Anda di halaman 1dari 15

MODEL PEMBELAJARAN RESEARCH BASED LEARNING (RBL) PADA

MATA PELAJARAN PKN DI SD


MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model-model
Pembelajaran PKN
Dosen Pengampu :
Drs. Nono Harsono Sunaria, M.Si.

oleh:

Alfiani Fajriyanti (1606832)

Faisal Mubarok (1603818)

Meilani Nur Eka Sopariah (1601072)

Ratu Anggie Lestari (1600263)

Rizqa Destya Suci (1605061)

KELOMPOK 3
6A PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KAMPUS UPI DI CIBIRU
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberi kesehatan dan kemampuan untuk bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu. Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Model-model Pembelajaran PKN.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik,
meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam penulisan
makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna untuk kita semua. Aamiin.

Bandung, April 2019


Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................
D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................
E. Sistematika Penulisan ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Model Pembelajaran RBL ................................................................
B. Prinsip Model Pembelajaran RBL .................................................................
C. Tujuan Model Pembelajaran RBL .................................................................
D. Karakteristik Model Pembelajaran RBL ........................................................
E. Manfaat Model Pembelajaran RBL ...............................................................
F. Sintaks Model Pembelajaran RBL .................................................................
G. Jenis-jenis Penggunaan Model Pembelajaran RBL .......................................
H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran RBL .................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan terjadi perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara demokrasi serta bertanggung jawab.
Rumusan tujuan pendidikan di atas, pendidikan harus mampu melahirkan
peserta didik yang berilmu. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam
strategi pembelajaran tidak membahas strategi pembelajaran yang berhubungan
dengan peningkatan kualitas berpikir dalam mengemban pendidikan.
Dalam hal ini, pendidikan yang dilakukan akan bertemali dengan kegiatan
penelitian. Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, peserta didik juga mampu
melakukan penelitian yang dalam hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan
model RBL (Research Based Learning) khususnya dalam mata pelajaran PKn.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah pokok dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa hakikat model pembelajaran RBL (Research Based Learning)?
2. Bagaimana prinsip model pembelajaran RBL (Research Based Learning)?
3. Bagaimana tujuan model pembelajaran RBL (Research Based Learning)?
4. Bagaimana karakteristik model pembelajaran RBL (Research Based
Learning)?
5. Bagaimana manfaat model pembelajaran RBL (Research Based Learning)?
6. Bagaimana sintaks model pembelajaran RBL (Research Based Learning)?
7. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran RBL (Research
Based Learning) serta cara mengatasinya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat model pembelajaran RBL (Research Based
Learning).
2. Untuk mengetahui prinsip model pembelajaran RBL (Research Based
Learning).
3. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran RBL (Research Based
Learning).
4. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran RBL (Research Based
Learning).
5. Untuk mengetahui manfaat model pembelajaran RBL (Research Based
Learning).
6. Untuk mengetahui sintaks model pembelajaran RBL (Research Based
Learning).
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran RBL
(Research Based Learning) serta cara mengatasinya.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yakni agar dapat menambah
pemahaman pembaca mengenai bagaimana model pembelajaran RBL dalam
pembelajaran PKN.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bagian ini berisi uraian hasil kajian yang sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penulisan.
BAB III PENUTUP
Bagian ini berisi simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning)


Model Research Based Learning (RBL) adalah salah satu model
pembelajaran baru yang memberi kesempatan siswa untuk dapat belajar dan
membangun pengetahuan dari langkah-langkah penelitian seperti harus
mencari informasi, merumuskan hipotesis,mengumpulkan data, menganalisis,
membuat kesimpulan dan menyusun laporan. Hal tersebut sejalan dengan
diungkapkan Lockwood “Research-based learning is a system of intruction
which used an authentic–learning, problem solving, cooperative learning,
hands on, and inquiry discovery approach, guided by a constructivist
philosophy. Its usefulness had been recognized for many decades but “research
in classroom” had not been adopted as a teaching method by many (Poonpan,
2001).
Dalam penerapannya di Indonesia sering menggunakan kata pembelajaran
berbasis riset. Pembelajaran berbasis riset (PBR) merupakan salah satu model
yang dalam pelaksanaannya student-centered learning (SCL) yang
mengintegrasikan riset di dalam proses pembelajaran (Widayati, dkk., 2010).
Berdasarkan pemaparan ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa RBL
adalah model pembelajaran yang mengintergrasikan riset di dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis roset ini, peserta didik diberikan
sebuah pertanyaan pemicu tang busa menjwabnya mereka perlu melakukan
pendekatan ilmiah dan multi faset. Hal tersebut merupakan suatu usaha untuk
membangun pengetahuan dengan cara metumuskan hipotesis, mengumpulkan
data, menganalisis, membuat kesimpulan dan menyusun laporan.
B. Prinsip Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning)
Boud & Feletti (1998) menyebutkan enam prinisip yang harus menjadi acuan
dalam penyelenggaraan RBL, yaitu:
1. Keberagaman (Multiplicity)
Prinsip itu mengacu pada pandangan bahwa tidak ada dua orang yang
memandang suatu fenomena dengan cara yang sama karena tidak banyak
isu-isu di dunia ini yang memiliki kebenaran yang tunggal. Dalam RBL
prinsip tersebut menekankan pentingnya dialog antara siswa dengan pihak
lain melalui pembelajaran kolaboratif dalam kelompok-kelompok kecil.
2. Keaktivan (Activeness)
Belajar merupakan sebuah proses aktif yang melibatkan kostruksi mental
pada diri siswa yang terlibat secara aktif dengan berbagai tugas yang
ditetapkan. Siswa didorong untuk mengembangkan masalah-masalah yang
disampaikan dosen menjadi lebih spesifi k dan jelas; dan berusaha mencari
jawaban yang tepat untuk penyelesaiannya.
3. Akomodasi dan Adaptasi (Accommodation and Adaptation)
Prinsip ini berhubungan erat dengan konsep skema dalam proses
pemerolehan pengetahuan atau konstruksi pengetahuan. Konstruksi
pengetahuan yang dilakukan siswa harus melibatkan penarikan hubungan
antara pengalaman/pengetahuan sekarang dengan pengetahuan
sebelumnya; dan membangun hubungan di antara konsep-konsep tersebut.
4. Autentisitas (Authenticity)
Prinsip tersebut berusaha untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa
bagaimana melihat hubungan antara apa yang dipelajari dengan fenomena-
fenomena yang terjadi di lapangan. Siswa tidak lagi dihadapkan pada
situasi-situasi imaginatif, tetapi pada situasi-situasi yang memungkinkan
siswa menerapkan apa yang telah dipelajarinya.
5. Artikulasi (Articulation)
Artikulasi merupakan proses belajar di mana siswa diberikan kesempatan
yang luas untuk menjelas kepada pihak lain pengetahuan yang baru
dikuasainya yang mencakup unsur-unsur deklaratif dan prosedural. Apa
yang sudah dikuasai siswa secara mandiri (selfdirected learning)
disampaikan kepada rekan sejawat lainnya untuk membangun pemahaman
kolektif.
6. Tidak Ada Batas Waktu (Termlessness)
Menjelajahi dan mempelajari dunia keilmuan merupakan kegiatan yang
tidak ada batasan waktunya. Pemahaman terhadap sesuatu yang kompleks
tidak mengenal kata sempurna, tetapi hanya memperkaya pemahamannya
saja, dan merupakan komitmen sepanjang hidup untuk mengembangkan
pengetahuan seseorang. Jika siswa merekonstruksi pengetahuan baru
tentang isu-isu yang sedang digali, mereka akan menemukan banyak
peluang untuk mengembangkan diri menjadi lebih efi sien dan efektif
dalam pembelajaran seumur hidup.
7. Pembelajaran Konstekstual
Materi pelajaran akan dikuasai siswa secara baik bila disampaikan
berdasarkan konteks bagaimana materi tersebut akan digunakan. Hal
tersebut akan mendorong terjadinya pembelajaran yang mendalam dan
kemampuan menggunakan pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya.
Melalui pembelajaran konstektual itu, siswa diharapkan dapat menjadi
individu yang menghasilkan pengetahuan, bukan individu yang menerima
pengetahuan dari pihak lain.
8. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengundang keterlibatan siswa secara aktif dalam
peroses pemerolehan pengetahuan baru yang dapat disimpan dalam
periode yang lebih lama. Pembelajaran tersebut dikembangkan
berdasarkan masalah-masalah, bukan berdasarkan materi yang harus
dikuasai siswa. Melalui problem yang harus diselesaikan, siswa diharapkan
mampu merekonstruksi berbagai macam informasi menjadi pengetahuan
baru yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah.
9. Berorientasi Pada Pengolahan Informasi
Terdapat tiga prinsip penting dalam pengolahan informasi yang dibutuhkan
oleh siswa. Pertama, pengetahuan baru dikonstruksi berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan yang sudah dikuasai siswa. Kedua, makin dekat
hubungan antara situasi di mana pengetahuan baru dipelajari dengan situasi
di mana pengetahuan itu akan digunakan, makin mudah pula penguasaan
pengetahuan baru tersebut dilakukan. Ketiga, pengetahuan baru akan
dipahami dan dikuasai secara lebih baik jika terdapat banyak kesempatan
untuk melakukan elaborasi, seperti refl eksi dan diskusi kelompok.
10. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran di mana siswa dapat
memperoleh pengetahuan ketika mereka bekerja bersama-sama dengan
siswa lain dalam sebuah kelompok kerja. Pada kegiatan belajar tersebut
siswa saling tukar menukar informasi untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam yang dapat digunakan untuk menyelesaikan problem-
problem yang akan dihadapi secara efektif.
11. Belajar Mandiri
Belajar mandiri merupakan model pembelajaran di mana siswa memiliki
kesempatan dan kebebasan yang luas untuk memperoleh pengetahuan baru
sesuai dengan kebutuhannya. Pada model belajar tersebut, siswa
termotivasi untuk belajar jika menemukan hal yang menarik dan penting
bagi pengembangan diri mereka. Mereka tidak berada pada suasana yang
penuh tekanan dan kecemasan, tetapi berada pada suasana kondusif yang
memungkinkan terjadinya penguasaan pengetahuan yang lebih alamiah.
C. Tujuan Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning)
Tujuan model Pembelajaran RBL yakni menciptakan proses pembelajaran
yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta
meningkatkan kemampuan peserta didik. Berdasarkan hal tersebut menurut
(Widyawati, Tri Diah dkk. 2010) dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Meningkatkan kebermaknaan mata pelajaran agar lebih bersifat
kontekstual melalui pemapatan hasil-hasil penelitian yang dilakukan siswa.
2. Memperkuat kemampuan berpikir peserta didik sebagai peneliti.
3. Melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian secara
sederhana.
4. Meningkatkan mutu penelitian sederhana yang dilakukan oleh peserta
didik.
5. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai pengetahuan yang baru
diketahuinya melalui penelitian.
6. Meningkatkan inovasi siswa dalam mencari pengetahuan baru melalui
penelitian.
7. Meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum.
D. Karakteristik Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning)
Adapun karakteristik-karakteristik dari model RBL bergantung pada lembaga
atau peneliti pengembangnya. Berikut ini, akan diberikan beberapa karakteristik
model RBL berdasarkan pengembangnya:
1. Mendorong guru untuk melakukan penelitian atau mengupdate
keilmuannya dengan membaca dan memanfaatkan hasil penelitian orang
lain sebagai bahan pembelajaran; Mendorong peran peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran, bahkan menjadi mitra aktif guru; peserta didik
menjadi lebih kompeten dalam keilmuan dan penelitian serta trampil
mengidentifi kasi persoalan serta memecahkannya dengan baik; peserta
didik memiliki kemandirian, kritis, dan kreatif sehingga memberikan
peluang munculnya ide dan inovasi baru; dan peserta didik dilatih memiliki
etika, khususnya etika profesi misalnya menjauhkan diri dari perilaku buruk
misalnya plagiarism ( Widayati, dkk. 2010).
2. Peserta didik mendapat kesempatan untuk tahu atau belajar tidak hanya dari
isi pelajaran tetapi mereka dapat mempraktekkannya, misalnya mencari
literatur, membentuk hipotesis, koleksi data, dan menganalisis data/menguji
data, menarik kesimpulan (Suryandari, 2011).
3. Pembelajaran yang cukup menyita waktu dan tenaga. Pada sisi siswa, model
pembelajaran ini bergantung pada kemandirian mereka, sehingga mereka
perlu diberi peluang yang cukup untuk mendapatkan bimbingan dan arahan
dari guru. Sehingga, diperlukan kerja keras dari siswa dan guru serta
komitmen institusi (Waris, 2009).
4. RBL terlibat dan membangun minat dan passion siswa, memberikan
konteks yang bermakna dan otentik dalam pembelajaran, libatkan siswa
pada sesuatu yang bersifat kompleks, masalah (investigasi) di dunia nyata
tanpa solusi yang telah ditentukan, ijinkan siswa untuk memimpin,
membuat pilihan dan keputusan penting, hubungkan siswa dengan sumber
daya masyarakat dan para pakar, mengharuskan siswa untuk
mengembangkan dan menunjukkan keterampilan dan pengetahuan esensial,
memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah dan
memperdalam pemahaman, membangun kesempatan untuk refl eksi dan
penilaian diri sendiri, menghasilkan produk yang berguna yang
menunjukkan apa yang siswa pelajari, dan berujung dalam pameran atau
presentasi kepada audiens yang sebenarnya (Solomon, 2003).
E. Manfaat Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning)
Penerapan RBL bermanfaat dalam konteks pengembangan metakognisi dan
pencapaian kompetensi yang dapat dipetik selama menjalani proses
pembelajaran. Manfaat yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peserta didik mengalami pengembangan dan peningkatan kapabilitas dan
kompetensi yang lebih tinggi, termasuk:
a. Kompetensi umum, misalnya berpikir secara kritis dan analitik,
mengevaluasi informasi, dan pemecahan masalah.
b. Kompetensi dalam hal melaksanakan dan mengevaluasi riset yang sangat
bermanfaat dan membantu dalam pengembangan profesional yang
mengedepankan inovasi dan keunggulan.
2. Peserta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki peluang
untuk aktif di dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan dunia
praktik kelak dikemudian hari.
3. Peserta didik terlatih dengan nilai-nilai disiplin, mendapatkan pengalaman
praktik dan etika.
4. Peserta didik lebih memahami tentang betapa pentingnya nilai-nilai disiplin
bagi masyarakat.
F. Sintaks Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning)
Model Pembelajaran RBL (Research Based Learning) menurut Ali dan
Asrori (2014) mempunyai sintaks pembelajaran sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
Pada tahap ini, siswa diminta untuk merancang atau menemukan masalah
yang akan diteliti kemudian dibuat rumusan masalahnya.
2. Merumuskan hipotesis
Pada tahap ini, siswa diminta menyusun jawaban sementara terhadap
masalah yang hendak telitinya.
3. Mengumpulkan data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil beberapa sampel
yang telah ditentukan.
4. Menguji hipotesis
Menguji kebenaran terhadap hipotesis awal yang ditentukan
5. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan apakah menerima atau menolak kesimpulan
G. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran RBL Serta Cara
Mengatasinya
1. Kelebihan
a. Menekankan pembelajaran untuk mencari tahu 'mengapa' dan
'bagaimana' bukan hanya fakta.
b. Siswa diajarkan dalam konteks penelitian mutakhir yang dilakukan di
kelas, sehingga pengetahuan yang diperoleh terpercaya karena selalui
up to date (sesuai keadaan/kenyataan saat ini)
c. Siswa berkesempatan untuk mencari infromasi lebih jauh lagi dengan
mengakses berbagai sumber literatur untuk pembelajaran berbasis
penelitian yang berkualitas tinggi.
d. Keterlibatan aktif dengan penelitian memberikan pengalaman belajar
yang lebih menyenangkan dan merangsang.
e. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan
siswa
2. Kekurangan:
1. Model Research Based Learning termasuk model baru yang membuat
Guru kurang dalam memahami model ini untuk pengimplementasian nya
pada pembelajaran di kelas.
2. Model ini berbasis riset jadi kurang kondusif jika digunakan pada kelas
rendah.
3. Siswa enggan untuk aktif dalam pembelajaran / enggan terlibat dalam
masalah
4. Membutuhkan waktu pembelajaran yang lama
5. Siswa enggan untuk bekerjasama dalam berkelompok
Cara Mengatasi Kekurangan:
1. Perlu adanya sosialisasi/pengarahan bagi guru untuk penggunaan model
RBL
2. Penggunaan model ini lebih baik digunakan pada kelas tinggi dengan
bantuan bimbingan dari guru
3. Siswa diberikan dorongan dan motivasi dalam pembelajaran
4. Dalam pembuatan rencana pembelajaran perlu perencanaan yang matang
dan juga perencanaan waktu yang baik
5. Adanya persetujuan antara siswa bersama guru dalam proses
pembelajaran. Dalam kelompok siswa diberi tanggungjawab atau tugas
masing-masing
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Model pembelajaran berbasis riset atau Research Based Learning (RBL)
berawal dari suatu masalah, penggalian keterampilan dan pengetahuan,
penyelesaian masalah atau aplikasi, hingga diakhiri dengan refleksi, di mana
keseluruhannya didukung oleh beberapa pembelajaran lainnya. Pelaksanaan model
ini berorientasi pada siswa dan proses belajar, sehingga peran siswa menjadi lebih
variatif daripada peran guru. Siswa dituntut terlibat langsung dalam proses
penyelesaian masalah secara penuh. Agar terlaksana pembelajaran yang efektif,
penyelenggraan model RBL harus mengacu pada prinsip-prinsip dasarnya, mulai
dari prinsip keberagaman hingga prinsip belajar mandiri.

B. Saran
Guru sebagai pengembang model pembelajaran berbasis riset ini harus
benar-benar paham akan perannya dan peran siswa dalam pembelajaran sehingga
siswa dapat memperoleh pengalaman belajar langsung yang bermakna.
Penyelenggaraan model pembelajaran ini perlu didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai bagi siswa sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Model RBL ini memiliki dampak langsung terhadap penyusunan indikator,
sehingga dalam hal ini guru perlu memperhatikan bahan ajar serta indikator tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai agar tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Praahmana, R. C. I. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika: Pembelajaran


Berbasis Riset. [Online]. Diakses dari:
http://eprints.uad.ac.id/8579/1/Penelitian%20Pendidikan%20Matematika%20
-%20Graha%20Ilmu.pdf
Resbiantoro, G. (2018). Pembelajaran Berbasis Riset Menuju Research University.
[Online]. Diakses dari: http://iain-tulungagung.ac.id/red-c/wp-
content/uploads/sites/109/2018/04/RED-C_Pembelajaran-Berbasis-Riset-
Sebagai-Pondasi-Menuju-PT-Riset2.pdf
Slamet, Wardani, N. S., & Kristin, F. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran
Berbasis Riset untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Aras Tiggi.
Prosiding Konser Karya Ilmiah Nasional, 2, 213-228. ISSN 2460-5506
Slameto. (2015). Pembelajaran Berbasis Riset Mewujudkan Pembelajaran yang
Inspiratif. Satya Widya, 31, (2), 102-133.
University of Leeds. (2014). Enhancing Teaching And Research-Based
Learning. [Online]. Diakses dari:
https://ses.leeds.ac.uk/info/22222/the_leeds_curriculum/1125/enhancing_teac
hing_and_research-based_learning

Anda mungkin juga menyukai