Anda di halaman 1dari 15

TEORI BELAJAR HUMANISME

Makalah Ini Dibuat dengan Tujuan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar-dasar Pendidikan MIPA

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Taty Sulastry, M.Si

OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS PENDIDIKAN KIMIA A

Hardianita Dwi Pebriana S 1713042004

Rahmi 200105500011
Rasnidar 200105500017
Rio Putrawiguna 200105501001
Riza Rahma 200105502009
Rysfa Nuur Ahad 200105502005
Wenny Satryani 200105501019
Wiwi Saputri 200105502017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “ Teori Belajar Humanisme ”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan dari Allah SWT. dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini dan oleh karenanya, penulis dengan terbuka menerima masukan,

saran serta usul guna menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, saya selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca.

Belawa, 25 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Humanisme ..................................................................... 3


B. Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanisme .......................................................... ...... 3
C. Prinsip Dasar Teori Belajar Humanisme ................................................................ 5
D. Implikasi dan Aplikasi Teori Belajar Humanisme dalam Pendidikan ................... 7
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanisme .......................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan
terhadap pendekatan psikoanalisa dan behabvioristik. Sebagai sebuah aliran dalam
psikologi, aliran ini boleh dikatakan relatif masih muda, bahkan beberapa ahlinya
masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang
pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri
dan hal-hal yang bersifat positif tentang manusia.
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya
dalam dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanisme menyatakan bahwa
bagian terpenting dalam proses pembelajaran adalah unsur manusianya. Humanisme
lebih melihat sisi perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus pada
ketidaknormalan atau sakit. Manusia akan mempunyai kemampuan positif untuk
menyembuhkan diri dari sakit tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin
dikembangkan oleh teori humanisme.
Teori belajar humanisme bertujuan bahwa belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami lingkungan dan
dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya
lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan
psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori humanisme lebih
mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini
lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia
yang dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paing ideal.
Salah satu teori belajar yaitu humanistik yang menekankan perlunya sikap
saing menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu
individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Teori ini meyakini bahwa klien
sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist
hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, dalam
Sudrajat bahwa teknik-teknik assesment dan pendapat para terapist bukanlah hal yang

1
penting dalam melakukan treatment.
Deskripsi tersebut menunjukkan betapa pentingnya mendeskripsikan dan
mengkaji teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran di tengah
kegagalan pendidikan Indonesia yang lebih mementingkan dan hanya menjadikan
aspek kognitif sebagai acuan terbesar dalam mengukur kualitas pendidikan di
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar humanisme?
2. Siapakah tokoh-tokoh yang berkaitan dengan teori belajar humanisme?
3. Apa saja prinsip dasar teori belajar humanisme?
4. Bagaimana implikasi dan aplikasi teori belajar humanisme dalam pendidikan?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar humanisme.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berkaitan dengan teori belajar humanisme.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar teori belajar humanisme
4. Untuk mengetahui implikasi dan aplikasi teori belajar humanisme dalam
pendidikan.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR HUMANISME


Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
yang beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada kemampuan
pembangunan yang positif. Kemampuan positif tersebuterat dan pengembangan emosi
positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik yang sangat
kuat yang muncul dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran
humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Dimana m emanusiakan manusia di sini berarti memiliki tujuan
untuk mencapai realisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar
secara optimal.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu
peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu
untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses
belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya,
seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat
dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan
sebagainya) dapat tercapai.
B. TOKOH-TOKOH TEORI BELAJAR HUMANISME
1. Arthur Combs (1912-1999)
Arthur Combs bersama dengan Donald Syngg menyatakan bahwa belajar
terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan
pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa.
3
Sehingga siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan
sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain hanyalah dari ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan sesautu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi
dirinya.
Sehingga guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya,
guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku
internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak
guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi
pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah
menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa
diri siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
2. Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua
hal : suatu usaha yang positif untuk berkembang; kekuatan untuk melawan atau
menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang
mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang
sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan
untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia
dapat menerima diri sendiri.
3. Carl Roger
Seorang psikolog humanism yang menekankan perlunya sikap saling
menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-
masalahkehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran
adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.
Ada beberapa Asumsi dasar teori Rogers adalah: Kecenderungan formatif;
Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih

4
kecil; Kecenderungan aktualisasi; Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk
bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual
mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
C. PRINSIP DASAR TEORI BELAJAR HUMANISME
Pendekatan humanistik menganggap peserta didik sebagai a whole person atau orang
sebagai suatu kesatuan. Dengan kata lain, pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi
atau bahan ajar yang menjadi sasaran, tetapi juga membantu peserta didik
mengembangkan diri mereka sebagai manusia. Keyakinan tersebut telah mengarahkan
munculnya sejumlah teknik dan metodologi pembelajaran yang menekankan aspek
humanistik pembelajaran. (Alwasilah, 1996: 23) Dalam metodologi semacam itu
pengalaman peserta didik adalah yang terpenting dan perkembangan kepribadian mereka
serta penumbuhan perasaan positif dianggap penting dalam pembelajaran mereka.
Pendekatan humanistik mengutamakan peranan peserta didik dan berorientasi pada
kebutuhan. Menurut pendekatan ini, materi atau bahan ajar harus dilihat sebagai suatu
totalitas yang melibatkan orang secara utuh, bukan sekedar sebagai sesuatu yang
intelektual semata-mata. Seperti halnya guru, peserta didik adalah manusia yang
mempunyai kebutuhanemosional, spritual, maupun intelektual. Peserta didik hendaknya
dapat membantu dirinya dalam proses belajar mengajar. Peserta didik bukan sekedar
penerima ilmu yang pasif. (Purwo, 1989: 212).
Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:
1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai
relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu
kecil. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam
memperoleh cara.
5. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya
6. Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
7. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
8. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk
mawasdiri
5
9. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar
yang penting yaitu:
1. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu
alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan
asimilasi pengalaman baru,
2. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan peserta didik,
3. belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar,
4. belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang
belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
5. belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun
perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan
6. kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan
evaluasi diri orang lain tidak begitu penting. (Dakir, 1993: 64)
Menurut Ali Syari’ati dalam Salahuddin Anas, dideskripsikan ke dalam prinsip – prinsip
diantaranya adalah :
1. Manusia adalah makhluk asli, artinya mempunyai substansi yang mandiri diantara
makhluk-makhluk lain yang memiliki esensi kemuliaan.
2. Manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas yang merupakan kekuatan
paling besar dan luar biasa. Kemerdekaan dan kebebasan memilih adalah dua sifat
illahiyyah yang menjadi ciri menonjol yang ada pada diri manusia.
3. Manusia adalah makhluk yang sadar (berpikir) sebagai karakteristik manusia yang
paling menonjol. Sadar berarti manusia dapat memahami realita alam luar dengan
kekuatan berpikir.
4. Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya sendiri, artinya dia adalah
makhluk hidup satu-satunya yang memiliki pengetahuan budaya dan kemampuan
membangun peradaban.
5. Manusia adalah makhluk kreatif, yang menyebabkan manusia mampu menjadikan
dirinya makhluk sempurna didepan alam dan di hadapan Tuhan.
6. Manusia makhluk hidup yang mempunyai cita-cita dan merindukan suatu yang
ideal, artinya dia tidak akan menyerah dan menerima apa yang ada. Kemudian selalu
berusaha mengubahnya menjadi apa yang semestinya.
6
D. IMPLIKASI DAN APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISME DALAM
PENDIDIKAN
1. IMPLIKASI
Implikasi teori humanistik dalam proses pembelajaran sering dikritik karena
cukup sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Akan tetapi karena sifatnya
yang ideal, yaitu memanusiakan manusia, maka teori humanistik mampu memberikan
arah terhadap semua komponen pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan
tersebut.
Aspek emosional dan karakteristik individu dalam belajar perlu diperhatikan
oleh pendidik dalam merencanakan pembelajaran guna mewujudkan tujuan ideal yang
ingin dicapai.Teori humanistik dapat membantu para pendidik dalam memahami arah
belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada
konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya.
Meskipun teori humanistik ini masih sukar diterjemahkan ke dalam langkah-
langkah pembelajaran yang praktis dan operasional, namun sumbangan teori ini amat
besar. Ide-ide, konsep- konsep, taksonomi-taksonomi tujuan yang telah
dirumuskannya dapat membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakekat
kejiwaan manusia. Hal ini akan dapat membantu mereka dalam menentukan
komponen-komponen pembelajaran seperti perumusan tujuan, penentuan materi,
pemilihan strategi pembelajaran, serta pengembangan alat evaluasi, ke arah
pembentukan manusia yang dicita-citakan tersebut.
Yang terpenting dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan teori
humanistik yakni membangun hubungan baik yang bersahabat antara pendidik dan
peserta didik. Dengan demikian peserta didik dengan sendirinya akan menyadari diri
dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
2. APLIKASI
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya
dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu
adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dala pendidikan.
Dalam artikel “What is Humanistik Education?”, Krischenbaum menyatakan bahwa
sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria.
Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam

7
pendidikan. Ide mengenai pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi
humanistik.
Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist”
Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut
Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya.
Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada
berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori
psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh,
yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada
pembangunan kemampuan positif ini.
Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif
yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga
relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan,
penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan
pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas ketrampilan
interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.
Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para pendidikan yang
beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu
anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi,
mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanistik
mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai perilaku manusia.
“Berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa
membantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?
Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak
bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan.
Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara
humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi
adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran
humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan
pendidikan emosi sama dengan mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia.

8
Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari
pendekatan humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang
menitikberatkan kognisi.
Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu
usaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis manuisa atau dengan freudian yang
melihat motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual, humanistik melihat
perilaku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih
tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu
bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas
perbedaan antara motivasi manusia dan motivasi yang dimiliki binatang. Hirarki
kebutuhan motivasi maslow menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan
untuk bersama manusia lain, berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga
menggambarkan motovasi dalam level yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis
dan keamanan.
Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang
lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia
mempunyai keinginan alami untuk berkembang, untuk lebih baik, dan juga belajar.
Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini dengan
memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar
apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan
juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang
membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan
sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada
behaviorisme.
Secara singkatnya, penedekatan humanistik dalam pendidikan menekankan
pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode
untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati
keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun

9
diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya
dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang
ada dalam diri mereka.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BELAJAR HUMANISME
1. KELEBIHAN
Kelebihan teori ini ada berbagai macam yaitu, teori ini untuk diterapkan dalam
materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap dan analisis sosial. Kemudian, teori ini dapat membuat siswa merasa senang,
berinisiatif dalam belajar atas kemauan sendiri. Kelebihan lain seperti, siswa
diharapkan menjadi manusia yang bebas,tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secarabertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak
orang lain atau melanggar norma,aturan,disiplin atau etika yang berlaku.
Peran guru pembimbing disini juga dibutuhkan.Guru harus benar benar sabar.
Tidak boleh terlalu menekan kemampuan anak tersebut. Guru harus pandai-pandai
memahami sifat masing-masing muridnya. Guru harus tetap tersenyum didepan
muridnya. Guru tidak boleh emosional dan sering terbawa perasaan dengan apa yang
dilakukan murid disekolah. Guru harus memahami cara berfikir mereka yang berbeda
beda. Adanya diskusi dan interaksi guru ke murid juga penting.
2. KEKURANGAN
Akan tetapi disamping kelebihan adapun kekurangannya yaitu, siswa yang
tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar. Lalu,
siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses
belajar. Jadi, dengan cara belajar humanisme ini sangat cocok diterapkan kepada anak
yang tidak aktif dikegiatan belajar mengajar. Bagi anak pemalu metode belajar
mengajar ini juga sangat cocok.Teori pembelajaran ini tidaklah mudah.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat dikemukakan beberapa
poin penting sebagai kesimpulan, yaitu :
1. Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
2. Tokoh dalam teori ini adalah Arthur Combs, Maslow dan Carl Roger.
3. Prinsip dasar metode pendekatan humanistik mengutamakan peranan peserta didik
dan berorientasi pada kebutuhan. Menurut pendekatan ini, materi atau bahan ajar
harus dilihat sebagai suatu totalitas yang melibatkan orang secara utuh, bukan
sekedar sebagai sesuatu yang intelektual semata-mata.
4. Aplikasi serta implikasi dalam teori ini, yaitu peserta didik diharapkan menjadi
manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku serta guru hanya
sebagai fasilisator.
5. Kelebihan teori ini yaitu untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang
bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis
sosial. Sedangkan kekurangannya yaitu siswa yang tidak mau memahami potensi
dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
B. SARAN
Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu
memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan dan saran dalam bentuk apapun sangat
kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Purwo, Bambang Kaswanti. (ed.)PELLBA 2 : Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma


Jaya. Jakarta : Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. 1989.

https://www.academia.edu/5118179/Teori_belajar

http://mari-berhitung-matematika.blogspot.com/2017/12/makalah-teori-belajar-
humanisme.html

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ajengnindi/teori-belajar-
humanisme-manusia_5927fa9b109373425218ffba

https://www.google.com/search?q=prinsip+dasar+teori+belajar+humanisme&client=ms-
android-oppo&sxsrf=ALeKk02ugepKR0YDGDz16-5WjlwIl-
oOTA%3A1629942406590&ei=hvImYdC5I8Xl9QPc5ZGwCQ&oq=prinsip+dasar+t
eori+belajar+humanisme&gs_lcp=ChNtb2JpbGUtZ3dzLXdpei1zZXJwEAMyBAgA
EEcyBAgAEEcyBAgAEEcyBAgAEEcyBAgAEEcyBAgAEEcyBAgAEEcyBAgAE
EdQAFgAYNLxBWgAcAF4AIABAIgBAJIBAJgBAMgBCMABAQ&sclient=mobil
e-gws-wiz-serp

https://www.edukasinfo.com/2021/03/pengertian-teori-belajar-humanistik-dan.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai