Dosen Pengampu :
Abdullah, M. Pd.
Disusun oleh:
Nur Aini
TAHUN 2019-2020
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
A. Pengertian teori belajar humanisme..............................................................3
B. Tokoh – Tokoh Teori Humanisme................................................................4
BAB III....................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, teori humanisme sifatnya lebih abstrak dan mendekati
bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari pada bidang
kajian psikologi belajar. Teori humanisme sangat mementingkan isi yang
dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak
berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang
dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pemahaman tentang
prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh
teori-teori belajar lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui teori belajar humanisme?
2. Untuk mengetahui tokoh – tokoh yang berperan dalam teori humanisme?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pemahaman terhadap belajar yang diidealkan menjadi teori
humanisme dapat memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya
memanusiakan manusia. Hal ini menjadikan teori humanisntic bersifat sangan
eklektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap pendiriian atau pendekatan
belajar tertentu akan ada kebaikan dan ada pula klemahannya. Dalam arti ini
elektisisme suatu system dengan membiarkan unsure-unsur tersebut dalam
keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanisme akan
memanfaatkan teori-teori apapunasal tujuanya tercapai yaitu memanusiakan
manusia.
1. Arthur Combs
4
Peserta didik akan tertarik dan bersemangat untuk belajar jika apa
yang dipelajari akan menjadi suatu informasi baru yang bermakna dan
bermanfaat bagi dirinya.
Informasi baru yang dipahami peserta didik itu bukan hasil transfer
langsung dari guru ke peserta didik. Peserta didik sendirilah yang mecerna
dan mengolah apa yang disampaikan oleh guru menjadi sesuaidan
bermakna. Atrinya informasi itu diperolehnya sendiri dan peserta didik
menjadi pemilik informasi tersebut. Peran guru disini adalah sebagai
pembimbing yang mengarahkan.
5
1. Kebutuhan jasmaniah atau dasar (basic needs), seperti makan, minum,
tidur, dan sex menuntut sekali untuk dipuaskan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan kesehatan, keamanan
lingkungan, lapangan kerja, sumber daya, dan terhindar dari bencana.
3. Kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingnees needs), butuh cinta,
persahabatan, dan keluarga,kebutuhan menjadi anggota kelompok, dan
sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), butuh kepercayaan diri, harga
diri, prestasi, dan penghargaan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), moralitas, kreativitas,
dan ekspresi diri.
3. Carl R. Rogers
6
Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya
menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh dan lebih dapat menjadi
dirinya sendiri.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
2. Kehidupan ekstansial
4. Perasaan bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa
adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative
pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa
secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya masa depan tergantung
pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa pada masa lampau sehingga ia
dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupanya dan merasa
mampu melakukan apa yang saja yang ingin dilakukanya.
5. Kreatifitas
7
dengan cirri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respon atas stimulus kehidupan yang
beraneka ragam disekitarnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10