Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM

  
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semua makhluk hidup mempunyai kebutuhan hidup, begitu juga dalam konteks dunia pendidikan.
Salah satunya adalah kebutuhan terkait dengan kurikulum. Sehingga dirasa perlu mengadakan analisa
terhadap kurikulum. Karena kurikulum saat ini dirasakan mempunyai peran dan fungsi yang kompleks.
Hal tersebut karena kurikulum merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan,
baik formal maupun non formal, sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam
kurikulum tersebut.
Sejalan dengan tuntutan zaman, perkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta globalisasi, sudah saatnya dunia pendidikan memasuki masa inovasi dan berjalan
mencapai sasarannya. Maka dalam hal ini analisis kebutuhan kurikulum sangat urgen,demi tercapainya
rencana dan sasaran pengajaran dan pembelajaran.

Berkaitan dengan hal ini, supaya studi tentang analisis kebutuhan kurikulum tersebut dapat
dilakukan dengan lebih mudah dan mampu mencapai keberhasilan.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah pengertian dari analisis kebutuhan kurikulum?
b) Bagaimanakah maksud dan tujuan dari kurikulum?
c) Bagaimanakah maksud dari rancangbangun silabus?
d) Bagaimanakah peran pengajaran dan pembelajaran dalam kurikulum?

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kebutuhan Kurikulum

Analisa atau analisis dalam kajian linguistik diartikan dengan sebuah kajian yang


dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.
Analisis juga diartikan dengan penyelidikan terhadap suatu peristiwa baik berupa karangan atau
sebuah perbuatan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari segi sebab-musabab maupun
duduk perkaranya.
Kebutuhan dapat diartikan dengan sesuatu yang dibutuhkan. Atau sebuah kesenjangan antara
apa yang ada dan apa yang seyogyanya ada. Sedangkan kebutuhan bagi seorang pendidik
adalah : sesuatu yang digunakan untuk menentukan latar belakang atas konsep keanekaragaman
yang tidak terbatas, guna menyeleksi bidang-bidang normatif  yang mengandung kekurangan
untuk disediakan penyesuaiannya oleh pendidik.
Kebutuhan sebagai sesuatu yang urgen dalam perencanaan kurikulum, berkaitan erat dengan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Kebutuhan dalam konsep ini didefinisikan
sebagai actual circumstance (keadaan aktual/keadaan yang sedang diperbincangkan)
dan envisional ideal circumtance (keadaan ideal yang dicita-citakan). Atau dengan kata lain,
suatu perbedaan antara keadaan riil dan kondisi ideal.
Kurikulum adalah : Segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada
seluruh anak didiknya, baik dilakukan didalam maupun diluar sekolah. Pengalaman anak didik
disekolah diperoleh melalui : mengikuti pelajaran dikelas, praktek keterampilan, latihan-latihan
olahraga dan kesenian, karya wisata atau praktek di laboratorium. Menurut pandangan
tradisional, kurikulum adalah : rencana pendidikan dan pengajaran atau program pendidikan.
Karena kurikulum terdiri atas mata pelajaran tertentu yang harus diajarkan kepada siswa-i yang
diambil dari buku-buku pelajaran tertentu yang dipandang baik.
Sehingga tujuan dari analisis kebutuhan dalam pengembangan kurikulum bahasa adalah :
a. Menyediakan mekanisme pemerolehan gagasan yang lebih luas dan menyeluruh tentang isi,
rancang bangun dan implementasi program/kurikulum bahasa arab.
b. Mengenali kebutuhan bahasa umum dan khusus yang bermanfaat bagi pengembangan
maksud, tujuan, dan isi bagi program bahasa arab.
c. Menyediakan data yang berguna bagi peninjauan ulang dan peninjauan program bahasa
yang ada.

Analisis kebutuhan kurikulum bahasa arab dapat mengacu para beberapa parameter atau
ukuran yang meliputi : Analisis situasi (analisi yang terfokus pada parameter umum program
bahasa arab) dan Analisis kebutuhan komunikatif (analisis yang terfokus pada kebutuhan
komunikatif atau kemudahan pemahaman terhadap bahasa arab, khususnya bagi para pembelajar
bahasa arab). Cakupan analisis kebutuhan kurikulum dalam program bahasa arab meliputi :
a.       Analisis Situasi
1.      Siapakah pembelajar bahasa arab tersebut?
2.      Apa tujuan dan harapan pembelajar?
3.      Gaya belajar apa yang lebih disukai pembelajar?
4.      Mahirkah pengajar bahasa arab tersebut?
5.      Siapa pengajar bahasa arab tersebut?
6.      Pelatihan dan pengalaman apakah yang dimilliki pengajar?
7.      Pendekatan mengajar apa yang disenangi pengajar?
8.      Apakah yang diharapkan pengajar dari program pengajaran bahasa tersebut?
9.      Apakah konteks administratif program itu?
10.  Kendala apakah yang muncul dalam pembelajaran?
11.  Tes dan penilaian apa yang diperlukan?
b.      Analisis kebutuhan komunikatif
1.      Dalam latar belakang apa pembelajar memakai bahasa tersebut?
2.      Hubungan peran apa yang terlibatkan?
3.      Keterampilan bahasa apa yang dilibatkan?
4.      Peristiwa komunikatif dan tindak tutur apa yang dilibatkan?
5.      Tingkat kemahiran apa yang dikehendaki?
B.     Maksud dan Tujuan Kurikulum
Tujuan dari sebuah kurikulum adalah menjadi pernyataan umum tentang hasil-hasil yang
diharapkan dari suatu program bahasa, serta menggambarkan apa yang diyakini para perencana
kurikulum untuk dapat mencapai tujuan tertentu dari kendala-kendala yang tercermin
berdasarkan pada analisis kebutuhan kurikulum. Macam-macam tujuannya adalah :
1.      Tujuan Behavioral, yang terbagi menjadi tiga yaitu :
a.       Harus menggambarkan secara jelas perilaku yang ditampilkan. 
b.      Harus menjelaskan secara terperinci kondisi-kondisi tempat penampilan yang diharapkan.
c.       Harus menyatakan standar penampilan yang sesuai dengan tema pembahasan.
Terdapat empat pembenaran yang menunjang penggunaan tujuan behavioral dalam
perencanaan kurikulum bahasa, yaitu :
a.    Membantu para pengajar menjelaskan tujuan-tujuan mereka.
b.    Memudahkan pengajaran dengan menyororti keterampilan dan sub keterampilan yang mendasari
isi/bobot berbagai pengajaran.
c.    Membuat lebih mudah proses evaluasi atau penilaian.
d.   Menyediakan suatu bentuk kurikulum pembelajaran bahasa yang mudah
dipertanggungjawabkan.
2.      Tujuan berdasarkan Keterampilan Berbahasa.
Tujuannya secara umum adalah : untuk menentukan keterampilan-keterampilan mikro atau
proses yang menjelaskan kefasihan dalam bidang tertentu yang meliputi : keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sehingga perencana kurikulum bahasa dapat
mencoba memerinci kompetensi-kompetensi yang akan dirancang.
3.      Tujuan berdasarkan isi 
Mengacu pada tujuan pada kurikulum bahasa-bahasa asing, yang menekankan pada : tipe-tipe
akomodasi (penguasaan tentang letak lingkungan tempat tinggal dan segala hal yang berkaitan),
tipe akomodasi kamar (penguasaan tata letak kamar dan tata ruang rumah), Tipe akomodasi
perabotan (penguasaan tata letak perabotan rumah tangga) dan tipe sewa atau ongkos
(penguasaan tentang ongkos atau harga sewa).
4.      Skala Kecakapan
Skala kecakapan menjadi tujuan dalam program bahasa, karena program bahasa yang koheren
secara sistematis mampu menggerakkan para pembelajar berjalan lancar menuju kearah tingkat
kecakapan berbahasa.
Secara umum, tujuan dari kurikulum dalam pengembangan keterampilan dasar adalah :
a.       Untuk mendapatkan informasi dan pengertian melalui kegiatan mengamati, mendengar dan
membaca.
b.      Untuk mengolah informasi dan pengertian yang diperoleh melalui keterampilan berpiir reflektif.
c.       Untuk berbagi informasi dan mengekspresikan pengertian melalui kegiatan percakapan, menulis
dan alat-alat nonverbal.
d.      Untuk memanipulasi lambang dan menggunakan pikiran matematis.[7]

C.    Rancangbangun silabus
Silabus merupakan rancangan tertulis yang dikembangkan pengajar sebagai rencana
pembelajaran untuk jangka waktu satu semester. Silabus menjadi pertanggungjawaban
profesional seorang guru terhadap lembaga, teman sejawat, siswa-i maupun masyarakat. Dengan
silabus diharapkan proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif, efisien dan menarik. [8]
Menurut kurikulum model Taba, terdapat 7 langkah dalam proses pembuatan kurikulum,
yaitu :
Langkah 1       : Diagnosis kebutuhan
Langkah 2       : Formulasi tujuan
Langkah 3       : Seleksi isi
Langkah 4       : Organisasi isi
Langkah 5       : Seleksi pengalaman-pengalaman belajar
Langkah 6       : Organisasi pengalaman-pengalaman belajar
angkah 7       : Penentuan apa yang dievaluasi dan sarana mengevaluasi.
Dan dalam pengajaran bahasa, langkah ke-3 dan ke-4 biasa dikenal dengan
rancangbangun silabus. Yang dikenal di Inggris dengan silabus dan dikenal di Amerika
dengan kurrikulum. Silabus dalam pengajaran bahasa secara tradisional dinyatakan sebagai titik
tolak perencanaan suatu program bahasa, dan bukan suatu kegiatan yang muncul secara tiba-tiba
ditengah perjalanan proses kegiatan pembelajaran.
Silabus yang baik mencakup unsur : Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator,
materi pembelajaran, hasil belajar, penilaian dan sumber belajar.
Startegi penyusunan silabus adalah :
a.       Perencanaan (Guru mengumpulkan informasi dan referensi untuk dikembangkan silabusnya).
b.      Pelaksanaan (Memahami konteks kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan
strategi pembelajaran dan penilaian).
c.       Perbaikan (Silabus dikaji oleh para spesialis kurikulum, ahli  mata pelajaran, ahli metode
pembelajaran, ahli penilaian dan berbagai pihak yang kompeten dibidang kurikulum dan
pembelajaran).
d.      Pemantapan (Hasil pengkajian dijadikan pertimbangan untuk perbaikan, dan perbaikan
selanjutnya terus berkelanjutan).[9]
Macam-macam silabus kurikulum pengajaran bahasa adalah:
a.       Silabus struktural (silabus yang menata tata bahasa dan pola kalimat).
b.      Silabus fungsional (silabus untuk menata fungsi-fungsi komunikatif, seperti : mengenali,
melaporkan, mengoreksi dan memperinci).
c.       Silabus nasional (silabus untuk menata kategori konseptual, seperti : durasi/lamanya,
kuantitas/jumlahnya dan lokasi/tempat).
d.      Silabus topikal (silabus sebagai tema atau topik, seperti : kesehatan, makanan dan pakaian).
e.       Silabus topikal (silabus yang menata latar-latar ujaran dan transaksi-transaksi yang berkaitan
dengan hal-hal tersebut, seperti : berbelanja, di bank dan di pasar).
f.       Silabus keterampilan (silabus untuk menata keterampilan-keterampilan berbahasa, seperti :
menyimak untuk mengambil intisari, menyimak informasi khusus dan menyimak kesimpulan-
kesimpulan).
g.      Silabus tugas (silabus berdasarkan kegiatan tertentu, seperti : mengatur kegiatan, menggambar
peta, mengikuti petunjuk dan menjalani perintah).[10]

Adapun keterkaitan antara kurikulum dan silabus adalah :


1.         Curriculum as Subject Matter (Kurikulum sebagai bahan belajar)
Adalah : gambaran kurikulum paling tradisional, yang berisi tentang kurikulum sebagai kominasi
bahan untuk membentuk kerangka isi materi (content) yang diajarkan.
2.         Curriculum as experience (Kurikulum sebagai perangkat pengalaman)
Adalah : Guru bertindak sebagai fasilitator dalam merencanakan kurikulum dan menumbuhkan
pengalaman kepada siswa-i dalam konteks pendidikan.
3.         Curriculum as Intention (Kurikulum sebagai usaha untuk mengarahkan siswa-i melalui wacana,
tujuan dan sasaran tertentu)
Adalah : perencanaan kurukulum sebagai cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan siswa-i.
4.         Curriculum as culture reproduction (Kurikulum karakteristik penerima dukungan)
Adalah : Sebuah kurikulum harus mampu merefleksikan budaya suatu masyarakat tertentu.
5.         Curriculum as currere (Kurikulum pemberian pengertian individu)
Adalah : peran kurikulum dalam berpartisipasi dan mengonsep pengalaman hidup.[11]

D.    Peran Pengajaran dan Pembelajaran dalam Kurikulum


Pengajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Pengajaran mempunyai tujuan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang meliputi :
1.      Tujuan Umum (TU)
a.       Mempelajari konsep pokok dan prinsip pengembangan krikulum.
b.      Mengembangkan pedoman kurikulum dan silabus teretentu.
c.       Membuat desain dan rencana intruksional bidang studi.
2.      Tujuan Intruksional Umum (TIU)
a.       Menentukan langkah dalam pengembangan kurikulum.
b.      Menjelaskan hubungan antara pengembangan kurikulum dan desain instruksional.
c.       Mengidentifikasi dan menyatakan alasan atau rasional dalam memilih pendekatan kurikulum.
d.      Mengembangkan silabus suatu mata pelajaran menurut pilihan.
e.       Mengembangkan pedoman kurikulum suatu mata pelajaran yang meliputi : Silabus, strategi
pembelajaran, sumber belajar dan sistem evaluasi.
f.       Membuat desain suatu topi mata pelajaran yang meliputi TIU dan TIK.
3.      Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
TU           TIU          Topik         Sub Topik
             TIK
Pengukur Tujuan Intruksional Khusus meliputi beberapa unsur, yaitu :
1.      Apa                : Dirumuskan untuk menyatakan sebuah perbuatan yang
                          diharapkan.
2.      Hinga mana     : Dirumuskan untuk menyatakan kuantitas atau kualitas
                          Penguasaan materi oleh siswa-i.
3.      Siapa               : Menyatakan sasaran pengajaran.
4.      Bagaimana                  : Menentukan kondisi secara spesifik.[12]
Pengertian pembelajaran adalah : Kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran tidak terbatas diruang kelas saja, namun ia
diwarnai oleh organisani dan interaksi berbagai komponen untuk membelajarkan siswa-i.
Pembelajaran juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan bagi para siswa-i sesuai dengan rencana yang
telah diprogramkan.
Pembelajaran efektif dan bermakna dapat dialkukan dengan :
1.      Pemanasan dan apersepsi yang dilakukan untuk menjajagi pengetahuan siswa-i, memotivasi
dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorong siswa-i mengetahui berbagai hal baru.
Cara melakukan apersepsi adalah :
a.       Memulai pelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami siswa-i.
b.      Motivasi peserta diidk dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa-i.
c.       Gerakkan siswa-i agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2.      Eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran untuk mengenal bahan dan mengaitkannya dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa-i. Cara eksplorsi adalah :
a.       Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki para siswa-i.
b.      Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi
yang sudah dimiliki siswa-i.
c.       Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan
penerimaan siswa-i terhadap materi standar dan kompetensi baru.
3.      Konsolidasi pembelajaran adalah kegiatan untuk mengaktifkan siswa-i dalam pembentukan
kompetensi, dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan siswa-i. Konsolidasi meliputi :
a.       Libatkan siswa-i secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar dan kompetensi
baru.
b.      Libatkan siswa-i secara aktif dalam proses pemecahan masalah (problem solving) terutama
masalah-masalah aktual.
c.       Letakkan penekanan dan kaitkan struktural antara materi standar dan kompetensi baru dengan
aspek kehidupan bermasyarakat.
d.      Pilihlah metodologi yang paling tepat, sehingga materi standar dapat diproses menjadi
kompetensi siswa-i.
4.      Pembentukan kompetensi, sikap dan perilaku melalui :
a.        Doronglah siswa-i untuk menerapkan konsep, pengertian dan kompetensi yang dipelajarinya
dari kehidupan sehari-hari.
b.      Praktekkan pembelajaran secara langsung.
c.       Gunakan metode yang paling tepat.
5.      Penilaian formatif, yang meliputi :
a.       Mengembangkan cara penilaian hasil pembelajaran siswa-i.
b.      Gunakan hasil penilaian untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan siswa-i dan
mengadakan perbaikan.
c.       Memilih metode sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.[13]
Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran meliputi :
a.       Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepeda siswa-i di Sekolah, rumusan ini
sesuai dengan teori pendidikan yang berbunyi :
1.      Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan.
2.      Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan.
3.      Tinjauan utama pembelajaran ialah pengusaan pengetahuan.
4.      Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa.
5.      Siswa-i selalu bersikap dan bertindak positif.
6.      Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas.
b.      Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan
sekolah. Yang meliputi :
1.      Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya.
2.      Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan.
3.      Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan.
4.      Siswa-i sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan.
c.       Pembelajaran adalah upaya mengoranisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi
para siswa-i. Berdasarkan implikasi :
1.      Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku siswa-i.
2.      Kegiatan pembelajaran berupa pengorganisasian lingkungan.
3.      Siswa-i sebagai suatu organisme yang hidup.
d.      Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan siswa-i untuk menjadi warga masyarakat yang baik.
Berdasarkan implikasi :
1.      Tujuan pembelajaran (pembentukan warga negara yang baik, mampu menjadi produsen karena
memiliki keterampilan tertentu).
2.      Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja atau belajar.
3.      Siswa-i memiliki potensi untuk bekerja.
4.      Guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja.
e.       Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-
hari. Berdasarkan implikasi :
1.      Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa-i untuk hidup dalam masyarakatnya.
2.      Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat.
3.      Siswa-i belajar secara aktif.
4.      Guru juga bertugas sebagai komunikator (Penghubung antara sekolah dan masyarakat).
Ciri-ciri pembelajaran adalah :
1.      Rencana adalah penataan ketenagaan, material dan prosedur dalam unsur-unsur sistem
pembelajaran.
2.      Kesaling tergantungan (interpedence) antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam
suatu keseluruhan.
3.      Mempunyai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.[14]

III.             KESIMPULAN

Analisis kebutuhan kurikulum adalah sebuah penyelidikan terhadap sesuatu yang


dibutuhkan dalam segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh guru dan sekolah kepada
seluruh anak didiknya, baik dilakukan didalam maupun diluar sekolah yang diperoleh melalui :
mengikuti pelajaran dikelas, praktek keterampilan, latihan-latihan olahraga dan kesenian, karya
wisata atau praktek di laboratorium.
Kurikulum merupakan gambaran umum para perancangnya tentang hasil-hasil yang
diharapkan dari suatu program bahasa untuk dapat mengatasi kendala-kendala yang tercermin
berdasarkan pada analisis kebutuhan kurikulum.
Seleksi isi dan Organisasi isi lebih populer kita kenal dengan rancang bangun silabus,
yang dikenal di Inggris dengan silabus dan dikenal di Amerika dengan kurrikulum. Sedangkan
silabus dalam pengajaran bahasa secara tradisional dinyatakan sebagai titik tolak perencanaan
suatu program bahasa, dan bukan suatu kegiatan yang muncul secara tiba-tiba ditengah
perjalanan proses kegiatan pembelajaran. Yang mencakup unsur : Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator, materi pembelajaran, hasil belajar, penilaian dan sumber belajar.
Pengajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Dan pembelajaran adalah aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan bagi para siswa-i sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan didalam kurikulum.

IV.             DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


Fuchan, Arief. Muhaimin dan Maimun, Agus. 2005. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
di Perguruan Tinggi Agama Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Guntur Taringan, Hendri. Dasar-dasar Kurikulum Bahasa.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2010.  Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2006.  Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : CV. Sinar
Baru.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2005.  Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

[1] Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 43.
[2] Ibid.,182.
[3] Normatif menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah : Berpegang teguh pada norma atau
menurut pada kaidah yang berlaku. 
[4] Hendri Guntur Taringan, Dasar-dasar Kurikulum Bahasa, 80.
[5] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008, cet. ke-2), 188-189.
[6] Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), 32-33.
[7] Ibid,. 188.
[8] Arief Fuchan, Muhaimin dan Agus Maimun, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
di Perguruan Tinggi Agama Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), 98.
[9] Ibid,. 99-101.
[10] Hendri Guntur Taringan, Dasar-dasar Kurikulum Bahasa, 82-90.
[11] Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2007), 45-51.
[12] Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009, cet. ke-5), 59-65.
[13] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet.
ke-4), 117-120.
[14] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010, cet. ke-
10), 55-66.

Anda mungkin juga menyukai