Anda di halaman 1dari 7

(JURNAL)

MENGELOLA PEMBELAJARAN EFEKTIF BERBASIS STUDENT


CENTERED MELALUI KNOWLEDGE SHARING

Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Akhir

Oleh:

Adilatul Himmah F.U


NPM/NIMKO: 1810700045

PAI VIIB

UNIVERSITAS NURUL JADID


PAITON-PROBOLINGGO
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENGELOLA PEMBELAJARAN EFEKTIF BERBASIS STUDENT CENTERED
MELALUI KNOWLEDGE SHARING

ADILATUL HIMMAH FIQIYADATIL UMMAH

Adila.himmah13gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran dengan Student Centered merupakan sebuah pendekatan pendidikan


yang berfokus pada peserta didik melalui knowledge sharing yang memberikan penekanan
kepada siswa untuk saling berbagi dan membantu dalam menyelesaikan pertanyaan. Tujuan
penelitian ini untuk mengethaui pengelolaan pembelajaran efektif berbasis student centered
melalui knowledge sharing. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitati yang dilakukan
dilembaga MTS Al-Muttahidah Senting Krejengan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penglolaan pembelajaran efektif dilaksanakan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran meliputi merencanakan strategi pembelajaran,
media pembelajaran, materi pembelajaran dan merencanakan tahap evaluasi. Pelaksanaan
pembelajaran sudah disiapkan sebelumnya yang didalamnya memuat tentang strategi,
metode, media dan materi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan sebagai proses
penilaian terhadap keberhasilan dan untuk mengukur pertumbuhan dan pengembangan
siswa dalam memahami materi yang diterima.
Kata Kunci : Pembelajaran Efektif, Student Centered, Knowledge Sharing

ABSTRACT

Learning with Student Centered is an educational approach that focuses on students through
knowledge sharing which emphasizes students to share and help each other in solving
questions. The purpose of this research is to know the effective learning management based
on student centered through knowledge sharing. This study uses qualitative research
conducted at the MTS Al-Muttahidah Senting Krejengan institution. The results showed that
effective learning management was carried out with the stages of planning, implementing and
evaluating. Learning planning includes planning learning strategies, learning media,
learning materials and planning the evaluation stage. The implementation of learning has
been prepared beforehand which includes strategies, methods, media and learning materials.
Learning evaluation is carried out as a process of assessing success and to measure the
growth and development of students in understanding the material received.

Keywords : Effective Learning, Student Centered, Knowledge Sharing

PENDAHULUAN

Pentingnya pelaksanaan pendidikan ini dilakukan dengan upaya yang nyata yaitu
melalui pendidikan formal maupun nonformal, yang mana keduanya memiliki tujuan yang
sama yaitu menjadikan manusia seutuhnya(Perawironegoro, 2019). Di Indonesia sendiri
mencanangkan wajib belajar 12 tahun, hal ini membuktikan bahwa pemerintah serius tentang
pelaksanaan pendidikan, untuk itu pemerintah tak henti-hentinya melalukan perbaikan demi
perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu atau kualiatas pendidikan dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi(Mundiri, Akmal, 2019). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia
memang masih mengalami beberapa kendala yang beragam, baik dari faktor SDM, sarana
dan prasaran ataupun yang lainnya(Pamungkas et al., 2019). Demi mewujudkan pendidikan
yang bermutu tentunya pemerintah dalam hal ini sekolah melakukan segala uapaya untuk
meningkatkan atau berbenah diri demi tercapainya pendidikan yang bermutu(Yusup et al.,
2018).
Pengelolaan pembelajaran pendidikan yang efektif merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (Mustajab et al., 2021). Peserta didik senantiasa mencari atau menuntut ilmu
pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor penting yang
mengharuskan peserta didik untuk meningkatkan keilmuannya agar bisa mengimbangi
perkembangan zaman(Raza et al., 2021). Selain meningkatkan keilmuannya, peserta didik
harus dibina dalam keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, pembinan sikap atau
akhlak dalam pengamalannya dalam kehidupan seharihari(Negeri & Kuantan, 2018).
Pemerintah Indonesia mengatur implementasi pengajaran kurikulum tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah(Ashrafi et al., 2020). Aturan tersebut
mengemukakan bahwa dalam penyusunan perencanaan proses pembelajaran setiap guru pada
satuan pendidikan selain dituntut menyusun silabus juga berkewajiban menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik(Baharun, 2015). Hal itu semua hakikatnya berkesesuaian dengan
esensi pendekatan Student Centered jika diimplementasikan. Maksudnya Student Centered
adalah sebuah pendekatan pendidikan yang berfokus pada kebutuhan peserta didik, bukan
orang lain yang terlibat dalam proses pendidikan, seperti guru dan administrator. Pendekatan
ini memiliki banyak implikasi untuk desain kurikulum, isi kursus, dan interaktivitas program,
tambahan pula pendekatan Student Centered disesuaikan dengan psikologi usia peserta
didik(Muqarramah, 2016). Pendekatan Student Centered guru perlu membantu peserta didik
untuk menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong peserta didik untuk dapat menilai
hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk bekerja sama dalam kelompok, dan
memastikan agar mereka mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar yang
tersedia. Dengan student centered siswa akan lebih aktif lagi karna akan ada strategi belajar
Knowledge Sharing (Eberly et al., 2001).
Strategi belajar Knowledge Sharing merupakan strategi yang memberikan penekanan
kepada siswa untuk saling berbagi dan membantu dalam menyelesaikan pertanyaan yang
diberikan. Artinya ketika siswa yang tidak mampu menjawab suatu pertanyaan atau
mengalami kesulitan, maka siswa lain yang mampu menjawab pertanyaan dapat membantu
temannya untuk menyelesaikan pertanyaan yang telah diberikan. Knowledge Sharing adalah
sebuah strategi belajar yang baik untuk menarik perhatian siswa pada materi pelajaran dan
dapat membentuk tim belajar serta saling berbagi pengetahuan dengan teman lainnya, serta
dapat digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan.
Pembelajaran efektif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang berhasil
mencapaitujuan belajar siswa sebagaimana yang diharapkan guru. Di lembaga MTS Al-
Muttahidah Sentong Krejengan proses pembelajaran dilaksanakan dengan maksimal dan
optimal sehingga pembelajaran mencpai tujuan yang diharapkan bersama. Pembelajaran
dapat dikatakan efektif berhasil ketika siswa memahami dan mengerti dengan apa yang
dipelajari. Pada penelitian yang akan dilakukan pembelajaran fokus pada siswa atau student
centered melalui knowledge sharing.
Beberapa peneliti sebelumnya telah banyak dilakukan diantaranya menurut
Prasetyawati (20116) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan
pembelajaran disusun oleh guru mata pelajaran sejarah, pelaksanaan pembelajaran berpusat
pada peserta didik dalam pendekatan saintifik dengan melalui kegiatan pendahuluan,
pelaksanaan, penutup dan penilaian. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada
pendekatan saintifik sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan knowledge
sharing.
Dymas Yolanda et al. (2012) dengan hasil penelitian ini menunjukkan strategi
pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan prestrasi belajar siswa dengan
kategori nilai yang tinggi. Perbedaan pada penelitan ini terdapat pada pembelajaran efektif
yang berpusat pada student centered.
Setyosari (2014) melakukan penelitian dengan hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa model pembelajaran efektif mencakup empat hal yaitu, kualitas pembelajaran, tingkat
pembelajaran yang memadai, ganjaran dan waktu. Perbedaan dengan penelitian ini tidak
menunjukkan pembelajaran student centered melalui knowledge sharing.
Penelitian yang akan dilakukan terdapat keunikan dan kebaruan dala proses
pembelajaran sehingga dalam pelaksanaannya efektif. Pembelajaran yang efektif tersebut
berfokus pada student centered yang dipadukan melalui knowledge sharing.
Berdasarkan penelitian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis
tentang student centered melalui knowledge sharing, sehingga akan menjadi penelitian yang
menarik dan memiliki kebaruan, yang berimplikasi pada diversifikasi keilmuan tentang
desain pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan potensi siswa. Peneliti dalam hal
ini memfokuskan kajiannya mengelola pembelajaran Efektif berbasis student centered
melalui knowledge sharing di MTS Al-Muttahidah Sentong, Krejengan, Probolinggo.

METODE

Penelitian ini dilakukan dilembaga Pendidikan MTS Al-Muttahidah Sentong,


Krejengan, Probolinggo, dengan menggunakan metode kualitatif jenis studi kasus, yang
dilakukan secara terencana dan sistemati. Informan dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, waka kurikulum dan guru mata pelajaran Fiqih. Untuk mendapatkan gambaran
tentang pengelolaan pembelajaran efektif berbasis sudentcentered melalui knowledge sharing
peneliti menggunakan wawancara mendalam tentang kegiatan pembelajaran. Kemudian,
peneliti juga melakukan observasi dan dokumentasi terhadap berbagai kegiatan pembelajaran
student centered melalui knowledge sharing.
Analisis datanya dilakukan dimulai dari data display secara keseluruhan dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi yang diperoleh selama di lapangan. Kemudian
peneliti melakukan data reduction, yaitu pemilahan dan pemilihan data yang telah terkumpul
sesuai dengan tema yang telah ditentukan, sehingga akan didapatkan sebuah data yang
tersusun secara sistematis sesuai dengan focus penelitian. Dari temuan penelitian sementara
tersebut, kemudian diakhiri dengan penarikan kesimpulan penelitian, sebagai sebuah temuan
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengelola pembelajaran Efektif berbasis student


centered melalui knowledge sharing di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan sebagai
berikut:

Perencanaan Pembelajaran Efektif berbasis student centered melalui knowledge


sharing

Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir secara rasional dan
sistematis dalam menentukan sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh guru di lembaga ini.
Menurut Kamil (2021) sebagai kepala sekolah di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan
Perencanaan pembelajaran yang ada di lembaga Mts Al-Muttahidah Sentong Krejengan
meliputi:
Pertama merencanakan strategi pembelajaran dengan pendekatan metode dan tekhnik
yang sudah disesuaikan dengan kompetensi pembelajaran dalam hal ini mata pelajaran Fiqih
di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis
student centered melalui knowledge sharing, kedua ; menyiapkan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan keperluan pembelajaran, ketiga mempersiapkan materi pembelajaran
yang diambil dari buku paket dan sumber lainnya, keempat Merencanakan evaluasi untuk
mengetahui sejauhmana siswa memahami pembelajaran yang sudah di ajarkan. Kemudian
dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Abdul Halim (2021) sebagai guu Fiqih di di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan
mengatakan pendidik mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari : kalender
pendidikan, analisis waktu, program tahunan, program semester, silabus, RPP, jurnal
perencanaan pembelajaran guru, absensi dan daftar nilai.
Tujuan perencanaan pengajaran menurut zaini (2021) sebagai waka kurikulum di
MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan yaitu pertama agar tujuan pengajaran lebih jelas,
kedua guru lebih menguasai bahan pelajaran, ketiga Agar dapat memilih dan menetukan
metode yang tepat, keempat Agar dapat menetapkan berbagai alat/media yang diperlukan,
kelima Agar pembelajaran dapat lebih terarah keenam agar peserta didik lebih mudah
memahami pelajaran, ketuju agar peseta didik lebih tertarik terhadap materi pelajaran yang
diajarkan.
Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa dalam pengajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada, kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. Sumber belajar atau bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang
diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Pentingnya
perangkat pembelajaran karena menjadi acuan, tolak ukur, pencapaian tujuan dan sebagai
panduan untuk menyampaikan materi. Perangkat pembelajaran terdiri dari kalender
pendidikan, analisis waktu, silabus, program tahunan, program semester, RPP, jurnal harian
dan daftar penilaian.
Kamil (2021) berpendapat, pendidik merupakan sumber belajar yang mempunyai
kewajiban menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif dan lingkungan kondusip. pendidik
harus melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih dalam pembelajaran
untuk mencapai tujuan. Pendidik membuat perencanaan strategi, pemilihan metode, tekhnik,
dan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga materi yang
disampaikan kepada siswa dapat diterima dan mudah dipahami, menyiapkan sumber belajar
yang didukung dari reperensi-reperensi yang terkait dalam materi, perencanaan kegiatan
evaluasi. Perencanaan pembelajaran ini yang tersusun dalam perangkat pembelajaran. Dalam
hal perencanaan pembelajaran Fiqih dalam mengelola pembelajaran Efektif berbasis student
centered melalui knowledge sharing yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar di MTS
Al- Muttahidah Sentong Krejengan.

Pelaksanakan Pembelajaran Efektif berbasis student centered melalui knowledge


sharing

Pendidik dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai peran penting dalam


keberhasilan kegiatan belajar mengajar karena berhubungan langsung dengan siswa sebagai
objek dan subjek belajar. Kemampuan pendidik dalam mengimplementasikan ilmunya harus
mengacu pada silabus dan RPP yang telah dirumuskan dalam program perencanaan.
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran Fiqih di MTS Al-Muttahidah
Sentong Krejengan dilakukan oleh guru Fiqih yaitu pertama melaksanakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan sebelumnya yang didalamnya
memuat tentang strategi, metode, media dan materi pembelajaran. hal ini mata pelajaran
Fiqih di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan menggunakan strategi pembelajaran
berbasis student centered melalui knowledge sharing. Kamil (2021) mengatakan dalam
pelaksanaannya pelajaran Fiqih di di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan sudah
dilaksanakan dengan baik. Semua siswa tertib dalam melaksanakan pembelajaran berbasis
student centered melalui knowledge sharing.
Zaini (2021) mengatakan pendekatan strategi pembelajaran, penggunaan metode,
teknik dan media merupakan komponen yang mempunyai fungsi yang menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan kompetensi pembelajaran. Guru harus memahami peran dan
fungsi strategi, metode dan strategi pelaksanaan pembelajaran.

Strategi pembelajaran harus dilakukan oleh guru pada siswa agar siswa dapat
memahami dan mengerti terhadap materi yang disajikan. Pendekatan quantum learning
digunakan strategi membaca, mencatat, mengingat dan menulis. Strategi ini digunakan untuk
memberikan dorongan belajar terhadap siswa agar materi yang diajarkan oleh pendidik dapat
mudah untuk dipahami dan diingat oleh siswa.
Abdul Halim (2021) mengatakan pemilihan model pembelajaran student centered dan
metode knowledge sharing yang akan digunakan dalam mengajar yang telah
mempertimbangkan faktor kesesuaian dengan tujuan intruksional dan keterlaksanaannya
dengan mempertimbangkan waktu dan sarana yang tersedia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan membawa pengaruh pada
penyusunan dan strategi pembelajaran. Maka suatu sekolah diperlukannya alat pendidikan
yang baik. Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan alat pendidikan karena berhubungan
langsung dengan pencapaian tujuannya.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran Fiqih berbasis student centered melalui
knowledge sharing, pembelajaran dimulai dibuka oleh guru dengan mengucapkan salam
kemudian dilanjutkan dengan memberitahu materi yang akan dipelajari. Kontrak belajar
merupakan tahap selanjutnya dan dilanjutkan pembagian kelompok belajar siswa. Setiap
masing-masing kelompok terdapat ketua dan diberi sub materi yang kemudian akan
didiskusikan secara mandiri dengan tetap dalam pantauan guru. Ketika terdapat kesulitan
maka guru akan menjadi fasilitator dan mengatasi kesulitan tersebut.
Alat pendidikan dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) alat-alat pendidikan berupa
benda seperti gedung sekokah, perpustakaan, perlengkapan belajar yang biasa disebut alat
peraga, (2) alat pendidikan yang bukan berupa benda, seperti pembiasaan, keteladanan,
pengawasan, perintah, larangan, ganjaran dan hukuman. (Rusmaini, 2014).
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampiakan
kepada anak didik dapat disederhanakan dengan media. Abdul Halim (2021) mengatakan
media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat
tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Berdasarkan penelitian bahwa di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan sudah
memiliki alat pendidikan seperti gedung sekolah atau ruang kelas yang mempunyai sirkulasi
udara, tempat duduk dan meja, papan tulis, dalam keadaan baik, perpustakaan yang
menyediakan buku paket dan reperensi yang menunjang materi pembelajaran Zaini (2021)
mengatakan Pendidikan Agama Islam keadaannya menunjang mempunyai alat peraga
pembelajaran, tetapi alat peraga ini masih dikatagorikan belum komplit dan kurangnya alat
peraga berbasis ilmu teknologi.
Alat pendidikan yang bukan benda seperti pembiasaan-pembiasaan yang sudah
dijalankan di MTS Al-Muttahidah Sentong Krejengan, yaitu pembiasaan senyum, sapa salam,
sopan dan santun, pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, setiap hari jum’at jam
pertama diisi dengan pembiasaan tadarus al-Qur’an dan siraman rohani. Dalam hal
keteladanan, guru sebagai tenaga pendidik harus memberikan ketauladannan baik kepada
siswa. Guru dalam menjalankan tugasnya harus mengadakan pengawasan terhadap siswa
secara konsekuen.

Anda mungkin juga menyukai