Istilah-istilah pengembangan
Kata pengembangan mempunyai banyak arti, pengembangan bisa diartikan sebagai perubahan,
pembaharuan, perluasan, dan sebagainya. Dalam pengertian yang lazim, pengembangan berarti
menunjuk pada suatu kegiatan yang menghasilkan cara baru setelah diadakan penilaian serta
penyempurnaan seperlunya. Pengembangan adalah suatu perubahan kepada aerah yang lebih
maju.
Istilah-istilah inovasi
Arti kata inovasi dalam bahasa Arab االبتكاراتatau inovasi berarti pembaruan atau pengenalan
sesuatu yang baru. Sesuatu yang disebut pengertian inovasi harus baru dan menciptakan nilai.
Sesuatu yang menjadi inovasi, itu harus berhasil menyebar ke orang-orang yang dapat
mengekstrak nilainya. Dari pengertian inovasi inilah tercipta istilah inovatif yang merupakan
sifat dari inovasi. Untuk bisa menciptakan sebuah inovasi sesuai pengertian inovasi, maka
pemikiran yang inovatif harus disertai beberapa ketentuan. Selain elastis, komprehensif, dan
luas, inovatif adalah perlu disertai dengan produktivitas, sensitivitas, originalitas, dan kreativitas
yang tinggi.
Kurikulum merupakan syarat wajib dalam pembelajaran di sekolah. Bila kurikulum bersifat
wajib, berarti kurikulum merupakan bagian integral dalam pendidikan atau pembelajaran. Kita
bisa membayangkan bagaimana proses pembelajaran tanpa memiliki kurikulum atau rencana
pendidikan yang jelas.
3. Tafsir dan hadits tarbawi yang berkenaan dengan pengembangan dan inovasi kurikulum PAI
Tafsir tarbawi tentang orang yang belajar dan orang yang berilmu dalam penafsiran syekh abd
al-qadir al-jilaniy Ajaran Islam menekankan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala
sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh
manusia,karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan
kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang ada di
sekitarnya, termasuk pengetahuan. Kedudukan orang yang belajar dalam pandangan Syekh
‘Abd al-Qadir Jilaniy sangatdiutamakan. Hal ini dapat terlihat dalam suatu paparannya pada hari
Ahad pagi tanggal 7 Rajab tahun 545 Hijriyah, di Ma’had Namurah, “Pelajarilan ilmu, ikhlaslah
sampai Engkau suci dari jangan munafik. Carilah ilmu karena Allah semata bukan karena
makhluk atau karena dunia. Pencarian ilmu karena Allah terletak pada perasaan takut kepada
Allah. Ketika datang perintah dan larangan, justru kamu merapat berendah diri di hadapan-Nya.
Demikian pula bertawadhu’kepada manusia (rendah hati).” Allah berfirman: “Katakanlah:
‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” Objektivitas ilmu bukan
semat-mata memiliki nilai ilmiah tetapi mempunyai nilai religius, yakni menampakkan dirinya
sebagai salah satu dari banyak manifestasi lahiriyah posisi manusia yang unik dalam
hubungannya dengan Tuhan, sekalipun manusia masa kini banyak yang telah melupakan
kebenaran tersebut.Dengan demikian, wahyu dan akal adalah merupakan menifesto ilahi di
dalam alam wujud ini yang di dalamnya juga adalah makhluk insani.
Adapun ayat yang berkaitan dengan kedudukan belajar dan orang yang berilmu di antaranya,
seperti terjemahan berikut ini: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya
(ke medan perang); mengapa tidak pergi dari tiaptiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.” (QS. al-Taubah (9): 122). “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-
Mujadalah (58): 11). “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (QS. al-‘Alaq (96): 1-5).
Pentingnya pengembangan kurikulum adalah berguna untuk membantu siswa dan guru dalam
melakukan proses pembelajaran. Dengan makin berkembangnya sebuah negara maka ilmu
yang diajarkan harus dikembangkan terus menerus. Maka dari itulah pengembangan proses
belajar ini dimulai dari pengembangan kurikulum. Tetapi tetap saja kurikulum yang diberikan
haruslah sesuai dengan kemampuan siswa disuatu negara. Jangan sampai menaikkan kurikulum
tetapi SDM siswanya tidaklah cukup untuk menerima pelajaran itu. Hal ini akan membuat siswa
malah menjadi tidak bisa belajar dengan baik dan efektif. Sehingga dapat membuat siswa itu
tidak lulus.
Pengembangan kurikulum akan membuat suatu kemajuan. Sehingga tidak lagi tertinggal dalam
suatu bidang ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan sangat penting untuk kita pelajari
dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga dengan menaikkan kurikulum maka akan menaikkan
mutu kita sebagai SDM. Sehingga menciptakan sebuah SDM yang handal dan bagus bagi
negaranya. Hal ini akan sangat menguntungkan semua pihak. Dalam pembuatan kurikulum
haruslah sangat hati-hati. Kita harus memuliki teori kurikulum terlebih dahulu dan juga harus
mengetahui akan konsep kurikulum tersebut. Kemudian kurikulum juga harus diperhatikan dari
dari sudut pandangnya. Karena harus diperhatikan dari segi sekolah dan lingkungannya. Dan
yang terakhir yang harus kita lakukan adalah dengan melihat dari bidang studynya. Dengan
begitu maka kita dapat menentukan suatu kurikulum yang bagus dan benar. Pentingnya
pengembangan kurikulum dapat dilihat dari beberapa sisi ini. Dengan perluasan dalam
pembentukan kurikulum maka akan makin menyempurnakan suatu pembelajaran bagi seluruh
pihak.
Pengembangan dan inovasi kurikulum PAI dimaksudkan agar dapat dipahami seharusnya
dalam pengembangan kurikulum PAI pendidik tidak hanya memikirkan teori apa saja yang
berkaitan dengan PAI yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik (how to teach) namun
lebih utamanya pendidik memikirkan bagaimana merangsang peserta didiknya untuk
melaksanakan nilai-nilai utama yang dapat dipetik dari pembelajaran PAI (how to do) seperti
dapat dipercaya (trustworthy), meliputi sifat jujur (honesty), dan integritas (integrity),
memperlakukan orang lain dengan penuh rasa hormat (treats people with respect),
bertanggungjawab (responsibility), adil (fair), kasih sayang caring), warga negara yang baik
(good citizen) ke dalam pola perilaku kesehariannya sehingga yang dituntut dalam pendidikan
di sini ialah tidak hanya aspek potensi peserta didik yang bersifat kognitif saja, tetapi
melibatkan aspek potensi yang dimiliki peserta yang bersifat afektif dan juga psikomotoriknya.
Dengan demikian esensi dari pengembangan kurikulum PAI perspektif pendidikan nilai adalah
segenap upaya yang dilakukan untuk menjadikan segala komponen di dalam kurikulum baik
berupa tujuan, isi, bahan pelajaran, dan juga metode dengan tujuan utama mengarahkan
peserta didik agar dapat melaksanakan nilai-nilai utama dalam Pendidikan Agama Islam demi
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Konsep pengembangan kurikulum PAI yang seperti
inilah seharusnya bisa diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan saat ini mengingat suatu
pendidikan apapun tidak akan pernah lepas dari tujuan untuk menjadikan peserta didiknya
mengamalkan prinsip utama nilai-nilai yang luhur.
5. pandangan Islam terhadap peluang dan tantangan pengembangan dan inovasi kurikulum PAI
Pendidikan agama dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional dan menjadi tanggung jawab
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam pelaksanaan pendidikan nasional, pendidikan
agama memerlukan hal-hal sebagai berikut; 1) paket-paket dasar materi pendidikan agama
yang dapat menjadi pegangan hidup, dengan mempertimbangkan perkembangan jiwa, jenis,
jenjang, jalur sekolah dan perkembangan kebudayaan bangsa, 2) guru agama yang cukup
memenuhi syarat-syarat, 3) sarana dan prasarana pendidikan agama yang cukup dan
memenuhi syarat sesuai dengan keperluan secara proporsional, dan 4) lingkungan dan suasana
yang mendorong tercapainya tujuan pendidikan agama, seperti:situasi sekolah, masyarakat dan
peraturan perundang-undangan. Selama ini pelaksanaan pendidikan agama di sekolah sudah
banyak dilakukan pembaharuan maupun perbaikan. Terlihat perbaikanperbaikan itu sudah
menyentuh berbagai aspek, mulai dari kurikulum, bahan pelajaran, alat, pendekatan maupun
tenaga pengajarnya. Hasilnya jelas, walaupun belum memenuhi tuntutan dan keinginan kita
bersama. Kekurangan itu misalnya masih seringnya kita mendengar anak-anak yang sudah
tamat SMP/MTs, SMA/ MA/ SMK bahkan Perguruan Tinggi yang masih belum terbiasa
melakukan shalat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, membaca al-Qur`an dan sejenisnya.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan
masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem
pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah.
Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta
input fakta dan pemikiran dari masyarakat.
Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembangan kurikulum adalah maslaah biaya. Untuk
pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau
sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.