) :
a. Metode Hiwar atau percakapan
Metode Hiwar adalah percakapan antara dua pihak atau lebih melalui
tanya jawab mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan keapada
satu tujuan yang dikehendaki.
b. Metode Qisah atau cerita
Metode ini merupakan penelusuran terhadap kejadian masa lalu.
Khususnya di lembaga pendidikan formal metode ini peranan yang penting
karena dalam suatu kisah mempunyai keteladanan dan edukasi terhadap
peserta didik selain itu melibatkan emosi sehingga berbagai hikmah yang
dapat diambil dan menjadi referensi penting bagi peserta didik.
14

c. Metode Antsal atau Perumpamaan


Metode perumpamaan ini baik untuk digunakan dalam
menanamkan/meningkatkan karakter karena mempunyai tujuan pedagogis.
d. Metode Uwash atau keteladanan
Dalam pendidikan karakter pada peserta didik keteladanan merupakan
metode yang lebih efektif dan efisien. Karena peserta didik umumnya
melihat dan mengikuti perilaku pendidikannya.
e. Metode Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang agar
menjadi kebiasaan yang berintikan pengalaman.
f. Metode „Ibrah
„ibrah adalah perenungan dan tafakur. Suatu kondisi yang
menyampaikan manusia untuk mengetahui intisari sesuatu perkara yang
disaksikan, diperhatikan, diinduksi, ditimbang-timbang, di ukur, dan
diputuskan oleh manusia secara nalar.
g. Metode Janji dan Ancaman
Janji dan ancaan menjelaskan akibat-akibat dari perbuatan yang
dilakukan baik itu perbuatan baik dan perbuaatan buruk ada balasannya.

3. Ketekunan
a. Pengertian Ketekunan
Poerdaminta (2016:1230) menyatakan bahwa ketekunan
merupakan keras hati, bersungguh-sungguh, dan kesungguhan.
Ketekunanan adalah kemampuan seseirang untuk fokus pada
pekerjaan yang dilakukan sehingga mampu menghasilkan maha karya
monumental yang dikenang sepanjang zaman. Burso (2018:125)
menyatkan bahwa ketekunanan dalam pembelajran secara mandiri
memiliki dampak yang kuat pada tingkat pencapaian yang dicapai
oleh siswa, dengan meningkatkan hubungan anatara ketekunanan
dengan proses belajar dari siswa. Muryaningsih dan Imanah
15

(2011:137) menyatakan bahawa ketekunanan berarti berdisiplin dalam


suatu hal yang terus melakukan usaha langkah demi langkah.
Orang yang tekun tidak akan pernah bosan untuk terus berusaha.
Thoyar (20111:137) menyatakan bahwa orang yang bersifat tekun
ditunjukkan dengan kesungguhan dalam berusaha dan tetap
bersemangat dalam menjalankan sesuatu (Septiani, 2019).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Ketekunan
adalah seseorang yang mempunyai tekad yang kuat atau bersunguh-
sungguh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Ketekunanan
diartikan sebagai orang yang pantang menyerah dalam meraih cita-
cita, orang tersebut akan selalu berusaha kemballi walau gagal berkali
kali.
Busro (2018:130) menyebutkan ciri-ciri ketekunan yaitu, orang
yang tekun dalam bekerja, pasti akan fokus, totalitas melaksanakan
pekerjaan sehingga membuahkan hasil yang maksimal. Ketekunan
tergambar dari awal proses hingga hasil. Ketekunanan dilihat dari
jerih payah proses yang dilalui, bukan hanya dari hasil belajarnya saja.
Ketekunan dapat dilaksanakan secara perorangan maupun bersama-
sama. Selain itu ketekunan memiliki ciri-ciri tidak suka menunda-
nunda karena menyebabkan pekerjaan tidak akan cepat selesai.
Selain itu ciri-ciri lainnya yaitu :
a. Tidak menunda-nunda waktu penyelesaian pekerjaan
b. Selalu memanfaatkan kesempatan yang ada
c. Selalu berusaha untuk sukses dalam melaksanakan tugas
d. Tidak pernah puas dengan hasil yang diperoleh
e. Selalu ingin mencoba pekerjaan yang lebih menantang
Setiap tekun pasti akan membawakan hasil, ketekunanan harus
ditanamkan pada diri siswa mulai dari anak usia dini agar terbiasa
dengan ketekunanan atau tidak malas. Ketekunan membuat diri siswa
lebih maju dan terus ingin mempelajari hal-hal baru. Manfaat
16

ketekunanan dapat mengubah kegagalan menjadi sebuah peluang


(Septiani, 2019).

4. Study Relevan
Study relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(penelitian-penelitian lain) terkait dengan penelitian ini pada aspek
fokus/tema yang diteliti. Dibawah ini adalah penelitian yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh ismi latifah dengan judul “Implementasi
pendidikan karakter pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2”. Dalam skripsi ini membahas tentang
mendeskripsikan hasil implementasi pendidikan karakter pada mata
pelajaran pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2,
mengembangkan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2, faktor
pendukung dan penghambat dari implementasi pendidikan karakter
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2. Adapun hasil yang didapat adalah implementasi pendidikan
karakter pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 dapat terlaksana pendidikan karakter yang baik,
kemudian untuk pengembangan dapat dilakukan dengan upaya
mengembangkan kurikulum melalui berbagai kegiatan positif diluar
kegiatan belajar mengajar dan faktor pendukung pada implementasi
pendidikan karakter pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 yakni dari tersedianya sarana dan
prasana, perhatian guru kepada siswa, keteladanan siswa dan faktor
penghambat dari perkembangan implementasi pendidikan karakter pada
mata pelajaran pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 ini masih ada beberapa guru kurang perhatian kepada siswa,
peran orang tua yang kurang bijak dan lingkungan pergaulan siswa
diluar Madrasah. Dari skripsi yang tersebut ada kesamaan penelitian
17

yaitu tentang pembentukan kepribadian atau karakter pada mata


pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Tri Septiani dengan judul
”Pengaruh ketekunan belajar Dan kondisi sosial ekonomi keluarga
terhadap hasil belajar Ips siswa kelas v sd se-gugus martopuro
Kecamatan tegal timur Kota tegal “Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ketekunan dan kondisi sosial ekonomi keluarga
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Se-Gugus Martopuro Tegal
Timur Kota Tegal dengan menggunakan metode penelitian yang
digunakan yaitu penelitian ex post facto. Adapun hasil yang didapatkan
yaitu ada pengaruh yang signifikan antara ketekunan belajar terhadap
hasil belajar IPS ditunjukkan dengan thitung>ttabel (3,662>1,983)
dengan pengaruh sebesar 11,8%. (2) Hasil uji hipotesis pengaruh
kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap hasil belajar IPS
thitung>ttabel (5,495>1,983), dengan pengaruh 23,2%. (3) Hasil uji
hipotesis pengaruh ketekunan belajar dan kondisi sosial ekonomi
keluarga terhadap hasil belajar IPS secara bersama-sama diperoleh
Fhitung>Ftabel (17,584>3,088), dengan pengaruh sebesar 26,5%. Dari
skripsi yang tersebut ada kesamaan penelitian yaitu tentang pengaruh
ketekunan siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah dengan judul “peningkatan
karakter anak melalui pendidikan ke pramukaan di SDN Dayurejo III
dan sdn dayurejo IV kabupaten pasuruan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan karakter anak melalui pendidikan
kepramukaan di SDN Dayurejo III dan SDN Dayurejo IV kabupaten
Kasuruan. Adapun hasil yang diperoleh pada variabel pendidikan
kepada 5 informasi pada masing-masing sekolah yaitu pada SDN
Dayurejo III dan SDN Dayurejo IV kabupaten pasuruan masing-masing
adalah 89,50% - 89,25% dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk
variabel karakter siswa diperoleh sebesar 95,00% - 94,75% dengan
kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan
18

kepramukaan dapat meningkatkan karakter siswa. Dari skripsi yang


tersebut ada kesamaan penelitian yaitu tentang peningkatan karakter
siswa.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Moh Ihsan Firdaus dengan judul
Analisis Nilai Ketekunan belajar yang terkandung dalam al qur‟an surat
al muzzammil ayat 1 – 8 (kajian tafsir al azhar). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui konsep nilai ketekunan belajar di dalam
surat Al Muzzammil ayat 1 dan relevansinya terhadap Pendidikan
Islam. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan
datanya adalah dengan analisis isi (content analysis) dan metode
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep nilai
ketekunan belajar dalam surat Al Muzzammil ayat 1-8 adalah dalam
tafsir Al Azhar dan beberapa kitab tafsir mengartikan kata tabtiilan
dengan berbagai arti seperti tunduk, sepenuh hati, tekun dan lain-lain.
Pemahaman kata tabtiilan diartikan beberapa mufasir sebagai tekun
berlandasan dari kata batal-yabtulu-batlan yang berati memutuskan.
Nilai ketekunan juga sebagaipenguat sistem Pendidikan Islam karena
ketekunan merupakan salah satu metode untuk mencapai mencapai
tujuan pendidikan.

5. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan
penelitian agar dapat menggambarkan keterkaitan antara variabel, serta
menggarahkan peneliti agar tidak keluar dari pembahasan. Dalam penelitian
“Analisis Karakter Ketekunan Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Kelas VII Di
MTSN 3 Muaro Jambi” peneliti mengawali pembahasan yang telah
dipaparkan di latar belakang, kemudian menemukan bahwa peningkatan
karakter ketekunan di sekolah merupakan hal yang sangat penting, dimana
karakter ketekunan akan berpengaruh banyak pada hal-hal lain, baik di luar
kelas, maupun di didalam kelas. Selanjutnya peneliti akan mencari data atau
19

informasi mengenai cara meningkatkan karakter ketekunanan yang


dijalankan di sekolah.
Didalam nilai-nilai pendidikan karakter terdapat 18 nilai-nilai
pendidikan karakter yaitu nilai : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja
keras, Kreatif, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta
Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai,
Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan Tanggung Jawab.
Peneliti akan menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dengan
menggunakan angket, lalu mendeskripsikan menggunakan tabel, peneliti
akan mewawancara guru dan siswa serta melakukan dokumentasi sebagai
bahan penguat data mengunakan angket.
Adapun agar lebih jelas kerangka berpikir dalam penelitian ini akan di
jelaskan pada gambar dibawah ini :

MTsN3 Muaro Siswa


Jambi

Rendahnya karakter
ketekunanan siswa

Karakter ketekunan
siswa

Penerpan nilai
karakter pada mata
pelajaran Fiqh
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang
dialami oleh subjek penelitian. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa
angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi, dan dokumen resmi lainnya. Kualitatif juga
dimaksudkan sebagai sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Menurut (Sugiyono, 2015) menyatakan Metode Penelitian Kualitatif
adalah metode penelitian yang berdasarkan filsafat postpositisme digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposeve dan snowball, teknik
penggunaan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Creswell (2007:45-47) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian
kualitatif yang baik, antara lain :
1. Peneliti menggunakan prosedur mendapatkan data yang tepat
2. Peneliti membatasi penelitian didalam asumsi dan karakteristik dari
pendekatan kualitatif
3. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya
4. Peneliti memulai penelitian dengan satu fokus
5. Peneliti berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam
penggumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan
Tujuan utama penelitian adalah untuk memahami fenomena atau gejala-
gejala sosial yang menitik beratkan pada gambaran yang lengkap yang akan
dikaji dalam variabel-variabel yang terkait. Metode ini dapat membantu

21
22

peneliti dalam memperoleh informasi masalah atau gejala, fakta atau realita
yang dihadapi, sekaligus memberikan pemahaman dan pengertian baru maslah
tersebut sesudah menganalisis data. Jadi data yang akan dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar, tulisan maupun hasil wawancara yang kemudian dijadikan
suatu dalam bentuk hasil penelitian yang berupa kalimat.

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTsN 3 Muaro Jambi, yang berada di
kelurahan Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro jambi.
2. Subjek Penelitian
Dalam penlitian ini yang dilakukan di MTsN 3 Muaro Jambi, dan yang
akan menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa/i kelas
VII MTsN 3 Muaro Jambi yang terdiri dari 2 kelas (Kelas A dan Kelas C)

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data yang bersifat
kualitatif. Untuk memproleh data dan informasi yang diperlukan sesuai
dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan data
yang berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka
diperlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data tersebut
meliputi :
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada penggumpul data. Data primer ini disebut juga data asli atau data
baru (Sugiyono, 2015). Oleh karena itu, data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari informan, baik dilakukan melalui
wawancara, observasi, dan alat kainnya. Data ini diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam dan Siswa/i
di MTsN 3 Muaro Jambi.
23

b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2015). Tersusun dalam bentuk dokumen dan rekaman atau dari
bahan kepustakaan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah lanngkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : wawancara
(Interview), Observasi (pengamatan), dan Dokumentasi.
1. Metode Observasi
Nasution dalam (Sugiyono, 2015) menyatakan bahwa observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmu hanya dapat bekerja bedasarkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang dipereoleh melalui obserbvasi.
Marshalll menyatakakn bahwa trough observation, the researcher learn about
behavior and the meaning attched to those behavoir. Melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi
yamg dilakukan disini yaitu observasi partisipasi pasif yaitu observasi terhadap
objek pengamatan tanpa terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi dilakukan
dengan mengamati secara langsung dilapangan dan mencatat apa yang
ditemukan dilapangan mengenai bagaimana karakter ketekunan siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di MTsN 3 Muaro Jambi.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksi makna suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti. (Sugiyono, 2015) Jadi wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan Tanya Jawab dengan orang yang dapat memberikan
keterangan atau informasi. Wawancara(Interview) dapat diartikan sebagai cara
24

yang digunakan untuk mendapatkan informasi brupa data primer maupun


sekunder dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap
muka(face to face).
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
semiterstruktur,yaitu jenis wawancara yang termasuk dalam kategori in-dep
interview,dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini teknik wawancara dimaksudkan untuk memperoleh
data dari narasumber seperti kepala sekolah, wali kelas, guru dan beberapa
siswa yang terkait dengan karakter ketekunana siswa pada mata pelajaran fiqh
kelas VII di MTsN 3 Muaro Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
(Sugiyono, 2015) Jadi, metode ini digunakan sebagai pelengkap dari metode
lainnya.
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data berupa :
Sejarah berdirinys MTsN 3 Muaro Jambi, data tentang guru dan staf-staf,
data siswa dan fasilitas yang digunakan, struktur organisasi, program
pengembangan penanaman nilai-nilai karakter ketekunan siswa serta
dokumentasi lainnya yang menguatkan hasil penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis dari
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalamm kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukann sintesa, menyusun kedalam pola , memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data
kualitatif bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
25

selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis


(Sugiyono, 2015).
Berikut Komponen dalam analisis data :
a. Reduksi Data (Reduction Data)
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya.
b. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Penyajian data dilakukan dengan menggelompokan data sesuai dengan
sub babnya masing-masing, data yang telah didapatkan dari hasil
wawancara, sumber tulisan maupun sumber pustaka. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya, namun dalam penelitian kualitatif
penyajian data yang sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan berdasarkan analisis
data. Peneliti menjumlah dan mengklarifikasikan data yang telah
didapatkan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktiif, hipotesis atau teori.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Keabsahan data ini sebagai suatu usaha peneliti untuk menunjukkan bahwa
penelitian ini benar-benar ilmiah. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi diartikan
26

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai


teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkkan data dan
sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2015).
Peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kreadibilitas data yaitu
mengecek data dari berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data. Triangulasi berupa peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2015) dalam hal ini peneliti
berusaha membandingkan data hasil wawancara kepala sekolah, guru, wali
kelas VII dan siswa kelas VII
b. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kreadibilitas data yang
dilakukan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data ynag lebih
valid. Dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-
ulang sehingga sampai ditemukan kepastiannya.
27

DAFTAR PUSTAKA

Aini Nur Redita. (2021). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA


PEMBELAJARAN FLIPBOOK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
DI SMPN 34 TEBO.
Angela A. (2018). PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 9 PURWORKERTO.
New England Journal of Medicine, 372(2), 2499–2508.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7556065%0Ahttp://www.pubmedcentr
al.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC394507%0Ahttp://dx.doi.org/10.101
6/j.humpath.2017.05.005%0Ahttps://doi.org/10.1007/s00401-018-1825-
z%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27157931
Aqib Zainal, A. A. (2017a). pedoman pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Gava Media.
Aqib Zainal, A. A. (2017b). pedoman pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Aqib Zainal, A. A. (2017c). Pedoman Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
Destya, M. S. (2021). Implementasi kegiatan keagamaan dalam peningkatan
karakter disiplin siswa madrasah tsanawiyah laboratarium kota jambi
skripsi.
Hairuddin Enni K. (2014). Membentuk Karakter Anak Dari Rumah.
Lestari, P. (2016). Membangun Karakter Siswa Melalui Kegiatan Intrakurikuler,
Ekstrakurikuler, dan Hidden Curriculum di SD Budi Mulia Dua Pandeansari
Yogyakarta. Jurnal Penelitian, 10(1), 71.
https://doi.org/10.21043/jupe.v10i1.1367
Mulyadi, N., & Haura, N. (2019). “Pengertian Pendidikan.” Academia, 1–12.
Mulyasa E. (2018). Manajemen Pendidikan Karakter.
Septiani, N. T. (2019). Pengaruh Ketekunan Belajar dan Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Se-Gugus
Martopuro Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. 1–156.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D), 320.
28

Zahidi, S. (2019). INTERNALISASI KARAKTER KEMANDIRIAN PADA


MATA PELAJARAN PAI (Kajian Atas Proses Pembelajaran di SMP N 2
BABAT Lamongan). Kuttab, 3(2). https://doi.org/10.30736/ktb.v3i2.226

Anda mungkin juga menyukai