Oleh:
Kelompok 11
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “bimbingan bagi anak berperilaku
bermasalah” tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan
harapan. Adapun tujuan kami menulis makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah dan dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai bimbingan bagi anak berperilaku bermasalah.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Melik Budiarti, S.Sos. MA. sebagai
dosen pengampu mata kuliah bimbingan konseling yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Kelompok 11
2
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 2
BAB II: PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian dan jenis perilaku bermasalah 3
2.2 Bentuk-bentuk perilaku bermasalah 4
2.3 Masalah-masalah yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan
siswa 7
2.4 Teknik membantu siswa yang bermasalah 8
BAB III: PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAPORAN KINERJA 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
sehingga mereka dapat berfungsi lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan
mereka.
Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang pentingnya
bimbingan bagi anak berperilaku bermasalah, pendekatan yang dapat
digunakan dalam bimbingan ini, serta hasil yang diharapkan dari proses
bimbingan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini
dan pentingnya bimbingan, kita dapat lebih efektif dalam membantu anak-anak
yang menghadapi tantangan perilaku mereka dan memberikan mereka peluang
untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
alasan seorang murid memiliki perilaku bermasalah dan bahkan mungkin
murid tersebut memiliki masalah yang lebih rumit dan dia mengalami
penderitaan karenanya.
Perkembangan anak bermasalah berbeda dengan anak yang tidak
bermasalah. Masalah yang dialami anak mempengaruhi perkembangannya.
Pentingnya lingkungan terhadap tumbuh kembang anak sangat terlihat jika
membandingkan kondisi anak yang bermasalah dengan yang tidak, dimana
keduanya sama-sama memiliki akal, nurani, pancaindra namun keduanya
tumbuh berbeda karena pengaruh lingkungan yang buruk bagi salah satu
diantaranya. Perbedaan yang terjadi dapat berupa perkembangan fisik,
psikologis, dan moralitas anak.
Berdasarkan kadar penyimpangan, Lemert (1951) mengungkapkan
bahwa penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
1. Penyimpangan Primer. Penyimpangan ini berarti peyimpangan yang
sifatnya sementara atau temporer sehingga penyimpangan ini masih
dapat dimaklumi dan diterima oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan
penyimpangan tersebut masih dalam kategori ringan dan tidak
dilakukan berulang ulang. Contoh perilaku menyimpang primer di
sekolah antara lain terlambat dengan alasan jelas seperti ban bocor
atau macet, menunggak suatu iuran sekolah atau kas kelas, tidak
mengerjakan PR karena sakit, tidak melakukan piket, dan lain
sebagainya.
2. Penyimpangan Sekunder adalah perilaku menyimpang lanjutan dari
penyimpangan primer dimana perilakunya sudah tidak mendapat
toleransi masyarakat dan dilakukan berulang-ulang. Penyimpangan ini
merugikan serta mengganggu orang lain sehingga dapat dikenakan
sanksi sosial maupun hukum. Dalam kasus perilaku menyimpang
sekunder di sekolah antara lain bullying, perpeloncoan yang
menyebabkan korban terluka secara fisik dan mental, tindakan
kekerasan, tawuran, pencurian, pemerkosaan, dan lainnya.
4
jujur, dan berbuat baik terhadap sesama. Namun, kenyataan yang terjadi
dalam dunia pendidikan sering sekali muncul perilaku bermasalah pada
siswa. Berikut beberapa contoh bentuk perilaku bermasalah :
a. Emosional
Siswa yang mempunyai perilaku emosional sering kali bermain tangan
terhadap temannya, entah memukul atau mencubit. Apabila siswa
tersebut merasa terganggu dan tidak bisa menahan dirinya maka ia
berbuat hal negatif terhadap temannya. Contohnya pada saat jam
pembelajaran berlangsung siswa C memukul teman sebangkunya karena
teman sebangkunya tidak sengaja menyenggol tangan siswa C sehingga
siswa tersebut marah dan meluapkan emosinya kepada temannya.
b. Provokator
Siswa yang melakukan perbuatan tersebut sering mengajak atau
menghasut teman yang lain agar melakukan tindakan yang mengarah ke
hal negatif. Contohnya, apabila siswa tersebut tidak menyukai hal seperti
tidak mau mengerjakan tugas dari guru maka siswa tersebut menyuruh
teman yang lain agar tidak mengerjakannya juga.
c. Membully
Perilaku membully yang sering sekali dilakukan siswa yaitu memangil
nama teman dengan sebutan yang tidak pantas, menghina nama orang tua
bahkan saling mengejek. Terkadang siswa juga melakukan pengancaman
terhadap temannya seperti tidak mau meminjami pensil atau alat tulis
lainnya.
d. Mengganggu
Bentuk perilaku bermasalah ini sering sekali ditemukan pada waktu
pembelajaran berlangsung maupun pada waktu istirahat. Perilaku yang
dilakukan siswa ini sangat mengganggu kegiatan proses belajar dan
bersikap semaunya sendiri. Contohnya siswa A sengaja menganggu atau
menjahili temannya yang sedang fokus menyimak penjelasan guru. Tidak
hanya itu, siswa A mengganggu temannya dengan cara menyembunyikan
penghapus, mencoret-coret buku, dan biasanya suka menempeli
punggung temannya dengan kertas yang ada tulisannya sehingga
membuat tidak nyaman.
e. Berkelahi
5
Perilaku bermasalah seperti ini harus diperhatikan oleh guru, kejadian
yang dialami siswa awalnya mereka saling bercanda. Tetapi pada saat
bercanda ada siswa yang tersinggung maupun di tertawakan siswa lain
sehingga mengakibatkan cekcok dan terjadilah perkelahian. Sering sekali
kejadian ini dialami oleh siswa laki-laki yang emosinya tidak stabil.
perkelahian yang dalami oleh siswa karena saling bercanda tetapi lama
kelamaan hal tersebut menjadi serius.
f. Membolos
Membolos merupakan suatu kesengajaan yang dilakukan siswa untuk
tidak masuk sekolah atau tidak mengikuti pelajaran. Membolos juga
merupakan suatu tindakan yang melanggar tata tertib di sekolah.
Membolos adalah hal yang sering dilakukan siswa tanpa surat keterangan
dan ada juga siswa yang membolos dikarenakan orang tua yang bekerja
dari pagi sehingga siswa tersebut kurang pengawasan dari orang tua.
g. Berbicara Kotor
Bebicara kotor menjadi hal yang biasa dilakukan siswa entah itu
disengaja maupun tidak. Siswa yang berbicara kotor didepan teman atau
pada saat jam pembelajaran berlangsung sangat banyak. Siswa berbicara
kotor dikarenakan dari faktor keluarga, lingkungan pergaulan, dan
kurangnya pengawasan dari orang tua.
h. Tidak Mematuhi Tata Tertib
Tata tertib dianggap sepeleh dari beberapa siswa, mulai dari tidak
memakai ikat pinggang, dasi dan bahkan kaos kaki yang tidak sesuai.
Ada juga siswa yang melanggar aturan pada saat jam pembelajaran siswa
tersebut makan di kelas. Namun guru sudah melarang untuk siswa makan
pada saat jam pelajaran tetapi masih banyak siswa yang melanggarnya.
i. Sering Keluar Masuk Kelas
Kejadian ini sering sekali pada saat guru menjelaskan, siswa sering
meminta izin untuk ke toilet. Guru sudah melarang siswa untuk keluar
kelas pada saat jam pelajaran dan hanya memperbolehkan 1 orang siswa.
Namun masih banyak siswa yang keluar dengan temannya pada saat jam
pembelajaran berlangsung dikarenakan siswa tersebut tidak berani untuk
ke toilet sendiri. Ada juga siswa yang meminta izin ke toilet tetapi pergi
ke kantin untuk membeli jajan.
6
2.3 Masalah-masalah yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan
siswa
Karakteristik perkembangan siswa merujuk pada berbagai aspek dan
tahapan perkembangan yang dialami oleh siswa selama masa pertumbuhan
dan pembelajaran mereka. Karakteristik ini mencakup berbagai aspek seperti
fisik, kognitif, sosial, emosional. Memahami karakteristik perkembangan
siswa penting bagi pendidik, orang tua, dan pihak yang terlibat dalam
pendidikan anak-anak termasuk bimbingan dan konseling, karena hal ini
dapat membantu dalam merancang pengajaran dan pendekatan yang sesuai
dengan kebutuhan individual siswa. Dalam konteks perkembangan, kita dapat
memahami karakteristik perkembangannya dengan cara menganalisis
masalah-masalah yang muncul selama proses perkembangannya. Dengan kata
lain, untuk memahami bagaimana seseorang berkembang, penting untuk
memahami tantangan atau masalah yang mereka hadapi selama proses
tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik perkembangan siswa dan
masalah-masalah yang berkaitan :
a. Perkembangan Fisik
Siswa akan mengalami perubahan fisik yang signifikan seperti
pertumbuhan tubuh, perkembangan seksual, dan perubahan bentuk
tubuh. Masalah yang mungkin timbul dari perubahan ini adalah
kurangnya pengertian atau kecemasan tentang perubahan fisik yang
sedang terjadi.
b. Perkembangan Kognitif
Siswa mungkin mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep atau
masalah kognitif seperti kesulitan berpikir kritis, penalaran, atau
memecahkan masalah. Ini bisa menjadi tantangan dalam pengajaran
dan memerlukan pendekatan pembelajaran yang beragam.
c. Perkembangan Sosial
Siswa mengalami perkembangan sosial yang kompleks selama masa
sekolah. Mereka mungkin mengalami masalah seperti perundungan
(bullying) atau kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman
mereka. Pendidik harus berperan dalam menciptakan lingkungan yang
aman dan mendukung.
d. Perkembangan Emosional
7
Siswa dapat mengalami perubahan emosional yang signifikan selama
masa sekolah. Masalah seperti kecemasan, depresi, dan masalah
perilaku dapat muncul. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk
mengenali tanda-tanda ini dan memberikan dukungan yang sesuai
karena ini bisa memengaruhi konsentrasi, motivasi, dan prestasi
mereka di sekolah.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku menyimpang atau bermasalah, juga dikenal sebagai juvenile
delinquency, adalah tindakan jahat atau kenakalan yang terjadi pada anak-
anak muda, yang sering disebabkan oleh pengabaian sosial dan pengaruh
lingkungan. Anak-anak muda yang terlibat dalam perilaku menyimpang
seringkali mengalami cacat sosial dan mental akibat pengaruh sosial di
masyarakat. Perilaku bermasalah adalah perilaku di mana individu tidak dapat
atau tidak mau mengikuti norma perilaku sosial yang diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat mengganggu proses belajar dan menyebabkan
perilaku agresif atau pasif yang membuat sulit berkolaborasi dengan orang
lain.
Jenis perilaku bermasalah terdapat dua bentuk penyimpangan, yaitu
penyimpangan primer yang sifatnya sementara dan dapat dimaklumi, serta
penyimpangan sekunder yang merupakan lanjutan dari penyimpangan primer
dan dapat merugikan orang lain dan mendapatkan sanksi sosial atau hukum.
Bentuk-bentuk perilaku bermasalah tersebut antara lain perilaku
emosional menggunakan tindakan fisik, perilaku provokator tindakan negatif,
perilaku membully, perilaku mengganggu, perkelahian, membolos, berbicara
kotor, tidak mematuhi tata tertib, dan sering keluar masuk kelas. Semua
perilaku ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan menciptakan
lingkungan yang tidak kondusif di sekolah. Diperlukan upaya pendekatan dan
pengawasan yang tepat untuk mengatasi dan mencegah perilaku bermasalah
ini pada siswa.
Karakteristik perkembangan siswa mencakup aspek fisik, kognitif,
sosial, dan emosional. Penting bagi pendidik, orang tua, dan pihak yang
terlibat dalam pendidikan anak-anak untuk memahami hal tersebut karena
dapat membantu dalam merancang pengajaran dan pendekatan yang sesuai
dengan kebutuhan individual siswa, dan untuk menganalisis tantangan atau
masalah yang mereka hadapi selama proses perkembangannya. Masalah-
masalah yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan siswa adalah
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial,
perkembangan emosional.
10
Penanganan masalah siswa yang bermasalah di sekolah melibatkan
identifikasi masalah dengan tepat, memastikan sumber masalah, dan memilih
tindakan yang sesuai. Sumber masalah bisa berasal dari siswa, guru, teman
belajar, atau bahkan orangtua. Gejala perilaku bermasalah bisa bervariasi dari
ringan hingga berat, dan penanganannya dapat dilakukan melalui pendekatan
disiplin atau pendekatan bimbingan dan konseling. Pendekatan disiplin
mencakup penerapan peraturan sekolah dan sanksi yang bersifat mendidik. Di
sisi lain, pendekatan bimbingan dan konseling lebih fokus pada penyembuhan
melalui pelayanan konseling yang tidak melibatkan sanksi.
3.2 Saran
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bimbingan bagi anak berperilaku
bermasalah. Dengan uraian yang telah kami kemukakan semoga dapat
membuka wawasan bagi kita semua tentang bimbingan bagi anak berperilaku
bermasalah.
Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, H. L., Ghufron, S., & Kasiyun, S. (2020). Perilaku Negatif Siswa:
Bentuk, Faktor Penyebab, Dan Solusi Guru Dalam Mengatasinya.
Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ke-Sd-An, 7(2).
Hidayah, N., & Ismiradewi. (2020). Modul Pelatihan Untuk Guru : Identifikasi
Dan Penanganan.
Khusna, N. M. (2021). Penanganan Perilaku Bermasalah Pada Siswa Sekolah
Dasar Berbasis Agama (Studi Kasus Di Sd Qurrota A’yun Yogyakarta). Uin
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kusuma, M. P. (2014). Perilaku School Bullying Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Delegan 2, Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman,
Yogyakarta.
Mahabbati, A. (2014). Pola Perilaku Bermasalah Dan Rancangan Intervensi Pada
Anak Tunalaras Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Berdasarkan
Fungsctional Behavior Assesment. Dinamika Pendidikan, 21(01).
Mazrur, M. (2022). Penanganan Perilaku Siswa Bermasalah Di Sekolah: Sebuah
Analisis Metode Guru Handling Of Problem Student Behavior In School: An
Analysis Of The Teacher Method. Jurnal Hadratul Madaniyah, 9(2), 76–84.
Repita, L. E., Parmiti, D. P., & Tirtayani, L. A. (2016). Implementasi Teknik
Modeling Untuk Meminimalisasi Perilaku Bermasalah Oppositional Defiant
Pada Anak Kelompok B. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 4(2).
Suteja, J. (2016). Pendekatan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Masalah
Dan Memaksimalkan Potensi Siswa Di Sekolah. Edueksos Jurnal
Pendidikan Sosial & Ekonomi, 2(1).
12
LAPORAN KINERJA
(Ahman & Rohmana, n.d.; Dr. Maya Kartika Sari et al., n.d.; Silvia, 2019; Waasi, 2022)
13