Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME

TUGAS KELOMPOK
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN HUMANISME
Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran Yang Diampu
Oleh Dr. Warman, M.Si

Oleh
Nama Nim
Darmawati 2105056062
Herlin Felisita 2105056064
Risnal Indrawan 2105056075

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDY PEND. PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya kepada kita semua,
sehingga kita masih bias melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi segala
larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang
tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semagat, dan dukungan yang tak ternilai harganya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Warman, M.Si, selaku dosen
pengampu mata kuliah belajar dan pembelajaran, dan semua teman teman yang telah
memberikan motifasi dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalampenulisan ini. Sehingga segala kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa universitas mulawarman pada khususnya dan
para pembaca pada umumnya.

Samarinda, September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar………………………………………………………………. 1
Daftar Isi……………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 5
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………….... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian teori humanisme…………………………………………… 6
B. Tokoh-tokoh teori humanisme………………………………………… 7
C. Kekurangan dan kelebihan humanisme………………………………. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………. 11
B. Saran………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.


Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk
melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai
potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan
pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini
erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain
afektif.

Menurut teori humanisme, manusia bertanggung jawab terhadap pilihan dalam


hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah
sikap dan perilakunya. Belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya
dan dirinya. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun mereka
mampu mancapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Humanisme meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan pendidik
berperan hanya sebagai fasilitator. Sikap serta pengetahuan merupakan syarat untuk
mencapai tujuan pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung. Pada
dasarnya manusia adalah makhluk yang spesial, mereka mempunyai potensi dan
motivasi dalam pengembangan diri maupun perilaku, oleh karenanya setiap individu
adalah merdeka dalam upaya pengembangan diri serta pengaktualisasiannya.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif


yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga
relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan,
penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan
pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas ketrampilan
interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian humanistik yang beragam
membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai
macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata
humanistik dala pendidikan. Dalam artikel “What is Humanistik Education?”

4
Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat
humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa tipe
pendekatan humanistik dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian teori belajar humanisme ?
2. Siapakah tokoh – tokoh dalam teori humanisme ?

C. Tujuan penulisan makalah


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain adalah :
1. Untuk dapat mengetahui teori belajar humanisme?
2. Untuk mengetahui tokoh – tokoh yang berperan dalam teori humanisme?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Humanisme


Dalam teori belajar humanistme proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teri ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih
tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti
apa adanya, seperti apa yang bias kita amati dalam dunia keseharian. Menurut teori
humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia pun mampu mencapai
aktualisai diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama
para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenali diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Pemahaman terhadap belajar yang diidealkan menjadi teori humanisme dapat
memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya memanusiakan manusia. Hal ini
menjadikan teori humanisntic bersifat sangan eklektik. Tidak dapat disangkal lagi
bahwa setiap pendiriian atau pendekatan belajar tertentu akan ada kebaikan dan ada
pula klemahannya. Dalam arti ini elektisisme suatu system dengan membiarkan
unsure-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori
humanisme akan memanfaatkan teori-teori apapunasal tujuanya tercapai yaitu
memanusiakan manusia.
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak ahli didalam menyusun
teorinya hanya terpukau pada aspek tertentu yang sedang menjadi pusat perhatiannya.
Dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu setiap ahli melakukan penelitiannya
dari sudut pandangnya masing – masing dan menganggap bahwa keterangannya
tentang bagaimana manusia itu belajar adalah sebagai keterangan yang paling

6
memadai. Maka akan terdapat berbagai teori tentang belajar sesuai pandangan masing
–masing.

B. Tokoh-Tokoh Teori Humanisme


Tokoh penting dalam teori belajar humanitik secara teoritik antara lain adalah :

1. Abraham Maslow
Bagi penganut teori humanistic, rangkaian pembelajaran berangkat dan kembali
kepada individu. Dari teori-teori belajar behavioristik, kognitif dan kunstruktivistik,
teori inilah yang paling abstrak, yang mendekati dunia filsafat. Realitasnya
pandangan ini membahas pembelajaran dan segala aspeknya dalam kemasan paling
ideal. Artinya pandangan ini menaruh minat pada pemikiran pembelajaran yang
paling ideal dan relevan dari pada pembelajaran pada umumnya.

a. Biografi Abraham Maslow


Maslow hidup di masa dimana banyak pandangan dan aliran psikologi baru
yang hadir sebagai cabang keilmuan. William James mengembangkan
aliran Fungsionalisme yang berkembang di Amerika. Di Jerman lahir
psikologi gestalt, di wina hadir Sigmund Freud serta aliran behaviorisme
John B Watson yang mulai popular di Amerika. Di tahun 1954 Abraham
Maslow mempublikasikan karyanya berupa buku dengan judul Motivation
and Personality, dua aliran yang mendapat tempat di perguruan tinggi
Amerika ialah Signumd Freud dengan Psikoanalisanya dan John B. Watson
dengan Behaviorismenya. Maslow lahir di New York pada 1908, ia dikenal
dengan jasanya membidani lahirnya pandangan pengaktualisasian diri. Ia
wafat pada 1970 di California, Amerika. Maslow adalah lelaki yang cerdas,
semasa kecil ia menjalin hubungan yang kurang baik dengan ibundanya
yang keras dan kerap melakukan tingkah laku yang tidak ganjil. Ia
menceritakan dirinya di waktu anak-anak sebagai pemalu namun gemar
membaca buku.

b. Teori belajar humanistik Abraham Maslow


Dalam perspektif humanistik (humanistic perspective) menuntut potensi
peserta didik dalam proses tumbuh kembang, kebebasan menemukan jalan
hidupnya.12 Humanistic menganggap peserta didik sebagai subjek yang

7
merdeka guna menetapkan tujuan hidup dirinya. Peserta didik dituntun agar
memiliki sifat tanggung jawab terhadap kehidupannya dan orang di
sekitarnya. Maslow terkenal sebagai bapak aliran psikologi humanistic, ia
yakin bahwa manusia berperilaku guna mengenal dan mengapresiasi dirinya
sebaikbaiknya. Teori yang termasyhur hingga saat ini yaitu teori hirarki
kebutuhan. Menurutnya manusia terdorong guna mencukupi kebutuhannya.
Kebutuhankebutuhan itu mempunyai level, dari yang paling dasar hingga
level tertinggi. Dalam teori psikologinya yaitu semakin besar kebutuhan maka
pencapaian yang dipunyai oleh individu semakin sungguh-sungguh
menggeluti sesuatu.15 Perspektif ini diasosiasikan secara dekat dengan
keyakinan Abraham Maslow (1954, 1971) bahwa kebutuhan dasar tertentu
harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan.

Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang dimulai


dari yang terendah yaitu:

1) Fisiologis
2) Rasa aman
3) Cinta dan rasa memiliki
4) Harga diri
5) Aktualisasi diri.
Meskipun seseorang individu telah memenuhi kebutuhan-kebutuhan diatas,
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan percintaan
dan rasa mempunyai, meliputi kebutuhan akan rasa penghargaan, ia masih
akan diliputi oleh emosi yang tidak puas. Ketidak puasan ini berasal dari
dorongan dirinya yang terdalam, karena merasa ada kualitas atau potensi
dirinya yang belum teraktualisasikan. Pada intinya seseorang individu akan
dituntut untuk jujur terhadap semua potensi dan sifat yang ada pada dirinya.
c. Implikasi Teori Abraham Maslow dalam Pendidikan Agama Islam
Maslow merupakan salah satu pelopor aliran psikologi humanistic Maslow
percaya bahwa manusia terdorong untuk menerima dan memahami dirinya
sebisa mungkin. teori Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan) merupakan
teorinya yang terkenal sampai saat ini. Menurut Maslow, manusia terdorong
oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut mempunyai tahapan atau tingkatan, mulai dari yang rendah sampai
yang paling tinggi self actualization (aktualisasi diri). hirarki kebutuhan
(Hierarchy of needs) dari Maslow mengungkapkan bahwa manusia memiliki 5
kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan rasa
aman (safety and security needs ), kebutuhan kasih sayang dan memiliki
(love and belonging needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan
kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization). Sehingga pendidikan
humanistik haruslah pendidikan yang mencakup 5 kebutuhan tersebut.

8
2. Athur Colombs
Arthur Combs lahir pada tahun 1912 dan beliau wafat pada tahun 1999. Arthur
Combs adalah seorang pendidik/psikolog yang memulai karir akademis sebagai
profesor ilmu biologi dan psikolog sekolah di sekolah umum di Alliance, Ohio.Para
ahli Humanistik melihat adanya dua Bagian dalam belajar,yaitu perolehan informasi
baru dan personalisasi informasi tersebutpada individu. Comb berperpendapat bahwa
suatu hal yang sangat penting bagi seorang guru adalah bagaimana caranya bisa siswa
untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari bahan pelajarannya serta bagaimana
siswa dapat menghubungkan bahan pelajarannya dengan kehidupannya.menurut
Combs, jika kita memahami perilaku seseorang, kita harus memahami dunia persepsi
orang itu.

a. Konsep Aliran Humanistik tentang Potensi Manusia


Pada dasarnya kata “Humanistik” merupakan suatu istilah yang mempunyai
banyak makna sesuai dengan konteksnya. Misalnya, Humanistik dalam wacana
keagamaan berarti tidak percaya adanya unsur supranatural atau nilai trasendental
serta keyakinan manusia tentang kemajuan melalui ilmu dan penalaran. Disisi lain
Humanistik berarti minat terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang tidak bersifat
ketuhanan. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas menunjukkan bahwa
psikologi Humanistik menekankan peluang untuk pertumbuhan perilaku positif.
Pendekatan secara manusiawi terhadap potensi manusia menjadi fokus utama dari
psikologi humanistik. Dalam hal ini psikologi Humanistik mengeksplorasi
potensi apa yang dimiliki manusia untuk dikembangkan dan akan membantu
mengarahkan dalam proses pengembangan terutama potensi sosial, interpersonal
dan emosional.

b. Konsep Arthur W. Combs tentang Pengembangan Potensi


Manusia.

Arthur W. Combs mengatakan bahwa manusia memiliki potensi yang sangat


penting untuk dikembangkan. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ada lima hal
yang sangat berkaitan dengan pandangan psikologi Humanistik tentang
pendidikan yaitu : keterbatasan fisik, kesempatan, kebutuhan manusia, konsep
diri, serta penolakan dan ancaman. Oleh karena itu, kelima faktor tersebut bisa
menjadi penghambat dalam mengembangkan potensi manusia dan harus
ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Faktor yang menjadi
penghambat bagi pengembangan potensi anak didik meliputi ;

1. Keterbatasan Fisiologi
Kondisi fisiologi yang baik merupakan faktor pertama dan utama anak didik
dalam usaha berinteraksi dan mengeksplorasi lingkungan dan alam sekitarnya.

9
Kondisi fisiologi utama bagi anak didik adalah kesehatan, karena hal ini
sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik serta perkembangan
emosional anak. Adanya kekurangan gizi merupakan faktor yang menghambat
kekurangan perkembangan dan pertumbuhan anak didik yang menyebabkan
terganggunya aktivitas. Kekurangan gizi bagi anak akan menyebabkan mudah
terserang penyakit, malas, letih, kurang bersemangat, emosi tidak stabil yang
akhirnya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak didik.
2. Terbatasnya Kesempatan
Seperti pernyataan sebelumnya pengembangan potensi yang dimiliki anak
akan berkembang lebih aktif dan baik bila kesempatan diberikan secara luas
untuk menggunakan potensinya. Potensi yang dimiliki anak didik akan
berkembang dengan baik bila diberi stimulus dari lingkungannya dan mereka
menggunakannya sesuai tahap perkembangan anak didik.

3. Keterbatasan kebutuhan manusia


Combs mengatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Dan
pemenuhan kebutuhan akan melahirkan kepuasan dalam diri individu
sehingga ia dapat mengaktualisasikan dirinya. Tumbuhnya kebutuhan dasar
merupakan akibat dari kekurangan, sedangkan kebutuhan meta adalah
kebutuhan untuk pertumbuhan. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow
secara hirarki terdiri dari lima, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan, dan
kebutuhan aktualisasi diri.
4. Konsep diri
Combs mengemukakan bahwa yang dimaksud konsep diri adalah pandangan
diri tentang diri sendiri. Dalam hal ini konsep diri memiliki tiga dimensi
diantaranya, pertama, pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan ini
meliputi apa yang diketahui tentang diri sendiri, seperti usia, jenis kelamin,
bakat, minat, dan kemampuan. Kedua, harapan diri merupakan diri ideal, dan
ketiga, penilaian tentang diri. Ini merupakan hasil oengukuran terhadap diri
sendiri yang disebut harga diri
5. Tantangan dan ancaman
Tantangan dan ancaman merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi anak, seperti ketika
seorang anak didik mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas terhadap
gurunya, maka secara psikologis perhatian anak akan terfokus pada sesuatu
yang mengancam dirinya dan ia mengabaikan yang lain.

C. Kekurangan dan Kelebihan Teori Belajar Humanisme

1. Kekurangan

10
Peserta didik kesulitandalam mengenali diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
2. Kelebihan
Dalam pembelajaran pada teori ini siswa dituntutuntuk berusaha agar lambat laun
mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya.
Selain itu Teori humanistik mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi
dan budaya populer. Sekarang ini banyak psikolog yang menerima gagasan ini ketika
teori tersebut membahas tentang kepribadian, pengalaman subjektif manusia
mempunyai bobot yang lebih tinggi daripada relitas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
2. Tokoh penting dalam teori belajar humanisme secara teoritik antara lain
adalah: Arthur W. Combs dan Abraham Maslow.

B. Saran
Perlu adanya kajian yang lebih mendalam dan lebih luas tentang teori ini dan
aplikasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Teori Belajar Humanisme (online).


(trimanjuniarso.files.wordpress.com). /2008/02/teori belajar humanism.
Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran Interaktif, (Bandung: PT Refrika
Aditama, 2014), hlm. 2
Iskandar, Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap
Peningkatan Kinerja Pustakawan, Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016, hlm. 27
Ibid., hlm.215-216 15 Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran.....,hlm. 31
Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan....,hlm. 201

12

Anda mungkin juga menyukai