Anda di halaman 1dari 2

Character Building pada Mahasiswa

Pendidikan merupakan hal yang sangat krusial bagi semua orang. Dengan
adanya pendidikan maka seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, serta
akhlak yang mulia. Disamping pendidikan akademik yang terus digembleng pada
zaman sekarang, pendidikan karakter tidak kalah penting ditanamkan pada jiwa
mahasiswa. Dengan adanya karakter yang baik dan berakhlak mulia, Indonesia akan
menghasilkan SDM yang berkualitas. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
mengemban tugas yang sangat berat karena memikul harapan dan cita-cita bangsa.
Dalam prosesnya akan terjadi banyak kesulitan dan rintangan yang harus dihadapi.
Berlomba-lomba mendapatkan IPK yang bagus tidaklah cukup, mahasiswa juga harus
memiliki karakter yang unggul agar mampu menghadapi setiap persoalan dan
tantangan dalam hidupnya. Semua itu tidak terlepas dari dukungan tenaga pendidik,
orang tua, lingkungan di masyarakat maupun di universitas.

Karakter merupakan nilai-nilai baik yang tertanam pada jiwa setiap insan yang
dicerminkan dalam tingkah laku. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010 :
13), terdapat lima karakter utama yang perlu di bina di sekolah, yaitu nilai karakter
hubungannya dengan Tuhan, karakter hubungannya dengan diri sendiri, karakter
hubungannya dengan sesama, karakter hubungannya dengan lingkungan, dan karakter
hubungannya dengan kebangsaan. Tujuan adanya pendidikan karakter adalah untuk
membentuk insan yang bermoral, berakhlak mulia, cerdas, serta dapat menggunakan
pengetahuannya untuk memberi manfaat pada saat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Mahasiswa adalah generasi yang menjadi tumpuan dan garda terdepan bangsa
dalam melakukan perubahan karena merupakan kaum terdidik. Setiap keputusan yang
akan diambil harus dipikir dan dipersiapkan dengan matang. Arus lingkungan yang
sangat berdinamika ini menuntut setiap mahasiswa untuk memiliki pendirian teguh
agar tidak mudah goyah. Lingkup pertemanan juga memengaruhi setiap tindakan dan
keputusan mahasiswa. Lingkup pertemanan positif akan memberikan kesempatan
untuk bisa lebih jauh lagi mengeksplor kemampuan kita. Sebaliknya, lingkup
pertemanan negatif akan memberikan dampak yang tidak bagus pula. Tawuran,
bermalas-malasan, demo karena ikut-ikutan teman, merusak fasilitas kampus adalah
contoh buruknya karakter sebagian mahasiswa dikarenakan kurangnya kesadaran dan
tanggung jawab yang diemban.

Dalam perkembangann karakter mahasiswa, dibutuhkan sosok yang dijadikan


teladan dan mampu menjembatani setiap persoalan yang ada. Selain orang tua di
rumah, tenaga pendidik pula diharapkan mampu merangkul dan memberi dukungan
secara nyata, bukan sekadar pengajaran atau wacana. Pengembangan karakter dapat
melalui kegiatan yang dilakukan di dalam maupun di luar kampus. Contoh
pengembangan karakter di sekitar lingkungan kampus yaitu dengan selalu berbuat
jujur, bertanggung jawab, peduli terhadap sesama, mampu bekerja sama dalam tim,
dan disiplin dalam berorganisasi. Dengan menerapkan hal-hal kecil sesederhana
menyapa teman atau dosen pun dapat menumbuhkan karakter seorang mahasiswa
yang baik dan supel.

Proses belajar juga dapat berpengaruh pada karakter mahasiswa. Dalam


praktiknya, proses belajar cenderung pasif dan kaku dan hanya mengandalkan otak
kiri. Seperti halnya saat belajar pendidikan kewarganegaraan, pendidikan budi pekerti
dan agama, semuanya lebih menekankan pada hafalan dan dalam praktiknya belum
tentu dilaksanakan. Hal itu menyebabkan karakter mahasiswa menjadi tidak kreatif
dan kurang tanggap. Baiknya, teori yang sudah dipelajari tetap dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Pada kesimpulannya, karakter seorang mahasiswa dapat dipengaruhi oleh


lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan tempat
belajar. Peran orang sekitar juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang
sehat sehingga proses perkembangan karakter seseorang juga dapat berjalan dengan
baik. Dengan terciptanya generasi muda yang berkarakter unggul, maka masa depan
bangsa dapat terjamin.

Anda mungkin juga menyukai