Anda di halaman 1dari 18

PEMBELAJARAN TERPADU MODEL NETWORKED

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu

Yang diampu oleh Dr. Wiwik Andayani, M.Pd

Oleh Kelompok10 :

1.Dewi Mu’atiroh (2186206030)

2. Tri Wahyuni (2186206078)

3. Aris Agung Nugrogo (2186206098)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI TRENGGALEK
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka penyusun bisa menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul “ Model Pembelajaran Terpadu Networked ”, penyusun
harap makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penyusun dan juga
pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini
penyususn mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr, Wiwik
Andayani, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Keterampilan Dasar
Mengajar yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan. Terimakasih juga
kepada orang tua penyususn yang selalu memberikan doa dan dukungannya. Dan
rekan-rekan mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK program Studi
“Pendidikan Guru Sekolah Dasar” yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penyusun. Serta semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan
satu-persatu yang telah memberikan bantuan baik morol maupun materal.
Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya.

Trenggalek, 11 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Definisi Operasional................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Networked.............................4
2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Terpadu Model Networked................................6
2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Networked.................6
2.4 Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Networked........................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Networked.. 9
2.6 Tujuan Pembelajaran Terpadu Model Networked……………………..10

BAB III PENUTUP.........................................................................................12


3.1 Kesimpulan............................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................13

DAFTAR RUJUKAN......................................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Pembelajaran Model Networked............................................4

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran Terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai aspek dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik.
Untuk mencapai aspek perkembangan anak dengan optimal, materi yang
disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema. Pembelajaran terpadu
model networked adalah model yang memadukan berbagai pengetahuan dan
keterampilan dari berbagai bidang keahlian anak, yang dijalin dalam proses
kerja untuk memecahkan masalah yang diminati/dihadapi anak.
Dalam model ini, anak menunjukkan proses integrasi/keterpaduan melalui
pemilihan sendiri jaringan-jaringan yang dibutuhkan. Hanya anak sendirilah
yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang yang diminatinya, yang
dapat mencapai sumber-sumber yang dibutuhkan. Dengan demikian model
networked ini, anak dilatih untuk mengembangkan minatnya, guru
membimbing anak dengan petunjuk dan pengarahan yang mutakhir sehingga
pembelajaran yang lebih bermakna (meaning
full), menyeluruh (holistic), otentik dan aktif.
Keberhasilan penyelenggara pendidikan formal secara umum dapat
diindikasikan apabila kegiatan kegiatan belajar mampu membentuk pola
tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat
dievaluasi melalui pengukuran dengan mengguanakan tes dan notes. Proses
pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup
terencana dan diimplementasikan dalam bentuk pola-pola kegiatan
pembelajaran.
Pola-pola kegiatan pembelajaran dapat diintregasikan kedalam kurikulum.
Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau
lebih sedemikian hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Intregrated curiculum diwujudkan dengan adanya pembelajaran terpadu.
Dalam intregrated curiculum, apa yang disajikan di sekolah disesuaikan

v
dengan kehidupan anak diluar sekolah. Pembelajaran disekolah membantu
siswa dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaiamana pengertian pembelajaran terpadu model networked?
2) Bagaiamana ciri-ciri pembelajaran terpadu model networked?
3) Bagaiamana langkah- langkah pembelajaran terpadu model networked?
4) Bagaimana implementasi pembelajaran terpadu model networked?
5) Bagaimana kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model
networked?

1.3 Tujuan
1) Untuk mendeskripsikan secara objektif tentang pengertian pembelajaran
terpadu model networked
2) Untuk mendeskripsikan secara objektif tentang ciri- ciri pembelajaran
terpadu model networked
3) Untuk mendeskripsikan Langkah- Langkah pembelajaran terpadu model
networked
4) Untuk mendisjripsikan implementasi pembelajaran terpadu model
networked
5) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model
networked

1.4 Definisi Operasional


Dalam definisi operasional ini mencakup beberapa definisi variabel yang
mungkin belum diketahui pembaca. Maka dari itu penulis menjabarkan
beberapa istilah penting dalam makalah ini.
1) Pembelajaran Terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang menyertakan
beberapa materi pelajaran agar siswa mendapatkan sebuah pengalaman
yang berfaedah dan cakupan yang lebih luas. Pembelajaran terpadu ini
membuat siswa baik secara individu maupun kelompok mampu aktif

vi
mencari, menggali dan menemukan konsep dari setiap pokok bahasan
yang ada.
2) Networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan media elektronik dan media massa dalam mencari data, keterangan
atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau
diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber.
3) Kelas tinggi adalah senutan untuk kelas tingkat sekolah dasar yang terdiri
dari mulai kesas empat, lima, dan enam. Dimana secara umum usia peserta
didik dalam kelas tinggi berkisar antara usia 10-13 tahun. Pada proses
pembelajaran pada kelas tinggi ini berbeda dengan kelas rendah, karena
pada kelas tinggi pembelajarannya sudah lebih sulit dibandingkan dengan
kelas rendah.

vii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Networked

Gambar 1. Bagan Pembelajaran Model Nerworked

Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) networked merupakan model


pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah
siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda-beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus-
menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan
yang dihadapi siswa.
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara
siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya
sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber
dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak,
orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan
belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang
besar dalam dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang
berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada
siswa untuk mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui
kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu

viii
memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-
bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah
program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior
desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar
lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam
bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka
menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-
menerus. Peserta didik menyaring semua yang mereka  pelajari melalui kajian
para ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli
di bidang terkait. Model ini digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu
merupakan sebuah bangun yang apabila dilihat dapat menciptakan berbagai
dimensi dan arah fokus. Pendidikan seorang manusia tidak pernah selesai sampai
ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber
masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan
ide-ide baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional
peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu
jelas. Dalam pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan
ini sebagai sumber informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut
pandang mereka sendiri sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar
mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka
butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi
bidang mereka, peserta didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan.
Model ini, seperti model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan
tambahan yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek,
jika mereka mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan
teknik pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki,
seperti yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.

ix
2.2 Ciri – Ciri Pembelajaran Terpadu Model Networked
Fogarty (1991) menjelaskan beberapa karakteristik pembelajaran terpadu
networked, yaitu:
1) Potensi terciptanya sumber belajar antara banyak pihak yang membentuk
sebuah jaringan.
2) Sumber belajar yang digunakan beragam (buku, majalah, internet, televisi,
radio, ahli).
3) Menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi.
4) Memungkinkan siswa untuk aktif dalam mencari informasi.
5) Membuat siswa mampu menyimpulkan informasi yang diperoleh.

2.3 Langkah – Langkah Pembelajaran Terpadu Networked

Langkah-langkah pengembangan model jaringan adalah sebagai berikut:          

1) Analisis perkembangan anak.


2) Tentukan konten kurikulum berdasarkan perkembangan anak dengan
membuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan hasil
belajar.
3) Buat rancangan kegiatan mingguan (RKM).
4) Tentukan tema dan subtemanya, kaitkan dengan aspek-aspek
perkembangan anak.
5) Kemudian tentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek
kemampuan.
6) Desain model networked, lalu masukkan minat-minat anak sesuai dengan
aspek perkembangan anak.
7) Hasil dari rancangan model jaringan (networked) dimasukkan dalam
Rancangan Kegiatan Harian dengan berpijak pada tema dan subtema.
8) Tentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun metode langkah-
langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan
penutup).
9) Langkah evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RKH
yang telah dibuat

x
2.4 Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Networked
Dalam menerapakan pembelajaran terpadu tipe networked, guru perlu
memikirkan apa yang siswa minati. Kemudian guru merencanakan
pembelajaran networked untuk siswa mencari informasi dari berbagai sumber
seperti televisi, radio buku, majalah, internet, dan siswa juga dapat bekerjasama
dengan orang lain yang dianggap ahli sesuai dengan bidangnya (Fogarty, 1991).
Berikut adalah contoh bagan dan peta konsep pembelajaran terpadu tipe
networked di Sekolah Dasar.

xi
Beberapa alasan pembelajaran terpadu model networked cocok
digunakan di tingkat SD sebagai berikut.

1) Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak.


Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia sekitarnya
secara menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian
yang satu dengan yang lain.
2) Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga
harus mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak
mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia
terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki
cakrawala pandang yang luas dan integratif. Cakrawala pandang yang luas
diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang akan mereka hadapi
nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat dalam
memandang manusia secara utuh. Pembelajaran terpadu juga menekankan
integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema
yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu
bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan
secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh
dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
3) Model Networked, seperti model yang tersamar, model jaringan sering
memindahkan tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar
daripada seorang desainer pembelajarannya. Namun, itu adalah model
yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau
mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala
para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan
berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara
kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal
ini mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru
disuatu bidang atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang yang lebih
khusus. Salah satu contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang
genetika yang telah mengembangkan sebuah penemuan baru yang dikenal

xii
sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang merupakan
hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat
dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Networked


Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan dibandingkan dengan
pendekatan konvensional, yaitu sebagai berikut.
1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan anak.
2) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
peserta didik.Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik
sehingga ha
3) sil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4) Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir dan
sosial peserta didik.
5) Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil
peserta didik.
6) Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja
sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta
didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan nara sumber;
sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan
dalam konteks yang lebih bermakna.

Di samping ada kelebihan di atas, pembelajaran terpadu memiliki


kelemahan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan
pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan
evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.
Puskur, Balitbang Diknas (ttg:9) mengidentifikasi beberapa kelemahan
pembelajaran terpadu antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu
sebagai berikut.

xiii
1) Aspek Guru.
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani
mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut
untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan
bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2) Aspek Peserta Didik.
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua
ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran
terpadu juga akan terlambat.
3) Aspek Kurikulum.
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian
materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi,
metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4) Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu memerlukan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan.
5) Aspek Suasana Pembelajaran.
Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang
kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengerjakan sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman,
selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

2.6 Tujuan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked


Model networked dirancang untuk memaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah,

xiv
maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar
disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya
hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
Dan untuk memotivasi peserta didik mendalami dan menguasai minatnya serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan memperluas cakrawala pelajar
berdasarkan perspektif yang diperlukan.

xv
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi bila
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa
mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata
keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu
ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang
terkait.
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak
sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat
di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk
pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi
dengan baik. Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang
tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia.
Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran dan
menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik
memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan
kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi kadang
menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang
harus dibayar. Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke
ekstrem, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak
terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya
pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. Tutor atau mentor sering
menyarankan penggunaan model jaringan untuk memperluas cakrawala para
pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.

xvi
3.2 Saran
Dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang
harus dilengkapi demi perkembangan kemampuan penulis dan para pembaca.
Oleh karena itu, segala bentuk masukkan atau saran dan usulan yang sifatnya
mendukung penulisan ini, amat sangat diharapkan. Berdasarkan makalah ini,
maka ada beberapa saran yang akan disampaikan kepada mahasiswa PGSD,
guru SD, dan Sekolah.
1) Untuk mahasiswa PGSD, agar nantinya makalah ini bisa menjadikan
pedoman atau gambaran pada saat melakukan microteaching dengan
menggunakan model pembelajaran networked.
2) Untuk guru SD, dapat meningkatkan kreativitas model pembelajaran,
diantaranya membuat kegiatan pembelajaran bervariasi yang
menyenangkan agar siswa tidak bosan dan agar siswa dapat menerima
materi dengan mudah.
3) Untuk Sekolah, perlu mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru yang
kurang terampil dalam menerapkan model pembelajaran terpadu model
networked. Dengan melaksanakan pelatihan bagi guru maka penerapan
model pembelajaran terpadu model networked akan berjalan dengan
efektif dan efisien.

Semoga makalah yang telah kami buat agar dapat bermanfaat kepada
para pembaca, carilah hal yang belum pernah kamu dapatkan,
memperbanyaklah membaca agar ilmu pengetahuan kita tidak memudar.

xvii
DAFTAR RUJUKAN

Fogarty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinios: Skylight Publishing


Inc.

Julianto.2010. Kajian teori dan Kesimpulan Model Pembelajaran Terpadu dalam


Pembelajaran dikelas.Surabaya: Unesa University Press.
Margunayasa, A. J. 2014. Pembelajaran Terpadu, Konsep dan Penerapannya.
Graha Ilmu: Jakarta

Saefudin,U, Rukmana. 2007. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press.

Suprayekti, dkk. 2003. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

xviii

Anda mungkin juga menyukai