Anda di halaman 1dari 23

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MAKALAH

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran


yang dibina oleh Pak M. Shodiq A. M.”

Oleh :
Redi Santoso (1805136265xx)
Sigit Romadhon (180513626575)
Thrie Krisna M.B.D.K.P (1805136265xx)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
Februari 2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang hakikat belajar dan pembelajaran ini dengan
maksimal meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih
pada Bapak Shodiq selaku Dosen pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran Universitas Negeri Malang yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Hal itu dikarenakan
ke depannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu berkembang. Kami mohon
maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
serta saran yang membangun dari pembaca agar ke depannya makalah ini dapat
menjadi lebih sempurna.

Malang, 11 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampu
l........................................................................................................................................

Kata Pengantar..............................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................

I.3 Tujuan....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Hakikat Belajar ................................................................................................

2.1.1 Tujuan Belajar .........................................................................................

2.1.2 Ciri Ciri dari Belajar................................................................................

2.1.3 Teori Teori Belajar...................................................................................

2.1.4 Prinsip Prinsip Belajar.............................................................................

2.1.5 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Belajar.............................................

2.2 Hakikat Pembelajaran.......................................................................................

2.2.1 Tujuan Pembelajaran ..............................................................................

2.2.2 Komponen Komponen Pembelajaran......................................................

2.2.3 Faktor Faktor yang dapat Mempengaruhi Pembelajaran.........................

2.2.4 Metode dan Evaluasi Pembelajaran.........................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................

3.2 Saran.................................................................................................................

Daftar Pustaka...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hakikat belajar dan pembelajaran adalah kedua hal yang sangat saling
berhubungan/berkesinambungan erat dan tidak dapat dipisahkan begitu saja dalam
kegiatan edukasi (pendidikan) . Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah
bentuk edukasi yang bertujuan untuk menjadikan adanya suatu interaksi antara
guru dengan siswa atau bisa dosen dengan mahasiswa/mahasiswi. Latihan
mendidik dan belajar yang dilakukan dalam hal ini menunjuk terkoordinasi untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan beberapa waktu belakangan
sebelum dilaksanakan. Belajar diuraikan sebagai persiapan perubahan perilaku
sebagai akibat dari interaksi orang dengan kondisi lingkungannya. Perubahan
perilaku terhadap hasil pembelajaran bersifat positif, dinamis, dan terarah.

Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi


berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan
pelajaran, metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam
suatu lingkungan belajar. Dalam makalah tersebut, penulis akan membahas
mengenai pemahaman tentang lebih jelasnya tentang hakikat belajar dan
pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana definisi dari belajar?


2. Apa sajakah tujuan dari belajar ?
3. Apa sajakah ciri ciri dari sebuah belajar ?
4. Jelaskan apa saja teori teori dalam belajar ?
5. Apa saja prinsip prinsip dari belajar ?
6. Bagaimana faktor faktor yang mempengaruhi belajar ?
7. Bagaimana definisi dari pembelajaran ?
8. Apa sajakah tujuan dari pembelajaran ?
9. Sebutkan apa saja komponen komponen dalam pembelajaran ?
10. Bagaimana faktor faktor yang mempengaruhi pembelajaran ?
11. Metode dan evaluasi seperti apa yang digunakan dalam
pembelajaran ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang definisi dari belajar.


2. Mendeskripsikan tujuan tujuan dari belajar
3. Menjelaskan ciri ciri yang sesuai terhadap belajar.
4. Menerapkan teori teori yang digunakan dalam belajar.
5. Mengetahui prinsip dari belajar.
6. Mengetahui faktor faktor yang dapat mempengaruhi sebuah belajar.
7. Mendeskripsikan tentang definisi dari pembelajaran
8. Menentukan tujuan tujuan dari pembelajaran
9. Mengetahui komponen komponen dalam pembelajaran
10. Menjelaskan faktor factor yang dapat mempengaruhi pembelajaran
11. Menjabarkan metode metode dan evaluasi yang akan diterapkan dalam
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Belajar

Gambar 1. Belajar
(Sumber : https://penerbitbmedia.com/)
Dalam kehidupan, orang telah mengalami begitu banyak bentuk belajar
dan pembelajaran. Yang berarti latihan belajar yang sangat dikenali dengan
kehidupan manusia. Banyak ahli pengajaran, pembelajaran dan psikologi telah
berusaha menghafal dengan kat kata "belajar". Menurut Hamalik (2007) belajar
adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman (learning is
defined as the modification or strengthening of behavior trough experiencing).
Menurut pengertian ini, belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
daripada itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
melainkan perubahan kelakukan/perilaku atau tingkah laku. Suprihatiningrum
(2013) memberikan definisi lebih luas, dimana beliau mencoba menggabungkan
pendapat 3 tokoh besar, yaitu Hilgard & Bower (penulis Theories of Learning,
1966), Klein (penulis Learning Principleas and Applications, 1996), dan Winkel,
dimana belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara
sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati
secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan
lingkungan.
Menurut Darsono (2000:24), secara umum istilah belajar dimaknai sebagai
suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, Dengan
pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik. Sedangkan menurut bapak Nana Sudjana
(2009), Belajar adalah proses komunikasi, dimana kegiatan belajar mengajar di
kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa
bertukar pikiran atau pengetahuan untuk mengembangkan ide dan pengertian atau
menrumukan sebuah tujuan bersama demi menciptakan suasana belajar yang
harmonis.
Dengan beberapa hal tersebut, dapat dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan
jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun
seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya
rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa
dirinya melakukan kegiatan belajar (Aunurahman, 2013).
2.1.1 Tujuan Belajar
Tujuan penting dalam rangka sistem belajar , yakni merupakan suatu
komponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem
yang efektif. Kepentingan itu terletak antara lain sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman dan hasil belajar.
2. Menanamkan konsep dan pengetahuan berfikir.
3. Merubah tingkah laku serta perbuatan.
Contohnya : kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian,
sebagai pengetahuan atau penerima dan penghargaan
2.1.2 Ciri Ciri Belajar
Belajar mempunyai ciri ciri khusus, ciri ciri tersebut dikemukakan
bertujuan untuk mengenali apa yang dinamakan sebuah belajar. Berbagai definisi
tentang belajar sebagaimana yang telah disampaikan, belajar juga mempunyai ciri
ciri yang antara lain sebagai berikut :
1. Belajar Berbeda Dengan Kematangan
Pertumbuhan juga menyebabkan perubahan tingkah laku. Bila tingkah
laku berubah secara wajar tanpa adanya pengaruh latihan, maka dikatakan bahwa
dikatakan bahwa itu berkat kematangan, bukan karena belajar. Sebuah proses
perubahan tersebut terjadi disebabkan ada pertumbuhan dan perkembangan
organisme-organisme secara fisiologis, dimana setiap anak akan mengalami
kematangan dalam berbicara, tetapi berkat pengaruh percakapan keluarga atau
orang-orang di lingkungannya anak dapat berbicara secara konsisten maupun
terbata bata.
2. Belajar Berbeda Dengan Perubahan Fisik Dan Mental
Perubahan fisik dan mental juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut tidak termasuk dalam belajar karena
bukan merupakan suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Batasan tentang
pengalaman dan latihan inilah yang penting untuk dipahami sehingga kita bisa
melihat perubahan tingkah laku manakah yang sebenarnya merupakan akibat dari
belajar.
3. Belajar Berhubungan Dengan Perubahan Tingkah Laku Dan
Hasilnya Menetap.
Belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
(mantap) dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu berupa
performance yang nyata. Seseorang dikatakan belajar apabila dia sudah mulai
berubah tingkah lakunya, bisa berfikir secara rasional, serta mampu menciptakan
suasana yang baik .

2.1.3 Teori Teori Belajar


Dalam belajar terdapat teori teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli
ahli dibidangnya. Ada 5 teori belajar yang dimana ke lima teori ini telah
memberikan beberapa pandangan khusus terhadap belajar, yang diantara lain
sebagai berikut :
1. Teori Behavioristik
Teori behavioristic ini adalah teori yang mengedepankan/ menerima
bahwa seseorang disini sangat dipengaruhi oleh peristiwa peristiwa dalam
lingkungan yang dilingkungan tersebut membawa dampat besar/ keterlibatan
peran dalam dirinya. Teori behavioristic ini menekankan apa yang bisa dilihat
seperti dari perilaku dan sangat kurang memperhatikan apa yang terjadi dalam
alam pikiran , Karena didalam pikiran tidak bisa dilihat, namun hanya bisa
dirasakan.
2. Teori Kognitif
Teori Kognitif/ kognitifisme adalah teori yang dimana mengedepankan
belajar diskusi (demonstrate). Sesuai dengan teroi belajar, contohnya perilaku
seseorang bisa ditentukan oleh perkumpulan/diskusi tentang pertemuan yang
dimana menenetukan sebuah tujuan. Oleh karena itu, teori ini melihat bagaimana
belajar sebagai bentuk perubahan atau bisa pemahaman sesuatu dalam mencapai
tujuan. Dan dalam model ini pemahaman tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan, dan perubahan tingkah laku yang sangat dipengaruhi oleh proses
berfikir selama terjadi di dalam sebuah pembelajaran, serta di teori ini lebih
mengedepankan proses daripada sebuah hasil.
3. Teori Belajar Psikologi Sosial
Teori belajar psikologi sosial adalah teori yang juga menghargai sebuah
proses yang sedikit mengalami kesamaan dengan kognitif, namum perbedaanya
berada pada interaksi. Jadi didalam teori ini harus melalui interaksi (komunikasi)
dengan siapapun untuk melakukan sebuah proses dalam belajar.
4. Teori Belajar Gagne
Teori belajar gagne adalah teori perpaduan, dimana teori ini memadukan
teori antara behavioristic dan kognitif. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi
secara normal, namun hanya terjadi dengan kondisi tertentu.tentunya dengan
menggunakan teori gagne ini sangat mempermudah guru dalam melakukan
pembelajaran, dimana dapat mendorong untuk merencanakan belajar, memperoleh
kemampuan yang mebutuhkan praktek/kebiasaan yang dilakukan, dan dapat
dikendalikan dalam proses belajar.
5. Teori Fitrah
Teori Fitrah ini adalah teori yang didasari pada peserta didik yang dari
jaman kelahiran mempunyai kelebihan kelebihan seperti bakat dan potensi potensi
yang cenderung mengarah pada ranah kebaikan / kebajikan. Dan untuk potensi
diri pada peserta akan dapat berkembang pada diri mereka sendiri ,dengan seperti
itu akan kemudian terjadi proses belajar berupa berubah tingkah laku/perbuatan
dan pemahamannya semakin betambah(upragde).
2.1.4 Prinsip Belajar

Gambar 2. Prinsip Belajar


(Sumber : https://lle.web.id/)
Menurut Hamalik (2004) William Burton seorang pakar pembelajaran di
Amerika Serikat menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-
prinsip belajar, yaitu:
a. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under
going).
b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran-mata pelajaran (mata kuliah) yang terpusat pada suatu tujuan
tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan siswa.
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri
yang mendorong motivasi yang kontinyu.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas (keturunan) dan
lingkungan.
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual di kalangan siswa-siswa.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman dan hasil-
hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan siswa.
h. Proses belajar yang terbaik apabila siswa mengetahui status dan kemajuan.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
j. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara terpisah.
k. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
m. Hasil-hasil belajar diterima oleh siswa apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
n. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik.
o. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda
Dari berbagai prinsip, prinsip yang lebih singkat dan operasional (mudah
dicerna) sebagai mana pendapat Davies (1991) antara lain sebagai berikut :
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.
Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung
pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung
jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Pedoman/ prinsip belajar berfokus pada hal-hal kritis yang harus dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pengganti sehingga proses belajar
mengajar pada siswa yang dilakukan dapat mencapai standard yang diharapkan.
Standar pembelajaran memberi judul tentang apa yang harus dilakukan instruktur
sehingga siswa dapat memainkan bagian dinamis dalam proses belajar.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

2.2 Definisi Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar(Gredler, 2011). Pengertian
pembelajaran tidak terlepas dari pengertian belajar, belajar dan pembelajaran
menjadi satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Hasil dari belajar
menjadi model dalam proses pembelajaran selanjutnya. Pembelajaran berarti
kegiatan belajar yang dilakukan oleh pemelajar dan guru. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran 11 adalah Proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Menurut Reigeluth9 dalam menunjang proses pembelajaran ada tiga
variabel pembelajaran yaitu variabel kondisi pembelajaran, metode dan variabel
hasil pembelajaran. Ketiga variabel pembelajaran yang dikemukan Regeluth
seperti yang diperlihatkan pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 3. Variable Pembelajaran Reigeluth
(Sumber : Jurnal akademik UNH, Nurliani Siregar)
Variabel pembelajaran Reigeluth menunjukkan bahwa kondisi
pembelajaran menjadi awal dari strategi pembelajaran untuk mencapai hasil
pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran menekankan pada komponen-
komponen strategi pembelajaran, penyampaian dan pengelolaan pembelajaran.
Dan untuk mencapai hasil pembelajaran Reigeluth lebih mengarahkan model
pembelajaran yang efektifitas, efesiensi dan mempunyai daya tarik.
Ketiga variabel pembelajaran di atas menurut Reigeluth10 saling
berinteraksi, interaksi dari variabel-variabel tersebut membangun dua bentuk
hubungan antar variabel yang dikenal dengan teori deskriptif dan teori preskriptif,
sebagaimana gambar 2 di bawah ini:

Gambar 2. Interaksi Variabel Kondisi Pembelajaran, Metode


dan Hasil Pembelajaran dari Reigeluth
(Sumber : Jurnal akademik UNH, Nurliani Siregar)
Satuan prinsip yang terintegrasi secara sistematis dan bermakna antara
kondisi dan metode pembelajaran yang menjelaskan hasil pembelajaran menurut
teori deskriptif Reigeluth tersebut akan menghasilkan hasil pembelajaran yang
efektif, efesien dan mempunyai daya tarik bagi pebelajar (siswa).
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan
kejadian dan aktivitas dalam pembelajaran (Seels and Richey)12. Strategi
pembelajaran mengarahkan kearah peta pembelajaran dan pengembangan
pembelajaran. Pengembanga pembelajaran biasanya dinyatakan dalam bentuk
model-model pembelajaran, dengan alasan : (a) agar mudah dimengerti oleh
pemelajar dan guru, (b) disesuaikan dengan situasi lingkungan sekolah dan
masyarakat, (c) mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik sesuai
dengan model yang akan diimplementasikan.
2.2.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa
yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F. Meager
(Sumiati dan Asra, 2009: 10) memberi batasan yang lebih jelas tentang
tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui
pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari
siswa.
Menurut H. Daryanto (2005: 58) tujuan pembelajaran adalah
tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur. B. Suryosubroto (1990: 23) menegaskan bahwa tujuan
pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus
dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang 13
bersangkutan dengan berhasil. Tujuan pembelajaran memang perlu
dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu
sendiri.
Jadi tujuan pembelajaran adalah gambaran atau batasan dalam
suatu pembelajaran yang merupakan suatu akhir dalam suatu
pemebelajaran. Sehingga tercapainya hasil yang diharapakan melalui
strategi-strategi yang dilakukan untuk menghasilkan yang sesuai.
2.2.2 Komponen-Komponen Pembelajaran
Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik
antara yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman- 12
temannya, tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang
lain.
Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan dengan
komponen-komponen pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009: 3)
mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori
utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi
antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta
situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Komponen dari pemebelajaran adalah antara lain, yaitu :
a. adanya interkasi pendidik dengan peserta didik
b. terdapat suatu tujuan dalam pembelajaran
c. adanya sumber belajar
d. tempat terjadinya pembelajaran
e. adanya evaluasi pemebelajaran
2.2.3 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum,
yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan
rinciannya. Isi dari proses pembelajaran tercermin dalam materi 15
pembelajaran yang dipelajari oleh siswa. Syaiful Bahri Djamarah, dkk
(2006: 43) menerangkan materi pembelajaran adalah substansi yang akan
disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pembelajaran
proses belajar mengajar tidak akan berjalan.
Materi pembelajaran disusun secara sistematis dengan mengikuti
prinsip psikologi. Agar materi pembelajaran itu dapat mencerminkan
target yang jelas dari perilaku siswa setelah mengalami proses belajar
mengajar. Materi pembelajaran harus mempunyai lingkup dan urutan yang
jelas. Lingkup dan urutan itu dibuat bertolak dari tujuan yang dirumuskan.
Materi pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum.
Karena itu, pemilihan materi pembelajaran tentu saja harus sejalan dengan
ukuran-ukuran yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi
yang bersangkutan. Harjanto (2005: 222) menjelaskan beberapa kriteria
pemilihan materi pembelajaran yang akan dikembangka dalam sistem
pembelajaran dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran, yaitu:
a. Kriteria tujuan pembelajaran. Suatu materi pembelajaran yang
terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus
atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya
sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
b. Materi pembelajaran supaya terjabar. Perincian materi
pembelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan
pembelajaran khusus yang dijabarkan telah dirumuskan secara
spesifik, dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan
yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi
pembelajaran.
c. Relevan dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa yang pokok
adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang
dimilikinya. Karena setiap materi pembelajaran yang akan
disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan
pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa aspek di antaranya
adalah pengetahuan sikap, nilai, dan keterampilan.
d. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat. Siswa dipersiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang berguna dan mampu hidup
mandiri. Dalam hal ini, materi pembelajaran yang dipilih
hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman
edukatif yang bermakna bagi perkembanga mereka menjadi
manusia yang mudah menyesuaikan diri.
e. Materi pembelajaran mengandung segi-segi etik. Materi
pembelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan segi
perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan
yang bakal mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka
terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia
yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
f. Materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan
yang sistematik dan logis. Setiap materi pembelajaran disusun
secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan
terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan
psikologi siswa. Dengan cara ini diharapkan sisi materi tersebut
akan lebih mudah diserap siswa dan dapat segera dilihat
keberhasilannya.
g. Materi pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku,
pribadi guru yang ahli, dan masyarakat. Ketiga faktor tersebut
perlu diperhatikan dalam memilih materi pembelajaran. Buku
sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam
bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku,
Kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa materi
pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang sangat
penting. Tanpa materi pembelajaran proses pembelajaran tidak
dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, materi pembelajaran yang
dipilih harus sistematis, sejalan dengan tujuan yang telah
dirumuskan, terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, sesuai
dengan kondisi masyarakat sekitar, mengandung segi-segi etik,
tersusun dalam ruang lingkup yang logis, dan bersumber dari buku
2.1.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Demi pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka ada berbagai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelajran tersebut, faktor
tersebut yang mempengaruhi keberhasilan dan tidaknya suatu
pembelajaran. Menurut kompasiana.com pada 24 juni 2015 Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelajaran yaitu :
a. Faktor Guru
Guru adalah faktor utama dalam proses pembelajaran.
Berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran bergantung pada
bagaimana cara seorang guru membelajarkan sebuah materi
terhadap siswa-siswanya.
b. Faktor Siswa
Siswa yang sakit tidak mungkin mengikuti pelajaran sebaik
ia mngikuti pelajaran ketika ia sedang dalam keadaan sehat.
Dipaksakan seperti apapun, kefahaman akan sulit sekali masuk
dalam diri anak. Karenanya, guru yang megetahui ada siswanya
yang sakit, sebaiknya menyuruh siswanya untuk beristirahat.
Anak terlahir dengan anugrah kemampuan yang berbeda-
beda. Maka dari itu, tugas guru adalah membantu siswa
mengembangkan kemampuan mereka. Siswa yang mempunyai
kemampuan menggambar sebaiknya diberi stimulus lebih dalam
menggambar. Begitu pula sebaliknya, siswa yang mempunyai
kemampuan menggambar sebaiknya tidak diberi pelajaran
menyanyi lebih banyak.
c. Faktor Kesuaian Materi
Materi yang sesuai dengan keinginan siswa akan membuat
siswa dapat lebih mengerti apa yang diajakan dan mudah
memahaminya, dan sebalikanya jika materi tersebut tidak sesuai
dengan keinginan siswa maka akan sulit juga siswa memahaminya.
d. Faktor Lingkungan
Sekolah yang baik seharusnya dijauhkan dari kebisingan
dan polusi. Tata letak sekolah juga harus diperhatikan. Sebaiknya
tidak didepan pasar, mall, tempat karaoke, atau tempat hiburan
yang lain.
2.1.5 Metode dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran yang ditetapkan guru
memungkinkan siswa untuk belajar proses, bukan hanya belajar produk.
Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif.
Sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar
baik segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Oleh karena itu, metode
pembelajaran pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut,
yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses. Dalam hal
ini guru dituntut agar mampu memahami kedudukan metode sebagai salah
satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
Untuk melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan metode
pembelajaran yang tepat. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 92) ketepatan
penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode
pembelajaran materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa,
sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ketepatan
penggunaan metode pembelajaran oleh guru memunkinkan siswa untuk
mencapai tujuan belajar baik dari segi kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Agar metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tepat,
guru harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber dan
fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Penggunaan metode
pembelajarandengan memperhatikan beberapa faktor di atas diharapkan
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Lee J. Cronbach (Suryadi, 2009: 212) merumuskan bahwa evaluasi
sebagai kegiatan pemeriksaan yang sistematis dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan akibatnya pada saat program dilaksanakan pemeriksaan
diarahkan untuk membantu memperbaiki program itu dan program lain
yang memiliki tujuan yang sama. Evaluasi merupakan salah satu
komponen dalam sistem pembelajaran. Dalam hubungannya dengan
pembelajaran dijelaskan oleh Harjanto (2005: 277) evaluasi pembelajaran
adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
peserta didik kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum.
Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui salah satu tujuan evaluasi
pembelajaran adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan pemahaman peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian evaluasi
menempati posisi yang sangat penting dalam 22 proses pembelajaran.
Karena dengan adanya evaluasi keberhasilan pembelajaran dapat
diketahui.

Evaluasi yang diberikan oleh guru mempunyai banyak kegunaan


bagi siswa, guru, maupun bagi guru itu sendiri. Menurut Sumiati dan Asra
(2009: 200) hasil tes yang diselenggarakan oleh guru mempunyai
kegunaan bagi siswa, diantaranya:

a. Mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi pembelajaran


yang disajikan oleh guru.
b. Mengetahui bagian mana yang belum dikuasai oleh siswa,
sehingga dia berusaha untuk mempelajarinya lagi sebagai upaya
perbaikan.
c. Penguatan bagi siswa yang sudah memperoleh skor tinggi dan
menjadi dorongan atau motivasi untuk belajar lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi


pembelajaran merupakan penilaian terhadap kemajuan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran menempati
posisi yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan
adanya evaluasi pembelajaran keberhasilan pembelajaran dapat diketahui
hasilnya. Oleh karena itu evaluasi pembelajaran harus disusun dengan
tepat, agar dapat menilai kemampuan siswa dengan tepat.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi system pengisian ini dengan mudah. Saran dari
penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini
dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan penerapan ke bengkel sesuai materi
yang berhubungan agar semakin menguasai dan memiliki keterampilan baik teori
maupun praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.


Hamalik, Oemar, 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Yogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Cetakan XIV.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, O, 2004. Proses Belajar Mengajar. Cetakan III. Jakarta: Bumi Aksara.
Gordon, B. Davis, 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1.
Jakarta: PT. Pustaka Binamas Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai