Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah”Teori Belajar”

Dosen Pengampu :
Abdullah, M. Pd.

Disusun oleh:

Adilatul Himmah F.U

Nur Aini

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL JADID

TAHUN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada penulis, yang pada
kesempatan kali ini penulis dapat menuangkan tinta untuk mengukir ilmu
pengetahuan yang sangat di butuhkan dan semoga dapat bermanfaat bagi
penulis serta pula bermanfaat bagi pembaca.

Sholawat serta salam marilah selalu kita hadirkan keharibaan


Rasulullah Muhammad SAW sebagai uswah al-hasanah yang senantiasa di
harapkan syafaatnya di hari kiamat.

Dalam penyusunan makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan terima


kasih kepada :

1. KH. Zuhri Zaini, BA selaku pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid.


2. Dr. KH. Hamid Wahid, M.Ag selaku rektor Universitas Nurul Jadid.
3. Bapak Muzammil,M.Pd selaku dosen pengampu yang senantiasa
meluangkan waktunya demi membimbing penulis.
4. Rekan-rekan yang selalu memberi semangat serta dukungannya
kepada penulis.
Seperti pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Penulis
sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin yarabbalalamin.

Paiton, 22 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
A. Pengertian teori belajar humanisme..............................................................3
B. Tokoh – Tokoh Teori Humanisme................................................................4
BAB III....................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi


ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behabvioristik. Sebagai
sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda,
bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan
konsep yag relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat
menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat
positif tentang manusia.

Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan


aplikasinya dalam dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanisme
menyatakan bahwa bagian terpenting dalam proses pembelajaran adalah
unsure manusianya. Humanisme lebih melihat sisi perkembangan kepribadian
manusia dibandingkan berfokus pada “ketidaknormala”atau “sakit”.manusia
akan mempunyai kemampuan positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit”
tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin dikembangka oleh teori
humanisme

Teori belajar humanisme bertujuan bahwa belajar adalah untuk


memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memhami
lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dati sudut pandang pengamatnya.
Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu
filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar.
Teori humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses
belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-
konsep pendidikan unttuk membentuk manusia yang dicita-citakan serta
tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal.

Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanisme


juga perlu untuk dipahami. Menurut teori humanisme, proses belajar harus

1
dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, teori humanisme sifatnya lebih abstrak dan mendekati
bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari pada bidang
kajian psikologi belajar. Teori humanisme sangat mementingkan isi yang
dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak
berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang
dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pemahaman tentang
prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh
teori-teori belajar lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian teori belajar humanisme ?


2. Siapakah tokoh – tokoh dalam teori humanisme ?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui teori belajar humanisme?
2. Untuk mengetahui tokoh – tokoh yang berperan dalam teori humanisme?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian teori belajar humanisme


Dalam teori belajar humanistme proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan
pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teri ini lebih banyak
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam
bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa
yang bias kita amati dalam dunia keseharian. Menurut teori humanisme,
tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia pun mampu
mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si
siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenali diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang dad dalam diri mereka.

Dalam pelaksanaannya, teori humanisme ini antara lain tampak juga


dalam pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya
tentang belajar bermakna atau “Meaningful Lerning” yang juga tergolong
dalam aliran kognitif ini, mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi
bermakna.materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan
pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa
motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi
asimilasi pengetahuan baru kedalam struktur kognitif yang telah dimilikinya
teori humanisme berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan,
asal tujuannya untuk memenusiakan manusia yaitu mencapai aktualisai diari,
pemahama diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

3
Pemahaman terhadap belajar yang diidealkan menjadi teori
humanisme dapat memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya
memanusiakan manusia. Hal ini menjadikan teori humanisntic bersifat sangan
eklektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap pendiriian atau pendekatan
belajar tertentu akan ada kebaikan dan ada pula klemahannya. Dalam arti ini
elektisisme suatu system dengan membiarkan unsure-unsur tersebut dalam
keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanisme akan
memanfaatkan teori-teori apapunasal tujuanya tercapai yaitu memanusiakan
manusia.

Manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak ahli didalam


menyusun teorinya hanya terpukau pada aspek tertentu yang sedang menjadi
pusat perhatiannya. Dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu setiap ahli
melakukan penelitiannya dari sudut pandangnya masing – masing dan
menganggap bahwa keterangannya tentang bagaimana manusia itu belajar
adalah sebagai keterangan yang paling memadai. Maka akan terdapat
berbagai teori tentang belajar sesuai pandangan masing –masing.

B. Tokoh – Tokoh Teori Humanisme


Tokoh penting dalam teori belajar humanitik secara teoritik antara
lain adalah : Arthur Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers..

1. Arthur Combs

Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-


perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain.
Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang
lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah
sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah
persepsinya. Sesungguhnya para ahli psikologi humanisme melihat dua
bagian belajar, yaitu diperoleh informasi baru dan personalisasi informasi
baru tersebut.

1. Pemerolehan informasi baru

4
Peserta didik akan tertarik dan bersemangat untuk belajar jika apa
yang dipelajari akan menjadi suatu informasi baru yang bermakna dan
bermanfaat bagi dirinya.

2. Personalisasi informasi baru

Informasi baru yang dipahami peserta didik itu bukan hasil transfer
langsung dari guru ke peserta didik. Peserta didik sendirilah yang mecerna
dan mengolah apa yang disampaikan oleh guru menjadi sesuaidan
bermakna. Atrinya informasi itu diperolehnya sendiri dan peserta didik
menjadi pemilik informasi tersebut. Peran guru disini adalah sebagai
pembimbing yang mengarahkan.

Keliru jika guru berpendapatbahwa murid akan mudah belajar kalua


bahan pelajaran disusun dengan rapid an disampaikan dengan baik, tetapi arti
dan maknanya tidak melekat pada bahan ajar itu, murid sendirilah yang
mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam
dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana
pelajaran itu disampaikan,tetapi bagaimana membantu murid memetik arti
dan makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut dengan hidup
dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa misinya telah
berhasilan
2. Abraham Maslow
Abraham H. Maslow adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi
humanisme. Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali
terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang
penting didasrkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan
positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi
pertumbuhan.

Maslow, berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan


yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah yang paling asasi sampai dengan
kebutuhan tertinggi. Kebutuhan tersebut terbagi dalam lima tingkatan yaitu:

5
1. Kebutuhan jasmaniah atau dasar (basic needs), seperti makan, minum,
tidur, dan sex menuntut sekali untuk dipuaskan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan kesehatan, keamanan
lingkungan, lapangan kerja, sumber daya, dan terhindar dari bencana.
3. Kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingnees needs), butuh cinta,
persahabatan, dan keluarga,kebutuhan menjadi anggota kelompok, dan
sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), butuh kepercayaan diri, harga
diri, prestasi, dan penghargaan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), moralitas, kreativitas,
dan ekspresi diri.

Maslow membedakan antara empat kebutuhan pertama dengan satu


kebutuhan yang berikutnya (kebutuhan teratas). Keempat kebutuhan yang
pertama disebut deficiency neds (kebutuhan yang timbul karena kekurangan)
pemenuhan kebutuhan ini pada umumnyabergantung pada orng lain.
Sedangkan satu kebutuhan yang lain dinamakan growth needs (kebutuhan
untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri.

Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang


tingkatannya lebih rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada
terpenuhinyankebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Bagaimana
cara aktualisasi diri ini tampil,tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah
kebutuhan ini, muncul kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan
untuk mencari tahu, memperoleh ilmu dan pemahaman.

3. Carl R. Rogers

Metode yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut


non directive atau terapi yang berpusat pada klien (client centered therapy),
dan pioneer dalam risetnya pada proses terapi. Pendekatan terapi yang
berpuast pada klien dari Rogers sebagi metode untuk memahami orang lain,
menangani masalah-masalah gangguan emosional. Rogers berkeyakinan
bahwa pandangan humanisme dan holism terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

6
Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya
menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh dan lebih dapat menjadi
dirinya sendiri.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1. Keterbukaan pada pengalaman

Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua


pengalaman dengan fleksibel sehingga timbul persepsi baru. Dengan
demikian ia akan banyak mengalami emosi (emosional) baik yang positif
maupun yang negative.

2. Kehidupan ekstansial

Kualitas dari kehidupan ekstansial dimana orang terbuka terhadap


pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan
selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respon atas
pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Pengalaman akan menjadi hidup ketika seorang membuka diri terhadap


pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut
apa yang dirasakannya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia
dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan bebas

Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa
adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative
pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa
secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya masa depan tergantung
pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa pada masa lampau sehingga ia
dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupanya dan merasa
mampu melakukan apa yang saja yang ingin dilakukanya.

5. Kreatifitas

Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme


mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas

7
dengan cirri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respon atas stimulus kehidupan yang
beraneka ragam disekitarnya.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk


memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tokoh penting dalam teori belajar humanisme secara teoritik antara


lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Teori Belajar Humanisme (online).


(trimanjuniarso.files.wordpress.com). /2008/02/teori belajar humanism.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta :PT Rineka Cipta.

Karwono.2010.Belajar Dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber


Belajar.Ciputat:Cerdas Jaya.

Rahmahana, Ratna Syifa’a. 2008. Psikologi Humanisme dan Aplikasinya dalam


Pendidikan. sssssJurnal Pendididkan Islam,1-1-2008 : 99 – 114.

10

Anda mungkin juga menyukai