I. PENDAHULUAN
Berkaitan dengan hal ini, supaya studi tentang analisis kebutuhan kurikulum tersebut dapat
dilakukan dengan lebih mudah dan mampu mencapai keberhasilan.
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah pengertian dari analisis kebutuhan kurikulum?
b) Bagaimanakah maksud dan tujuan dari kurikulum?
c) Bagaimanakah maksud dari rancangbangun silabus?
d) Bagaimanakah peran pengajaran dan pembelajaran dalam kurikulum?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kebutuhan Kurikulum
Analisis kebutuhan kurikulum bahasa arab dapat mengacu para beberapa parameter atau
ukuran yang meliputi : Analisis situasi (analisi yang terfokus pada parameter umum program
bahasa arab) dan Analisis kebutuhan komunikatif (analisis yang terfokus pada kebutuhan
komunikatif atau kemudahan pemahaman terhadap bahasa arab, khususnya bagi para pembelajar
bahasa arab). Cakupan analisis kebutuhan kurikulum dalam program bahasa arab meliputi :
a. Analisis Situasi
1. Siapakah pembelajar bahasa arab tersebut?
2. Apa tujuan dan harapan pembelajar?
3. Gaya belajar apa yang lebih disukai pembelajar?
4. Mahirkah pengajar bahasa arab tersebut?
5. Siapa pengajar bahasa arab tersebut?
6. Pelatihan dan pengalaman apakah yang dimilliki pengajar?
7. Pendekatan mengajar apa yang disenangi pengajar?
8. Apakah yang diharapkan pengajar dari program pengajaran bahasa tersebut?
9. Apakah konteks administratif program itu?
10. Kendala apakah yang muncul dalam pembelajaran?
11. Tes dan penilaian apa yang diperlukan?
b. Analisis kebutuhan komunikatif
1. Dalam latar belakang apa pembelajar memakai bahasa tersebut?
2. Hubungan peran apa yang terlibatkan?
3. Keterampilan bahasa apa yang dilibatkan?
4. Peristiwa komunikatif dan tindak tutur apa yang dilibatkan?
5. Tingkat kemahiran apa yang dikehendaki?
B. Maksud dan Tujuan Kurikulum
Tujuan dari sebuah kurikulum adalah menjadi pernyataan umum tentang hasil-hasil yang
diharapkan dari suatu program bahasa, serta menggambarkan apa yang diyakini para perencana
kurikulum untuk dapat mencapai tujuan tertentu dari kendala-kendala yang tercermin
berdasarkan pada analisis kebutuhan kurikulum. Macam-macam tujuannya adalah :
1. Tujuan Behavioral, yang terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Harus menggambarkan secara jelas perilaku yang ditampilkan.
b. Harus menjelaskan secara terperinci kondisi-kondisi tempat penampilan yang diharapkan.
c. Harus menyatakan standar penampilan yang sesuai dengan tema pembahasan.
Terdapat empat pembenaran yang menunjang penggunaan tujuan behavioral dalam
perencanaan kurikulum bahasa, yaitu :
a. Membantu para pengajar menjelaskan tujuan-tujuan mereka.
b. Memudahkan pengajaran dengan menyororti keterampilan dan sub keterampilan yang mendasari
isi/bobot berbagai pengajaran.
c. Membuat lebih mudah proses evaluasi atau penilaian.
d. Menyediakan suatu bentuk kurikulum pembelajaran bahasa yang mudah
dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan berdasarkan Keterampilan Berbahasa.
Tujuannya secara umum adalah : untuk menentukan keterampilan-keterampilan mikro atau
proses yang menjelaskan kefasihan dalam bidang tertentu yang meliputi : keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sehingga perencana kurikulum bahasa dapat
mencoba memerinci kompetensi-kompetensi yang akan dirancang.
3. Tujuan berdasarkan isi
Mengacu pada tujuan pada kurikulum bahasa-bahasa asing, yang menekankan pada : tipe-tipe
akomodasi (penguasaan tentang letak lingkungan tempat tinggal dan segala hal yang berkaitan),
tipe akomodasi kamar (penguasaan tata letak kamar dan tata ruang rumah), Tipe akomodasi
perabotan (penguasaan tata letak perabotan rumah tangga) dan tipe sewa atau ongkos
(penguasaan tentang ongkos atau harga sewa).
4. Skala Kecakapan
Skala kecakapan menjadi tujuan dalam program bahasa, karena program bahasa yang koheren
secara sistematis mampu menggerakkan para pembelajar berjalan lancar menuju kearah tingkat
kecakapan berbahasa.
Secara umum, tujuan dari kurikulum dalam pengembangan keterampilan dasar adalah :
a. Untuk mendapatkan informasi dan pengertian melalui kegiatan mengamati, mendengar dan
membaca.
b. Untuk mengolah informasi dan pengertian yang diperoleh melalui keterampilan berpiir reflektif.
c. Untuk berbagi informasi dan mengekspresikan pengertian melalui kegiatan percakapan, menulis
dan alat-alat nonverbal.
d. Untuk memanipulasi lambang dan menggunakan pikiran matematis.[7]
C. Rancangbangun silabus
Silabus merupakan rancangan tertulis yang dikembangkan pengajar sebagai rencana
pembelajaran untuk jangka waktu satu semester. Silabus menjadi pertanggungjawaban
profesional seorang guru terhadap lembaga, teman sejawat, siswa-i maupun masyarakat. Dengan
silabus diharapkan proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif, efisien dan menarik. [8]
Menurut kurikulum model Taba, terdapat 7 langkah dalam proses pembuatan kurikulum,
yaitu :
Langkah 1 : Diagnosis kebutuhan
Langkah 2 : Formulasi tujuan
Langkah 3 : Seleksi isi
Langkah 4 : Organisasi isi
Langkah 5 : Seleksi pengalaman-pengalaman belajar
Langkah 6 : Organisasi pengalaman-pengalaman belajar
angkah 7 : Penentuan apa yang dievaluasi dan sarana mengevaluasi.
Dan dalam pengajaran bahasa, langkah ke-3 dan ke-4 biasa dikenal dengan
rancangbangun silabus. Yang dikenal di Inggris dengan silabus dan dikenal di Amerika
dengan kurrikulum. Silabus dalam pengajaran bahasa secara tradisional dinyatakan sebagai titik
tolak perencanaan suatu program bahasa, dan bukan suatu kegiatan yang muncul secara tiba-tiba
ditengah perjalanan proses kegiatan pembelajaran.
Silabus yang baik mencakup unsur : Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator,
materi pembelajaran, hasil belajar, penilaian dan sumber belajar.
Startegi penyusunan silabus adalah :
a. Perencanaan (Guru mengumpulkan informasi dan referensi untuk dikembangkan silabusnya).
b. Pelaksanaan (Memahami konteks kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan
strategi pembelajaran dan penilaian).
c. Perbaikan (Silabus dikaji oleh para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli metode
pembelajaran, ahli penilaian dan berbagai pihak yang kompeten dibidang kurikulum dan
pembelajaran).
d. Pemantapan (Hasil pengkajian dijadikan pertimbangan untuk perbaikan, dan perbaikan
selanjutnya terus berkelanjutan).[9]
Macam-macam silabus kurikulum pengajaran bahasa adalah:
a. Silabus struktural (silabus yang menata tata bahasa dan pola kalimat).
b. Silabus fungsional (silabus untuk menata fungsi-fungsi komunikatif, seperti : mengenali,
melaporkan, mengoreksi dan memperinci).
c. Silabus nasional (silabus untuk menata kategori konseptual, seperti : durasi/lamanya,
kuantitas/jumlahnya dan lokasi/tempat).
d. Silabus topikal (silabus sebagai tema atau topik, seperti : kesehatan, makanan dan pakaian).
e. Silabus topikal (silabus yang menata latar-latar ujaran dan transaksi-transaksi yang berkaitan
dengan hal-hal tersebut, seperti : berbelanja, di bank dan di pasar).
f. Silabus keterampilan (silabus untuk menata keterampilan-keterampilan berbahasa, seperti :
menyimak untuk mengambil intisari, menyimak informasi khusus dan menyimak kesimpulan-
kesimpulan).
g. Silabus tugas (silabus berdasarkan kegiatan tertentu, seperti : mengatur kegiatan, menggambar
peta, mengikuti petunjuk dan menjalani perintah).[10]
III. KESIMPULAN
IV. DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 43.
[2] Ibid.,182.
[3] Normatif menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah : Berpegang teguh pada norma atau
menurut pada kaidah yang berlaku.
[4] Hendri Guntur Taringan, Dasar-dasar Kurikulum Bahasa, 80.
[5] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008, cet. ke-2), 188-189.
[6] Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), 32-33.
[7] Ibid,. 188.
[8] Arief Fuchan, Muhaimin dan Agus Maimun, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
di Perguruan Tinggi Agama Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), 98.
[9] Ibid,. 99-101.
[10] Hendri Guntur Taringan, Dasar-dasar Kurikulum Bahasa, 82-90.
[11] Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2007), 45-51.
[12] Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009, cet. ke-5), 59-65.
[13] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet.
ke-4), 117-120.
[14] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010, cet. ke-
10), 55-66.