(JARING LABA-LABA)
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran IPA Terpadu
Dosen Pengampu : Drs. Maison, M.Si., Ph. D.
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Oktaria Dwi Putri (P2A521009)
2. Sonya Asokawati (P2A521004)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah
Pembelajaran IPA Terpadu yang membahas tentang “Model Keterpaduan Webbed
Model (Berjala)”.
Adapun kumpulan materi yang dipaparkan pada makalah ini diperoleh dari
literatur yang ada, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik mengenai isi maupun
penulisan dari makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat memperluas wawasan
para pembaca.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model Webbed?
2. Bagaimana bentuk model Webbed?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model Webbed?
4. Bagaimana cara mengintegrasikan kurikulum pada model Webbed?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.2 Karakteristik dan Bentuk Model Webbed
Adapun Karakteristik model webbed, yaitu :
1. Model ini menekankan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih
berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada
siswa untuk melakuakan aktivitas belajar.
2. Model ini menekankan siswa memberi pengalaman langsung, sehingga siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-
hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Menyajikan konsep-konsep
dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian
siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sehari-hari.
5. Bersifat Fleksibel. Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
Jika di gambarkan webbed model terlihat seperti dibawah ini:
2
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed
Adapun keuntungan dari penerapan model ini adalah siswa dapat benar-benar
merealisasikan apa yang mereka inginkan untuk dipelajari ketika mereka bertemu
dan berkomunikasi dengan gurunya. Setiap model tak ada yang sempurna, begitu
pula dengan penerapan model webbed ini. Adapun beberapa hal yang menjadi
kerugian atau kekurangan dai model ini adalah sebagai berikut :
KELEBIHAN KEKURANGAN
Penyelesaian tema sesuai dengan Suasana kelas akan lebih riuh dan
minat akan memotivasi anak untuk guru akan mengalami kesulitan untuk
belajar. mengatasi siswa dalam kelas.
Lebih mudah dilakukan oleh guru Memerlukan keseimbangan antara
yang belum berpengalaman. kegiatan dan pengembangan materi
pelajaran.
Memudahkan perencanaan kerja tim Dalam pembelajaran, guru lebih
untuk mengembangkan tema memusatkan perhatian pada kegiatan
kesemua bidang isi pelajaran. daripada pengembangan konsep.
Melalui pendekatan tematik ini
dapat memotivasi siswa.
Memberikan kemudahan bagi anak
didik dalam kegiatan-kegiatan dan
ide-ide berbeda yang terkait.
3
perangkat pembelajaran terpadu model Webbed ini, cara penentuan tema yang dipilih
yaitu tema sudah ditentukan guru pada tahap perencanaan kemudian dikembangkan
dalam sub-sub tema. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Webbed menurut
Aisyah (2007:4), yaitu :
1) Mempelajari kompetensi dasar.
2) Menentukan tema.
3) Mengidentifikasi tema dan sub tema dan memetakkannya dalam jaringan tema.
4) Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan
melalui tema dan subtema
5) Dari tema yang telah ditentukan siswa akan mendapatkan beberapa kosa-kata
yang berkaitan dengan tema.
6) Siswa diminta agar mengembangkan kosa-kata tersebut sehingga menjadi
karangan sederhana.
4
sekolah dapat melaksanakan Kurikulum 2013 jika memiliki jumlah mata
pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran
wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2
mata pelajaran lintas minat (kemendikbud; 2013). Permendikbud 69 tahun 2013
menegaskan bahwa mata pelajaran wajib A terdiri atas Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, dan Sejarah Indonesia. Mata Pelajaran wajib B terdiri atas Seni
Budaya, Pendidikan Jasmani dan Keolahragaan, Prakarya dan Kewirausahaan.
Mata pelajaran peminatan, peminatan IPA terdiri atas Matematika, Fisika,
Kimia, dan Biologi. Sedangkan peminatan IPS terdiri atas Geografi, Sejarah,
Sosial dan Ekonomi. Peminatan ilmu Bahasa dan Budaya mencakup mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa Asing
Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis), Antropologi.
Adapun pada analisis materi yang dilakukan terhadap beberapa mata
pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran wajib A dan mata pelajaran
peminatan IPA, penulis menemukan kesamaan dan tema yang memungkinkan
pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti khususnya agama
Islam, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Fisika, Kimia, dan
Biologi. Seperti kompetensi dasar dan Materi Pokok :
a) Pendidikan Agama Islam
Iman kepada Allah SWT (Asmaul Husn: al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil,
al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)
b) Pendidikan Kewarganegaraan
Bentuk Negara dan pemerintahan, sistem pemerintahan Negara dan
kedaulatan negara.
c) Bahasa Indonesia
Pengenalan struktur isi teks anekdot, pengenalan cirri bahasa teks anekdot,
pemahaman isi teks anekdot.
d) Fisika
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi), penggunaan alat ukur, kesalahan
pengukuran dan penggunaan angka penting.
5
e) Kimia
Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah, Peran
kimia dalam kehidupan, Hakikat ilmu kimia, Metode ilmiah dan
keselamatan kerja.
f) Biologi
Ruang lingkup biologi, Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi,
dan tingkat organisasi kehidupan, Cabang-cabang ilmu biologi dan
kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan, Manfaat mempelajari
biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa
serta, Metode Ilmiah: mengidektifikasi masalah, menentukan hipotesis,
merancang percobaan, menentukan variabel, mengolah data, dan
mengkomunikasikan.
6
Gambar 1.2 Skema Model Webbed dengan Tema Hakikat dan Pendidikan Agama
Islam, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Fisika, Kimia, dan
Biologi sebagai pelajaran yang dinaungi.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan makalah diatas dapat kita simpulkan, yaitu :
1. Menurut Robin Fogarty (2009:99) model jaring laba-laba (webbed) adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
2. Karakteristik model webbed yaitu : (a) menekankan siswa sebagai subjek
belajar, (b) menekankan siswa memberi pengalaman langsung, (c) Pemisahan
mata pelajaran yang tidak begitu jelas, (d) menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, (d) Bersifat Fleksibel dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain
yang menyenangkan.
3. Kelebihan model webbed yaitu, (a) Penyelesaian tema sesuai dengan minat akan
memotivasi anak untuk belajar, (b) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman, (c) Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan
tema kesemua bidang isi pelajaran, (d) Melalui pendekatan tematik ini dapat
memotivasi siswa, (e ) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-
kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
4. Kekurangan model webbed, yaitu : (a) Suasana kelas akan lebih riuh dan guru
akan mengalami kesulitan untuk mengatasi siswa dalam kelas, (b) Memerlukan
keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran, (c) Dalam
pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada
pengembangan konsep.
5. Penggunaan model webbed yaitu, (1) tema sudah ditentukan guru pada tahap
perencanaan kemudian dikembangkan dalam sub-sub tema, (2) tema ditentukan
bersama-sama antara guru dan siswa, dan (3), tema ditentukan oleh siswa.
6. Integrasi model ke dalam kurikulum, yaitu : (1) Think back: re-design, (2) Think
ahead: design, (3) Think again: refind.
8
3.2 Saran
Setelah adanya pemahaman pembelajaran terpadu model webbed, penulis
mengharapkan kepada pendidik dan calon pendidik agar dapat
mengaplikasikannya didalam kelas sesuai dengan pemaparan penjelasan yang
telah dijelaskan dalam pembahasan. Untuk itu hendaknya pendidik lebuh cakap
dalam memilih model pembelajaran mana yang tepat untuk diterapkan kepada
peserta didik
9
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti.2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terpadu.
Fogarty, Robin. 2008. How to integrate the curricula / Robin Fogarty.—3rd ed.
United States of America : America.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan
Penilaian). Bandung: Alfabeta.
Sujiono. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wilujeng, Insih. 2017. Ipa Integrasi Dan Pembelajaran. Universitas Negeri
Jogyakarta : Jogyakarta.
10