Oleh Kelompok10 :
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka penyusun bisa menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul “ Model Pembelajaran Terpadu Networked ”, penyusun
harap makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penyusun dan juga
pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini
penyususn mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr, Wiwik
Andayani, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Keterampilan Dasar
Mengajar yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan. Terimakasih juga
kepada orang tua penyususn yang selalu memberikan doa dan dukungannya. Dan
rekan-rekan mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK program Studi
“Pendidikan Guru Sekolah Dasar” yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penyusun. Serta semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan
satu-persatu yang telah memberikan bantuan baik morol maupun materal.
Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Definisi Operasional................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Networked.............................4
2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Terpadu Model Networked................................6
2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Networked.................6
2.4 Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Networked........................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Networked.. 9
2.6 Tujuan Pembelajaran Terpadu Model Networked……………………..10
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................14
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
dengan kehidupan anak diluar sekolah. Pembelajaran disekolah membantu
siswa dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah.
1.3 Tujuan
1) Untuk mendeskripsikan secara objektif tentang pengertian pembelajaran
terpadu model networked
2) Untuk mendeskripsikan secara objektif tentang ciri- ciri pembelajaran
terpadu model networked
3) Untuk mendeskripsikan Langkah- Langkah pembelajaran terpadu model
networked
4) Untuk mendisjripsikan implementasi pembelajaran terpadu model
networked
5) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model
networked
vi
mencari, menggali dan menemukan konsep dari setiap pokok bahasan
yang ada.
2) Networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan media elektronik dan media massa dalam mencari data, keterangan
atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau
diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber.
3) Kelas tinggi adalah senutan untuk kelas tingkat sekolah dasar yang terdiri
dari mulai kesas empat, lima, dan enam. Dimana secara umum usia peserta
didik dalam kelas tinggi berkisar antara usia 10-13 tahun. Pada proses
pembelajaran pada kelas tinggi ini berbeda dengan kelas rendah, karena
pada kelas tinggi pembelajarannya sudah lebih sulit dibandingkan dengan
kelas rendah.
vii
BAB II
PEMBAHASAN
viii
memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-
bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah
program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior
desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar
lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam
bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka
menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-
menerus. Peserta didik menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian
para ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli
di bidang terkait. Model ini digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu
merupakan sebuah bangun yang apabila dilihat dapat menciptakan berbagai
dimensi dan arah fokus. Pendidikan seorang manusia tidak pernah selesai sampai
ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber
masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan
ide-ide baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional
peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu
jelas. Dalam pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan
ini sebagai sumber informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut
pandang mereka sendiri sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar
mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka
butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi
bidang mereka, peserta didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan.
Model ini, seperti model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan
tambahan yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek,
jika mereka mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan
teknik pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki,
seperti yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.
ix
2.2 Ciri – Ciri Pembelajaran Terpadu Model Networked
Fogarty (1991) menjelaskan beberapa karakteristik pembelajaran terpadu
networked, yaitu:
1) Potensi terciptanya sumber belajar antara banyak pihak yang membentuk
sebuah jaringan.
2) Sumber belajar yang digunakan beragam (buku, majalah, internet, televisi,
radio, ahli).
3) Menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi.
4) Memungkinkan siswa untuk aktif dalam mencari informasi.
5) Membuat siswa mampu menyimpulkan informasi yang diperoleh.
x
2.4 Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Networked
Dalam menerapakan pembelajaran terpadu tipe networked, guru perlu
memikirkan apa yang siswa minati. Kemudian guru merencanakan
pembelajaran networked untuk siswa mencari informasi dari berbagai sumber
seperti televisi, radio buku, majalah, internet, dan siswa juga dapat bekerjasama
dengan orang lain yang dianggap ahli sesuai dengan bidangnya (Fogarty, 1991).
Berikut adalah contoh bagan dan peta konsep pembelajaran terpadu tipe
networked di Sekolah Dasar.
xi
Beberapa alasan pembelajaran terpadu model networked cocok
digunakan di tingkat SD sebagai berikut.
xii
sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang merupakan
hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat
dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
xiii
1) Aspek Guru.
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani
mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut
untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan
bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2) Aspek Peserta Didik.
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua
ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran
terpadu juga akan terlambat.
3) Aspek Kurikulum.
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian
materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi,
metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4) Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu memerlukan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan.
5) Aspek Suasana Pembelajaran.
Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang
kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengerjakan sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman,
selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
xiv
maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar
disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya
hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
Dan untuk memotivasi peserta didik mendalami dan menguasai minatnya serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan memperluas cakrawala pelajar
berdasarkan perspektif yang diperlukan.
xv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi bila
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa
mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata
keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu
ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang
terkait.
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak
sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat
di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk
pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi
dengan baik. Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang
tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia.
Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran dan
menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik
memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan
kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi kadang
menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang
harus dibayar. Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke
ekstrem, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak
terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya
pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. Tutor atau mentor sering
menyarankan penggunaan model jaringan untuk memperluas cakrawala para
pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.
xvi
3.2 Saran
Dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang
harus dilengkapi demi perkembangan kemampuan penulis dan para pembaca.
Oleh karena itu, segala bentuk masukkan atau saran dan usulan yang sifatnya
mendukung penulisan ini, amat sangat diharapkan. Berdasarkan makalah ini,
maka ada beberapa saran yang akan disampaikan kepada mahasiswa PGSD,
guru SD, dan Sekolah.
1) Untuk mahasiswa PGSD, agar nantinya makalah ini bisa menjadikan
pedoman atau gambaran pada saat melakukan microteaching dengan
menggunakan model pembelajaran networked.
2) Untuk guru SD, dapat meningkatkan kreativitas model pembelajaran,
diantaranya membuat kegiatan pembelajaran bervariasi yang
menyenangkan agar siswa tidak bosan dan agar siswa dapat menerima
materi dengan mudah.
3) Untuk Sekolah, perlu mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru yang
kurang terampil dalam menerapkan model pembelajaran terpadu model
networked. Dengan melaksanakan pelatihan bagi guru maka penerapan
model pembelajaran terpadu model networked akan berjalan dengan
efektif dan efisien.
Semoga makalah yang telah kami buat agar dapat bermanfaat kepada
para pembaca, carilah hal yang belum pernah kamu dapatkan,
memperbanyaklah membaca agar ilmu pengetahuan kita tidak memudar.
xvii
DAFTAR RUJUKAN
xviii