PEMBELAJARAN
WEBBED
433418014
Black
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan modul ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Pembelajaran Terpadu Tipe webbed”.
Dengan selesainya penulisan modul ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada saya. Untuk itu saya mengucapkan banyak
terima kasih.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan modul ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
saya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sangat saya harapkan demi tercapainya
kesempurnaan dari penulisan modul ini.
Penulis
Dimas Posumah
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB IV MATERI..........................................................................................17
BAB V PENUTUP........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
tematik. Pembelajaran model webbed menuntut pendidik memilih tema yang sama atau
hampir sama dari beberapa standar kompetensi dalam lintas mata pelajaran atau aspek
pengembangan. Keuntungan model webbed antara lain penyeleksi tema sesuai dengan minat
akan memotivasi siswa, lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman, dan
memudahkan siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide yang terkait. Tema hama
dan pestisida memiliki kompetensi dasar mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ
tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan mengkomunikasikan informasi
tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia. Materi ini meliputi pengertian hama,
gulma, penyakit tanaman dan pestisida, serta cara penanggulangannya baik secara kimiawi
maupun biologis
4
BAB II
KURIKULUM TERPADU
Pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu,
terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas peserta didik (Fogarty,1991).
Pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik,
karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep-konsep yang
dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain
yang sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah model
pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan
dalam pembelajaran IPA tingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud
adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model
keterpaduan (integrated).
Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum permeabel disebut sebagai kurikulum
terpadu (integrated curriculum). Selanjutnya, istilah permeabel dalam tulisan ini akan
digantikan dengan „terpadu‟, untuk menghindari kerancuan serta memudahkan pengertian
dan pemahaman. Ada sejumlah ciri mendasar yang membedakan antara kurikulum terpadu
dengan kurikulum tradisional yang berbasis mata kuliah, yaitu: pertama, menarik hubungan
diantara berbagai bidang studi yang berbeda sehingga pembelajaran menjadi komprehensif
dan tidak terpotong-potong. Kurikulum ini menekankan sifat saling ketergantungan dari
berbagai mata kuliah. Kedua, membangun suasana, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan menggunakan pengalaman peserta didik sebagai titik awal. Ketiga, menjamin
bahwa kemampuan dikembangkan berdasar permasalahan atau tugas nyata yang sesuai
dengan tujuan peserta didik. Keempat, menekankan pentingnya pembelajaran inquiry dan
pemecahan masalah. Kelima, mendorong peserta didik menjadi mandiri, banyak akal dan bisa
menyesuaikan diri. Keenam, mengembangkan pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang
dinamis dan berbeda. Ketujuh, memungkinkan guru/dosen berperan berbeda-beda tergantung
pada kegiatan yang harus dilakukan dan dibutuhkan oleh peserta didik. Kedelapan,
menempatkan sebagian tangung jawab dan kontrol pembelajaran pada peserta didik.
Kesembilan, menggali topik, isu atau pertanyaan dari sejumlah perspektif yang berbeda.
Kesepuluh, menilai strategi dan proses yang digunakan dan dikembangkan oleh peserta didik
dalam pembelajarannya. Kesebelas, mengakui bahwa proses dan produk saling berkaitan dan
5
kedua komponen itu harus dinilai. Keduabelas, kurikulum terpadu memungkinkan
penggalian persoalan manusia yang luas dan kompleks.
Secara konsep, kurikulum terpadu memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan kurikulum yang berbasis mata kuliah. Permasalahannya, model pembelajaran seperti
apa yang harus digunakan untuk mengimplementasikan kurikulum terpadu? Tulisan ini akan
memaparkan tentang model pembelajaran terpadu (integrated intsructional model) sebagai
salah satu metode yang bisa digunakan dalam pengimplementasian kurikulum terpadu.
Dalam sistem pendidikan yang bersifat tradisional, setiap mata pelajaran diajarkan secara
terpisah. Model ini mengakibatkan peserta didik tidak memiliki kesatuan makna dan
pembahasan masing-masing pelajaran pada sistem tersebut cenderung ke arah teoritis belaka
sehingga sulit bagi peserta didik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
pembelajaran sangat berkaitan dengan strategi atau metode pembelajaran yang digunakan,
oleh karena itu penetapan strategi yang relevan merupakan suatu keharusan. Strategi
pembelajaran yang berupa teknik atau metode instruksional yang digunakan oleh pengajar
dapat mengoptimalkan aktivitas belajar peserta didik agar diperoleh kualitas hasil belajar
yang lebih optimal. Selain itu, strategi pembelajaran yang tepat juga dapat membina peserta
didik untuk berpikir mandiri, kreatif dan sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi yang
terjadi dan akan mungkin terjadi.
Suparman (2001) menyatakan bahwa metode instruksional berfungsi sebagai cara
dalam menyajikan (menguraikan, memberikan contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran
kepada mahasiswa/peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Metode dan teknik yang
dipilih oleh pengajar ini dimaksudkan agar dapat memberikan, kemudahan, fasilitas, dan atau
bantuan lain kepada peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional. Proses
pembelajaran yang berlangsung harus membantu proses belajar peserta didik, merangsang
serta mendorong mereka untuk secara mandiri aktif melakukan sesuatu, sehingga ketika
pengajar menyiapkan pembelajaran terlebih dahulu harus memikirkan cara bagaimana agar
peserta didik dapat memproses informasi yang akan disampaikan. Selain itu pengajar juga
harus mempertimbangkan cara mengaitkan informasi yang akan disampaikan dengan
pengetahuan yang telah peserta didik peroleh sebelumnya (prior knowledge). Dengan
demikian, seluruh proses pembelajaran yang dialami peserta didik yaitu mulai dari
mendengar, beraktivitas dan berdiskusi dapat menjadi pengalaman yang berkesan dan
bermanfat bagi mahasiswa.
Isu pembelajaran saat ini, khususnya di Program Studi Teknik Elektro FT UNY, salah
satunya menekankan pada aspek keterpaduan (integrated) baik keterpaduan dalam pokok
6
bahasan maupun dalam mata kuliah. Konsep keterpaduan tersebut merupakan sebuah
jawaban dari program „peningkatan permeabilitas kurikulum‟. Menurut Ansari (2004),
apabila berkeinginan menangkap makna dalam pembelajaran maka harus 4
dilakukan dalam bentuk keterpaduan. Keterpaduan didasarkan pada suatu konsep
kebermaknaan. Kebermaknaan maksudnya adalah pembelajar memahami konsep yang
diajarkan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
telah mereka pahami. Keterpaduan ini dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai
penyatuan berbagai unsur ke dalam satu keutuhan (Goodman dalam Ansari, 2004). Dalam
dokumen Kebijakan Pengembangan Kurikulum (1975-1980), guru/dosen dihimbau untuk
menggunakan pendekatan terpadu karena pendekatan terpadu akan membuat mutu belajar
makin bermakna. Definisi tentang pembelajaran terpadu banyak dikemukakan oleh para ahli,
yang kesemuanya itu secara prinsip mengandung pengertian yang sama. Istilah terpadu oleh
Nasution (1978) dikaitkan dengan kurikulum terpadu, sehingga mendefinisikan pembelajaran
pendekatan terpadu sebagai pembelajaran yang meniadakan batas-batas berbagai mata
pelajaran dalam bentuk unit-unit atau keseluruhan. Kebulatan bahan pelajaran diharapkan
dapat membentuk pribadi pembelajar yang terpadu. Roehler dalam Susetyo (1998)
mendefinisikan keterpaduan sebagai suatu strategi yang bermaksud menggabungkan bidang
studi secara simultan. Beliau menambahkan bahwa pembelajaran dengan menggabungkan
dua atau lebih bidang studi akan lebih efektif dan efisien. Pendapat lainnya, Hamalik (1990)
mengemukakan bahwa pendekatan terpadu bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu
kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari bagian-
bagian melainkan suatu totalitas yang memiliki makna tersendiri. Bagian yang ada dalam
keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam suatu sruktur tertentu. Konsep keterpaduan
menurut Allen & Yen (1979) dititik beratkan pada ciri alamiah pembelajar dan pada proses
pengembangan kegiatan yang menyangkut pengembangan berpikir dan pengembangan
pembelajar. Atkinson dalam Ahmad (2003) mendefinisikan pembelajaran terpadu sebagai
suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu
yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan
bermakna bagi anak. Collins dan Dixon dalam Ahmad (2003) menyatakan tentang
pembelajaran terpadu sebagai berikut: “integrated learning occurs when an authentic event
or exploration of a topic in the driving force in the curriculum.” Selanjutnya dijelaskan
bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi
topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada
waktu yang sama.
7
Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Walaupun standar kompetensi dan
kompetensi dasar IPA dikembangkan dalam bidang kajian, pada tingkat pelaksanaan guru
memiliki keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi
tersebut. Salah satu contoh yang akan dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat
mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk
dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu, yang
perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang
kelas yang sama dan masih dalam lingkup IPA . Kekuatan/manfaat yang dapat dipetik
melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
9
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN WEBBED
Salah satu model pembelajaran menurut Fogarty dalam (Rizka Pratiwi Jaya, 2013,
hlm. 6) yaitu model webbed. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas
mengatakan pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
10
Penerapan untuk kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah dengan pendekatan
tematik webbed jaring labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan
pendekatan integrated atau terpadu beberapa mata pelajaran.
Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru
lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar.
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
e. Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain,
bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
sekolah dimana meraka berada.
11
Dalam melakukan penilaian atau evaluasi guru memberikan penilaian sesuai dengan
karakteristik, minat dan bakat setiap siswa karena pada hakikatnya setiap peserta didik
mempunyai minat dan bakat yang berbeda-beda.
Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas harus menciptakan suasana
dan kondisi yang menyenangkan sehingga siswa dapat bermain sambil belajar.
a. Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
c. Memudahkan perencanaan.
e. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide
berbeda yang terkait.
c. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep.
12
perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik).
Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model webbed (jaring
laba-laba) yaitu:
d. Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator
yang akan dicapai dan subtema yang dipilih.
a. Tahap perencanaan
IPA
Bahasa Indonesia
13
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bhaasa yang santun.
2) Menanyakan data diri dan nama orang tua serta saudara teman sekelas.
Matematika
IPS
Kewarganegaraan
Setelah menjabarkan KD kedalam indicator guru menetukan tema sentral dan memetakan
keterhubungan anatara mata pelajaran dengan tema sentral serta menentukan pokok bahasan.
Berikut ini adalah pemetaan pokok bahasan anatara mata pelajaran dengan tema sentral :
14
Tema : Keluargaku
IPA
Bahasa Indonesia
4) Bermain peran.
5) Keterampilan berbicara.
Matematika
IPS
Kewarganegaraan
1) Berperilaku jujur pada orang tua, adik, kaka, dan anggota keluarga.
2) Bertanggung jawab kepada orang tua, adik, kaka, dan anggota keluarga.
b. Tahap Pelaksanaan
15
Tahap pelaksanaan dicontohkan kegiatan-kegiatan secara garis besar.
1) Kegiatan 1
Pemberi makna pada hasil pengamatan, menggunakan informasi dari hasil pengamatan untuk
menjawab pertanyaan, menerangkan bagian-bagian tubuh misalnya mata, telinga, hidung,
lidah, kulit, dan gigi, menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh yang diamati, dan
menentukan cara hidup sehat.
2) Kegiatan 2
Pembelajaran dimulai dengan menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, tempat tinggal)
dengan kalimat sederhana, menyebutkan nama orang tua dan saudara kandung, menanyakan
data diri dan nama orang tua serta saudara kandung teman sekelas, menyebutkan nama
anggota badan dan kegunaannya dengan sederhana, mengamati gambar tentang keluarga,
bertanya jawab tentang makna gambar, membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat demi
kalimat dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat
memahami orang lain, mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata, dan
kalimat sederhana, membaca penggalan cerita dengan lafal dan intonasi yang benar,
menggerakkan telunjuk untuk membuat berbagai bentuk dan lingkaran, memegang alat tulis
dan menggunakannya dengan benar, mewarnai.
3) Kegiatan 3
Kegiatan pembelajaran meliputi membilang atau menghitung secara urut jumlah anggota
keluarga, menyebutkan anggota keluarga, membandingkan dua anggota keluarga melalui
istilah lebih banyak, lebih sedikit atau sama banyak, dan membaca dan menulis lambang
bilangan dengan tema keluarga.
4) Kegiatan 4
5) Kegiatan 5
16
menceritakan kasih sayang keluarga, memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di
rumah dan di sekolah, dan menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah.
6) Kegiatan 6
Dalam pembelajaran siswa diminta memilih gambar sesuai dengan anggota keluarganya,
siswa menceritakan kebiasaan keluarga yang dilakukan bersama, seperti jujur, santun, dan
kasih sayang dan menceritakan tugas dan tanggung jawab anggota keluarga.
BAB IV
MATERI
SILABUS PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED
Kelas : VII/1
Tema : Makanan
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan
menggunakan peralatan (Kelas VII semester 1)
4.Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia (Kelas VII semester
1)
17
Penilaian Alokasi Sumber
waktu Belajar
Bidang Kompetensi Kegiatan Indikator
Kajian Dasar Pembelajar Teknik Bentuk Contoh
an instru
men
internasi an n
onal. mengel
Tes Tes 3. Alat
ompokk
afektif perbua dan
1.3 Melaku an
tan bahan
kan 2. dalam
yang
penguku Memeca besaran
digunak
ran hkan pokok
dasar an
masalah dan
secara untuk
pengukur turunan
teliti percoba
an yang .
dengan an
dijumpai
menggu
dalam
nakan
kehidupa
alat
n sehari-
ukur
yang hari sesui Bagaim
sesuai dengan ana
dan tema cara
sering makanan menggu
2. nakan
digunak
an hatikan timbang
dalam dan an
kehidup menera pegas
an pkan yang
sehari- keselam aman?
hari atan
kerja
dalam
melakuk
an
penguk
uran.
Suhu 1.2. 1. mencari 3. Tes Tes Bagaim 1x45’
dan Mendiskrip informasi nakan unjuk perbua ana
Pengu sikan cara termom kerja tan langkah
kuran pengertian penggunaa eter menggu
suhu dan n untuk nakan
pengukuran termomete menguk termom
nya r ur suhu eter
zat.
4.
diki Hitung
kalor Tugas Tugas kalor
yang rumah yang
dibutuh dibutuh
18
Penilaian Alokasi Sumber
waktu Belajar
Bidang Kompetensi Kegiatan Indikator
Kajian Dasar Pembelajar Teknik Bentuk Contoh
an instru
men
kan kan
pada untuk
saat mendidi
mendidi hkan 1
h dan liter air
melebur dari
. 30OC
menjadi
100OC
19
Penilaian Alokasi Sumber
waktu Belajar
Bidang Kompetensi Kegiatan Indikator
Kajian Dasar Pembelajar Teknik Bentuk Contoh
an instru
men
3. Melakuk
an
percoba
an
untuk
pemisah
an
campur
an yang
sesuai
dengan
metode
yang
dipilih.
20
Penilaian Alokasi Sumber
waktu Belajar
Bidang Kompetensi Kegiatan Indikator
Kajian Dasar Pembelajar Teknik Bentuk Contoh
an instru
men
kimia
dalam
2.mengide
kehidup
ntifikasi
an
perubahan
sehari-
fisika dan
hari.
perubahan
5. M
kimia
enyimp
dalam
ulkan
kehidupan
ciri-ciri
sehari-hari
terjadin
ya
reaksi
kimia
berdasa
rkan
perubah
an
warna
dan
suhu.
(9,10,11
Kimia:
Kelas VII
smt 1)
21
Penilaian Alokasi Sumber
waktu Belajar
Bidang Kompetensi Kegiatan Indikator
Kajian Dasar Pembelajar Teknik Bentuk Contoh
an instru
men
fungsi
masing-
masing
zat
makana
n bagi
tubuh.
8. Memba
ndingka
n
pencern
aan
mekanik
dan
kimiawi.
2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia (Kelas VIII semester 1)
22
PERTANYAAN DAN TUGAS
Tugas 1
1. Tuliskan dan jelaskan langkah-langkah operasional dalam perencanaan pembelajaran IPA
terpadu!
2. Berikan contoh dalam setiap langkah penyusunan perencanaan pembelajaran IPA terpadu!
3. Buatlah silabus pembelajaran IPA teradu dengan tema dan SK serta KD yang berbeda dari
contoh dalam modul!
4.pembelajaran ipa terpadu dapat menggunakan beberapa model pembelajaran. Sebutkan
mdel model pembelajaran tersebut
5. dalam proses pembelajaran terpadu memeiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Dalam
pembelajaran apakanh masi ada proses pembelajaran yag lebih efektif dari pembelajaran
terpadu?
23
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu model webbed menurut (Trianto, 2009) adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya
dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa digunakan dengan negoisasi antara guru
dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati,
dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi.
Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. Dalam dunia
pendidikan, istilah kurikulum permeabel disebut sebagai kurikulum terpadu (integrated
curriculum). Selanjutnya, istilah permeabel dalam tulisan ini akan digantikan dengan „terpadu‟,
untuk menghindari kerancuan serta memudahkan pengertian dan pemahaman. Ada sejumlah ciri
mendasar yang membedakan antara kurikulum terpadu dengan kurikulum tradisional yang
berbasis mata kuliah, yaitu: pertama, menarik hubungan diantara berbagai bidang studi yang
berbeda sehingga pembelajaran menjadi komprehensif dan tidak terpotong-potong. Kurikulum
ini menekankan sifat saling ketergantungan dari berbagai mata kuliah. Kedua, membangun
suasana, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menggunakan pengalaman peserta
didik sebagai titik awal.
5.2 SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika dalam penyusunan modul diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki modul tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
25