PEMBELAJARAN
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Teori Pembelajaran Program Magister Pendidikan Agama Islam
Semester III IAIN Bone
Oleh
Kelompok IV
NURALISAH
NIM. 861082022019
SUMIATI
NIM. 861082022017
Dosen Pengampu:
Dr. Sarifa Suhrah, S.Ag. M.Pd.I
PROGRAM MAGISTER
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang maha pencipta, menghidupkan dan
Alhamdulillah, segala syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang senantiasa
pembelajaran”.
sosok pembawa perubahan yang luar biasa dari zaman jahiliah ke zaman penuh ilmu
ini. Sosok pemimpin yang mengangkat derajat seorang perempuan dan seorang
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Teori
Namun, berkat bimbingan dan dorongan semangat dari berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, selain itu penulis juga menyadari
bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Teori Kontruktivistik 4
B. Ciri-Ciri Pembelajaran Kontruktivistik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran 10
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Kontruktivistik 13
BAB II PENUTUP
A. Simpulan 14
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir,
merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk
teknologi atau apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut untuk menjadi
yang lebih baik ke depan. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan
diri individuagar kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa
lingkungan tersebut.
pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari konteks yang terbatas dan sedikit
aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa belajar mandiri,
sendiri.
1
Ndaru Kukuh Masgumelar & Pinton Setya Mustafa, “Teori Belajar Konstruktivisme dan
Implikasinya dalam Pendidikan dan Pembelajaran”, Ghaitsa, Vol. 2, No. 1, 20 21, h. 52.
1
2
pada siswa.Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi.
Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi oleh gurunya. Atau
Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat
informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber
informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, perpustakaan,
kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan
sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga
B. Rumusan Masalah
pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
dalam pembelajaran.
PEMBAHASAN
Bahasa Inonesia berarti paham atau aliran. 2 Kontruktivistik merupakan aliran filsafat
kita sendiri.
manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk
Kontruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi
2
Meli Febriani, “Ips dalam Pendekatan Konstruktivisme (Studi Kasus Budaya Melayu
Jambi)”, Aksara, Vol. 07, No. 01, Januari 2021, h. 64.
3
Nurfatimah Sugrah, “Implementasi Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Sains”, Humanika, Vol. 19. No. 2, September 2019, h. 124.
4
5
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. 4
Kontruktivistik sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
lebih dinamis.
sebagai berikut:
pengetahuan mereka.
pembelajaran terbaru.
4
Nafis Nailil Hidayah , “Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Proses Pembelajaran
di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018”, Habitus, Vol. 2, No. 1,
Maret 2018, h. 19.
6
tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa.
secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu
bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari
kepada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu
materi yang baru, pengalamanbelajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
5
Nurvia Urfany, dkk., “Teori Konstruktivistivisme dalam Pembelajaran”, Pandawa, Vol. 2,
No. 1, Januari 2020, h.111.
6
Eva Dwi Minarti & Puji Nurfauziah “Pendekatan Konsturktivisme dengan Model
Pembelajaran Generatif Guna Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi Matematis Serta
Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru di Kota Cimahi”, Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.
3, No. 2, November 2016, h. 73.
7
pembelajaran experiental learning, yaitu suatu model dimana, proses belajar mengajar
makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. 7 Belajar
yang bersifat konstruktif ini sering digunakan untuk menggambarkan jenis belajar
yang terjadi selama penemuan ilmiah dan pemecahan masalah kreatif di dalam
kehidupan sehari-hari. Pada teori ini juga memandang peserta didik sebagai individu
yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang
telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak dapat
digunakan lagi.8 Hal ini memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat
Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi
hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil
dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui
7
Ike Sylvia & Des Maria, “Implementasi PDS dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Peserta Didikmenggunakan Model Discovery Learningkelas XI IPS 4 SMA Pembangunan Labor UNP
Padang, (Prosiding Seminar Nasional Hibah Program Penugasan Dosen ke Sekolah (PDS) Universitas
Negeri Padang) 20 November 2018, h. 147.
8
Euis Nurhidayati, “Pedagogi Konstruktivisme dalam Praksispendidikanindonesia”, Donesian
Journal Of Educational Counseling, Vol. 1, No.1, Januari 2017, h. 2.
8
proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna
mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu.
1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu
sendiri.
secara lengkap.
mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik, dll. Belajar juga merupakan
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang dilihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh
berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, siswa akan selalu
mengadakan rekonstruksi.
9
Mulyadi, “Teori Belajar Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran (Inquiry)”, Al Yasini,
Vol.7, No.2, November 2022, h. 185.
9
seseorang.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
belajar.
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa, yaitu
secara mental membangun pengetahuan yang dilandasi oleh struktur kognitif yang
mengorganisasi pengalaman siswa. Kondisi seperti ini memang harus disikapi oleh
seorang guru dan sekolah bahwa memberikan pembelajaran yang berpengaruh itu
ketika semua sisi dalam proses pembelajaran itu aktif. Pendidik dan siswa secara
10
Susi Martini, “Landasan Filsafat Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Sains”, h. 10.
10
hasil sehingga menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar. Hal
2. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
11
Siti Masyitah, “Teori Kontruktivisme Dalam Pembelajaran”, Jurnal Prodi PGMI al-Misbah,
Vol. 9, No.1, Juni 2023, h. 91-92.
11
sendiri ide-ide mereka. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat
harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Oleh
karena itu agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan pendidik maka
diterapkan.
Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah
guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
12
Evi Sarpika, dkk., Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Menulis
Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri Mangasa I kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa, Vol. 2, No.1 2017, h. 206-207.
12
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan
sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu
Setiap teori belajar tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut ini
berikut:
menyebabkan kesalahpahaman.
sendiri, hal ini pasti memakan waktu yang lama dan setiap siswa
3. Situasi dan kondisi masing-masing sekolah tidak sama, karena tidak semua
kreativitas siswa.13
13
Hasrida Jabir, dkk., “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Keurea
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 3, No. 1, h.180-
181.
14
belajar tersebut. Kekurangan bisa ditutupi oleh kelebihan yang banyak dan juga
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kontruktivistik berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktif berarti
sendiri ide-ide mereka. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat
harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Oleh
karena itu agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan pendidik maka
diterapkan.
15
16
menanamkan bahwa siswa membangun sendiri, hal ini pasti memakan waktu
jika ada kesalahan kata atau kalimat yang kurang tepat serta sistematika penulisan
yang kurang baik, kritik akdan saran kami perlukan agar penulisan atau penyusunan
DAFTAR PUSTAKA
Eva Dwi Minarti & Puji Nurfauziah “Pendekatan Konsturktivisme dengan Model
Pembelajaran Generatif Guna Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan
Koneksi Matematis Serta Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru di Kota
Cimahi”, Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 3, No. 2, November
2016.
Evi Sarpika, dkk., Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap Kemampuan
Menulis Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri
Mangasa I kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, Vol. 2, No.1 2017.
Febriani. Meli, “Ips dalam Pendekatan Konstruktivisme (Studi Kasus Budaya Melayu
Jambi)”, Aksara, Vol. 07, No. 01, Januari 2021.
Hasrida Jabir, dkk., “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam di
Kelas IV SDN Keurea Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali”, Jurnal
Kreatif Tadulako Online, Vol. 3, No. 1.
Ike Sylvia & Des Maria, “Implementasi PDS dalam Upaya Meningkatkan Minat
Belajar Peserta Didikmenggunakan Model Discovery Learningkelas XI IPS 4
SMA Pembangunan Labor UNP Padang, (Prosiding Seminar Nasional Hibah
Program Penugasan Dosen ke Sekolah (PDS) Universitas Negeri Padang) 20
November 2018.
Martini. Susi, “Landasan Filsafat Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Sains”.
Masyitah. Siti, “Teori Kontruktivisme Dalam Pembelajaran”, Jurnal Prodi PGMI al-
Misbah, Vol. 9, No.1, Juni 2023.
Mulyadi, “Teori Belajar Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran (Inquiry)”, Al
Yasini, Vol.7, No.2, November 2022.
Nailil Hidayah. Nafis , “Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Proses
Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran
2017/2018”, Habitus, Vol. 2, No. 1, Maret 2018.
Ndaru Kukuh Masgumelar & Pinton Setya Mustafa, “Teori Belajar Konstruktivisme
dan Implikasinya dalam Pendidikan dan Pembelajaran”, Ghaitsa, Vol. 2, No.
1, 20 21, h. 52.
Nurhidayati. Euis, “Pedagogik Konstruktivisme dalam Praksispendidikanindonesia”,
Donesian Journal Of Educational Counseling, Vol. 1, No.1, Januari 2017
Nurvia Urfany, dkk., “Teori Konstruktivistivisme dalam Pembelajaran”, Pandawa,
Vol. 2, No. 1, Januari 2020.
Sugrah. Nurfatimah, “Implementasi Teori Belajar Konstruktivisme dalam
Pembelajaran Sains”, Humanika, Vol. 19. No. 2, September 2019.