Anda di halaman 1dari 19

MODEL CONNECTED (KETERKAITAN/KETERHUBUNGAN)

MATA KULIAH:
IPA TERPADU

DOSEN PENGAMPU:
Dr. SYAHMANI, M.Si
Dr. EKO SUSILOWATI, M.Si

OLEH:
YULI SUTIONO
NIM. 2020132320002

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PEBRUARI 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 6


2.1 Pengertian Model Connected ............................................................... 6
2.2 Perumpamaan Kurikulum Terpadu Model Connected ........................ 8
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Connected ............ 9
2.4 Kapan Model Connected Digunakan ................................................... 11
2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Connected ............... 13
2.6 Contoh Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected ........................ 14

BAB III PENUTUP .................................................................................. 16


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 16
3.2 Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18

1
BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak
lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta didik
memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini
diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman
belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal peserta didik dalam mencapai
kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih
luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
Pembelajaran sains tidak dapat dipisahkan dari pengalaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari, maka pembelajaran sains hendaknya memperhatikan kemampuan guru dan
keterampilan yang diperlukan untuk memberikan pengalaman-pengalaman belajar kepada
siswa agar hasil belajar yang bermakna dapat tercapai. Untuk itu pengalaman-pengalaman
belajar yang diharapkan dapat memikirkan fenomena-fenomena alam yang mereka alami,
maka konsep-konsep sains yang dipelajari di sekolah hendaknya berangkat dari
pengalaman awal siswa.

Ditinjau dari pola pembelajaran, pada umumnya pembelajaran IPA atau sains di SMP
berjalan sangat abstrak, text book oriented dan seakan tidak terkait dengan lingkungan
tempat tinggal siswa serta ditemukan adanya tumpang tindih antara konsep yang satu
dengan yang lain. Akibatnya siswa sulit memahami dan mengaitkan dengan problema
kehidupan sehari- hari yang dihadapinya (Samani, 2000). Akibat lebih jauh, pembelajaran
menjadi kurang bermakna karena siswa merasa tidak memperoleh manfaat dari apa yang
dipelajari. Mempelajari fisika bukan karena manfaatnya, tetapi karena keterpaksaan. Hal ini
tentunya kurang mengembirakan bagi proses pembelajaran fisika. Kesulitan memahami
pelajaran pada gilirannya menyebabkan motivasi belajar siswa menurun. Selain itu
pembelajaran juga kurang memberi tantangan, khususnya pada siswa yang pandai.

2
Menurut Samani, (2000) bahwa salah satu penyebab fenomena tersebut adalah
pemilahan IPA atau sains di SMP menjadi fisika dan biologi, yang selanjutnya diikuti
dengan pola pembelajaran yang terlalu menekankan pada pendekatan keilmuan (scientific
approach) dan kurang memperhatikan tingkat perkembangan kognitif siswa, kebutuhan
mereka, serta pra-konsepsi siswa yang diperoleh dari lingkungannya. Pada umumnya
perkembangan berpikir siswa SMP masih dalam taraf operasional konkret, sebagaimana
ungkapan Vygotsky idealnya materi ajar haruslah dalam kawasan zone of proximal
development. Konsep-konsep sains yang dipelajari hendaknya diperoleh melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami, oleh
karena itu, maka pendekatan belajar yang digunakan perlu memperhatikan dan
menyesuaikan tingkat perkembangan anak. Menurut R. Fogarty (1991), salah satu
pendekatan yang dimaksud adalah pembelajaran terpadu. Pendekatan ini berangkat dari
teori pembelajaran yang menolak sistem latihan soal sebagai dasar pembentukan
pengetahuan dan struktur intelektual anak (Depdikbud:1996). Implementasi pendekatan
terpadu dalam proses belajar mengajar melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan
mengambil keputusan. Anak memiliki kesempatan yang luas untuk belajar dan
mengembangkan sikap ilmiah. Pengembangan sikap ilmiah inilah yang menjadi ciri khas
dalam konsep belajar utuh dengan sentral utama pada siswa sebagai subjek belajar.

Menurut Saefuddin (2006, hlm. 5) Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang


mengintegrasikan beberapa mata pelajaran terkait secara harmonis untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Arti bermakna di sini adalah dalam
pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman terhadap konsep-
konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah
pemilihan/pengembangan topik atau tema. Pada langkah awal ini, guru mengajak siswa untuk
bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tertentu. Dengan demikian,
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan pengambilan keputusan.
Fogarty membagi pembelajaran terpadu menjadi sepuluh model. Kesepuluh model
pembelajaran terpadu tersebut adalah

1) The fragmented model ( Model Fragmen )


2) The connected model ( Model Terhubung )
3) The nested model ( Model Tersarang )

3
4) The sequenced model ( Model Terurut )
5) The shared model ( Model Terbagi )
6) The webbed model ( Model Jaring Laba-Laba )
7) The threaded model ( Model Pasang Benang )
8) The integrated model ( Model Integrasi )
9) The immersed model ( Model Terbenam ), dan
10) The networked model ( Model Jaringan )

Kesepuluh cara ini diklasifikasikan ke dalam 3 jenis, yakni


pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian
kurikulum beberapa disiplin ilmu, dan pengintegrasian kurikulum di dalam dan
beberapa disiplin ilmu.

Klasifikasi Pengintegrasian Kurikulum

No Klasifikasi Pengintegrasian Model Pembelajaran Terpadu


1 pengintegrasian kurikulum di Model penggalan (fragmented), model
dalam satu disiplin ilmu keterhubungan (connected), dan model
(interdisiplin ilmu) sarang (nested)

2 pengintegrasian kurikulum Model urutan (sequenced), model


beberapa disiplin ilmu (antar bagian (shared), model jaring laba-laba
disiplin ilmu) (webbed), model galur (threaded), dan
model keterpaduan (integrated)

3 pengintegrasian kurikulum di Model celupan (immersed), dan model


dalam dan beberapa disiplin ilmu jaringan (networked)
(inter dan antar disiplin ilmu)

Pembelajaran terpadu model terhubung berfokus pada koneksitas (keterkaitan) secara


eksplisit (tampak) dalam setiap mata pelajaran. Hubungan itu adalah antara satu topik dengan
topik berikutnya, satu konsep dengan konsep yang lain, keterampilan dengan keterampilan
lain, sebuah pekerjaan (rencana pekerjaan) yang dilakukan ke depan, atau ide-ide untuk
dikerjakan dalam satu semester ke depan. Model pembelajaran terpadu ini memiliki asumsi
siswa akan memahami secara otomatis. Penerapannya lebih banyak di sekolah dasar, manfaat
dari model terhubung ini adalah pelajar memiliki gambaran besar serta fokus studi pada satu

4
aspek, konsep dikembangkan terus dari waktu ke waktu untuk proses internalisasi dan
rekonsepsi pelajar.
Pembelajaran terpadu model Connected adalah model pembelajaran yang
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang
dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ideide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-
ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi (Fogarty 1991).
Pembelajaran terpadu model connected merupakan salah satu tujuan dari pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan kaum muda untuk mendidik diri mereka
sendiri sepanjang hidup mereka. (Robert Maynard Hutchins).
Pada bagian pembahasan akan dipaparkan konsep dari keterpaduan model connected
termasuk kelebihan dan kekurangannya. Selanjutnya terdapat contoh implementasi model
connected ini pada bidang sains yang nantinya akan dikembangkan lebih lanjut menjadi
seperangkat pembelajaran yang utuh dan lengkap, yang siap diuji-cobakan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Model Connected


Kurikulum model connected (terhubung) diibaratkan dengan sebuah Opera Glass /
Kaca Opera, yang dapat memberikan suatu pandangan terbuka dengan melihat masalah lebih
dekat hingga rinci di dalam suatu disiplin, fokus pada subtleties (seluk beluk) dan
interkoneksi.. Robin Fogarty, “The Mindful School: How To Integrate The Curricula”.
Kurikulum model terhubung berfokus pada koneksitas (keterkaitan) secara eksplisit
(tegas) dalam setiap mata pelajaran. Model keterhubungan (connected) adalah model yang
digunakan dengan menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik
lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas dalam satu hari dengan hari
berikutnya, ide-ide pada satu semester dengan semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Kunci model ini adalah upaya dengan sengaja menghubungkan kurikulum dengan disiplin,
dan dengan asumsi bahwa siswa akan memahami hubungan secara otomatis. Contohnya Guru
menghubungkan konsep pecahan untuk desimal, yang pada gilirannya berhubungan dengan
uang, nilai, dll.
Secara sistematis menurut Fogarty (1991: 4) pembelajaran terpadu model
keterhubungan (connected) dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Diagram yang menggambarkan hubungan dalam model connected

Dalam model pembelajaran connected, makna “terhubung” tidak diartikan


menghubungkan beberapa disiplin ilmu yang memiliki karakteristik yang mirip. Tiap-tiap
disiplin ilmu tetap berada pada posisinya masing-masing. Makna “terhubung” dimaksudkan
untuk menghubungkan materi-materi dalam satu disiplin ilmu. Dengan menggunakan model

6
connected, dimungkinkan materi-materi yang memiliki keterkaitan dapat dipadukan menjadi
satu aktivitas pembelajaran sehingga materi dapat mudah dikuasai siswa dan tidak terpecah-
pecah. Dengan model connected, dimungkinkan siswa akan mampu menuangkan ide-ide,
gagasan, dan keterampilannya sehingga sangat dimungkinkan antar tema, materi, bab,
maupun keterampilan dapat saling terpadu menjadi satu kesatuan pemahaman yang utuh.
Pembelajaran terpadu dengan menggunakan metode connected menuntut pemahaman
dan kreatifitas guru dan siswa dalam menuangkan ide-ide ke dalam suatu pembelajaran yang
efektif. Dalam hal ini, fokus utama tetap berada pada siswa (student oriented) sebagai pelaku
utama pembelajaran. Guru dapat mengajak siswa bermusyawarah dalam menentukan materi-
materi yang sekiranya memiliki keterkaitan untuk dipadukan dalm suatu aktifitas belajar
mengajar. Selanjutnya guru membuat rencana pembelajaran yang mengakomodir materi-
materi secara terintegrasi dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected mode) menurut Fogarty adalah
keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep,
keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan
ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester
berikutnya dalam satu bidang studi. Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang
eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang
lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu
tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Model connected ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep
dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling
berkaitan.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty
adalah: “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting
one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill,
connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa fokus model connected adalah pada
keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep,
keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan
ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester
berikutnya dalam satu bidang studi.

7
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata
pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep
yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang
berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. Bila kita memandang konsep
koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya
saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi
berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat
atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai
catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadinya pada satu mata pelajaran.

2.2. Perumpamaan Kurikulum Terpadu Model Connected


 Kelihatan Seperti Apa Model Connected ?

Dalam kurikulum pendidikan dasar (SD) misalnya, hubungan antara satuan batuan
dan unit mesin sederhana, siswa secara eksplisit menghubungkan secara bersamaan sebagai
dua bidang ilmu yang berbeda: yakni satu adalah Ilmu Bumi dan yang lainnya adalah Ilmu
Fisika, keduanya dianggap sebagai bagian dari ilmu alam. Dengan memberikan pelabelan
pada arti luas (dalam hal ini, Ilmu Bumi dan Ilmu Fisika), maka siswa dapat memulai
mendefinisikan ilmu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri, yakni melalui organisasi
keilmuwan. Hal ini adalah langkah penting pertama untuk pemahaman dan konseptualisasi
ilmu sebagai bidang yang harus mereka ketahui. Demikian juga, untuk lingkungan siswa
sekolah menengah (SMA dan SMP), guru Ilmu Bumi mengkaitkan unit Geologi ke unit
Astronomi dengan melihat persamaan sifat evolusi masing-masing. Kesamaan antara dua unit
menjadikan siswa bekerja melalui kedua unit agar mereka dapat membuat hubungan yang
eksplisit.

 Kedengarannya Seperti Apa Model Connected ?

Siswa secara tradisional telah diajarkan secara terpisah untuk berbagai bidang studi.
Berikut adalah kesaksian dari salah satu mantan mahasiswa, Eric J. Lerner:
"Saya menemukan ada perbedaan besar antara semangat saya untuk mencoba memahami
alam semesta, dan apa yang terjadi di kelas fisika kami ... aku merasa terganggu oleh
kontradiksi logis dalam beberapa hal yang diajarkan ke kita,. Akhirnya, saya mencapai titik

8
dimana saya tidak bisa menerima lagi Hukum Kedua Termodinamika,'' terang Lemer, “Kira-
kira, konsep yang menyatakan bahwa tingkat energi dalam sistem fisik cenderung keluar.
Misalnya, panas yang menyebar ke ruang dingin dan masuk ke seluruh ruang, dengan cepat
sehingga tidak dapat dibedakan. "Pada skala yang lebih besar, Hukum Kedua Termodinamika
tampaknya memperkuat teori Big Bang, * Lemer menjelaskan.
" Pada saat penciptaan, semua energi yang seharusnya terkonsentrasi pada satu titik dan alam
semesta sangat terorganisir. Sejak, energi menyebar ke alam semesta akan semakin merosot
dan menjadi kurang.
Eric melanjutkan bahwa ‘hubungan saat ketika ia membuat koneksi’.
"Lalu aku menyadari bahwa biologi bertentangan dengan Hukum Kedua Termodinamika, "
kata Lemer. "Pertimbangkan evolusi adalah… ? Bentuk hidup punah kurang kompleks,
seperti makhluk sel tunggal, ke yang lebih kompleks, seperti manusia. Mengapa planet kita
menjadi pengecualian saya bertanya pada diri sendiri yang membuat saya menyadari sesuatu
secara fundamental salah dengan teori Big Bang dan konsepsi bahwa alam semesta mengalir.
"

Guru dapat memfasilitasi koneksi tersebut dalam pikiran siswa secara eksplisit untuk
membuat hubungan antara bidang studi.

2.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Connected


 Keunggulan

Dengan menghubungkan ide-ide dalam suatu disiplin, siswa memperoleh gambaran


yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada aspek tertentu, siswa dapat
mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, terjadilah proses internalisasi,
menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus
sehingga memudahkan terjadinya proses transfer dalam memecahkan masalah. Guru dapat
membantu siswa membuat koneksi dengan mengajukan pertanyaan yang memperluas
gagasan-gagasan.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh
gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan
sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus. Secara umum
proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw

9
input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran
terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta
didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh
pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun
pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan
faktor peserta didik yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input
merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan
pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD)
maka guru mengembangkan model pembelajaran. Environmental input adalah masukan yang
berasal dari luar (lingkungan) dan mempengaruhi dalam pembelajaran, dapat berupa sosial
budaya masyarakat, aspirasi pendidikan orang tua siswa dan lain-lain.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut:
1. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada
suatu aspek tertentu.
2. Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-
menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
3. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa
untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara
terus-menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam
memecahkan masalah.
4. Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan
dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki
dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
5. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan/indikator yang
digabungkan.
6. Kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.

Hakekat dari model pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan


pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.

10
 Kelemahan

Berbagai disiplin dalam model ini tetap terpisah dan tampaknya tidak terkait
meskipun koneksi yang dibuat eksplisit dalam disiplin yang ditunjuk. Guru tidak didorong
untuk bekerja sama dalam model ini, sehingga konten tetap fokus dan tanpa pengembangan
konsep dan ide-ide pada seluruh disiplin ilmu lainnya. Upaya yang terpusat untuk
mengintegrasikan dalam disiplin ilmu akan mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan
hubungan yang lebih menyeluruh dengan mata pelajaran lain.
Di samping mempunyai kelebihan, model connected ini juga mempunyai kekurangan
sebagai berikut:
1. Masih kelihatan terpisahnya bidang studi, belum memberikan gambaran yang menyeluruh
karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain
2. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi.
3. Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
4. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang
terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus
pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

Dari uraian atas, diketahui bahwa salah satu kelemahan dari model ini adalah berbagai
bidang studi masih tetap terpisah dan nampak tidak ada hubungan meskipun hubungan-
hubungan itu telah disusun secara eksplisit di dalam satu bidang studi pembelajaran.

2.4 Kapan Model Connected Digunakan?


Model connected (terhubung) berguna sebagai langkah awal menuju kurikulum
terintegrasi. Guru merasa yakin mencari koneksi dalam disiplin mereka sendiri. Ketika
mereka menjadi mahir dalam menghubungkan ide-ide dalam disiplin ilmu, menjadi lebih
mudah bagi siswa pramuka untuk membangun koneksi pada seluruh disiplin ilmu. Juga,
membuat koneksi bisa dilakukan bersama-sama dalam rapat departemen dalam suasana yang
aman untuk perubahan. Tim guru mulai menggunakan model ini dalam departemen atau di
kelas sehingga dapat menjadi strategi bermanfaat untuk model integrasi yang lebih kompleks
di kemudian hari. Contoh: pikirankan unit, topik, atau konsep dalam disiplin mengajar dan
menuliskan "koneksi."

11
Contoh Model Keterhubungan pada berbagai ilmu (Matematika, Sains, bahasa dan
Ilmu sosial) dapat digambarkan sebagai berikut:

Matematika Sains

Presentase Kesehatan Mental


topik, unit, konsep topik, unit, konsep

Estimasi Pembuatan keputusan untuk sehat


konsep, keterampilan, sikap konsep, keterampilan, sikap

Fraksi keterkaitan/kehilangan
topik, unit, konsep topik, unit, konsep

Seni Bahasa Studi Sosial

Abad ke 19 Budaya Amerika Asli


topik, unit, konsep topik, unit, konsep

Suara Merdeka Konflik


konsep, keterampilan, sikap konsep, keterampilan, sikap

Abab ke 20 Ekspansi Budaya Barat


topik, unit, konsep topik, unit, konsep

Penjelasan Diagram di atas:


Matematika
1. Siswa dapat menyajikan fungsi dalam berbagai bentuk relasi, pasangan berurut, rumus
fungsi, tabel, grafik dan diagram.
2. Siswa dapat mengkaitkan hubungan antara konsep matematika seperti operasi aljabar
yang melibatkan bilangan rasional dan pecahan
3. Siswa dapat menentukan nilai variabel persamaan linear dua variabel
Sains
1. Siswa dapat menjelaskan sistem organ pernafasan, jenis-jenis pernafasan serta
hubungannya dengan kesehatan manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan konsep energi dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

12
3. Siswa dapat mendeskripsikan pencemaran udara serta kaitannya dengan sistem
pernafasan manusia.
Bahasa Indonesia
1. Siswa dapat mengklasifikasi teks cerita baik melalui lisan maupun tulisan.
2. Siswa dapat memahami teks cerita baik melalui lisan maupun tulisan serta dapat
membedakannya.
3. Siswa dapat mengindentifikasi kekurangan teks cerita berdasarkan kaidah-kaidah teks
baik melalui lisan mupun tulisan.
Ilmu Sosial
1. Siswa dapat mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi
dan politik serta bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
2. Siswa dapat menjelaskan perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi,
sosial, budaya, pendidikan dan politik)
3. Siswa dapat mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia serta perubahan dalam
aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik.

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Connected


Model connected pada dasarnya menghubungkan topik-topik dalam satu disiplin
ilmu. Konsep-konsep yang saling terhubung tersebut mengarah pada pengulangan (review),
rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin ilmu. Dalam model
connected, hubungan antar disiplin ilmu tidak berkaitan, konten tetap fokus pada satu disiplin
ilmu.
Dalam proses belajar mengajar, model connected digunakan untuk menghubungkan
beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait
dengan tetap berpedoman pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Adapun cara
menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan
pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan
lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi
berikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk
dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam
merekonstruksi pengetahuan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung)
menurut Prabowo sebagai berikut:

13
1. Tahap Perncanaan :
a. menentukan tujuan pembelajaran umum
b. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa (materi prasyarat).
b. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa.
c. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan/dibutuhkan.
e. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas ke dalam beberapa kelompok.
b. kegiatan proses.
c. kegiatan pencatatan data.
d. diskusi secara klasikal.
4. Evaluasi, meliputi :
a. Evaluasi proses, berupa :
1) ketepatan hasil pengamatan.
2) ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan.
3) ketepatan siswa saat menganalisis data.
b. Evaluasi produk : penugasan siswa terhadap konsep-konsep/materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.

Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya
diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka
menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang.
Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru
(departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang dapat terjadi lebih familiar. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki
keterpaduan yang lebih kompleks.

2.6 Contoh Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected

Kurikulum model terhubung berfokus pada koneksitas (keterkaitan) secara eksplisit


(tampak) dalam setiap mata pelajaran, oleh karena itu para guru diharuskan dapat melakukan

14
pengkajian dan menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, dalam satu pokok
bahasan, maupun mengaitkannya pada kehidupan nyata (kontekstual) secara eksplisit dalam
silabus maupun RPP. Berikut adalah contoh mengkaitkan/menghubungkan konsep-konsep
Fisika, Biologi, Kimia pada pelajaran IPA kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Semester
1 (satu).

K B

F F
K B

MATA PELAJARAN: IPA

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) adalah metode terpadu yang
menghubungkan bagian-bagian topik, tema, materi-materi maupun pengalaman-pengalaman
antar semester, tetapi masih tetap berada pada satu disiplin ilmu. Metode connected
digunakan untuk mengaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan
saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat
meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai
dengan kemampuannya. Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa
sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan,
membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap
mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Model keterhubungan (connected) adalah model pembelajaran terpadu yang
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas dalam satu hari dengan hari berikutnya,
ide-ide pada satu semester dengan semester berikutnya dalam satu bidang studi. Model
kurikulum ini memiliki asumsi siswa akan memahami secara otomatis. Berbagai disiplin
dalam model ini tetap terpisah dan tampaknya tidak terkait meskipun koneksi yang dibuat
eksplisit dalam disiplin yang ditunjuk. Kelebihan dari model terhubung ini adalah pelajar
memiliki gambaran besar serta fokus studi pada satu aspek, konsep dikembangkan terus dari
waktu ke waktu untuk proses internalisasi dan rekonsepsi pelajar. Model terhubung ini
sebagai langkah awal menuju kurikulum terintegrasi.

3.2. Saran
Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran
siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang
justru akan membingungkan siswa. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat
dijadikan salah satu alternatif pada pembelajaran di kelas tinggi. Pembelajaran terpadu yang
paling sederhana adalah model keterhubungan. Kaitan dalam model connected dapat
diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.
Sebagai seorang pendidik harus mampu professional dalam segala hal. Salah satunya
harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.

16
Seorang pendidik harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta
didik tidak merasa bosan dan bisa mencapai tujuan pendidikan. Menggunakan model
pembelajaran terpadu tipe connected merupakan salah satu upaya untuk membantu siswa
mencapai tujuan pendidikannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Figarty, R. 1991. Constructing Knowledge Together Classroom As Center Of Inquiry And


Literacy. Portsmoth. NH : Heineman.

Fogarty, R. 1991. The Mindful School: How To Integrate The Curricula. IRI/Skylight
Publishing, Inc. Palatine, Illinois.

Prabowo. 2000. Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Terpadu Dalam Menghadapi


Perkembangan IPTEK Milenium III: Makalah disampaikan pada seminar dan
lokakarya Jurusan Fisika FMIPA Unesa bekerjasama dengan Himpunan Fisika
Indoneia menghadapi perkembangan IPTEK pada tanggal 10 Pebruari 2000.

Prabowo. 2000. Pendidikan Fisika Dalam Mengantisipasi Tantangan Abad XXI. Pidato
Pengukuhan Peresmian Jabatan Guru Besar Madya Ilmu Pendidikan Fisika pada
Jurusan Fisika FMIPA UNESA pada tanggal 16 Mei 2000. Surabaya : IKIP
Surabaya

Rahmat, A. 2017. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected. At-Ta'lim: Media Informasi


Pendidikan Islam, 15(2), 441-457.

Saefuddin Saud, U. dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI PRES

Tim Pengembangan PGSD. 1997. Pembelajaran Terpadu D.II PGSD dan S2 Pendidikan
Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

18

Anda mungkin juga menyukai