Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA DEWASA DAN USIA LANJUT,n

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah

Psikologi Agama Program Magister Pendidikan Agama Islam

Semester III IAIN Bone

Oleh
Kelompok VII

ASMIRANI
NIM. 861082022012

ROHANI
NIM. 8610820220

PROGRAM MAGISTER
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2023
KATA IPENGANTAR

Semoga Ikita Isemua Iberada Idalam Ilindungan IAllah Iswt. ISalawat Iserta

Isalam Isenantiasa Itercurahkan Ikepada Ibaginda IRasul ISaw. Ikeluarga Idan Isahabat

Iserta Iumat IIslam Iyang Isenantiasa Iberada Idi IjalanNya. IPenulis Isenantiasa

Imemanjatkan Isyukur Ikepada IAllah Iswt. Ikarena Iberkat IrahmatNya Itugas

Ikelompok Ipada Imata Ikuliah IPsikologi IAgama Idengan Ijudul I” Perkembangan

Jiwa Agama Pada Dewasa dan Usia Lanjut” Idapat Iterselesaikan.

Makalah Iini Imerupakan Ihasil Idari Ipenyatuan Idari Iberbagai Ireferensi,

Ipendapat Itokoh Iyang Isatu Idan Itokoh Ilainnya Iatau Ipendapat Ipakar Iyang Isatu

Idan Ipakar Ilainnya Idisertai Idengan Isecuil Ipemikiran Idari Ipenulis Isendiri. IKami

Iberdoa Isemoga Imakalah Iini Inantinya Idapat Ipenulis Ipertanggungjawabkan Idan

Idipresentasekan Isebagaimana Imestinya. I

Ucapan Iterimakasih Ipada Ipihak Iyang Itelah Imemberikan Isumbangsih

Ikepada Ipenulis Iuntuk Imenyelesaikan Imakalah Ikami. IPenulis Ibahwa Imakalah

Imasih Ijauh Idari Ikata Isempurna, Iolehnya Ipenulis Iberharap Ikepada Iberbagai

Ipihak Iyang Idengan Itulus Imemberikan Idoa Iserta Ikritik Iyang Imembangun Idemi

Iuntuk Iperbaikan Ipenulis Ikedepannya.

Watampone, 7 November I2023

Penulis

Kelompok 8

2
DAFTAR IISI

HALAMAN ISAMPUL ...........................................................................................i

KATA IPENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR IISI ...........................................................................................................iii

BAB I1 IPENDAHULUAN

A. Latar IBelakang .....................................................................................................1

B. Rumusan IMasalah ................................................................................................2


C. Tujuan IPenulisan ..................................................................................................3

BAB III IPEMBAHASAN


A. Pengertian Dewasa dan Usia Lanjut ......................................................................4

B. Perkembangan Jiwa Agama pada Dewasa dan Usia Lanjut ..................................9

C. Perlakuan terhadap Usia Lanjut menurut Islam………………………………… 11


BAB IIII IPENTUP
A. Simpulan................................................................................................................14

B. Saran ......................................................................................................................15

DAFTAR IRUJUKAN .............................................................................................16


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang eksploratif dan potensial. Dikatakan makhluk

eksploratif, karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik

secara fisik maupun psikis. Manusia disebut makhluk potensial, karena pada diri

manusia tersimpan sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan.1

Para ahli psikologi perkembangan membagi perkembangan manusia

berdasarkan usia menjadi beberapa tahapan atau periode perkembangan. Secara garis

besarnta periode perkembangan itu terbagi menjadi : masa prenatal, masa bayi, masa

kanak-kanak, masa prapubertas, masa pubertas, masa dewasa, dan masa usia lanjut.

Sebagai individu yang sudah tergolong dewasa peran dan tanggung jawabnya

tentu makin bertambah besar, tak lagi harus bergantung secara

ekonomis,sosiologis,ataupun psikologis pada orang tuanya.mereka harus merasa

tertantang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri.

berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu

masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi

yang matang,tangguh,bertanggung jawab terhadap masa depannya, secara

fisik,seorang dewasa muda menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa

pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi punca.

1
Ifham Choli, “Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Usia Lanjut”, Jurnal Al-Risalah,
Vol.IX, No.1, Januari 2018, h. 98
mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam

melakukan berbagai kegiatan tanpa inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau ada juga yang

menyebutnya masa adolesen. Ketika mereka meginjak dewasa, pada umumnya

mempunyai sikap menemukan pribadinya, menentukan cita-citanya menggariskan

jalan hidupnya ,bertanggung jawab, menghimpun norma-norma sendiri. Secara umum

mereka yang tergolong dewasa yang berusia 20 s/d 40 tahun, sebelum memasuki masa

ini seorang remaja terlebih dulu berada pada tahap ambang dewasa atau masa remaja

akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun.2

Dewasa muda termasuk masa transisi,baik secara fisik (psysicallytrantition) ,

transisi secara intelektual (cognitive trantition) serta transisi peran sosial (social role

trantition) Sikap keberagamaan pada orang dewasa memiliki perspektif yang luas

didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu, sikap keberagamaan ini

umumnya juga dilandasi oleh pendalaman pengartian dan perluasan pemahaman

tentang ajaran agama yang dianutnya. Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan

sikap hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka adapun rumusan masalah adalah

sebagai berikut :

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, ( Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2013), h.52
6

1. Bagaimana pengertian dewasa dan usia lanjut?

2. Bagaimana perkembangan jiwa agama pada dewasa dan usia lanjut?

3. Bagaimana perlakuan terhadap usia lanjut menurut Islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dewasa dan usia lanjut

2. Untuk mengetahui perkembangan jiwa agama pada dewasa dan usia lanjut.

3. Untuk mengetahui perlakuan terhadap usia lanjut menurut Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa dan Usia Lanjut

Istilah dewasa berasal dari kata latin yaitu adult yang berarti telah tumbuh

menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena

itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan telah

siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersamaan dengan orang dewasa lainya.

Usia dewasa adalah usia ketenangan jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas.

Masa dewasa menurut konsep Islam adalah fase dimana seseorang telah memiliki

tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual dan agama secara

mendalam. Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka;

“Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang

sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. 3 Dengan kata

lain, orang dewasa berusaha mencari nilai-nilai yang akan dipilihnya dan berusaha

untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.

Elizabeth B Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, yaitu :


a. Masa Dewasa Awal

Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif

yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode

isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,

3
Mustafa Ma, “Perkembangan Jiwa Beragama pada Masa Dewasa”, Jurnal Edukasi, Vol. 2,
No. 1, h. 79
8

kreativitas dan penyusaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21

tahun sampai 40 tahun.

b. Masa Dewasa Madya

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri

yang menyangkut pribadi dan social anatara lain: masa dewasa madya merupakan masa

transisi, di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa

dewasanya memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan
perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan pada masa

sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi

kebutuhan pribadi dan sosial.

c. Masa Usia Lanjut

Periode selama usia lanjut, ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara

perlahan-lahan dan bertahap dikenal sebagai “senescence” yaitu masa proses menjadi

tua. Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu

suatuperiode di mana seorang telah beranjak jauh dari pada periode terdahulu. Masa

ini dimulai dari umur 60 sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang

bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.4


Kemantapan jiwa orang dewasa ini setidaknya memberikan gambaran tentang

bagaimana seharusnya sikap keberagamaan pada orang dewasa. Mereka sudah

memiliki tanggung jawab terhadap sistem nilai yang dipilihnya, baik sistem nilai yang

bersumber dari ajaran agama maupun yang bersumber dari norma-norma lain dalam

kehidupan dan pemilihan nilai tersebut telah didasarkan kepada pertimbangan

pemikiran yang matang.

4
Mulyadi, “Perkembangan Jiwa Keberagamaan pada Orang Dewasa dan Lansia”, IAIN Imam
Bonjol Padang, h. 49
B. Perkembangan Jiwa Agama pada Dewasa dan Usia Lanjut

Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat

proses kematangan dan pengalaman, perkembangan bukan sekedar perubahan

beberapa centimeter tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang

melainkan suatu proses integrasi dan banyak stuktur dan fungsi yang komplek.

Perkembangan sebagai rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah

yang lebih maju dan sempurna. Kesadaran beragama meliputi rasa keagamaan,
pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap, dan tingkah laku keagamaan, yang

terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian. Keadaan ini dapat dilihat melalui

sikap keberagamaan yang terdefernisasi yang baik, motivasi kehidupan beragama yang

dinamis, pandangan hiduup yang komprehansif, semangat pencarian dan

pengabdiannya kepada Tuhan, juga melalui pelaksanaan ajaran agama yang konsisten,

misalnya dalam melaksanakan shalat, puasa, dan sebagainya.

Kehidupan keagamaan pada usia lanjut menurut hasil penelitian psikologi

agama ternyata meningkat. Dari sebuah penelitian dengan sample 1.200 orang berusia

antara 60-100 tahun menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk menerima

pendapat keagamaan yang semakin meningkat. Sementara pengakuan terhadap realitas


tentang kehidupan akhirat baru muncul sampai 100% setelah usia 90 tahun.

Sikap keberagaman orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan

atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu, sikap keberagamaan ini umumnya juga

dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang ajaran agama

yang dianutnya. Beragama bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan

sekadar ikut-ikutan. Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap

keberagaman pada dewasa antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


10

1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang

matang, bukan sekadar ikut-ikutan.

2. Cenderung bersifat realis, sehingga norma-norma agama lebih banyak

diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.

3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk

mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.

4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab


diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.

5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.

6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan

beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas

pertimbangan hati nurani.

7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian

masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam

menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.

8. Terlihat adanya hubungan antara sikap keberagamaan dengan kehidupan social,

sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi social kegamaan sudah


berkembang.5

Sikap keberagamaan pada orang dewasa memiliki perspektif yang luas

didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu, sikap keberagamaan ini

umumnya dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang

5
Jalaluddin, Psikologi Agama : Memahami Prilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-prinsip
Psikologi, (Depok : Rajagrafindo Persada, 2016), h. 95
ajaran agama yang dianutnya, beragama bagi orang dewasa sudah meruapak sikap

hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan.

C. Perlakuan terhadap Usia Lanjut menurut Islam

Menurut Lita L Atkison, sebagian besar orang-orang yang berusia lanjut (usia

70-79th) menyatakan tidak merasa dalam keterasingan dan masih menunjukkan

aktifitas yang positif. Tetapi perasaan itu muncul setelah mereka memperoleh
bimbingan semacam terapi psikologis.6 Kajian psikologi berhasil mengungkapkan

bahwa di usia melewati setengah baya, arah perhatian mengalami perubahan yang

mendasar. Bila sebelumnya perhatian diarahkan pada kenikmatan materi dan duniawi,

maka pada peralihan ke usia lanjut ini, perhatian lebih tertuju pada masalah-masalah

yang berkaitan dengan kehidupan akhirat mulai menarik perhatian mereka.

Di dalam Islam, perlakuan terhadap manusia usia lanjut dianjurkan seteliti dan

setelaten mungkin. Perlakuan terhadap orangtua menurut tuntutan Islam berawal dari

keluarga, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa Allah SWT. memerintahkan

kepada anak-anak mereka untuk memperlakukan kedua orangrtua dengan kasih

sayang.

َ َ ُ ُ ََ َ ْ َ َ ْ َُ ً ْ ْ َ ْ َّ ُ ْ َ ََّ َ ٰ َ
‫۞ َوقضى َر ُّبك الا تع ُبد ْ ْٓوا ِال ْٓا ِاَّي ُاه َو ِبال َوا ِلدي ِن ِاح ٰسناۗ ِاَّما َي ْبلغَّن ِعندك ال ِكب َر احدهمآْ ا ْو‬

ً َ ً َ َ َّ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ُ َ َّ ْ ُ َ َ َ َ ٰ
‫ِكل ُهما فلا تقل ل ُهمآْ ا ٍّف َّولا تن َه ْرهما َوقل ل ُهما ق ْولا ك ِر ْيما‬

Terjemahnya :
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan

6
Jalaluddin, Psikologi Agama….h. 100
12

“ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada


keduanya perkataan yang baik. QS. Al Isra/17 : 237
Dari penjelasan di atas tergambar bagaimana perlakuan terhadap manusia usia

lanjut menurut Islam. Manusia usia lanjut dipandang tak ubahnya seorang bayi yang

memerlukan pemeliharaan dan perawatan serta perhatian khusus dengan penuh kasih

sayang. Perlakuan yang demikian itu tidak dapat diwakilkan kepada siapa pun,

melainkan menjadi tanggung jawab anak-anak mereka. Perlakuan yang baik dan penuh

kesabaran serta kasih sayang dinilai sebagai kebaktian. Sebaliknya, perlakuan yang
tercela dinilai sebagai kedurhakaan.

Penjelasan ini menunjukkan bahwa perlakuan terhadap manusia usia lanjut

menurut islam merupakan kewajiban agama, maka perbuatan menempatkan orang tua

dipanti jompo merupakan tindakan tercela yang dilakukan oleh seorang anak. Usia

lanjut dimana seseorang meningkatkan kesadaran akan peran social dengan niatan amal

shalih, meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT, melalui perluasan

diri dengan mengamalkan ibadah-ibadah sunnah, seperti shalat malam, puasa sunnah,,

berdzikir atau wirid. Seseorang akan menyesali diri, jika dalam hidupnya, terutama di

usia senja, tidak melakukan suatu aktivitas yang bermanfaat bagi orang lain atau bagi

Tuhan-nya, sebab jika batas kematian telah tiba maka tidak akan dapat ditunda barang
sedetikpun.

Pada masa ini, seseorang terkadang tidak mampu mengaktualisasikan

potensinya, bahkan kesadarannya menurun atau bahkan menghilang. Kondisi ini

disebabkan karena menuanya syaraf-syaraf atau organ-organ tubuh lainnya, sehingga

menjadi kepikunan. Karena demikian kondisi kesadarannya sehingga ia terbebas dari

segala tuntutan hokum agama, seperti shalat, puasa dan ibadahibadah yang lain. Nabi

7
Al-Hufaz: Al-Qur’an Hafalan Mudah Terjemahan dan Tajwid Warna, h.284
SAW mengajarkan agar agar seseorang tidak hanya meminta kepada Allah SWT, umur

yang panjang, tetapi yang terpenting adalah bagaimana mempergunakan umur yang

diberikan Allah itu dengan sebaikbaiknya. Sabda Nabi itu dapat dibenarkan, sebab

banyak orang yang berumur panjang tetapi kondisinya pikun, sehingga seringkali

membebani orang lain69

Pada akhir masa usia lanjut, sesorang akan menghadapi masa menjelang

kematian. Tugas-tugas perkembangan pada masa ini adalah memberikan wasiat kepada
keluarganya jika terdapat masalah yang perlu diselesaikan, seperti wasiat tentang

pengembalian hutang, mewakafkan sebagian hartanya untuk keperluan agama, dan

sebagainya, tidak mengingat apapun kecuali berdzikir kepada Allah.


14

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Manusia adalah makhluk social, yang selalu membutuhkan bantuan oang lain

dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu juga dengan kebutuhan manusia terhadap

agama, terlebih pada mereka yang sudah memasuki masa usia lanjut. Kebutuhan

terhadap agama disebabkan manusia selaku makhluk Tuhan yang dibekali dengan
berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah tersebut adalah

kecenderungan terhadap agama. Karena adanya fitrah ini, maka manusia selalu

membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama.

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup manusia,secara umum

mengatakan bahwa usia lanjut ini dimulai pada usia 65 tahun. Dalam perkembangan

usia lanjut ini akan terjadi penurunan kemampuan fisik yang menyebabkan aktivitas

menurun. Adapun ciri-ciri keagamaan pada usia lanjut diantaranya, Kehidupan

keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan, Meningkatnya

kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan, Mulai muncul pengakuan

terhadap realistis tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh, Sikap


keagamaan cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar sesama manusia,

serta sifat-sifat luhur, Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan

dengan pertambahan usia lanjutnya, Perasaan takut kepada kematian ini berdampak

pada peningkatan pembentukan sikap keagamaan dan kepercayaan terhadap adanya

kehidupan abadi (akhirat).

Perkembangan agama pada usia lanjut sudah mencapai kemantapan beragama,

mereka menjalankan penuh kesadaran diri dan bukan sekedar ikutikutan. Kematangan
atau kedewasaan seseorang dalam beragama biasanya ditunjukakan dengan kesadaran

dan keyakinan yang teguh karena menganggap benar akan beragama yang dianutnya

dan ia memerlukan agama dalam hidupnya.

Di dalam Islam Perlakuan terhadap manusia usia lanjut dianjurkan seteliti dan

seteladan mungkin. Perlakuan terhadap orang tua yang berusia lanjut, dibebankan pada

keluarga mereka, bukan kepada badan atau panti asuhan, termasuk panti jompo.

Sehingga merawat orang tua dalam usia lanjut merupakan kewajiban bagi anak-anak
maupun sanak keluarganya, yakni dengan cara- cara yang diajarkan oleh Sunnah Rasul.

B. Saran

Penulis Itentunya Imenyadari Ijika Imakalah Idi Iatas Imasih Iterdapat Ibanyak

Ikesalahan Idan Ijauh Idari Ikata Isempurna. IPenulis Iakan Imemperbaiki Imakalah

Itersebut dengan Iberpedoman Ipada Ibanyak Isumber Iserta Ikritik Iyang

Imembangun Idari Ipembaca Iagar Ipenyusunan Imakalah Iberikutnya Ilebih Ibaik

Ilagi.
16

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hufaz: Al-Qur’an Hafalan Mudah Terjemahan dan Tajwid Warna.

Choli, Ifham. “Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Usia Lanjut”, Jurnal Al-
Risalah, Vol.IX, No.1, Januari 2018.

Jalaluddin, Psikologi Agama : Memahami Prilaku dengan Mengaplikasikan


Prinsip-prinsip Psikologi, (Depok : Rajagrafindo Persada, 2016).

Mustafa Ma, “Perkembangan Jiwa Beragama pada Masa Dewasa”, Jurnal


Edukasi, Vol. 2, No. 1, Januari 2016.

Mulyadi, “Perkembangan Jiwa Keberagamaan pada Orang Dewasa dan


Lansia”, IAIN Imam Bonjol Padang.

Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, ( Bandung:


Remaja Rosda Karya, 2013).

Anda mungkin juga menyukai