Anda di halaman 1dari 15

MODEL SEQUENCED

(DIURUTKAN)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran IPA Terpadu

Dosen Pengampu :
Drs. Maison, M. Si., Ph. D.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Darul Hikmah P2A521017


2. Charolin Aprilia P2A521001
3. Kiki Patmawati P2A521016

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, nikmat kesabaran dan kesehatan serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model Sequenced (Diurutkan)” dengan baik.
Shalawat beriring salam dhadiahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW sang inspirator
sejati yang telah berjuang untuk ummat Islam dan menjadi teladan bagi kehidupan. Makalah
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Pembelajaran IPA Terpadu
Program Studi Magister Pendidikan IPA universitas Jambi.
Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari literatur yang ada, sehingga
makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun baik mengenai isi maupun penulisan dari makalah ini. Semoga isi dari makalah
ini dapat memperluas wawasan kepada para pembaca.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi kebaikan di masa
mendatang. Demikianlah semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Jambi, Agustus 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Model Sequenced (Diurutkan) .................................................... 3
2.2. Bentuk Model Sequenced (Diurutkan)..........................................................
2.3. Keuntungan dan Kerugian Model Sequenced (Diurutkan) ........................... 5
2.4. Cara Mengintegrasikan Kurikulum Menggunakan Model
Sequenced (Diurutkan)................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 8
3.2. Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi Model sequenced ............................................................................. 3


Gambar 2.1.2.1 Gambar Design Sequenced .................................................................. 4
Gambar 2.1.2.2 Gambar lain Model equenced .............................................................. 5

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
mengenai alam sekitar beserta isinya. Dalam Puskur- Depdiknas (2007), IPA didefinisikan
sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal),
dan berupa kumpulan data hasil observasi serta eksperimen. Kajian dalam pelajaran IPA
sendiri seperti di SMP pada dasarnya meliputi IPA Fisika, IPA Kimia, dan IPA Biologi.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran IPA
yaitu dimana materi disajikan terpisah antara fisika, kimia, dan biologi; sedangkan
implementasi Kurikulum 2013 sendiri yakni menyajikan materi secara terpadu, tidak dipisah
dalam kelompok fisika, kimia, atau biologi.
Akan tetapi yang terjadi dilapangan yaitu harapan pemerintah tidak sejalan dengan
kenyataan pada proses pembelajaran itu sendiri. Guru-guru masih cenderung memisah-
misahkan antara ilmu fisika, kimia, dan biologi. Kesan yang didapat di lapangan yakni guru
cenderung sulit untuk memadukan ketiga ilmu ini menjadi satu dikarenakan beberapa alasan.
Adapun alasan tersebut yakni: rata-rata guru IPA di SMP memiliki latar belakang konsentrasi
fisika/kimia/biologi, sehingga jika latar belakang guru tersebut adalah konsentrasi fisika,
maka guru tersebut akan cenderung sulit memadukan materi yang diajarkan dengan kajian
kimia atau biologi.
Fogarty (1991) mengemukakan mengenai bagaimana mengintegrasikan kurikulum
melalui sepuluh model, dimana model ini berorientasi pada mata pelajaran yang terpotong-
potong sampai model pembelajaran terpadu, antara lain: Model Fragmented, Model
Connected, Model Nested, Model Sequenced, Model Shared, Model Webbed, Model
Threaded, Model Integrated, Model Immersed, dan Model Networked. Dari kesepuluh
model pembelajaran terpadu yang dikemukakan Forgarty ini, dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok, yaitu: Model pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu, yakni: model
Fragmented, Connected, dan Nested. Kemudian Model pembelajaran terpadu antar beberapa
disiplin ilmu, yakni: model Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, dan Integrated.
Selanjutnya yaitu Model pembelajaran terpadu berdasarkan dalam dan antar pelajar, yakni
model Immersed dan Networked.
Membahas mengenai model pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu sendiri
mempunyai sifat realistis dengan menyajikan secara menyeluruh suatu topik atau tema pada
2
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Model
Sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya
persamaan-persamaan konsep. Walaupun mata pelajarannya berbeda. Dalam hal ini Model
Sequenced menjelaskan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan
(konsepnya), sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan secara terpisah. Hal itu
dilakukan dengan cara mengatur ulang beberapa topik dan diurutkan agar dapat serupa satu
sama lainnya.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas maka dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai salah satu model pembelajaran terpadu yaitu “Model Sequenced”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian pengembangan ini adalah:
1. Bagaimana pengertian dan bentuk dari Model Sequenced?
2. Bagaimana keutungan dan kekurangan Model Sequenced dalam pelaksanaanya?
3. Bagaimana cara mengintegrasikan kurikulum menggunakan model Sequenced serta
kapan model ini digunakan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian dan bentuk dari Model Sequenced.
2. Untuk mengidentifikasi keutungan dan kekurangan Model Sequenced dalam
pelaksanaanya.
3. Untuk mengetahui cara mengintegrasikan kurikulum menggunakan model Sequenced
serta kapan model ini digunakan.
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MODEL SEQUENCED


Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3)
rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan
artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik
sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu sama lain. Dua disiplin ilmu yang
berhubungan dapat diurutkan sehingga isi materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan
secara paralel. Dengan mengurutkan topik yang akan diajarkan, kegiatan masing-masing
displin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu sama lain. Pada intinya, satu subjek
mengusung yang lainnya dan sebaliknya. Berikut ini adalah gambar model sequenced.

Gambar 1. Ilustrasi Model sequenced

Gambar 1 menunjukkan bahwa model sequenced diibaratkan seperti eyeglasses (kaca


mata), yang berarti konten internal yang bervariasi dibingkai oleh konsep yang berkaitan.
Lensa menggambarkan dua materi pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena kedua
materi pelajaran ini akan diajarkan secara paralel, dimana isi materi pelajaran tersebut telah
diurutkan terlebih dahulu. Mata pelajaran yang terpisah ini dibingkai oleh konsep yang
berkaitan yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut. Untuk lebih jelasnya Gambar 2
menunjukkan contoh dua guru dari disiplin ilmu yang berbeda membuat masing-masing lima
daftar topik yang akan diajarkan oleh keduanya. Kemudian kedua guru ini mengurutkan
topik-topik ini untuk diajarkan secara paralel. Pengurutan topik-topik dengan guru yang lain
akan memudahkan siswa-siswa membuat hubungan (connections) antara kedua materi
pelajaran tersebut.
John Adams pernah berkata, “The textbook is not a moral contract that teachers are
obliged to teach—teachers are obliged to teach children.” Artinya, buku teks bukanlah
kontrak moral dimana guru wajib untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-
anak. Maksud dari Adams ini yakni dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus
terikat pada urutan materi dalam buku, namun guru dapat mengatur ulang urutan materi
4
pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak. Urutan baru mungkin akan lebih logis jika
urutan tersebut sejajar dengan isi mata pelajaran antar disiplin ilmu. Akan sangat berguna
bagi siswa dan guru ketika siswa mencari hubungan dasar antar konten. Belajar menjadi lebih
menyeluruh dan karena itu ilmu akan lebih mudah ditransfer.

2.1.1 Ciri-Ciri Model Sequenced


Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced:
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata
pelajaran yang saling berkaitan.
2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-
konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.

2.1.2 Bentuk Model Sequenced


Model sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi, menggunakan dua
bidang disiplin yang mudah dikaitkan satu sama lain. Guru harus bekerja dengan seorang
mitra, mulai dari membuat daftar isi kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim mencoba
menyulap potongan-potongan konten yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan beberapa
hal bersinggungan. Guru mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih
masuk akal bagi para siswa yang belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model
ini, kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain materi
pelajaran, tetapi siswa mendapatkan manfaat dari konten yang terkait.

Gambar 2.1.2.1 Gambar Design Sequenced


5

Gambar 2.1.2.2 Design Lain Model Sequenced

2.2 KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN MODEL SEQUENCED


2.2.1. Keuntungan Model Sequenced
Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat menetapkan prioritas
kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti urutan yang ditetapkan oleh redaksi buku
teks. Dengan cara ini, guru dapat membuat keputusan penting mengenai isi materi pelajaran
yang akan diajarkan. Dari sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada topik yang
berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami pelajaran mereka baik
pada subjek maupun konten. Pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Ketika siswa
melihat guru pada area konten yang berbeda, ruangan yang berbeda, periode yang berbeda,
membuat pokok-pokok yang sama, maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan
mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
6
Menurut Fogarty (1991: 35) Manfaat dari Model Sequenced adalah:
Bagi Guru
1. Mengatur urutan topik, bab dan unit, guru dpat membuat prioritas kurikuler, tidak
sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks
2. Pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan penting tentang
konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin membantu
mereka memahami study mereka dikedua bidang konten.
Bagi Siswa
1. Murid mampu melihat guru dimata pelaaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang
berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topic, bab & unit) maka
siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih
bermakna.
2. Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topic-topik yang terkait dari
disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan
diinetgrasikan model sequenced membantu transfer belajar siswa.

2.2.2 Kekurangan Model Sequenced


Sebuah kelemahan dari model sequenced adalah diperlukan kompromi untuk
membentuk model. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum
karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh menang sendiri atau
mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah karena dalam penggunaan
model ini melibatkan dua guru yang bermitra. Untuk urutan yang sesuai dengan kejadian-
kejadian yang terakhir membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang
tinggi dari semua orang yang area kontennya terlibat. Hal ini tidak semudah kedengarannya.
Namun, dalam waktu yang sangat singkat, bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra
guru dapat dengan mudah melakukan beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagai
langkah awal. Jika usaha pertama ini dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka
dua guru dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk pengajaran paralel.

2.3 CARA MENGINTEGRASIKAN KURIKULUM MENGGUNAKAN MODEL


SEQUENCED
Model Sequenced digunakan saat terdapat konsep-konsep yang sama pada mata
pelajaran. Adapun Langkah-langkah Pembelajaran Model Sequnced
- Menganalisis Isi Kurikulum
7
1. Think Back (Re-design): memilih dua mata pelajaran sejenis danmengurutkan
topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan periode waktu yang
sejajar.
2. Think A head (Design): Memikirkan urutan yang logis dari kedua mata pelajaran
dan menempatkan ke dalam urutan yang tepat.
3. Think Again (refine): Mendesain unit, topic atau konsep dari kedua mata pelajaran
yang secara logis dapat diajarkan dengan periode waktu yang sejajar.
- Memilih dua mata pelajaran yang sejenis.
- Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing dengan periode waktu yang
sejajar.
Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (Oliva, 1992) mengemukakan bahwa
terdapat tiga konsep sequence yaitu menurut kebutuhan, makro, dan mikro. Dalam
proses sequence, pengembang kurikulum harus bisa memperhatikan tingkat kedewasaan,
latar belakang pengalaman, tingkat kematangan dan ketertarikan atau minat siswa, serta
tingkat kegunaan dan kesukaran materi pelajaran.

Langkah-langkah Menyusun sequence adalah :


1. Mulai dari yang paling sederhana menuju yang kompleks;
2. Mengikuti alur kronologis
3. Kebalikan dari alur kronologis
4. Mulai dari keadaan geografis yang dekat sampai ke yang jauh
5. Mulai dari keadaan geografis yang jauh menuju ke yang dekat.
6. Dari konkret ke abstrak
7. Dari umum menuju khusus,dan
8. Dari khusus menuju umum
8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model sequenced adalah salah satu model pembelajaran terpadu didalam lintas
beberapa mata pelajaran yang paling sederhana. Model pemaduan topik-topik antar
mata pelajaran yang berbeda secara paralel dapat digunakan saat terdapat konsep-
konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model sequenced dapat memudahkan siswa
membuat hubungan (connections) dan membuat pembelajaran menjadi bermakna.
Sehingga memiliki kelebihan baik bagi guru dan siswa itu sendiri. Sedangkan
kelemahannya Tidak mudah mengkolaborasikan uruan pokok bahasan dari masing-
masing guru dan membuat urutan sesuai dengan kejadian yang terakhir pada suatu mata
pelajaran membutuhkan kerjasama dan fleskibelitas dari semua orang yang terlibat.
3. Mengintegrasikan kurikulum dengan model sequenced yakni dengan menganalisis isi
kurikulum terlebih dahulu dimana dapat dilakukan think back, think a head dan think
again. Lalu memilih dua mata pelajaran yang sejenis, kemudian Mengurutkan kembali
urutan perubahan masing-masing dengan periode waktu yang sejajar.

3.2 SARAN
Adapun saran yang penulis dapat berikan yakni sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan model sequenced dalam pembelajaran terpadu ketika
menemukan topik-topik yang relevan dengan bidang studi lain.
2. Guru tidak perlu mengajar topik-topik pelajaran berdasarkan urutan yang tertera di
buku teks, akan tetapi guru dapat mengatur ulang urutan topik yang akan diajarkan.
3. Guru membutuhkan kerja sama dengan guru bidang studi lain (partner) untuk membuat
urutan kurikulum baru.
9
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Pandawa, Sarwono. 2010. Model Sequenced.http://www.kompasiana.com/bang_sarw/model-


sequenced_55005641a3331159735105e4. [akses 08 September 2021].

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
IPA.http://puskurbuk.net/web13/download/prod2007/51kajian%20kebijakan%20kurikulu
m %20ipa.pdf. [akses 08 September 2021].

Anda mungkin juga menyukai