Anda di halaman 1dari 11

Pembentukan Karakteristik Pada Madrasah Aliyah Imam Muslim

Nur Indah Sari, Rantia Ningsih


STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi, Jalan, Gatot Subroto KM. 3 No. 3 Kota Tebing Tinggi,
E-mail: nurindahsari17177@gmail.com, rantianingsih67@gmail.com

Abstrak: : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja pengaruh karakter peserta didik pda Madrasah
Aliyah Imam Muslim Sei Rampah. Serta mengetahui apa saja hal yang dapat mempengaruhi pendidikan
karakter siswa di Madrasah Aliyah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Hasil analisis dari penelitian ini diketahui bahwa faktor yang paling utama dalam
mempengaruhi karakter siswa yaitu keluarga,guru, lingkungan sekitar, dan media pembelajaran. Jika salah
satunya tidak ada, maka pembentukan karakter siswa tidak akan membentuk dengan semestinya, karena guru,
media pembelajaran, serta model pembelajaran peserta didik memiliki peran yang besar dalam pembentukan
karakter siswa. Untuk mendukung hal ini, ada baiknya para guru mengokohkan karakter yang
dimiliki.Selanjutnya, faktor yang paling penting yaitu kasih sayang dan dukungan dari keluarga. Karena jika
tidak ada dukungan dari keluarga, maka akan menghambat sebuah proses pembentuk karakter siswa. Yang
menghambat pembentukan karakter siswa, yaitu ketika tidak adanya keharmonisan dalam sebuah keluarga.

Kata-kata kunci: Karakter Peserta Didik, Pendidikan Karakter, Model Pembelajaran.

PENDAHULUAN goresan kemana ia akan diarahkan, jika


Membangun karakter atau yang saat ini sering diarahkan pada hal baik maka anak akan
kita dengar dengan sebutan carakter building berperilaku dengan penuh kebaikan sehingga
sedang menjadi perhatian banyak orang bahagia di dunia dan akhirat. Begitupun
terutama orang tua yang ingin mempunyai sebaliknya, jiga anak diarahkan kepada hal
anak-anak yang berkarakter baik atau positif. yang tidak baik, maka anak akan berperilaku
Karakter yang bersifat positif yakni suatu kurang baik, untuk dirinya dan orang
tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai sekitarnya.
positif dalam kehidupan bermasyarakat, Orangtua memang berperan penting dalam
berbangsa dan bernegara. Karakter yang penanaman karakter anak, tetapi tidak hanya
bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang orang tua dan keluarga yang berpengaruh
menunjukan nilai-nilai negatif terhadap dalam karakter anak, tetapi lingkungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan sekitarpun ikut berpengaruh. Anak tidak
bernegara. (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: selamanya diam di rumah, separuh waktu
682) Pentingnya membangun karakter sejak anak-anak lakukan diluar rumah dengan
dini karena pada prinsipnya anak dilahirkan teman-temannya.oleh karena itu tidak sedikit
dalam keadaan fitrah, atau jika diibaratkan karakter anak terpengaruhi oleh teman-teman
bagaikan kertas putih yang tulisannya bisa sepermainannya.
diisi dengan tulisan-tulisan yang baik atau Selain itu untuk anak-anak yang sudah masuk
tulisan yang tidak baik. Anak menerima setiap sekolah, mengenal teman-teman baru, yang
tidak jarang juga membawa karakter-karakter kekuatan sehingga bangsa ini tidak
yang tidak baik sehingga disadari atau tidak, terombang-ambing. Di sisi lain, karakter tidak
diikuti oleh anak-anak yang lain karena datang daengan sendirinya, namun harus
intensitas bertemu hampir setiap hari. Maka dibangun dan dibentuk untuk menjadikan
dari lingkungan sekolahpun ikut berperan suatu bangsa bermartabat (Pemerintah
dalam pembentukan karakter anak.Sayangnya Republik Indonesia, 2010: 3) uraian tersebut
untuk beberapa sekolah belum terlalu meninggalkan pesan bahwa karakter harus
memperhatikan karakter-karakter siswanya, diwujudkan secara nyata melalui tahapan-
biasanya pihak sekolah hanya memperhatikan tahapan tertentu. Salah satu tahapan yang
prestasi akademiknya saja. Sehingga karakter dapat dilakukan yaitu membangun karakter
siswa belum terlalu diperhatikan, terlihat yang kuat, melalui pendidikan guna membuat
masih sedikitnya sekolah-sekolah dasar yang bangsa ini memiliki karakter yang kuat,
juga mengadakan progam membangun bermartabat, dan memiliki great civilitation.
karakter atau yang dikenal dengan sebutan Karakter tidak terbentuk begitu saja, tetapi
(caracter building). Caracter building saat ini terbentuk melalui beberapa faktor yang
tengah menjadi daya tarik untuk orangtua mempengaruhi, yaitu: faktor biologis dan
menyekolahkan anaknya di sekolah yang faktor lingkungan.
memang mulai menekankan pentingnya a. Faktor Biologis
membangun karakter, dimana sekolah siap Faktor Biologis yaitu faktor yang
menanamkan pendidikan karakter sehingga berasal dari dalam diri orang itu
perlahan anak-anak mempunyai karakter yang sendiri. Faktor ini berasal dari
baik. Karena orangtua sering kali mendapat keturunan atau bawaan yang dibawa
kesulitan dalam mendidik anaknya, sehingga sejak lahir dan pengaruh keturunan
kebanyakan orangtua memilih sekolah yang dari salah satu sifat yang dimiliki
memang mempunyai pangaruh yang baik salah satu dari keduanya.
dalam membentuk karakter anaknya menjadi b. Faktor Lingkungan
manusia yang baik dan berada di jalan yang Disamping faktor-faktor hereditas
benar.Selain itu kesibukan menjadi alasan (faktor Endogin) yang relatif konstan,
untuk orangtua ketika prilaku anak menjadi sifatnya, yang terdiri antara lain atas
nakal.Maka orangtua memilih sekolah- lingkungan hidup, pendidikan,
sekolah yang memang juga memperhatikan kondisi dan situasi hidup dan kondisi
karakter siswa-siswinya satu per satu. masyarakat (semuanya merupakan
Karakter merupakan hal sangat esensial dalam faktor Eksogin) semuanya
berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu berpengaruh besar terhadap
hilangnya karakter akan menyebabkan pembentukan karakter.
hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi
juga memiliki fungsi seabagai penggerak dan Peserta Didik
Pendidikan karakter di nilai sangat penting sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari
untuk peserta didik karena pendidikan dalam keluarga, yang merupakan lingkungan
karakter adalah proses pendidikan yang pertama bagi pertumbuhan karakter anak.
ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, Setelah keluarga, di dunia pendidikan karakter
dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia ini sudah harus menjadi ajaran wajib sejak
atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai positif dan sekolah dasar.Anak-anak adalah generasi
yang seharusnya dimiliki seseorang menurut yang akan menentukan nasib bangsa di
ajaran budi pekerti yang luhur adalah amal kemudian hari. Karakter anak-anak yang
saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, terbentuk sejak sekarang akan sangat
bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, menentukan karakter bangsa di kemudian
berani memikul resiko, berdisiplin, berhati hari. Karakter anak-anak akan terbentuk
lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa, dengan baik, jika dalam proses tumbuh
berinisiatif, berkemauan keras, kembang mereka mendapatkan cukup ruang
berkepribadian, berpikiran jauh ke depan, untuk mengekspresikan diri secara leluasa.
bersahaja, bersemangat, bersifat konstruktif, Pentingnya karakter menjadi persoalan yang
bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang sangat serius dibahas. Pemerintah telah
rasa, bijaksana, cerdas, cermat, demokratis, menyisipkan pendidikan karakter dalam
dinamis, efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, kurikulum (2013:5). Pendidikan karakter
jujur, kesatria, komitmen, kooperatif, dalam kurikulum 2013 dimasukan dalam
cosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati, komptensi inti bagian 1 dan 2. Komptensi
lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan
mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, sosial dikembangkan secara tidak langsung
menghargai kesehatan, menghargai pendapat (inderect teaching) yaitu pada waktu peserta
orang lain, menghargai waktu, patriotik, didik belajar tentang pengetahuan
pemaaf, pemurah, pengabdian, (Kompetensi Inti 3) dan penerapan
berpengendalian diri, produktif, rajin, ramah, pengetahuan (Kompetensi 4).
rasa indah, rasa kasih sayang, rasa keterikatan, Nilai –nilai karakter yang dikembangkan
rasa malu, rasa memiliki, rasa percaya diri, dalam kemendiknas ada delapan belas
rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat karakter antara lain : karakter religius, jujur,
kebersamaan, setia, siap mental, sikap adil, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif,
sikap hormat, sikap nalar, sikap tertib, sopan mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
santun, sportif, susila, taat asas, takut semangat kebangsaan, cinta tanah air,
bersalah, tangguh, tawakal, tegar, tegas, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
tekun, tepat janji, terbuka, ulet, dan gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sejenisnya. social, dan bertanggung jawab. Pada jenjang
Sejatinya pendidikan karakter ini memang sekolah dasar khususnya kelas rendah
sangat penting bagi peserta didik. sudah diharapkan siswa memiliki lima karakter
dasar, yaitu: religius, jujur, disiplin, mandiri, sopan santun terletak pada cara
dan tanggung jawab. Tuntunan, hal yang pandang suatu masyarakat. Oleh
paling sederhana yang bias dilakukan adalah karena itu cara pandang sopan-santun
dengan cara menjadi contoh/figur/tauladan dan sikap suatu daerah mungkin
yang baik bagi peserta didik. Pendidikan berbeda dengan cara pandang
karakter bukan sekedar deretan ilmu, masyarakat yang lain. Sopan santun
pengetahuan namun aksi diperlukan ketika sesorang
positif dari pengetahuan yang sudah di dapat. berkomunikasi dengan orang lain,
Pembentukan dan pendidikan karakter siswa dengan penekanan utama pertama
secara intensif merupakan suatu keharusan kepada orang yang lebih tua atau guru
dan tidak bisa ditunda. Hal ini dapat dilakukan atau atasan, kedua kepada orang yang
apabila semakin banyak waktu siswa untuk lebih muda, anah buah, anak, murid,
berada di sekolah. Sehingga hal tersebut bawahan dan sebagainya, ketiga
memungkinkan guru untuk memberikan kepada orang yang setingkat atau
arahan, pembiasaan, dan bimbingan kepada sebaya, seusia atau setingkat status
siswa. Misal bagaimana harus bersikap sosial.
terhadap yang lebih tua, lebih muda, dan Disamping itu sopan santun juga
teman sebayanya. Pentingnya pendidikan berlaku ketika berkomunikasi dengan
karakter yang dilaksanakan oleh sekolah kawan atau lawan.Komunikasi
sejalan dengan pendapat dari Pala (2012: 23) dengan lawan memerlukan kekuatan
yang menyatakan “To be effective, character diplomatis yang lebih kuat
education mustinclude the entire school dibandingkan dengan perilaku kasar.
community and must be infused throughout Kesopanan bisa menambat hati lawan,
the entireschool curriculum and culture”, sebaliknya kekerasan akan
pendapatnya ini dapat diartikan bahwa agar menimbulkan dendam.
dapat berjalan efektif, pendidikan karakter b. Kebersihan, kerapian dan ketertiban
harus dimasukkan ke dalam lingkungan Pengetahuan tentang hubungan
sekolah dan harus ditanamkan melalui kebersihan dengan lingkungan
kurikulum dan budaya sekolah. dibentuk melalui proses pendidikan,
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tetapi kepekaan terhadap kebersihan
membentuk karakter: dibangun melalui proses pembiasaan
Dalam proses pembentukan karakter, ada sejak kecil. Konsisitensi orang tua
beberapa hal yang harus diperhatikan. terhadap keharusan anak untuk cuci
Diantara nya : tangan sebelum makan, cuci kaki
a. Pembiasaan tingkah laku sopan sebelum tidur, mandi dan gosok gigi
Sopan santun atau etiket adalah secara tertur, menyapu lantai dan
akhlak yang bersifat lahir. Ukuran halaman rumah,buang sampah di
tempat sampah, menempatkan sepatu kejujuran yang disampaikan dengan
ditempatnya, merapikan baju dan bertanggung jawab. Jujur bukan
buku dikamarnya. Merapikan tempat berarti mengatakan semua yang
tidur setiap bangun tidur, adalah diketahui apa adanya, tetapi
merupakan pekerjaan membiasakan mengatakan apa yang diketahui
anak pada hidup bersih hingga sepanjang mengandung kebaikan dan
kedasaran akan kebersihan itu tidak menyebutnya jika diperkirakan
menjadi bagian dari memabawa akibat buruk bagi dirinya
kepribadiannya. dan orang lain.
Pada usia remaja kebersihan harus d. Disipilin
didukung oleh pengetahuan empirik, Tingkah laku disiplin dilakukan
misalnya melihat benda dan air kotor, karena mengikuti suatu komitmen.
tangan kotor dan sebagainya dengan Disiplin bisa berhubungan dengan
mikroskup sehingga bisa kejujuran, bisa juga tidak. Kejujuran
menyaksikan sendiri kumankuman juga diwariskan oleh genetika orang
penyakit pada sesuatu yang kotor tuannya, terutama ketika anak masih
tersebut. Adapun perilaku bersih pada dalam kandungan, secara psikologis
masyarakat diwujudkan dengan dapat menetas pada anaknya.
pengaturan yang bersistem, misalnya Keharmonisan orang tua didalam
sistem pemeliharaan kebersihan rumah akan sangat berpengaruh
umum lengkap dengan sarana yang dalam membentuk watak dan
tesedia, sistem sanitasi, sistem kepribadian anak-anak pada umur
pembuangan limbah ditempat umum perkembangannya. Ketika anak masih
kemusian didukung dengan peraturan kecil, pantang orang tua bebohong
yang menjamin kelangsungan hidup kepada anaknya, karena kebohongan
bersih dan tertib. yang diarasakan oleh anak akan
c. Kejujuran menimbulkan kegelisahan serta
Kejujuran merupakan sifat terpuji. merusak tatanan psikologi seorang
Dalam bahasa arab disebut dengan anak.
istiah siddq dan amanah. Siddiq Indikator Pendidikan Karakter:
artinya benar, amanah artinya dapat Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan
dipercaya, ciri orang jujur adalah dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada
tidak suka bohong, meski demikian siswa dan membiasakan mereka dengan
jujur yang berkonotasi positif berbeda kebiasaan yang sesuai dengan karakter
dengan jujur dalam arti lugu dan kebangsaan.
polos. Dalam sifat amanah
mengandung arti cerdas, yakni
Berikut 18 indikator pendidikan karakter h. Demokratis, adalah cara berpikir,
bangsa sebagai bahan untuk menerapkan bersikap, dan bertindak yang menilai
pendidikan karakter pada siswa: sama hak dan kewajiban dirinya dan
a. Religius, adalah sikap dan perilaku orang lain.
yang patuh dalam melaksanakan i. Rasa ingin tahu, adalah sikap dan
ajaran agama yang dianutnya, toleran tindakan yang selalu berupaya untuk
terhadap pelaksanaan ibadah agama mengetahui lebih mendalam dan
lain, serta hidup rukun dengan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
pemeluk agama lain. dilihat, dan didengar.
b. Jujur, adalah perilaku yang j. Semangat kebangsaan, adalah cara
didasarkan pada upaya menjadikan berpikir, bertindak, dan berwawasan
dirinya sebagai orang yang selalu yang menempatkan kepentingan
dapat dipercaya dalam perkataan, bangsa dan negara di atas kepentingan
tindakan, dan pekerjaan. diri dan kelompoknya.
c. Toleransi, adalah sikap dan tindakan k. Cinta tanah air, adalah cara berpikir,
yang menghargai perbedaan agama, bersikap, dan berbuat yang
suku,etnis,pendapat, sikap, dan menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
tindakan orang lain yang berbeda dari dan penghargaan yang tinggi terhadap
dirinya. bahasa, lingkungan fisik, sosial,
d. Disiplin, adalah tindakan yang budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
menunjukkan perilaku tertib dan l. Menghargai prestasi, adalah sikap dan
patuh pada berbagai ketentuan dan tindakan yang mendorong dirinya
peraturan. untuk menghasilkan sesuatu yang
e. Kerja Keras, adalah perilaku yang berguna bagi masyarakat, mengakui,
menunjukkan upaya sungguh- dan menghormati keberhasilan orang
sungguh dalam mengatasi berbagai lain.
hambatan belajar, tugas dan m. Bersahabat/komuniktif, adalah
menyelesaikan tugas dengan sebaik- tindakan yang memperlihatkan rasa
baiknya. senang berbicara, bergaul, dan bekerja
f. Kreatif, adalah berpikir dan sama dengan orang lain.
melakukan sesuatu untuk n. Cinta damai, adalah sikap, perkataan,
menghasilkan cara atau hasil baru dari dan tindakan yang menyebabkan
sesuatu yang telah dimiliki. orang lain merasa senang dan aman
g. Mandiri, adalah sikap dan prilaku atas kehadiran dirinya.
yang tidak mudah tergantung pada o. Gemar membaca, adalah kebiasaan
orang lain dalam menyelesaikan menyediakan waktu untuk membaca
tugas-tugas.
berbagai bacaan yang memberikan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada
kebajikan bagi dirinya. karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan
p. Peduli lingkungan, adalah sikap dan bekerja sama, kemampuan bergaul,
tindakan yang selalu berupaya kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan
mencegah kerusakan pada lingkungan kemampuan berkomunikasi. Hal itu sesuai
alam di sekitarnya dan dengan pendapat Daniel Goleman tentang
mengembangkan upaya-upaya untuk keberhasilan seseorang di masyarakat,
memperbaiki kerusakan alam yang ternyata 80 persen dipengaruhi oleh
sudah terjadi. kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen
q. Peduli sosial, adalah sikap dan ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Seorang
tindakan yang selalu ingin member siswa yang mempunyai masalah dalam
bantuan pada orang lain dan kecerdasan emosinya, akan mengalami
masyarakat yang membutuhkan. kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat
Dampak Pendidikan Karakter: mengontrol emosinya. Siswa yang bermasalah
Berdasarkan buletin Character Educator, ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah,
yang diterbitkan oleh Character Education dan kalau tidak ditangani akan terbawa
Partnership, diuraikan bahwa hasil studi Dr. sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja
Marvin Berkowitz dari University of yang berkarakter akan terhindar dari masalah-
Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan masalah umum yang dihadapi oleh remaja
motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras,
akademik pada sekolah-sekolah yang perilaku seks bebas, dan sebagainya.
menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas Beberapa negara yang telah menerapkan
yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di
pendidikan karakter menunjukkan adanya antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang,
penurunan drastic pada perilaku negatif siswa Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-
yang dapat menghambat keberhasilan negara ini menyatakan bahwa implementasi
akademik. pendidikan karakter yang tersusun secara
Begitu juga halnya dengan buku yang sistematis berdampak positif pada pencapaian
berjudul Emotional Intelligence and School akademis.
Success (Joseph Zins, et.al, 2001). Buku ini Tips untuk Menerapkan Pendidikan
mengkompilasikan berbagai hasil penelitian Karakter di Sekolah:
tentang pengaruh positif kecerdasan emosi Berikut adalah tips untuk sukses menerapkan
anak pendidikan berbasis karakter di sekolah.
terhadap keberhasilan di sekolah.Dikatakan a. Memiliki nilai-nilai yang dianut dan
bahwa ada sederet faktor-faktor resiko disampaikan kepada seluruh stake
penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor- holder sekolah melalui berbagai
faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan media : buku panduan untuk orang tua
(dan siswa), news untuk orang tua, pada gejala-gejala yang menampakan diri,
pelatihan. dimana peneliti berusaha memahami arti
b. Staf pengajar dan administrasi peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan situasi
termasuk tenaga kebersihan dan tertentu dari perilaku seseorang atau
keamanan mendiskusikan nilai-nilai sekelompok yang berhubungan dengan
yang dianut, Nilai-nilai ini merupakan pembentukan karakter dalam pembelajaran
penjabaran dari nilai-nilai yang BCCT (Beyond Center and Circle Time),
diyakini sekolah. Adapun prosedur pengumpulan data berupa:
c. Siswa dan guru mengembangkan pengamatan berperan serta, wawancara,
nilai-nilai yang dianut di kelas pengumpulan dokumentasi, dan pembuatan
masing-masing. catatan lapangan. Sedangkan teknik analisis
d. Memberikan dilema-dilema dalam datanya yaitu melakuakn analisis domain dan
mengajarkan suatu nilai, misalnya analisis taksonomi dan analisis tema.
tentang kejujuran. Pendekatan Penelitian Didasarkan pada
e. Pembiasaan penerapan nilai di setiap karakteristik dan fokus masalah yang diteliti
kesempatan. mengenai pembiasaan nilai-nilai asmaul husna
f. Mendiskusikan masalah yang terjadi dalam pembentukan karakter religius maka
apabila ada pelanggaran penelitian ini menggunakan pendekatan
g. Mendiskusikan masalah dengan orang kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut
tua apabila masalah dengan anak Darmadi (2013, hlm. 286): Penelitian
adalah masalah besar atau masalahnya kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
tidak selesai. pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelediki suatu fenomena
METODE sosial dan masalah manusia. Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,
Metode kualitatif adalah metode riset yang untuk mengetahui makna yang tersembunyi,
sifatnya memberikan penjelasan dengan untuk memahami interaksi sosial, untuk
menggunakan analisis. Pada pelaksanaanya, mengembangkan teori, untuk memastikan
metode ini bersifat subjektif dimana proses kebenaran data, dan meneliti sejarah
penelitian lebih diperlihatkan dan cenderung perkembangan.
lebih fokus pada landasan teori. Pemilihan pendekatan kualitatif ini tidak lain
Mengapa menggunakan metode kualitatif adalah untuk mengetahui sejauh mana
karena mengacu kepada paradigma pembentukan karakter siswa dan penulis
naturalistik alamiah yang bersumber pada berusaha untuk objektif dalam memperoleh
pandangan fenomenologis khususnya yang data dan informasi mengenai kegiatan yang
berkaitan dengan teori yang di kembangkan dilaksanakan di Madrasah Aliayah Imam
(Spradley, 1980). Pandangan ini bersandar Muslim Sei Rampah.
Pembentukan karakter tersebut tentu akan kesalahan, kita sebagai guru mengingatkan,
sangat sulit diukur bila dilakukan secara menegur dan itu tidak bosan. Setiap
kuantitatif yang berdasarkan perhitungan diingatkan kita beri tahu selalu terus
angka, karena karakter merupakan hal yang mengingatkan kepada siswa yang melakukan
ada di dalam diri sehingga dibutuhkan kesalahan. Karena kita mendidik itu tidak
pendekatan yang mendalam. Selain itu karena semudah membaikan telapak
penelitian ini ingin memahami masalah atau tangan. Untuk mengetahui karakter siswa
keadaan sekelompok individu atau orang yang pendiam dan tidak terlalu banyak bicara
sehingga bersifat sosial atau kemanusiaan, yaitu dengan cara guru mengajak ngobrol
serta dalam hal ini permasalahan belum jelas siswa tersebut mau didengarkan atau tidak
sehingga perlu diadakan penelitian dengan oleh siswa yang penting guru sudah mengajak
pendekatan kualitatif. berbicara si siswa tersebut karena semakin
Efektivitas dari pelaksanaan pembiasaan nilai- lama siswa akan merasa nyaman dengan guru.
nilai asmaul husna yang belum terlihat dan Semua guru beranggapan jika siswa belum
tersembunyi sehingga dipilihlah pendeketan berani berbicara berarti siswa tersebut belum
kualitatif ini. merasa nyaman dan belum percaya kepada
Dan juga menggunakan Metode Survei. guru. Bagaimana karakter siswa yang bisa
Metode Survei adalah suatu metode yang sukses sedangkan kesuksesan karakter siswa
digunakan untuk mendapatkan hasil riset tidak di ukur karena sukses itu relatif, apa
dalam bentuk opini atau pendapat dari orang sukses setelah anak keluar, mungkin sekian 20
lain yang berinteraksi langsung dengan objek tahun 30 tahun ketemu dengan mereka,
yang diamati. Tujuan utama dari metode ini mereka masih welcome tidak terhadap guru
adalah untuk mendapatkan gambaran umum tinggal tergantung relatif suksesnya dimana.
melalui sampel beberapa orang. Dalam hal ini Tujuan pendidikan karakter di sekolah adalah
mengapa kita menggunakan metode ini anak-anak itu memiliki karakter-karakter yang
dikarena kan kita sudah melakukan observasi awal-awal kami membaca anak di kelas
atau wawancara ke salah satu wali murid rendah begitu literasi, kita berharap setelah
peserta didik dan mendapatkan jawaban atau dibaca, mungkin memahami ada didalam diri
hasil riset dalam bentuk opini sang wali murid dari anak kelak dewasa. Sebuah film anak
dengan alasan karena wali murid berinteraksi dapat membentuk karakter siswa bisa karena
langsung dengan peserta didik setiap hari nya. dengan film anak lebih apresiasi untuk tanya
jawab di kelas dari si anak seperti ingin
HASIL DAN PEMBAHASAN meniru menjadi karakter yang ada di film itu.
Hasil diskusi dan pembahasan dari wawancara Pembentukan karakter dilakukan sejak dini
ini yaitu cara mengatasi siswa yang bandel, karena sejak dini pikiran siswa masih bersih
tidak sopan terhadap guru itu yang pertama jadi guru lebih gampang memasukan halhal
bagaimana setiap kali siswa melakukan yang positif. Hal-hal yang positif itu akan
terekam dimemorinya dan siswa akan sekarang ini. Kondisi putra-putri bangsa
melaksanakan didalam kehidupannya kelak. semakin memprihatinkan dilihat dari cara
Selain orang tua guru juga harus ikut serta pergaulan mereka, gaya hidup, penurunan
dalam pendidikan karakter anak karena semangat belajar, masalah narkoba, bahkan
tanggung jawab terhadap siswa itu ada kriminalitas yang menjerat anakanak di bawah
pada guru, orang tua, dan masyarakat. Jadi umur seakan sudah menjadi hal yang biasa
guru harus ikut serta, orangtua dirumah, diluar belakangan ini. Melihat dari situasi
rumah dan diluar sekolah ada si masyarakat. kebanyakan generasi muda saat ini dan
Itu sesuai dengan tanggung jawabnya, 3 dengan adanya wacana pembentukan karakter
komponen itu tidak lepas dari tanggung jawab pada pribadi bangsa, maka muncullah
kita untuk anak-anak. berbagai variasi dari pendidikan karakter.
Sebuah kesuksesan ditentukan oleh Dirumuskannya pendidikan karakter adalah
pendidikan karakter itu tinggal suksesnya guna membentuk bangsa yang kuat dan
yang berkarakter, bermartabat, serta disegani di
mana, sukses itu relatif kalau melihat dari dunia internasional.Untuk mendapatkan
karakter yang kita miliki kan anak mempunyai bangsa dan negara semacam itu perlu
karakter yang baik, mudah-mudahan sukses, penerapan pendidikan karakter yang benar.
karena sukses tidak dalam berlimpah materi Di Indonesia sendiri pendidikan karakter
saja. Bisa saja sukses dalam hal lain. telah cukup lama didengungkan dalam dunia
Dengan adanya pendidikan karakter dapat pendidikan. Karakter merupakan aspek utama
membentuk karakter yang ada dalam diri dalam membentuk kualitas seseorang untuk
manusia, perlu, bagaimana hal-hal positif dapat menjadi insan yang mulia. Apabila
yang harus dimiliki oleh setiap individu itu kualitas diri seseorang baik dan senantiasa
harus diajarkan jadi kalau tidak diajarkan ditumbuh kembangkan, maka seseorang
bagaimana dengan mereka. Pendidikan tersebut dapat menjadi manusia yang
karakter itu penting, kita sebagai guru bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan
menyisipkan pendidikan karakter itu kemajuan bangsa.
dilangkah-langkah pada saat kbm, jadi betapa
pentingnya pendidikan karakter itu untuk DAFTAR PUSTAKA
anak. Produk dari pendidikan karakter itu Suparno. (2018). Analisis Faktor-Faktor
akan ada setelah dewasa. Pembentuk Karakter Smart Siswa Di Sekolah
Islam Terpadu. Jurnal Pendidikan Karakter
KESIMPULAN Vol 8 No 1 2018.
Pembentukan karakter melalui pendidikan Maharani Ramadhanti, M Syarif Sumantri,
karakter pada dasarnya berangkat dari Edwita. 2019. Pembentukan Karakter Dalam
berbagai macam permasalahan yang Pembelajaran BCCT (Beyond Center And
menyangkut generasi muda di era globalisasi Circle Time). Jurnal Educate Vol 4 No 1 2019
Tebing Tinggi, 25 Juni2022

Ttd

Pengelola Jurnal
STIT Al-Hikmah Tebing
Tinggi

Anda mungkin juga menyukai