Anda di halaman 1dari 17

Model Sarang (Nested)

Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep


keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada satuan jam tertentu
seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tata bentuk kata, makna
kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya
imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi,
membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan
keterampilan tersebut keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini
disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat
ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal ini
ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.
Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus
dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting
dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan
kurikulum secara luas. Kekurangannya adalah apabila taanpa perencanaan yang matang
memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan
berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan terdapat istilah pembelajaran terpadu. Yang mana pembelajaran
terpadu itu sangat membantu Para Guru. Tapi celakanya ada banyak guru yang tidak
memahami dan mengetahui maksud dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu sendiri
terdiri dari beberapa model. Dan dari setiap model yang ada mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Setiap tipe atau model dalam pembelajaran terpadu tidak mudah untuk dicari perbedaan,
kelebihan maupun kekuranganya. Itu bisa saja di sebabkan karena tingkat pemahaman guru
yang kurang luas atau terbatas tentang pengertian atau inti dari tiap-tiap tipe.
Sesuai dengan amanat KTSP, bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diapliksikan pada semua jenjang pendidikan,
terutama pada jenjang pendidikan dasar. Saat ini pembelajaran terpadu sedang menjadi topik
yang diperbincangkan dan merupakan suatu kewajiban bagi guru untuk mengetahui dan
memahaminya secara mendalam.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran terpadu. Tepatnya
pembelajaran terpadu model Nested (tersarang). Model pembelajaran tersebut adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasi pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembahasan akan diketahui dengan jelas mengenai karakteristik pembelajaran
terpadu model Nested, kekurangan dan kelebihan dari model Nested, kegunaan pembelajaran
terpadu model Nested, serta diharapkan bagi pembaca makalah ini akan dengan mandiri
membuat atau menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan
pembelajaran terpadu model Nested. Sehingga guru tidak lagi susah untuk mengerti dan
memahami arti dari pembelajaran terpadu dan juga dapat memahami model Nested.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu ?
2. Apakah pembelajaran terpadu memiliki kelebihan ?
3. Mengapa pembelajaran terpadu sangat penting ?
4. Apakah yang melandasi pembelajaran terpadu ?
5. Apa pengertian dari pembelajaran terpadu model Nested ?
6. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu model Nested ?
7. Apa Kelebihan pembelajaran terpadu model Nested ?
8. Apa kekurangan pembelajaran terpadu model Nested ?
9. Apa kegunaan pembelajaran terpadu model Nested ?
10. Langkah-langkah apa sajakah yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran terpadu
model Nested ?
C. Tujuan
1. Memahami model pembelajaran terpadu;
2. Mengetahui kelebihan model pembelajaran terpadu;
3. Menyadari bahwa pembelajaran terpadu sangat penting;
4. Memahami landasan terbentuknya pembelajaran terpadu;
5. Memahami makna pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
6. Mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
7. Mengetahui kelebihan pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
8. Mengetahui kelemahan pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
9. Mengetahui kegunaan pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
10. Membuat atau menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Nested (tersarang).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip - prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman bagi siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembalajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang
dipelajari dengan sisi bidang studi yang relevan akan membentuk skema, sehingga anak akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan kebutuhan belajar, pengetahuan,
serta kebutuhan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan
melalui pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang menginput beberapa mata pelajaran
yang terkait secara harmonis untuk memperbaiki pengalaman belajar yang bermakna kepada
siswa. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok
bahasan (Beane dalam Irianto, 1995 : 615). Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat
dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, ketrampilan, topik, dan unit tematiknya menurut
seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat 10 model merencanakan
pembelajaran terpadu yang salah satunya adalah Model pembelajaran berbentuk sarang /
kumpulan (Nested).
Menurut Departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam Trianto, pembelajaran terpadu
memiliki kelebihan yaitu: (1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan engan tingkat
perkembangannya, (2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, (3)
kegiatan belajar bermakna bagi anak, (4) keterampilan anak berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu, (5) kegiatan belajar mengajar siswa bersifat pragmatis sesuai
lingkungan anak, (6) keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain: kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan
pendapat orang lain (2007: 12-13).
Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
kesesuaian dunia anak yang merupakan dunia nyata, proses pemahaman anak terhadap suatu
konsep dalam suatu peristiwa atau objek lebih terorganisir, pembelajaran akan lebih bermakna,
memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, memperkuat kemampuat
yang diperoleh, dan efisiensi waktu. Adapun beberapa landasan yang menjadikan pembelajaran
terpadu menjadi sangat penting.
B. Landasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) dikembangkan dengan landasan sebagai
berikut (Depdikbud, 1996 : 5).

1) Progresivisme
Aliran progresivisme menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami,
tidak artificial.pembelajaran di sekolah tidak seperti dalam keadaan dunia nyata sehingga tidak
memberikan makna kepada kebanyakan siswa.
2) Konstruktivisme
Pada dasarnya aliran konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh
individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna
tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang
pengalaman orang lain. Belajar menurut pandangan konstruktivisme merupakan hasil
konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini member penekanan bahwa
pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri (Suparno, 1997:18).
3) Developmentally Appropriate Practice
Prinsip dalam developmentally appropriate practice ini menyatakan bahwa pembelajaran
harus disesuaikan dengan perkembangan usia, dan individu yang meliputi perkembangan
kognisi, emosi, minat dan bakat siswa. Misalnya untuk siswa SD yang berusia rata - rata 11
tahun (tahap operasi formal) sesuai perkembangan kognitif Piaget, telah memiliki kemampuan
pemikiran abstrak sehingga dapat dirancang pembelajaran yang memberikan siswa dapa
memecahkan masalah melalui kegiatan eksperimen.
Teori Piaget merupakan teori perkembangan kognitif yang sangat terkenal. Piaget
membagi perkembangan kognitif anak dan remaja ke dalam empat tahap: sensorimotor, pra
operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Kecepatan perkembangan tiap individu
melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari
tahap tersebut.

TABEL 2.1
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama
Terbentuknya konsep kepermanenan obyek
Lahir sampai 2
Sensorimotor dan kemajuan gradual dari prilaku refleksif ke
tahun
perilaku yang mengarah kepada tujuan.
Perkembangan kemampuan menggunakan
simbol - simbol untuk menyatakan obyek-
Pra Operasional 2 sampai 7 tahun
obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan
sentrasi
Perbaikan di dalam kemampuan untuk berpikir
secara logis. Kemampuan-kemampuan baru
Operasi termasuk penggunaan operasi - operasi yang
7 sampai 11 tahun
Kongkrit dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi
desentrasi, dan pemecahan masalah tidak
begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Pemikiran abstrrak dan murni simbolis
11 tahun sampai mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat
Operasi Formal
dewasa dipecahkan melalui penggunaan
eksperimentasi sistematis.

Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting


bagi terjadinya perubahan perkembangan. Selain itu, ia juga berkeyakinan bahwa interaksi
sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi, berdiskusi, membantu memperjelas
pemikiran, yang pada akhirnya, membuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998:9)
Dari implikasi teori Piaget di atas, jelaslah guru harus mampu menciptakan keadaan
pembelajaran yang mampu untuk belajar sendiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan
suatu bahan ajar kepada siswa, tetapi guru dapat membangun siswa atau pelajar yang mampu
belajar dan terlibat aktif dalam belajar.

C. Pembelajaran Terpadu Model Nested (Tersarang)

Pembelajaran terpadu model Nested adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan


kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada
sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam
suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-
keterampilan belajar itu meliputi keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial
(social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Model pembelajaran terpadu tipe Nested atau tersarang adalah integrasi desain guna
memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka tahu
bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran apapun. Tapi,
dalam pendekatan Nested untuk instruksi perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang tepat
untuk belajar siswa. Namun, integrasi Nested mengambil keuntungan dari kombinasi alam
sehingga tugas tersebut tampaknya cukup mudah.
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah
materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berpikir dan keterampilan
mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta
memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek kemudian dilengkapi dengan
aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain
menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu
kesatuan.
Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan tertentu pada ketiga cakupan
tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah
terstruktur.
D. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Nested (Tersarang)
Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri - ciri, yaitu :
1) Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam
menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang
muncul di dalam kehidupannya.
3) Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan
konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami
dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan
yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh
siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan
katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru
memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin
untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus menerus belajar.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu
proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil
yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Sedangkan menurut Trianto, Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk sebuah
kegiatan awal. Seperti yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial
dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial
(social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan
berfikir (thingking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (2012: 45).
Sub-sub keterampilan yang dapat dilakukan melalui model nested yang dikutip oleh Irianto
dalam Model Pembelajaran Terpadu dari Forgaty dapat dilihatkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2
UNSUR - UNSUR KETERAMPILAN BERPIKIR, KETERAMPILAN SOSIAL DAN
KETERAMPILAN MENGORGANISASI
Thinking Skill Social Skill Organizing Skill
Prediction Attentive listening Web
Inference Clarifying Venn diagram
Hypothesize Paraphrasing Flow chart
Canmpare / contrast Encouraging Cause effect circle
Classify Accepting ideas Agree / disagree chart
Generalize Disagreeing Grid / matrix
Prioritize Concensus seeking Concept map
Evaluate Summarizing Fish bone

E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Nested

Dengan mengumpulkan (nesting) dan mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan


dalam pengalaman belajar, belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan. Biasanya, pemusatan
pada isi, strategi berpikir, keterampilan sosial, dan ide - ide yang secara tidak sengaja juga
ditemukan. Pada hari-hari yang terlalu padat, kurikulum yang menumpuk, serta jadwal yang
ketat, guru yang berpengalaman dapat mencari latihan - latihan yang tepat yang dapat menjadi
kegiatan belajar dalam bidang yang beragam.
Model nested memberikan perhatian yang dibutuhkan untuk beberapa bidang pada waktu
yang bersamaan, dan tidak membutuhkan beban waktu tambahan untuk bekerja dan
merencanakan dengan guru yang lain. Dengan model ini, seorang guru secara mandiri dapat
memberikan integrasi kurikulum yang luas.
1) Kelebihan pembelajaran terpadu model Nested yaitu :
a Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata
pelajaran.
b Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan
sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran,
strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan.
d Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak
memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
2) Kekurangan pembelajaran terpadu model Nested
Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau
empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini
tidak dilakukan secara hati - hati.
Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk
melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat cocok
digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan
kooperatif dalam latihan - latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara
menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan pengalaman belajar
secara keseluruhan.
F. Kegunaan Pembelajaran Terpadu Model Nested

Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan
keterampilan berpikir danketerampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten-
konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan
tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosial
serta akan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian
khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan
terstruktur.
Model pembelajaran nested telah diujicobakan oleh beberapa guru untuk menanamkan
kecakapan berpikir dan kecakapan bekerja sama dalam suatu mata pelajarannya. Dengan
menjaga agar tujuan utama tetap tercapai, sementara dengan menambahkan kecakapan hidup
yang lain dengan tujuan supaya tercapai juga kecakapan sosialnya, maka akan memperkaya isi
dan makna pelajaran tersebut. Mengintegrasikan kecakapan berbicara misalnya pada 3 bidang
konsep yang terpadu, maka siswa akan dengan mudah menguasai mata pelajarannya sebagai
suatu kegiatan yang terstruktur.
G. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan khususnya di kelas tinggi, yang sudah pasti
semuanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Dalam
implementasinya, diawali dengan menentukan konten yang ingin dicapai dalam satu mata
pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. Dengan menggunakan pokok bahasan / sub
pokok bahasan sebagai bingkai untuk menyarang keterampilan, konsep dan perilaku yang
diharapkan tercapai.
Kemudian menentukan keterampilan-keterampilan lain yang akan dikembangkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka ditentukan langkah-langkah
pembelajaran yang diperlukan sebagai strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan setiap
keterampilan yang akan dikembangkan. Oleh karena itu, guru harus menyusun langkah-
langkah pembelajaran secara sistematis sehingga pembelajaran terpadu yang diterapkan tidak
membingungkan peserta didik ketika belajar di sekolah.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu model Nested
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti tahap-
tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1) Tahap Perencanaan
a Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang
diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt dipadukan
keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan
matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing
keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan
berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
d Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan
pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan
tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan
degree.
e Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan
yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
a Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar
mandiri

b Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok

c Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
proses perencanaan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut


Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam
pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model pebelajaran terpadu
dengan baik.

3) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran.
Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi
pembelajaran terpadu.
a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi
lainnya
b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Beberapa contoh cara
memadukannya diperlihatkan pada gambar 2.1 utuk sains-fisika, gambar 2.2 untuk sains -
biologi, gambar 2.3 untuk matematika.

Gambar 2.1 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran Sains Fisika

Gambar 2.2 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran Sains Biologi
Gambar 2.3 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran Matematika
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran


terpadu tipe nested (tersarang) adalah salah satu metode pembelajaran terpadu yang
mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus
pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru
kepada siswanyadalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content).
Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thingking skill),
keterampilan social (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Metode atau pembelajaran ini digunakan dalam satu mata pelajaran yang telah ditentukan
terlebih dahulu. Namun pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested
(tersarang) mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang
meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus menerus belajar.
Dengan pembelajaran ini siswa dapat berfikir lebih kreatif, karena guru hanya sebagai
fasilitator dan tidak bersifat mendominasi maka murid dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajarannya.

PEMBELAJARAN TERPADU MODEL


NESTED
12.06
PEMBELAJARAN TERPADU MODEL NESTED

a. Pengertian
Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) merupakan pngintegrasian kurikulum di dalam
satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan focus pengintegrasian pada sejumlah ketrampilan
belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada peserta didiknya dalam suatu unit
pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Ketrampilan belajar itu meliputi
ketrampilan berpikir (thingking skill), ketrampilan sosial (social skill), dan ketrampilan
mengorganisir (organizing skill) (Fogarty, 1991:23).
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti tahap-
tahap yang dilalui dalam setiap pmbelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Sebagai contoh diberikan
Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan ketrampilan
berpikir (thingking skill) dengan ketrampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk mata
pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan dengan ketrampilan berpikir (thingking skill)
dengan ketrampilan mengorganisir (organizing skill).
b. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan tipe nested (tersarang) adalah guru dapat memadukan beberapa ketrampilan
sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam satu mata pelajaran. Dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar peserta didik, pembelajaran
menjadi semakin diperkaya dan berkembang. Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi
berpikir, ketrampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak
dimensi. Tipe tersarang juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam
satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam
tipe ini, satu guru dapat memadukan kurikulum secara meluas.

Kekurangan tipe nested terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang memadukan
beberapa ketrampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran. Hal ini berdampak pada
peserta didik, dimana prioritas pelajaran akan menjadi kabur karena peserta didik diarahkan
untuk melakukan tugas belajar sekaligus.
Penjelasan Mengenai Kurikulum Tipe Nested atau Tersarang Pengertian Pembelajaran
Terpadu Model Nested (Tersarang) Eureka Pendidikan. Pembelajaran terpadu model nested
adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu
secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang
ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi
keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mengorganisasi (organizing skill) (Fogarty, 1991). Model pembelajaran terpadu tipe Nested
atau tersarang adalah integrasi desain guna memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru
supaya terlihat lebih terampil. Mereka tahu bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang
paling efektif dari pelajaran apapun. Tapi, dalam pendekatan nested untuk instruksi
perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang tepat untuk belajar siswa. Namun, integrasi
Nested mengambil keuntungan dari kombinasi alam sehingga tugas tersebut tampaknya
cukup mudah (Perdana, 2013). Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek
kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru
mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan
lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan
tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep dan sikap
melalui aktivitas yang telah terstruktur. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu model nested (tersarang) adalah model
pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
Model Kurikulum Tipe Nested Ciri - ciri Pembelajaran Terpadu Model Nested (Tersarang)
Menurut Depdikbud (1996) ciri ciri dari pembelajaran terpadu model nested adalah sebagai
berikut: 1.Holistik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih
arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan
di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari
materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan
masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya. 3. Otentik Pembelajaran terpadu juga
memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang
diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh
siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan
katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru
memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal
mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan
keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal
guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan
kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar. Disamping itu
pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran.
Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Sedangkan menurut Trianto (2012),
karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk sebuah kegiatan awal. Seperti yang
dicontohkan Fogarty (1991) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan
keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan
untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thingking skill)
dan keterampilan mengorganisir (organizing skill). Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
Terpadu Model Nested (Tersarang) 1. Kelebihan pembelajaran terpadu model Nested yaitu:
Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata
pelajaran. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa. Pembelajaran dapat
mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir,
keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan. Memberikan perhatian pada berbagai
bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru
dapat memadukan kurikulum secara luas. 2. Kekurangan pembelajaran terpadu model Nested
Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat
target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak
dilakukan secara hati - hati. Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas
karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan.
Model nested ini sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan
berpikir dan keterampilan kooperatif dalam latihan - latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap
pada tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan
meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan. Penerapan Pembelajaran Terpadu
Model Nested 1. Kegunaan Pembelajaran Terpadu Model Nested Model nested sangat tepat
digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan keterampilan berpikir dan
keterampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten-konten tertentu. Sehingga
guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan tindakan pembelajaran
akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosial serta akan
meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian khusus dalam
3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.
Model pembelajaran nested telah diujicobakan oleh beberapa guru untuk menanamkan
kecakapan berpikir dan kecakapan bekerja sama dalam suatu mata pelajarannya. Dengan
menjaga agar tujuan utama tetap tercapai, sementara dengan menambahkan kecakapan hidup
yang lain dengan tujuan supaya tercapai juga kecakapan sosialnya, maka akan memperkaya
isi dan makna pelajaran tersebut. Mengintegrasikan kecakapan berbicara misalnya pada 3
bidang konsep yang terpadu, maka siswa akan dengan mudah menguasai mata pelajarannya
sebagai suatu kegiatan yang terstruktur. Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan
khususnya di kelas tinggi, yang sudah pasti semuanya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan pemahaman siswa. Dalam implementasinya, diawali dengan menentukan
konten yang ingin dicapai dalam satu mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Dengan menggunakan pokok bahasan / sub pokok bahasan sebagai bingkai untuk menyarang
keterampilan, konsep dan perilaku yang diharapkan tercapai. Kemudian menentukan
keterampilan-keterampilan lain yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka ditentukan langkah-langkah pembelajaran yang
diperlukan sebagai strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan setiap keterampilan yang
akan dikembangkan. Oleh karena itu, guru harus menyusun langkah-langkah pembelajaran
secara sistematis sehingga pembelajaran terpadu yang diterapkan tidak membingungkan
peserta didik ketika belajar di sekolah. 2. Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran
Terpadu Model Nested Pada dasarnya langkah-langkah pengembangan pembelajaran terpadu
model nested (tersarang) meliputi tiga tahap yaitu re-design, design, dan refine. Think Back
(Re-design): Pilih topik, unit, atau konsep dari konten. Kemudian menambahkan dua konsep
atau keterampilan sebagai target pembelajaran lebih lanjut. Think Ahead (Design): Pilih
target konten pertama. Kemudian pilih dua keterampilan lain atau konsep sebagai target
pembelajaran tambahan. Think Again (Refine): Menuliskan topik konten atau unit. Kemudian
target beberapa konsep atau keterampilan lain untuk instruksi yang eksplisit dalam pelajaran
yang sama

Source: file:///C:/Users/User%20Series/Downloads/Nested%20atau%20Tersarang.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai