Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kami nikmat sehat dan
pengetahuan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori
Behaviorisme (Ivan Pavlov dan B.F. Skinner)” mata kuliah psikologi perkembangan dan teori
belajar sesuai waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada nabi besar Muhammad SAW
yang telah membimbing kita dari gelapnya kebodohan menuju terangnya iman dan
pengetahuan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Perkembangan dan Teori Belajar, Ibu Amalia Fitriana, M.Pd. yang telah memberikan tugas
ini dan membimbing kami dalam penyelesaiannya. Tak lupa kami ucapkan trimakasih kepada
pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan idenya yang kemudian dituangkan
dalam makalah ini sehingga makalah dapat disusun.
Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi sumber ilmu bagi pembaca,
meskipun masih banyak kekurangan dan kesalahan didalamnya. Kami memahami makalah
yang kami susun jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan
saran agar makalah selanjutnya dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata belajar merupakan kata yang tidak asing lagi ditelinga kita. Belajar akan
membawa suatu perubahan bagi individu-individu yang belajar. Perubahan
tersebut tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Khususnya bagi para mahasiswa dan mahasiswi jurusan
pendidikan. Belajar merupakan hal yang tidak pernah bisa lepas dari kehidupan
manusia.
Dalam perkembangan manusia belajar merupakan salah satu hal yang
berpengaruh dalam proses kehidupan manusia, yang kemudian memunculkan
beberapa teori-teori belajar yang berlandaskan pada fitrah manusia di bumi ini.
Dengan demikian teori-teori tersebut berlaku pula dalam kajian ilmu pendidikan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teori belajar behaviorisme?
2. Bagaimana teori belajar behaviorisme Ivan Pavlov?
3. Bagaimana teori belajar behaviorisme B.F. Skinner?
4. Bagaimana perbedaan teori Ivan Pavlov dan B.F Skinner?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pencarian ilmiah sehingga ia meninggalkan Seminari ke Universitas St. Peterseburg.
Disana ia belajar kimia dan fisiologi, dan menerima gelar doktor pada 1879. Ia
melanjutkan studinya dan memulai risetnya sendiri dengan topik yang menariknya:
sistem pencernaan dan peredaran darah. Karyanya pun terkenal, dan diangkat sebagai
profesor fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.
Pavlov dijunjung tinggi di negaranya sendiri, baik sebagai Kekaisaran Rusia
maupun sebagai Uni Soviet, dan di seluruh dunia. Pada tahun 1904 ia dianugerahi
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk studinya tentang
pencernaan. Dia adalah orang yang blak-blakan, dan meskipun dia sering menentang
pemerintah Soviet dalam hidupnya, dia tidak pernah dianiaya karena reputasinya dan
kebanggaan rekan senegaranya.
Pavlov adalah seorang ilmuwan yang mengabdikan diri untuk mempelajari. Ia
melihat sains sebagai sarana belajar tentang berbagai masalah dunia dan manusia.
Menurutnya, peran ilmuwanadalah mengungkap misteri alam sehingga hukum alam
dapat dipahami. Selain itu, para ilmuwan harus mencoba memahami bagaimana orang
belajar, daripada bertanya bagaimana mereka harus belajar.
4
sumber: https://images.app.goo.gl/ohyV3KusgJ8x6Ava9
6
Dari peristiwa pengkondisian klasik ini , merupakan dasar bentuk belajar yang
sangat sederhana, sehingga banyak ahli kejiwaan menganggap Pavlov sebagai titik
permulaan tepat untuk penyelidikan belajar. Lalu peristiwa kondisioning juga
banyak terdapat pada diri manusia, misalnya anda dapat menjadi terkondisi
terhadap gambar makanan dalam berbagai iklan yang menampilkan makanan
malam dengan steak yang lezat, dapat memicu respon air liur meskipun anda
mungkin tidak lapar. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov
maka terlihat bahwa pentingnya mengkondisi stimulus agar terjadi respon.
Dengan demikian pengontrolan stimulus jauh lebih penting daripada pengontrolan
respon. Konsep ini megisyaratkan bahwa proses belajar lebih mengutamakan
faktor lingkungan (eksternal) daripada motivasi (internal).
Para peneliti sering kali memnbuat stimulus netral bersamaan dengan stimulus
bersyarat atau berbeda beberapa detik selisih waktu pemberiannya dan segera
menghentikan secara setempat. Prosedur ini biasanya disebut dengan
pengkondisian secara serempak (simultaneous conditioning). Kadang peneliti juga
menggunakan prosedur yang berbeda, yakni dengan menghentikan stimulus netral
terlebih dahulu sebelum stimulus tak bersyarat, walaupun prosedur ini jarang
digunakan dalam pengkondisian.
7
c. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Clasical Conditioning
Prinsip-prinsip belajar menurut Classical Conditioning dapat diringkaskan
sebagai berikut:
1. Belajar adalah pembentukan kebiasaan dengan cara
menghubungkan/mempertautkan antara perangsang (stimulus) yang lebih
kuat dengan perangsang yang lebih lemah.
2. Proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara organisme dengan
lingkungan.
3. Belajar adalah membuat perubahan-perubahan pada organisme.
4. Setiap perangsang akan menimbulkan aktivitas otak US dan CS akan
menimbulkan aktivitas otak. Aktivitas yang ditimbulkan US lebih dominan
daripada yang ditimbulkan CS. Oleh karena itu US dan CS harus di pasang
bersama-sama, yang lama kelamaan akan terjadi hubungan. Dengan
adanya hubungan, maka CS akan mengaktifkan pusaat CS di otak dan
selanjutnya akan mengaktifkan US. Dan akhirnya organisme membuat
respon terhadap CS yang tadinya secara wajar dihubungkan dengan US.
5. Semua aktifitas susunan syaraf pusat diatur oleh eksitasi dan inhibisi.
Setiap peristiwa di lingkungan organisme akan dipengaruhi oleh dua hal
tersebut, yang pola tersebut oleh Pavlov disebut Cortical Mosaic. Dan pola
ini akan mempengaruhi respons organisme terhadap lingkungan. Namun
demikian Pavlov juga menyadari bahwa tingkah laku manusia lebih
komplek dari binatang, karena manusia mempunyai bahasa dan hal ini
akan mempengaruhi tingkah laku manusia.
8
juga memperoleh gelar doktor untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi
ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke
Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya.
9
sumber: https://images.app.goo.gl/eaAnRdkMX9mMTBin8
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan
penguatan negatif. Bentuk -bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau
penghargaan. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku
tidak senang. Sebenarnya kedua penguat yang positif dan negatif adalah efektif,,
10
keduanya merubah kemungkinan terjadinya perubahan perilaku. Tingkat
keefektifannya sangat bergantung kepada kekonsistenan anda dalam mengikuti
aturan-aturan penting yaitu;
1) Penguatan (reinforcement)
Penguatan adalah proses belajar untuk meningkatkan kemungkinan dari
sebuah perilaku dengan memberikan atau menghilangkan rangsangan. Prinsip
penguatan dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
Positive Reinforcement (Penguatan Positif)
Penguatan positif (positive reinforcement) adalah suatu rangsangan yang
diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang
11
baik sehingga respons menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung. Sebagai contoh, seorang anak yang pada dasarnya
memiliki sifat pemalu diminta oleh guru maju ke depan kelas untuk
menceritakan sebuah gambar yang dibuat oleh anak itu sendiri. Setelah
anak tersebut membacakan cerita, guru memberikan pujian kepada anak
tersebut dan teman-teman sekelasnya bertepuk tangan. Ketika hal tersebut
berlangsung berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi
lebih berani untuk maju ke depan kelas, bahkan kemungkinan sifat
pemalunya akan hilang. Beberapa hal-hal lain seperti uang, persahabatan,
cinta, pujian, penghargaan, perhatian, dan kesuksesan karir juga dapat
digunakan sebagai rangsangan penguatan positif
Negative Reinforcement (Penguatan Negatif
Negative Reinforcement adalah peningkatan frekwensi suatu perilaku
positif karena hilangnya rangsangan yang merugikan (tidak
menyenangkan). Sebagai contoh, seorang ibu yang memarahi anaknya
setiap pagi karena tidak membersihkan tempat tidur, tetapi suatu pagi si
anak tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu
tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin
membersihkan tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekwensi
sikap kemarahan dari ibunya. Perbedaan mutlak penguatan negatif dengan
penguatan positif terletak pada penghilangan dan penambahan stimulus
yang sama-sama bertujuan untuk meningkatkan suatu perilaku yangbaik.
2) Hukuman (Punishment)
12
Dalam hukuman juga terdapat pembagian antara positif dan negatif. Hukuman
positif (positive punishment) dimana sebuah perilaku berkurang ketika diikuti
dengan rangsangan yang tidak menyenangkan, misalnya ketika seseorang anak
mendapat nilai buruk di sekolah maka orangtuanya akan memarahinya hasilnya
anak tersebut akan belajar lebih giat untuk menghindari omelan orangtuanya (akan
kecil kemungkinannya anak tersebut akan mendapatkan nilai jelek). Hukuman
negatif (negative punishment), sebuah perilaku akan berkurang ketika sebuah
rangsangan positif atau menyenagkan diambil. Sebagai contoh, seorang anak
mendapat nilai jelek akibat terlalu sering bermain-main dengan temannya dan
malas belajar, kemudian anak tersebut dihukum oleh orangtuanya untuk tidak
boleh bermain dengan teman-temannya selama sebulan, akhirnya anak tersebut
tidak akan terlalu sering bermain-main atau lebih mengutamakan pelajarannya.
Pavlov Skinner
Percobaan pasa anjing sebagai dasar Percobaan Skinner dengan tikus sebagai
pembentukan dasar pembentukan teori dasar teori pengkondisian operan dan
pengkondisian klasik dan konsep- konsep-konsepnya.
konsepnya.
Tidak melibatkan godaan iming-ming. diberiming-iming hadiah.
subjek bersifat pasif. subjek aktif berpartisipasi dan melakukan
beberapa jenis tindakan agar mendapat
imbalan atau hukuman.
Melibatkan pembentukan asosiasi subjek harus terlebih dahulu menampilkan
dengan semacam peristiwa yang sudah perilaku yang kemudian dapat diberi
terjadi secara alami. imbalan atau hukuman.
untuk mendapatkan tingkah laku baru menjelaskan hubungan perilaku pada
melalui proses asosiasinya. imbalan dan konsekuensi tertentu.
pikiran mental internal dan mekanisme hanya membahas perilaku yang ekspresif
otak memainkan peran besar dalam dan bukan pemikiran mental internal dan
pembelajaran asosiatif. mekanisme otak.
bekerja dengan memasangkan respons Reinforcements dan Punishments setelah
spontan dengan stimulus. Respon tak perilaku dijalankan, menyebabkan tingkat
berkondisi menjadi respon yang perilaku meningkat/menurun.
terkondisi. menerapkan dua konsep
utama,
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Fahyuni, Eni Fariyatul. 2016. Psikologi Belajar & Mengajar. Sidoarjo: Nizamia Learning
Center.
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Cet. X; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015)
Guseka, Arya Cyuta, Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich Pavloc (Clasical
Conditioning ) Dalam Pendidikan. Jurnal Falasifa. Vol. 3, No. 1 Maret 2012