Anda di halaman 1dari 17

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

MAKALAH

Oleh:

Kelompok6

Rantia Ningsih

Rika latifahanum

Rizky fuzi Utami tanjung

PROGRAMSTUDIPENDIDIKANAGAMAISLAM

DosenPengampu:BapakAnugerahMuliaTampubolon,M.Pd

SEKOLAHTINGGIILMUTARBIYAH

AL–HIKMAHTEBINGTINGGI

TAHUNAKADEMIK2022/2023
BAB I PENDAHULUAN

KATAPENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniNya sehingga
kami dapat menyelesaika nmakalah ini dengan tepat waktu dengan judul teori belajar humanistik

Shalawat dan salam tidak lupa kami sampaikan kepada pemimpin para nabi, nabi
Muhammad Shallallahu‘AlaihiWasallam yang kita harapkan syafaatnya baik didunia maupun
diakhirat.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada bapak Anugerah MuliaTampu bolon,
M.Pd sebagai pengampu mata kuliah teori belajar dan pembelajaran yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman–teman
sekalian yang membantu kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Tebing tinggi 25 Oktober 2022

Tim penyusun
DAFTARISI

Kata Pengantar............................................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................................................ ii

BABI Pendahuluan...................................................................................................................... 1

1.Latar Belakang............................................................................................................... 1
2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
3. Tujuan............................................................................................................................. 2
BABII Pembahasan..................................................................................................................... 3

1 Pengertian Teori Belajar humanistik.......................................................................... 3


2. Teori humanistik menurut para ahli ...........................................................................
3. Ciri ciri pembelajaran humanistik ..............................................................................
4.Tujuan pembelajaran humanistik ................................................................................
5. Prinsip belajar humanistik
6.Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik.............................................

BABIII Penutup...........................................................................................................................

1.Kesimpulan.....................................................................................................................
2.Saran................................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB I

PEMBAHASAN

LATAR BELAKANG PENULISAN

Pengertian belajar secara umum adalah semua aktivitas mental ataupsikis yang
dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahantingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar atau sebelum belajar.

Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya (Baharun, 2016). Belajar memiliki teori-teori yang terbagi menjadi lima jenis
menurut para ahli.Salah satu dari lima teori tersebut adalah teori belajar Humanistik.

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya(Arbayah, 2013).

Teori ini tak hanya berpusat pada sisi pendidikan para peserta didik saja, namun juga sisi
psikologi mereka. Dengan kata lain, bahwa teori iniingin menonjolkan sisi kemanusiaan
dari manusia itu sendiri. Teori humanistik lebih mengedepankan proses belajar bukan pada
hasil belajar, tidak ada penekanan pada peserta didik dalam belajar yang dapat
mematikan potensi, minat, dan bakat. Proses belajar akan dipandangsukses saat pelajar
sudah bisa mengerti lingkungannya dan dirinya, serta berupaya untuk sampai manifestasi diri
dengan lebih baik.
2. Rumusan Masalah

Setelah mengkaji latar belakang diatas, dapat diambil beberapa permasalahan sebagai
kajian dari pembuatan makalah ini yakni diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar humanistik?

2. Bagaimana aliran teori humanistik menurut bloom crath whoal, honey dan
munford, habermas ?

3. Apa saja ciri-ciri pembelajaran humanistik

4. Apa tujuan pembelajaran humanistik?

5. Apa saja prinsip belajar humanistik?

6. Apa kelebihan dan kekurangan dalam teori belajar humanistik?

Tujuan

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengertian teori belajar behavioristik

2. Menganalisis aliran teori menurut bloom crath whoal, honey dan munford,
dan habermas

3. Mengetahui Ciri ciri pembelajaran humanistik

4. Mengetahui tujuan pembelajaran humanistik

5. Mengetahui prinsip belajar humanistik

6. Mengetahui kelebihan dan kurangan dari teori belajar humanistik


BAB II PEMBAHASAN

1. . PENGERTIAN HUMANISTIK

Pada dasarnya kata “Humanistik” merupakan suatu istilah yang mempunyaibanyak makna
sesuai dengan konteksnya. Misalnya, humanistik dalam wacanakeagamaan berarti tidak
percaya adanya unsur supranatural atau nilaitransendental serta keyakinan manusia
tentang kemajuan melalui ilmu danpenalaran. Di sisi lain humanistik berarti minat terhadap
nilai-nilai kemanusiaanyang bersifat ketuhanan. Sedangkan humanistik dalam tataran akademik
tertujupada pengetahuan tentang budaya manusia, seperti studi-studi klasik mengenaikebudayaan
Yunani dan Roma.

Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an. Adapunhumanistik
memandang manusia sebagai manusia, artinya manusia adalahmakhluk hidup ciptaan
Tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu. Ciri khas teorihumanistik adalah berusaha untuk
mengamati perilaku seseorang dari sudut sipelaku dan bukan si pengamat. Sebagai makhluk
hidup ia harus melangsungkan mempertahankan dan mengembangkan hidup nya dengan potensi
potensi yang dimilikinya

2.. TEORI HUMANISTIK MENURUT PARA AHLI

Teori Humanistik adalah teori dalam psikologi yang muncul pada tahun1950an
sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikodinamika. Aliran inisecara eksplisit telah
memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologidan konteks manusia dalam proses
pengembangan teori psikologis.

Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik yangberasal dari James
Bugental (1964), sebagai berikut:
• Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.• Manusia tidak memiliki konteks
yang unik di dalam dirinya.

• Kesadaran manusia sangat menyertakan kesadaran akan diri dalam konteksorang


lain.

• Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab masing-masing.1

• Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan juga memilikibanyak
kreativitas.

Pendekatan humanistik ini banyak mempunyai akar pada pemikiran eksistensi alisme
dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche,Heidegger, dan Sartre.

Ada beberapa teori belajar yang dikenal dalam dunia psikologi. Teori belajaritu antara lain
teori belajar behavioristik, humanistik, teori belajar kognitif,konstruktif, pemrosesan
informasi, dan kinerja otak. Sebagai teori yang palingpertama, teori behavioristik dikenal
sebagai teori yang paling kolot. Teori inimenempatkan peserta didik sebagai pihak
yang pasif dan hasil pendidikanberkiblat teori behavioristik ini adalah perilaku yang
ditampakkan. Teori inicenderung tidak mempertimbangkan sisi personal dan perasaan
peserta didik

Sehingga tidak heran hukuman adalah cara terbaik untuk menertibkan penyimpangan misalnya
seorang murid yang terlambat datang ke sekolah dihukum dengan membersihkan sekolah agar
memberikan efek jera .

Teori ini kemudian mendapatkan banyak pertentangan yang kemudianmemunculkan teori


baru untuk mengatasi kekurangan dari teori behavioristik ini.Teori tersebut adalah teori
humanistik. Seperti teori-teori di mana pun dan teoriapapun, setiap teori pun memiliki beberapa
ahli yang berperan di baliknya. Sepertiteori belajar humanistik yang terkenal dengan pendapat
dan pandangan dari 3 ahli,yaitu bloom & crath whoal , hany & munford , dan habermas .

Abd. Qodir (2017). “Humanistik” Teori Belajar Humanistik dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, Vol. 04,
1

No. 02, 2017, hal. 191.


Pandangan teori humanistik menurut para ahli

1. Bloom dan crath whoal

Teori Belajar Bloom dan Krathwohl

Bloom dan Krathwohl lebih menekankan perhatiannya pada apa yang pasti dikuasai oleh peserta
didik, setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya
dirangkum dalam tiga kawasan yang dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Melalui
taksonomi Bloom inilah telah berhasil memberikan inspirasi kepada banyak pakar pendidikan
dalam mengembangkan teori-teori maupun praktek pembelajaran.

Pada tatanan praktis, taksonomi Bloom ini telah membantu para pendidik untuk merumuskan
tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai, dengan rumusan yang mudah dipahami. Berpijak pada
taksonomi Bloom ini pulalah para praktisi pendidikan dapat merancang program-program
pembelajarannya. taksonomi Bloom ini telah banyak dikenal dan paling popular di lingkungan
pendidikan. Secara ringkas, ketiga kawasan dalam taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai
berikut:

1) Kognitif

Kognitif terdiri dari enam tingkatan:

a) Mengingat ( mengingat, menghafal );

b) Memahami ( menginterpretasikan );

c) Menerapkan ( menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah );

d) Menganalisis ( menjabarkan suatu konsep );

e) Mengevaluasi (membandingkan ide, nilai, metode, suatu konsep secara utuh);

f) Mengkreasi (merancang, membangun sesuatu yang baru );


2) Psikomotor

Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

a) Peniruan ( menirukan gerak );

b) Penggunaan ( menggunakan konsep untuk melakukan gerak );

c) Ketepatan ( melakukan gerak dengan benar );

d) Perangkaian ( melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar );

e) Naturalisasi ( melakukan gerak secara wajar ).

3) Afektif

Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

a) Pengenalan ( ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu );

b) Merespon ( aktif berpartisipasi );

c) Penghargaan ( menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu);

d) Pengorganisasian ( menghubung - hubungkan nilai-nilai yang dipercayai );

e) Pengalaman ( menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup )

2. Honey dan munford

Honey dan Mumford menggolongkan orang yang belajar kedalam empat macam
golongan, yaitu kelompok aktivis, golongan reflector, kelompok teoris dan golongan pragmatis.

a. Kelompok Aktivis

Orang-orang yang tergolong dalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang
melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Orang-orang tipe ini mudah
untuk diajak berdialog, memiliki pemikiran terbuka, menghargai pendapat orang
lain dan mudah percaya. Namun dalam melakukan tindakan sering kali kurang
mempertimbangkan secara matang dan lebih banyak didorong oleh
kesenangannya untuk melibatkan diri. Dalam kegiatan belajar, orang-orang
demikian senang pada hal-hal yang sifatnya penemuan-penemuan baru, seperti
pemikiran baru, pengalaman baru. Namun mereka cepat bosan dengan kegiatan-
kegiatan yang implementasinya memakan waktu lama.

b. Kelompok Reflector

Mereka yang termasuk kelompok ini kecendrungan berlawanan dengan kelompok


Aktivis. Dalam melakukan tindakan, orang-orang tipe reflector sangat berhati-hati
dan penuh pertimbangan. Pertimbangan baik-buruk, untung-rugi, selalu
diperhitungkan dengan cermat dalam memutuskan sesuatu. Orang-orang demikian
tidak mudah dipengaruhi, sehingga cenderung bersifat konservatif.2

c. Kelompok Teoris

Orang-orang tipe theorist memiliki kecenderungan yang sangat kritis. Mereka


suka menganalisis, berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Segala
sesuatu dikembalikan kepada teori dan konsep-konsep atau hukum-hukum.
Mereka tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Dalam
melakukan memutuskan sesuatu kelompok teoris penuh dengan pertimbangan,
sangat skeptif dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.

d. Kelompok Pragmatis

Orang-orang tipe pragmatis memiliki sifat-sifat yang praktis. Mereka tidak suka
berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil dan sebagainya.
Bagi mereka yang penting adalah aspek-aspek praktis. Sesuatu hanya bermanfaat
jika dipraktikkan. Bagi mereka, sesuatu adalah baik dan berguna jika dapat
dipraktekkan dan bermanfaat dalam kehidupan.
2
DR. C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta. Hal. 71-73
Ibid 74- 76
3. Habermas

Menurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Lingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun lingkkungan sosial,
sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangannya yang demikian, ia
membagi tipebelajar menjadi tiga, yaitu belajar teknis (technical learning), belajar praktis
(practical learning), dan belajar emansipatoris (emancypatory learning).

Masing-masing tipe memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Belajar teknis (technica learning)

Yang dimaksud belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat beinteraksi dengan
lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu
dipelajari agar dapat mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan
baik. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu alam atau sain amat dipentingkan dalam belajar teknis.

b. Belajar praktis (practical learning)

Sedangkan yang dimaksud belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan
baik. Kegiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antar sesama
manusia. Untuk itu bidang-bidang ilmu yang berhubungan sosiologi, komunikasi, psikologi,
antropologi, dan semacamnya, amat diperlukan. Sungguhpun demikian, mereka percaya bahwa
pemahaman dan keterampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak dapat
dipisahkan dengan kepentingan manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, interaksi yang benar
antara individu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya
dengan kepentingan manusia.

c. Belajar emansipatoris ( emancypatory learning)

Lain halnya dengan belajar emansipatoris. Belajar emansipatoris menekanan upaya agar
seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau
informasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi
kultural tersebut. Untuk itu, ilmu-ilmu yang berhubungan dengan budaya dan bahasa amat
diperlukan. Pemahaman dan kesadaran terhadap trasformasi kultural inilah yang oleh Habermas
dianggap sebagai tahap belajar yang paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan
tujuan pendidikan paling tinggi.

3 CIRI - CIRI PEMBELAJARAN HUMANISTIK

Ciri khas teori belajar humanistik adalah berusaha untuk mengamati perilaku seseorang dari
sudut si pelaku dan bukan si pengamat. Sebagai makhluk hidup, ia harus melangsungkan,
mempertahankan, dan mengembangkan, hidupnya dengan potensipotensi yang dimilikinya. Oleh
karena itu, pembelajaran humanistik akan memiliki ciri sebagai berikut:

 Pembelajaran akan merespons perasaan siswa, dan mengunakan ide-ide siswa untuk
melaksanakan interaksi yang sudah direncanakan.

 Berdialog dan berdiskusi dengan siswa.

 Menghargai siswa sebagai manusia yang memiliki kebutuhan untuk pribadinya (tidak
dapat digeneralisir).

 Memiliki kesesuaian antara perilaku dan perbuatan.

 Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk memantapkan kebutuhan


yang paling penting dari siswa).

4. TUJUAN BELAJAR HUMANISTIK

Dalam penerapannya pada pendidikan, tentunya teori belajar humanistik menelurkan tujuan yang
ingin dicapai untuk memperkuat ranah ini sesuai dengan penelusurannya mengenai manusia.
Tujuan dasar pendidikan Humanistik adalah mendorong siswa menjadi mandiri dan independen,
mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka, menjadi kreatif dan teetarik dengan
seni, dan menjadi ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Berikut adalah beberapa tujuan dari
toeri belajar humanistik :
 Menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta menciptakan pengalaman dan
program untuk perkembangan keunikan potensi siswa.

 Memudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu.

 Memperkuat perolehan keterampilan dasar (akademik, pribadi, antar pribadi,


komunikasi, dan ekonomi).

 Memutuskan pendidikan secara pribadi dan penerapannya.

 Mengenal pentingnya perasaan manusia, nilai, dan persepsi dalam proses pendidikan.

 Mengembangkan suasana belajar yang menantang dan bisa dimengerti, mendukung,


menyenangkan, serta bebas dari ancaman.

 Mengembangkan siswa masalah ketulusan, respek, menghargai orang lain, dan terampil
dalam menyelesaikan konflik.

5. PRINSIP BELAJAR HUMANISTIK

a. Sejalan dengan tujuan yang telah disampaikan di atas, prinsip-prinsip pendidikan


humanistik meliputi beberapa poin di bawah ini.

b. Siswa harus dapat memilih apa yang mereka ingin pelajari. Guru humanistik percaya
bahwa siswa akan termotivasi untuk mengkaji materi bahan ajar jika terkait dengan
kebutuhan dan keinginannya.

c. Tujuan pendidikan harus mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar mereka
tentang cara belajar. Siswa harus memotivasi dan merangsang diri pribadi untuk belajar
sendiri.
d. Pendidik Humanistik percaya bahwa nilai tidak relevan dan hanya evaluasi diri (self
evaluation) yang bermakna. Pemeringkatan mendorong siswa belajar untuk mencapai
tingkat tertentu, bukan untuk kepuasan pribadi. Selain itu, pendidik humanistik
menentang tes objektif, karena mereka menguji kemampuan siswa untuk menghafal dan
tidak memberi umpan balik pendidikan yang cukup kepada guru dan siswa.

e. Pendidik Humanistik percaya bahwa, baik perasaan maupun pengetahuan, sangat penting
dalam proses belajar dan tidak memisahkan domain kognitif dan afektif.

f. Pendidik Humanistik menekankan perlunya siswa terhindar dari tekanan lingkungan,


sehingga mereka akan merasa aman untuk belajar. Setelah siswa merasa aman, belajar
mereka menjadi lebih mudah dan lebih bermakna.

6. KELEBIHAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK

1. Tumbuhnya kreatifitas peserta didik.

Dengan belajar aktif dan mengenali diri maka kreatifitas yang sesuai dengankarakternya
akan muncul dengan sendirinya. Dengan begitu akan muncul keragaman karya.
Jika berlanjut kepada nilai jual misalnya maka itu juga akanmenambah pemasukan atau
paling tidak ada perasaan senang karena karyanya dihargai.

2. Semakin canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembanganbelajarnya.

Canggihnya teknologi ternyata mampu membangun motivasi dalam diripeserta


didik untuk belajar. Hal inilah yang membuat pikirannya terasah untuk menemukan
pengetahuan baru.

3. Tugas guru berkurang.

Dengan peserta didik yang melinbatkan dirinya dalam proses belajar itu jugaakan
mengurangi tugas guru karena guru hanylah failisator peserta didik. Gurutidak lagi
memberikan ‘ceramah’ yang panjang, cukup dengan memberikanpengarahan-
pengarahan.

4. Mendekatkan satu dengan yang lainnya.


Bimbingan guru kepada peserta didik akan mempererat hubungan antar
keduanya. Seringnya berkomunikasi akan menciptakan suasana yang
nyamankarena peserta didik tidak merasa takut atau tertekan. Begitupun antar
pesertadidik. Berdiskusi atau belajar kelompok akan membuat persahabatan
semakin erat, memahami satu sama lain, menghargai perbedaan dan menumbuhkan rasa
tolong menolong

7. KEKURANGAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Selain kelebihan yang sudah disebutkan di atas, teori belajar humanistik jugamemiliki
beberapa kekurangan.

1. Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran.Guru biasanya tidak


memberikan informasi yang lengkap sehingga peserta didikyang kurang referensi akan
kesulitan untuk belajar.

2. Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan.Misal saja guru menugaskan


peserta didik untuk berdiskusi sesuai kelompok, pastiada beberapa peserta didik yang
mengandalkan teman atau tidak mau bekerjasama.

3. Pemusatan pikiran akan berkurang Dalam hal ini guru tidak sepenuhnya
mengawasi karena system belajar yangseperti ini adalah siswa yang berperan aktif
menggali potensi, sehingga pesertadidik akan memanfaatkan keadaan yang ada.

4. Misal dalam mencari referensi menggunakan internet peserta didik malah bermain
game atau mengaktifkan akun sosial media. Secara otomatis pemusatan pikiran dalam
belajar akan terganggu.

5. Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi Dalam pembuatan tugas


peserta didik yang malas akan berinisiatif mengcopy pekerjaan temannya. Ini
akan mengurangi kepercayaan guru maupun temannya.
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata
lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung
bersifat elektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai.

Beberapa tokoh penganut aliran humanistik diantaranya adalah :

1. Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu aktifis, reflektor, teoris, dan
pragmatis.

2. Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar, yaitu belajar teknis, belajar praktis, dan
belajar emansipatoris.
3. Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar, yaitu kognitif, psikomotor, dan
efektf.

Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk
berfikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa
secara aktif dalam belajar.

2. Saran

Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu memanfaatkannya sebagai sumber
belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam
bentuk apapun sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Qodir (2017). “Humanistik” Teori Belajar Humanistik dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa, Vol. 04, No. 02, 2017.

Arbayah. 2013. Model Pembelajaran Humanistik. Jurnal Dinamika Ilmu, Vol. 13. No.2.

Baharuddin & Makin, M. (2017). Pendidikan Humanistik: konsep, teori, dan aplikasi praktis
dalam dunia pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

DR.C.Asri Budiningsih,2004.Belajar dan Pembelajaran.Penerbit Rinika Cipta,Yogyakarta.Hal.

Anda mungkin juga menyukai