Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan misi penyebaran agama Islam disepanjang sejarah

dan sepanjang zaman.1 Islam adalah Agama yang dibawa oleh Nabi

Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari Allah subhanallahu wataala, dan

dipelihara serta di pahami dengan rapi dan teliti oleh para sahabat sebagai

penerus Risalah, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memulai tugas

kerosulannya diarahkan untuk berdakwah menyampaikan dan memantapkan

tiga prinsip utama: pengakuan Rosul, mengesakan dan menyembah allah SWT

dan percaya dengan hari akhir.

Islam selalu menyuruh umatnya untuk melakukan kegiatan dakwah

seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Dakwah adalah upaya seseorang untuk menyerukan kebaikan sesuai dengan

ajaran Alquran dan hadis, Dakwah tidak terbatas pada lisan Semata. Tetapi

mencakup Seluruh aktivitas baik lisan maupun perbuatan yang ditunjukkan

dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada Islam.

Adapun definisi dakwah dalam Islam ialah mengajak ummat manusia

dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan pentingnya dakwah, agar

agama dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluk-

pemeluknya.

1
Abdullah, ilmu dakwah, (bandung, citapustaka media, 2015) h. 5

1
2

Allah SWT berfirman:


َ ُْ ْ َ َ ْ ََْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َُُْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ‫ََْ ُ ْ ﱢْ ُ ْ ُﱠ ٌ ﱠ‬
ۗ ‫۞ ۤوﻟﺘﻜﻦ ﻣﻨﻜﻢ اﻣﺔ ﻳﺪﻋﻮن ِا اﻟﺨ ِ وﻳﺄﻣﺮون ِﺑﺎﻟﻤﻌﺮو ِف وﻳﻨﻬﻮن ﻋ ِﻦ اﻟﻤﻨﻜ ِﺮ‬
َ ْ ْ ُ َ ٰ ُ
(١٠٤) ‫ﯩﻚ ﻫ ُﻢ اﻟ ُﻤﻔ ِﻠ ُﺤ ْﻮن‬+ ‫َواوﻟ‬
Artinya:“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh (berbuat)yang makruf dan mencegah

dari yang munkar mereka itulah orang-orang yang beruntung”.2

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan umat Islam agar

diantara mereka ada sekelompok orang yang bergerak dalam bidang dakwah

yang selalu memberi peringatan apabila nampak hal-hal yang menjadi

perpecahan dan pelanggaran terhadap ajaran islam, dengan jalan mengajak

manusia untuk melakukan kebaikan dan mencegah yang mungkar.

Kita sebagai umat Islam memang diwajibkan untuk berdakwah baik

dengan lisan maupun perbuatan, namun kita juga harus memperhatikan

tatanan serta cara yang terbaik dalam sebuah ladang dakwah, baik pada

tempat, waktu dan objek. Tidak sembarang da’i dapat menyampaikan

pelajaran, namun harus diiringi dengan cara yang baik dan indah, dan kebaikan

itu bisa didapatkan di dalam menyeleksi obyek yang tepat, metode yang

menarik, waktu dan tempat yang sesuai, sehingga dapat menyentuh hati dan

perasaan bagi siapa saja yang mendengarnya.

Bagi seorang da’i ketika akan berdakwah pemilihan serta penguasaan

materi memang sangat dibutuhkan, namun itu saja tidak cukup untuk

2
Kementrian Agama Ri, Al-Qur’an Dan Terjemah (Bandung: Syaamil Quran, 2012) Surah Al
Imran, Ayat 104
3

menjadikan dakwah diterima oleh mad’u. Seorang da’i haruslah mengemas

pesan dakwah agar dapat mencapai target keberhasilan. Kemampuan dalam

memilih dan mengolah kata-kata serta mampu mengungkapkan dengan gaya

yang tepat dan mengesankan hal inilah yang disebut dengan retorika. Retorika

merupakan suatu gaya atau seni berbicara, baik yang dicapai berdasarkan bakat

alami atau talenta, maupun berdasarkan keterampilan teknis.3

Sebagaimana dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 125 telah dijelaskan

langkah-langkah yang diterapkan dalam membuat metode dakwah lebih

berfungsi pada garis besarnya.

Allah SWT berfirman:


ۗ َ َ ْ8‫ُ ْ ُ ٰ َ ْ َ ﱢ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ُْ ْ ﱠ‬
‫ ا ْﺣ َﺴ ُﻦ‬7 6 ِ 96 ِ ‫ﺳ ِﺒ ْﻴ َ ِﻞ رﺑ ْﻚ ِ َﺑﺎﻟ ِ ﱠﺤ َﻜﻤْ ِﺔ واﻟﻤﻮ ِ َﻋ ُﻈ ِﺔ َ ْاﻟ َﺤﺴﻨ ْ ِﺔ ْو َﺟ ْ ِﺎد َﻟﻬﻢ ِﺑﺎﻟ‬ ‫۞ادع ِا‬
ُ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ُ َ ‫ﱠ َ ﱠ‬
(١٢٥) ‫ِان رﺑﻚ ﻫﻮ اﻋﻠﻢ ِﺑﻤﻦ ﺿﻞ ﻋﻦ ﺳ ِﺒﻴ ِﻠﻪ وﻫﻮ اﻋﻠﻢ ِﺑﺎﻟﻤﻬﺘ ِﺪﻳﻦ‬
Artinya:“Serulah manusia pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa saja yang tersesat di jalannya dan dialah yang lebih
mengetahui siapa saja yang mendapat petunjuk”.4

Adapun yang dimaksud hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar

yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Untuk mengajak umat

manusia ke Jalan ridhonya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebab dakwah adalah

suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana. Suatu usaha tersebut

diselenggarakan dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu, ialah mencapai

kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

3
Been Rafanani, Trik Kilat Kuasai Seni Berbicara (Yogyakarta, Araska, 2017) h. 8
4
Kementrian Agama Ri, Al-Qur’an dan Terjemah (Bandung, Syaamil Quran, 2012) Surat An-
Nahl Ayat 125
4

Seperti guru yang di senangi peserta didiknya ada tanda khusus, yaitu

selalu dinanti kehadiranya.5 begitu juga halnya seorang pendakwah, jika di

senangi oleh para jama’ah, maka kehadiranya selalu ditunggu dan disambut

dengan sikap yang sangat hangat. Dengan rasa suka terhadap mubaligh tersebut

sehingga materi yang disampaikan sangat-sangat mudah di terima oleh para

pendengar. Dan dengan tujuan tersebutlah semua pendakwah mempunyai cara

tersendiri agar jama’ah suka padanya, sehingga mempermudah untuk dirinya

menyampaikan ayat-ayat Allah, dan diterima penuh oleh para jammah dengan

hati yang gembira.

Retorika merupakan seni dalam berbicara, dan teknik humor merupakan

bagian dari retorika yang juga perlu digunakan seorang da’i atau komunikator

dalam menyampaikan pesan dakwah kepada khalayak atau para audiens, agar

pesan yang disampaikan tidak kaku dan dapat diterima dengan baik tanpa ada

unsur paksaan.

Seorang pembicara yang efektif menggunakan humor dengan baik dan

benar untuk menghibur audien diselah-selah penyampaian pesan menjadi

sangat penting seekali keberadaanya, karna audien merasa mendapatkan hadiah

yang sangat berharga.6 Sebagai pembicara anda akan dihargai karna sanggup

menggugah tawa yang tulus, tawa yang memiliki efek trapeutik bagi audiens.

Humor dalam dakwah menempati posisi penting dan perlu digunakan.

Materi yang sulit dapat dengan mudah dicerna mad’u melalui humor seperti

analogi yang sudah dugambarkan sebelumnya. Namun bukan artinya dakwah

5
A Kang Mastur, Humor Guru Sufi ( Yogyakarta, Diva Pres, 2017) h. 25.
6
Darminto M Sudarmo, Kecerdasan Humor (Surabaya, Garuda Mas Sejahtera, 2015) h.62
5

tanpa humor itu tidak diterima, melainkan untuk menarik perhatian, humor

juga bisa digunakan sebagai sarana edukasi mad’u dan bahkan dapat

dipakai sebagai alat kritik tajam terhadap ketimpangan yang terjadi di

masyarakat dengan tanpa hilangnya karakter dasar yang lemah lembut serta

tidak menjadi provokatif.

Banyak para mubaligh menyampaikan pesan dan menyisipkan diselah

pesan tersebut dengan humor, apapun alasan dan tujuanya, ada yang untuk

mmencairkan suasana yang tegang, membuat penyampaian pesannya agar

tidak kaku, ataupun untuk mebuat orang suka dengan cara penyampaian

maddah. Tidak hanya para mubaligh biasa saja yang menggunakan humor

melainkan Rosulullah juga pernah menyisipkan humor ditengah-tengah ia

menyampaikan pesan dakwahnya.

Ada satu contoh kelakar Rasulullah yang sangat mashur, yaitu ketika

Nabi SAW kedatangan seorang nenek yang bertanya, ''Apakah kelak ia bisa

masuk dalam surga?'' Rosulullah menjawab, ''Tidak ada nenek-nenek tua

didalam surga.'' Mendengar jawaban seperti itu, langsung sang nenektua

menangis, lalu Nabiyullah berkata kepadanya bahwa nanti tidak ada nenek-

nenek tua karena semua ahli surga kembali belia atau muda, kemudian para

sahabat tertawa. Seperti itulah canda Nabi Muhammad SAW.

Riwayat diatas dapat menjadikan hujjah bagi kita bahwa penyampaian

pesan dakwah juga bisa dilakukan dengan santai atau tidak terlalu kaku,

membuat senyuman atau tawa yang sewajarnya utuk para mad’u.


6

Sehingga saat ini banyak para mubaligh atau para dai hampir di seluruh

penjuru indonesia menggunakan teknik penyampaian dakwah yang tidak

formal atau kaku, dan dengan menyisipkan humor-humor yang sehat.

Humor dijadikan penyedap pada pembelajaran telah dilakukan oleh

orang-orang terdahulu, terutama diluar kelas, sejak zaman plato hingga kini,

humor bukan hanya dijadikan bumbu penyedap dalam pembelajaran, bahkan

strategi dakwah dan pidato kenegaraan juga sesekali menggunakan humor.

Tentunya, humor yang di selikan kondisional.7 Ada masanya humor

diselipkan, dan ada masanya juga tidak membutuhan humor sama sekali, dan

harus disadari dari awal bahwa humor disini sebagai tambahan bukan tujuan

umum sebuah interaksi komunikasi.

Penggunaan humor yang tidak tepat bisa menyebabkan hilangnya esensi

dan tujuan dakwah. Ada empat kritearistik humor yang harus diperhatikan

seorang da”i yaitu Pertama, humor edukatif yaitu humor yang memiliki

kandungan pesan membawa misi pencerahan dan mendidik, Kedua, humor

kritis yaitu usaha humor yang menstimulus da’i untuk membuat analisis

terhadap sejumlah ketimpangan dan ketidak seimbangan terhadap realitas

kehidupan, Ketiga, tidak rasis, humor yang di buat tidak berisi hinaan,

penodaan, dan citraan stigmatis terhadap lembaga, ras, , agama, golongan atau

seseorang. Keempat, Tidak berunsur pornografi, yaitu humor yang tidak

7
Ibit., h. 57
7

mengeksploitasi tubuh dan sensasional badaniyah melalui pembicaraan jorok

dan porno.8

Dari sekian banyak da’i yang mampu membuat mad’u terkesima akan

gaya bicaranya yang khas, dan penggunaan humor yang baik saat

menyampaikan materi dakwahnya, ustadz Abdul Somad adalah salah satu

mubaligh yang berhasil mengambil perhatian banyak jama’ah dan

memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendongkrak popularitasnya

dengan cara berdakwah. Namanya populer sejak pertengahan tahun 2017 lalu.

beliau adalah seorang Ustadz yang sederhana baik dari pakaian maupun

tingkah lakunya, ramah kepada masyarakat selalu tampil Prima dan

mempunyai karismatik.

Dakwah Ustadz Abdul Somad banyak disukai oleh berbagai kalangan,

mulai dari anak muda hingga orang tua. Karena isi materi dakwahnya mudah

dipahami, selalu diselingi humor-humor spontan yang segar, beliau juga sering

membawakan humor-humor yang mudah menggelitik hati para jama’ah,

sehingga jarang sekali jama’ah yang mengantuk atau bosan mendengar

tausiahnya. Dan beliau juga memiliki referensi yang kuat, baik dari al-Qur’an

dan hadits maupun para ulama-ulama terdahulu, cara pembawakannya pun

mahir, sehingga inilah yang membedakan ustadz Abdul Somad dengan ustadz

lainnya.

Inilah sebab Mengapa banyak orang yang menyukai ustadz Abdul

Somad. Ustadz yang sering dipanggil dengan sebutan UAS ini menjadi

8
Mustofa Hilmi, Humor Dalam Pesan Dakwah, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.38, No 1, 2018,
h.87
8

terkenal karena video-video ceramahnya yang banyak dibagikan oleh para

pengguna internet sehingga menghiasi beberapa media sosial seperti Facebook,

Instagram, YouTube, Twitter dan lain sebagainya.

Berdasarkan pertimbangan diatas dan alasan yang diuraikan, oleh sebab

itulah penulis tertarik untuk membahas teknik humor yang diterapkan Ustadz

Abdul Somad menurut perspektif retorika dakwah.

B. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan dalam pembahasan humor, maka penulis

akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan skripsi ini

terfokus pada masalah yang diangkat menjadi judul skripsi, yaitu pada Bentuk

humor yang digunakan oleh Ustadz Abdul Somad pada beberapa video

ceramahnya, dan tinjauan mengenainya berdasarkan perspektif retorika

dakwah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas maka penulis

merumuskan masalah:

1. Apa bentuk teknik humor yang diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad dalam

penyampaian ceramahnya?

2. Bagaimana teknik humor yang diterapkan Ustadz Abdul Somad menurut

perspektif retorika dakwah?


9

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas maka

tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui bentuk teknik humor yang diterapkan oleh Ustadz

Abdul Somad dalam penyampaian ceramahnya.

b. Untuk memahami Bagaimana teknik humor yang di terapkan Ustadz

Abdul Somad menurut perspektif retotika dakwah.

2. kegunaan penelitian

Setiap penelitian memiliki manfaat masing-masing, baik itu manfaat

secara personal maupun manfaat untuk orang lain. Begitu juga dengan

penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menarik minat

peneliti lain. Khususnya di kalangan mahasiswa untuk melakukan penelitian

lanjut tentang masalah serupa.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Teoritis :

 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan

mahasiswa pada umumnya dan sebagai referensi bagi mahasiswa

jurusan dakwah dan komunikasi Islam khususnya Prodi Manajemen

Dakwah yang ingin melakukan penelitian mengenai dakwah Ustadz

Abdul Somad ataupun tentang humor-humor dakwah lainnya.


10

 Diharapkan mampu memperkaya Khazanah keilmuan dan

pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dan

penelitian ini.

 Diharapkan mampu bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran

konsep dan teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang

sesuai dengan bidang ilmu dalam penelitian ini.

b. Praktis:

 Penelitian ini akan menjadi pengalaman tersendiri bagi peneliti dan

berharap mampu menjadikan peneliti mengetahui dan mengamalkan

ajaran Islam serta menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah

Subhanahu Wa Ta'ala.

 Penelitian ini diharapkan mampu membuka pengetahuan terutama

untuk para pendakwah Islamiyah, bahwa di dalam dakwah terdapat

berbagai macam cara untuk membuat mad’u menjadi tetap fokus dan

tidak cepat bosan dengan pesan dakwah yang disampaikan.

Penelitian ini dapat dijadikan alternatif bagi dosen guna mengetahui

sejauh mana mahasiswanya memahami tentang Dakwah Islamiyah, Bagaimana

dakwah disampaikan dengan baik dan humor yang baik pula untuk membuat

audien mudah menerima risalah dakwah dan tidak membuat jenuh.

E. Pengesahan Istilah

Untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini, perlu pengesahan

beberapa kata kunci yang pengertian dan pembatasanya perlu dijelaskan.


11

1. Humor

Humor sangat luas. Selain kata benda, humor dapat juga berperan

sebagai kata kerja. Selain dipahami masyarakat serta kaitanya dengan

leluco, dalam ilmu fisiologi kuno di abad pertengahan, kata humor

mengandung makna cairan, salah satu dari empat cairan dalam tubuh

manusia yang terdiri atas dahak, darah, choler, dan empedu hitam;

proposisi yang relatifuntuk menentukan disposisi seseorang dan kesehatan

secara umum.9 Maka humor adalah suatu usaha yang dilakukan baik

secara verbal maupun non verbal, untuk mencairkan suasana atau keadaan

dengan sesuatu yang lucu.

2. Dakwah

Dari berbagai definisi dakwah yang diberikan para pakar dakwah,

ditmukan keragaman dalam mendefenisikan dakwah, dan dapat di ambil

kesimpulanya bahwa dakwah adalah usaha mempengaruhi orang lain agar

bersikapdan bertingkahlaku seperti apa yang didakwahkan oleh da’i.

dengan demikian dakwah islam adalah upaya mempengaruhi orang lain

untuk bersikap dan bertingkahlaku islami (memeluk islam). Dan yang

amat penting ialah dakwah sebagai usaha umat muslim untuk mempererat

tali silahturahmi dengan cara saling mengingatkan dalam amar ma’ruf

nahi mungkar.

9
Darminto M Sudarmo, Kecerdasan Humor (Surabaya, Garuda Mas Sejahtera, 2015 h.31
12

3. Retorika

Agar kita tidak terseret amat jauh dari esensi dan eksistensi retorika

itu sendiri, marilah kita pahami retorika itu melalui apa yang dirumuskan

retorika tersebut. Rumusan-rumusan pengertian dan definisi mengenai

retorika berikut merupakan penjernihan rumusan Aristoteles yang

dilakukan oleh W.S Roberts yakni adalah salah seorang ahli retorika yang

menerjemah buku retorika Aristoteles. 10

a. Retorika adalah seni mengafeksi (menarik minat) pihak lain dengan

tutur, dengan cara mengatur unsur-unsur tutur begitu rupa untuk

meraih respon pendengar.

b. Retorika adalah seni yang mengajarkan kaidah dasar pemakaian

bahasa yang efektif.

c. Retorika adalah seni tutur yang dapat mempersuasi dan dapat

memberi informasi yang rasional kepada pihak lain.

d. Retorika adalah upaya pemilihan bentuk pengungkapan yang efektif

denan cara lain yang mampu memukau.

e. Retorika adalah ide atau gagasan untuk mempersuasi.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termsauk jenis penelitian kualitatif dengan

berdasarkan pada data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan

rangkaian angka. Metode kualitatif menggambarkan, memahami dan

10
I Nengah Marta, Retorika Edisi 2 (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2014) h. 3
13

menjelaskan makna suatu kejadian interaksi tingkahlaku manusia terhadap

situasi tertentu menurut prespektif peneliti.11 Bogdan Taylor

mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati, sejalan dengan hal itu Krik dan Miller

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu sosial yang secara basis bergantung dari pengamatan terhadap

manusia baik dalam peristilahnya maupun dalam kawasannya. Sedangkan

David Williams menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan

data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan

dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari secara intensif

tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu

unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.12

Penulis menggunakan metode ini karena ingin memperoleh

kumpulan teori humor dalam dakwah, dan mengetahui terhadap humor

dakwah ustadz Abdul Somad perspektif retorika dakwah.

2. Pendekatan Peneltian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Deskriptif berasal

dari bahasa inggris descriptive yang berarti bersifat menggambarkan atau

11
Husaini Usman Dan Purnomo Steady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta, Bumi
Aksara, 2014) h.78
12
Cholid Narbukodan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta Remaja Rosda
Karya,2013) h. 46
14

melukiskan suatu hal.13 Yaitu suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.14 Bertujuan

untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok

orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua

gejala atau lebih. Metode deskriptif menggambarkan sifat suatu keadaan

yang sementara berjalan pada saat penelitian, dan memerik sasebab-sebab

dari suatu gejala tertentu. Dipilihnya penelitian ini agar memperoleh

paparan dan gambaran yang tepat mengenai humor dakwah ustadz Abdul

Somad dalam perspektif retorika dakwah.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan

tindakan serta sumber yang tertulis. Sedangkan sumber data dalam

penelitian ini disesuaikan dengan yang dikemukakan oleh Lofland, bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau

tindakan, selebihnya adalah data yang sebagai tambahan seperti dokumen

dan lainnya.

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari objek

penelitian, adapun yang menjadi data primer dakam penelitian ini yaitu

transkrip dan rekaman video ceramah Ustadz Abdul Somad.

13
Husaini Usman, Metode Penelitian Sosial (Edisi Kedua) (Jakarta, Bumi Aksara, 2014) h.129
14
Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor, Ghalia Indonesia, 2013) h.54
15

b. Data Sekunder

Data skunder adalah data tambahan atau data pelengkap, yang

sifatnya untuk melengkapi data yang sudah ada seperti: buku referensi,

serta situs yang berkaitan dengan penggunaan humor dalam Retorika

dakwah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat

pengumpul data sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung yang

memperolah data yang diperlukan. Peneliti mencatat dan mengamati

fenomena-fenomena yang diselidiki.

Pengumpulan data dengan observasi atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunaka panca

indera dari aspek-aspek kegiatan yang ingin diamati relevan dengan

tujuan penelitian. Dengan metode ini peneliti mengadakan pengamatan

tentang Ustadz Abdul Somad dengan berbagai humor dakwahnya,

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengambil data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini didapatkan dari dokumen-

dokumen yang berupa catatan-catatan formal dan dengan

mengumpulkan juga menelaah beberapa literatur baik berupa buku,

catatan, dan dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan


16

diteliti. Adapun data-datanya antara lain data profil ustadz Abdul

Somad, video yang di ambil peneliti.

5. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan

transkripsi data, catatan lapangan, mengenai materi-materi tersebut, dan

untuk memungkinkan anda menyajikan apa yang sudahan datemukan

kepada orang lain.15

Dalam menganalisis terhadap data, perlu dingat bahwa data yang

diperoleh hanya menambah keterangan terhadap masalah yang ingin

dipecahkan. Data tersebut dapa dilihat dari berbagai sudut, sehingga

analisis yang dinerikan dapat pula berjenis-jenis. Informasi yang

diperoleh dapat menjawab sebagian atau semua masalah, dapat menjawab

secara spesifik, dapat pun secara umum.16

Dalam hal ini penulis menggunakan analisa kualitatif, artinya bahwa

data yang terkumpul tersebut kemudian digambarkan dengan kata-kata,

dipisahkan menurut pola berfikir induktif, yaitu melihat fakta dari

fenomena-fenomena secara khusus kemudian ditafsirkan bersifat umum.

Proses analisis data yang penulis gunakan pada penelitian ini yaitu

setalah data terkumpul, kemudian data dipilih terlebih dahulu, kemudian

penulis akan mengolah dan menganalisis data dari hasil penelitian sehingga

dapat dijadikan suatu keputusan yang objektif dengan mengambil

15
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta, Rajawali Pers, 2010, h.85
16
Moh Nazir,Metode Penelitian, h.360
17

kesimpulan yang berdasarkan pada fakta-fakta yang ada dan merangkainya

menjadi solusi dalam permasalahan yang ada dalam penelitian ini.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Konsep Humor

a. Pengertian humor

Humor merupakan aktivitas kehidupan yang sangat digemari. Humor

dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan humor yang

segar responden tidak jenuh,17 dan lontaran humor untuk mencairkan

suasana yang tegang.18 Humor tidak melihat kelas sosial dan dapat

bersumber dari berbagai sudut kehidupan. Humor berasal dari bahasa

inggris yang pada mulanya memiliki arti yang beragam. Namun, semua

berasal dari suatu istilah ialah (humorem) yang mempunyai cairan.19 Arti

ini bermula doktrin ilmu faal kuno mengenai empat macam cairan, yaitu

seperti; darah, lendir, cairan empedu, dan cairan empedu hitam. Keempat

cairan tersebut untuk beberapa abad yang lalu dianggap menentukan

temperamen seseorang. Sheinowizt (1996) mengatakan: “humor adalah

hal-hal yang bersifat lucu dari seseorang yang dapat menggelikan juga

menghibur”. Humor dapat diartikan juga suatu kemampuan untuk

menikmati, menerima, dan menampilkan sesuatu yang bernuansa lucu,

dan hal aneh namun yang berifat menghibur.

17
Fauzie Rahman, Komunikasi Kesehatan (Yogyakarta, Pustaka Nasea, 2017) h.2
18
Suwardi Endraswara, Antropologi Wayang, Simbolisme, Mistisisme Dan Realism Hidup
(Yogyakarta, Morfalingua, 2017) h.2
19
Bamabang Suryadi, Humor Therapy Perpaduan Antara Teori dan Pengalaman Empiris
(Jakarta Selatan: Semesta Rakyat Merdeka, 2019) h. 2

18
19

Sedangkan pengertian humor secara umum yang berkembang dalam

masyarakat kita tentunya banyak versinya. Humor dalam bercanda untuk

mengungkapkan persahabatan.20 Terkadang sulit juga membedakan

antara humor dengan lelucon, lawak dan sebagainya. Dalam

pengaplikasiannya antara lelucon dan humor memiliki sedikit perbedaan,

terutama ketika dilihat dari objek sasarannya. Dan Anjaya (1999)

mengatakan bahwa lelucon ialah sesuatu upaya yang dapat menggelitik

seseorang untuk ketawa dan orang lain yang dijadikan sebagai

sasarannya, sedangkan humor adalah sesuatu usaha yang dapat

menggelitik orang lain untuk ketawa dengan menjadikan dirinya sendiri

atau kelompok sipembawa cerita yang dijadikan sasarannya. Seseorang

yang mengedepankan lelucon disebut pelawak atau mungkin badut,

sedangkan seseorang yang selalu mengeluarkan atau menyelingi

pembicaraannya dengan sisipan humor disebut humoris.

b. Teori Humor

Kaplandan Pascoe (1977), mengemukakan bahwa terdapat beberapa

teori tentang humor diantaranya Teori Kebahasaan.21

Teori Kebahasaan menurut Victor Rasikin dalam artikel yang

berjudul “Jokes” dalam majalah Psychology Today (Oktober 1985)

mengemukakan sebuah teori humor yang berdasarkan linguistic (ilmu

kebahasaan). Rasikin yang mengutip dari Bahrum Yunus, dan kawan-

20
Jumanto, American English :Authentic Englishconversation dan Beberapa Kilas Statesof
The Arts Dalam Dunia Linguistik Pragmatik, (Yogyakarta, Ruko Jambusari, 2017) h. 362
21
Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012) h. 95
20

kawannya (1997), menyatakan bahwa teori tersebut dinamakan Script

Based semantic theory (teoris emantik berdasarkan skenario). dari teori

ini, tingkahlaku manusia maupun kehidupan kepribadiannya telah

dipaparkan dan terekam dalam suatu peta semantis. Segala

penyimpangan yang telah terjadi pada peta tersebut akan merusak

keseimbangan dan menimbulkan kelucuan. Dan dengan tidak

keseimbangan tesebut maka timbul hal yang tak wajar sehingga yang

menghasilkan humor.

Menurut moreal, humor yang menyenakan adalah hal yang terjadi

ketika kita menikmati pergeseran kognitif. Adapun pergrseran ini dapat

di jelaskan pada empat pola dasar humor, yaitu sebagai berikut:22

1. Kita mengelami suatu pergeseran kognitif yang cepat dalam persepsi

atau pikiran kita.

2. Kita sedang siap bermain (play mode) daripada serius, artinya tidak

sedang disibukkan dengan urusan-urusan konseptual maupun praktis.

3. Alih-alih pergeseran kognitif ini dengan terkaget-kaget,

bingung,gamang, takut, marah, atau aneka emosi negative lainya,

kita malah menyukainya (enjoy).

4. Kesukaan kita pada terjadinya pergesersn kognitif ini diekspresikan

lewat tawa yang memberi sinyal pada orang lain bahwa mereka juga

bisa rileks dan ikut bermain.

22
A Kang Mansur, Humor Guru Sufi, (Yogyakarta: Diva Press, 2017) h. 55-56
21

c. Humor dalam komunikasi

Humor adalah alat pembantu komunikasi. Sebuah analogi

sederhana yang menggambarkan ketika seseorang meminum pil dengan

air segelas, akan lebih mudah dan nyaman. Artian kata, orang tersebut

ketika meminum pil dengan bantuan air segelas, maka pil tersebut akan

mudah ditelan dan mengurangi rasa pahitnya pil pada biasanya. Begitu

gambaran sederhananya pil diibaratkan komunikasi dan air segelas

tersebut diibaratkan humornya. Karna ada beberapa model komunikasi

yang diperlukan dalam keasan humor, agar mengurangi perasangka dan

melonggarkan ketegangan, sehingga beberapa komunikasi tesebut yang

mempunyai potensi ketegangan tinggi akan sedikit mencair dan dapat

diterima dengan komunikasi yang dikemas oleh humor.

Sesuai yang telah digambarkan bahwa pil akan lebih mudah ditelan

dengan bantuan air segelas, begitu juga pesan akan lebih mudah juga

diterima dengan bantuan humor. Seorang pembicara yang efektif

menggunakan humor dengan baik dan benar untuk menghibur audien

diselah-selah penyampaian pesan menjadi sangat penting seekali

keberadaanya, karna audien merasa mendapatkan hadiah yang sangat

berharga.23 Sebagai pembicara anda akan dihargai karna sanggup

menggugah tawa yang tulus, tawa yang memiliki efek trapeutik bagi

audiens.

23
Darminto M Sudarmo, Kecerdasan Humor,. h.62
22

d. Teknik Penciptaan Humor

1) Humor wujud pantun

Sudjiman menyatakan bahwa pantun adalah jenis puisi lama yang

terdiri dari empat larik yang bersajak akhir a-b-a-b, disetiap larik

biasanya berjumlah empat kata. Dua larik pertama yang selalu disebut

sampiran, dan menjadi petunjuk rimanya, dua larik berikutnya yang

memuat inti arti disebut isi pantun. Pantun ini biasa digunakan dai

untuk selingan dalam penyampaian ceramah baik itu disampaikan

diawal, di akhir dan kadang di pertengahan ceramah.

2) Humor wujud akronim

Menurut Sudjiman (1986:3) akronim ialah “kata-kata singkat yang

dibentuk dari awalan huruf atau suku kata dari beberapa kata yang

berurutan.” Untuk memikat perhatian semua jamaah maka para

mubaligh memberikan singkatan-singkatan dari sebuah kata atau arti

dari beberapa huruf yang digabung sehingga menjadi puncak

terjadinya humor. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa akronim

adalah singkatan yang berupa gabungan huruf yang ada awal,

gabungan suku kata, atau kombinasi huruf dan suku kata dari deret

kata dan yang ditulis serta ucapkan sebagai kata wajar.

Contoh: PB-IT (Permintaan Beribu – Ibadah Terburu)

3) Humor Wujud Anekdot

Kata anekdot berasal dari bahasa inggris anecdote, menurut

Sudjuman (1986) artinya ialah sebuah kisah singkat yang menarik,


23

unik, lucu, dan aneh yang berkenaan dengan sifat atau gagasan khas

seseorang. Jalaluddin Rakhmat menyatakan bahwa untuk

mendapatkan perhatian dari audien dengan menceritakan kisah-kisah

yang menarik atau anekdot agar jamaah tidak mudah merasa bosan.

Arthur Asa Berger mengemukakan terdapat dua teknik penciptaan

humor yang digunakan oleh seseorang. 24 Pengelompokan tersebut yakni

 Penciptaan Humor Secara Verbal

Dalam kategori ini, humor diciptakan atau dimunculkan

melalui kata-kata, cara berbicara, makna kata, atau akibat dari kata-

kata. Berger membagi kategori inimenjadi 11 teknik, yaitu:

1) Bombast yaitu berbicara dengan cara muluk, muluk-muluk,

atau retoris.

2) Infantilism yaitu bermain dengan bunyi kata kata.

3) Irony yaitu mengatakan sesuatu yang bermakna sesuatu yang

lain atau kebalikan dari apa yang dikatakan.

4) Mis understanding yakni salah menafsirkan situasi.

5) Pun yakni permainan makna kata-kata.

6) Repartee yaitu mengolok secara verbal, biasanya dalam dialog

cerdas.

7) Ridicule yaitu membuat orang lain menjadi terlihat bodoh

secara verbal atau nonverbal.

24
Mustofa Hilmi, Humor Dalam Pesan Dakwah, h. 97
24

8) Sarcasm yaitu komentar menggigit dengan nada yang tajam:

sarkasme secara verbal.

9) Satire yaitu mempermalukan suatu hal, situasi, atau tokoh

masyarakat atau artis.

10) Sexual allusion yaitu membuat referensi atau sindiran yang

ditujukan kepada hal-hal seksual atau nakal.

11) Out witting yaitu mengalah kepintaran seseorang dengan

melontarkan pertanyaan atas penyataannya.

 Penciptaan Humor Secara Non Verbal

Pada kategori ini, humor dimunculkan atau ditimbulkan melalui

tindakan fisik atau komunikasi nonverbal seperti gerakan tangan atau

kaki, aksi, atau ekspresi. Berger membagikan menjadi 10 teknik,

yaitu:

1) Clownish behavior yaitu membuat gerakan yang kuat

menggunakan lengan atau kaki atau menunjukkan perilaku

berlebihan dan secara tidak beraturan.

2) Clumsiness yaitu sikap kikuk, canggung atau kaku.

3) Chase yaitu mengejar seseorang atau sesuatu.

4) Exaggeration yaitu bereaksi dengan cara yang berlebihan;

melebih- lebihkan.

5) Peculiar face yakni membuat ekspresi wajah yang lucu,

meringis.

6) Peculiar music yaitu musik yang tidak biasa/lucu.


25

7) Peculiar sound yaitu bunyi yang tidak biasa, seperti di kartun.

8) Peculiar voice yakni suara yang tidak biasa atau lucu.

9) Slapstick adalah lelucon yang kasar secara fisik.

10) Speed yaitu berbicara atau bergerak dengan sangat cepat

atau sangat lambat.

e. Humor dalam pandangan islam

Humor atau bercanda adalah bumbu komunikasi yang tak pernah

lepas dalam pergaulan sehari-hari, sangking akrabnya hal tersebut sudah

menjadi profesi seseorang. Di samping dapat mencairkan suasana,

menghibur, meredakan amarah, dan menghilangkan ketegangan, tak

jarang di dalam senda gurau muncul benih-benih pertemanan,

persahabatan dan persaudaraan.

Pernah suatu ketika Sufyan bin Uyainah ditanya apakah canda itu

termasuk perbuatan tercela? Ia menjawab tidak, ''Bahkan, termasuk sunah

bagi yang dapat mengondisikannya sesuai dengan aturan.''

Dalam Alquran surat An-najm ayat 43,


ٰ َ َ ْ َ ُ ُ ‫َﱠ‬
H‫َواﻧﻪ ﻫ َﻮ اﺿ َﺤﻚ َوا ْﺑ‬
Artinya :”Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan

menangi”.25

Dijelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah pada

manusia yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Nabi SAW pun

mengatakan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai


25
Kementrian Agama Ri, Al-Qur’an Dan Terjemah, (Bandung: Syaamil Quran, 2012) Dalam
Suratannajm [53] Ayat 43
26

kebaikan, ''Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).''

(HR Imam Ahmad).

Untuk menciptakan suasana yang humoris hendaknya seseorang

menjauhi perbuatan yang tidak baik seperti bicara kotor, berdusta,

mengolok, dan merendahkan seseorang hanya demi memperoleh tawa

dari orang lain. Rosulullah SAW bersabda, ''Celakalah bagi orang yang

berbicara lalu mengarang cerita dan berdusta agar orang lain tertawa.''

(HR Abu Dawud).

Selain perbuatan tersebut mengandung keji dan dosa, Nabi sendiri

tidak pernah bersenda gurau dengan para sahabat, melainkan di dalamnya

berisi kebenaran dan fakta. Hal tersebut dapat kita jumpai dalam sebuah

hadits Abu Hurairah. ra ketika sahabat bertanya, ''Wahai Nabiyullah,

sesungguhnya engkau telah mencandai kami. ''Rasulullah menjawab,

''Sesungguhnya tidaklah aku berbicara, melainkan yang benar.'' (HR

Tirmidzi).

Nabi Muhammad SAW juga pernah bercanda. Sebagaimana yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, para sahabat

pernah berkata kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam:

َ َ َ َ َ ‫ََ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ ﱠ‬
‫ َو َﻣﺎ أ ْﺻﻨ ُﻊ ِﺑ َﻮﻟ ِﺪ ﻧﺎﻗ ٍﺔ؟‬، R‫ا‬
ِ ‫ ﻳﺎ رﺳﻮل‬:‫ وﻟ ِ ﱠﺪ ﻧﺎﻗ ٍﺔ ﻗﺎل‬L‫أﻧﺎ ﺣ ِﺎﻣﻠﻚ ﻋ‬
ُ ‫ُ ََْ َ َ ﱠَ َ َ ْ َ ُ ْ َ ﱠ ﱡ‬ َ ‫ﻮل ﱠ‬ َ ‫َﻓ َﻘ‬
ُ ‫ﺎل َر ُﺳ‬
“‫ اﻟﻨﻮق‬Y‫اﻹ ِﺑﻞ ِإ‬ ِ ‫ وﻫﻞ ﺗ ِﻠﺪ‬:‫ ﷲ ﻋﻠ ﻴ ِﻪ وﺳﻠﻢ‬L‫ ﺻ‬R‫ا‬ ِ
Artinya:”Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyyah
berkata, telah mengabarkan kepada kami Khalid dari Humaid
dari Anas berkata, “Seorang laki-laki datang kepada
Nabi SAW dan berkata, “wahai Rasulullah, berilah aku anak
unta yang aku kendarai” laki-laki itu bertanya “Apa yang
bisa aku lakukan dengan anak unta?” Nabi SAW menjawab:
27

“bukankah unta dewasa juga diahirkan oleh seekor unta yang


pernah kecil?”26

Hadis diatas menceritakanada seorang laki-laki meminta pada

Nabi Muhammad agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian,

Nabi Muhammad berkata, ''Aku akan membawamu di atas anak unta.''

Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan

anak unta. Kemudian, Nabi Muhammad berkata, ''Bukankah yang

melahirkan anak unta itu seekor unta juga?'' demikian candaan yang di

lontarkan oleh Nabi Muhammad kepada sahabat sehingga suasana

menjadi semakin hangat dan dekat.

Selain hadis di atas, Ada satu contoh kelakar Rasulullah yang sangat

mashur, yaitu ketika Nabi SAW kedatangan seorang nenek yang bertanya,

''Apakah kelak ia bisa masuk dalam surga?'' Rosulullah menjawab, ''Tidak

ada nenek-nenek tua didalam surga.'' Mendengar jawaban seperti itu,

langsung sang nenektua menangis, lalu Nabiyullah berkata kepadanya

bahwa nanti tidak ada nenek-nenek tua karena semua ahli surga kembali

belia atau muda, kemudian para sahabat tertawa. Seperti itulah canda Nabi

Muhammad SAW.

Humor memiliki banyak bentuk dan variasi. Dalam hal ini

bergantung pada kreativitas pencipta humor dalam menciptakan humor

bagi penikmatnya. Interaksi pencipta dan penikmat humor dapat

diwujudkan dalam berbagai bentuk dengan berbagai fungsi yang berbeda.

26
Abu Dawud Sulaiman Bin Asy’ats Al-Sajastani, Sunan Abi Daud. Bab Penjelasan Tentang
Senda Gurau, Juz 4 (Riyadh: Maktabah Ma’arif Linnatsir Wa Al-Tauzi’) h. 300.
28

Hal tersebut tergantung pada konteks komunikator, komunikan dan topic

pembicaraan antara komunikator dan komunikan. Karena fungsi humor

dalam kehidupan sangat bervariasi dan bergantung pada tempat, suasana

dan waktu terjadinya komunikasi antara komunikator dan komunikan.

Begitupun komunikator atau da’i yang gemar membuat jamaah tertawa,

sudah sepantasnya isi pesan yang disampaikan bukan mengada-ngada dan

memiliki rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan.

Humor dalam al-Qur’an dan Hadits. Sebagai pedoman dan

panduan hidup manusia, al-Qur’an telah menjelaskan petunjuk yang

utuh dan lurus dalam menyingkap rahasia-rahasia kesemestaan, baik

secara eksplisit maupun implisit. Bagi pembacanya, kalamullah

tersebut memiliki efek psikologis, yaitu dorongan untuk terus

melakukan pendekatan jiwa, penyatuan dan penyerahan diri, efek

sikologis, yaitu hasrat dan motivasi untuk berinteraksi dan berbagi

pada sesama, serta efek spiritual, yaitu dorongan untuk amal ibadah

dan meraih pahala kenikmatan yang melimpah.27

Sebagai da’i yang menyampaikan dakwahnya dengan

menggunakan humor maka sudah sepantasnya, isi dakwahnya tidak

boleh ada unsur penghinaan atau pelecehan terhadap agama Islam dan

menjadikannya sebagai bahan lelucon, sebagaimana yang

terkandung dalam surat At-Taubah ayat 65.

27
Iwan Marwan, Rasa Humor Dalam Prespektif Agama, (Jurnal Al-Turas Vol. Xix No. 1,Juli
2013) h. 271
29

ٰ ‫ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ُ ﱠ ﱠ َ ُ ﱠ َ ُ ْ ُ َ َ ْ ۗ ُ ْ َ ﱣ‬b َ َ
‫َوا ٰﻳ ِﺘﻪ َو َر ُﺳ ْﻮ ِﻟﻪ‬ ِ ُ ‫ض وﻧﻠ َﻌ ُﺐ ﻗﻞ ا ِﺑ‬
R‫ﺎ‬ ‫ ﺳﺎﻟﺘﻬﻢ ﻟﻴﻘﻮﻟﻦ ِاﻧﻤﺎ ﻛﻨﺎ ﻧﺨﻮ‬c+ ‫۞وﻟ‬
‫ﻒ َﻋ ْﻦ‬ ُ ‫ِا ْن ﱠﻧ ْﻌ‬ ْۗ ‫ َﺗ ْﻌ َﺘ ِﺬ ُر ْوا َﻗ ْﺪ َﻛ َﻔ ْ ُﺮﺗ ْﻢ َﺑ ْﻌ َﺪ ِا ْﻳ َﻤ ِﺎﻧﻜﻢ‬Yَ ۞ ‫ُﻛ ْﻨ ُﺘ ْﻢ َﺗ ْﺴ َﺘ ْﻬﺰ ُء ْو َن‬
۞c َb ْ ‫َﻃ ۤﺎﯨ َﻔﺔ ﱢﻣ ْﻨ ُﻜ ْ ِﻢ ُﻧ َﻌ ﱢﺬ ْب َﻃ ۤﺎﯨ َﻔ ًﺔ ۢ ﺑ َﺎ ﱠﻧ ُﻬ ْﻢ َﻛ ُﺎﻧ ْﻮا ُﻣ ْﺠﺮﻣ‬
ِِ ِ + ٍ +
Artinya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang
mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab,
"Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain- main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"-
Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir
setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu
(karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan
(yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang (selalu) berbuat dosa.28

Dan selain itu seorang dai didalam penyampaian dakwahnya tidak

boleh terdapat unsur menjelek-jelekkan dan meremehkan terhadap

seseorang, suku atau bangsa tertentu sebagaimana yang dijelaskan

dalam surat Al-Hujurat ayat 11 bahwa tidak diperbolehkan

merendahkan sesama lelaki maupun perempuan bisa jadi yang

direndahkan atau ditertawakan itu lebih baik dari mereka.


ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ ٰ ‫ﱠ‬ َٓ
‫ ان ﱠﻳﻜ ْﻮﻧ ْﻮا ﺧ ْ ً ا ﱢﻣﻨ ُﻬ ْﻢ‬pٰٓ ۚ ‫ َﻳ ْﺴ ﺨ ْﺮ ﻗ ْﻮ ٌم ﱢﻣ ْﻦ ﻗ ْﻮ ٍم َﻋ‬Y ‫۞ ٰﻳ ﺎ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﺬ ْﻳ َﻦ ا َﻣﻨ ْﻮا‬
َ ُ ُ َْ ٓ َْ َ ْ َ ُ ْ َ ۤ ‫ﱢ‬ ۤ َ
Y‫ ﺗﻠ ِﻤ ُﺰ ْوا اﻧ ﻔ َﺴﻜ ْﻢ َو‬Y‫ ان ﱠﻳ ﻜ ﱠﻦ ﺧ ْ ً ا ﱢﻣﻨ ُﻬ ﱠﻦ َو‬pٰٓ ‫ ِﻧ َﺴﺎ ٌء ﱢﻣ ْﻦ ﻧ َﺴﺎ ٍء َﻋ‬Y‫َو‬
ُ ‫ﱠ‬
‫ﺎن َو َﻣ ْﻦ ﻟ ْﻢ َﻳﺘ ْﺐ‬
ۚ َْ ْ َ َْ ُ ْ ُ ُْ ُ ْ َ ْ ۗ ‫ ْﻟ َﻘ‬v‫ﺎ‬ َْ َُْ ََ
ِ ‫ﻳﻤ‬Y‫ﺎب ِﺑ ﺌ َﺲ ِاﻻﺳﻢ اﻟﻔﺴﻮق ﺑ ﻌﺪ ِا‬ ِ‫ﱣ‬ ‫ﺗ ﻨﺎﺑ ۤﺰوا ِﺑ‬
ُ َ ٰ َُ
۞‫ﯩﻚ ﻫ ُﻢ اﻟﻈ ِﻠ ُﻤ ْﻮن‬+ ‫ﻓﺎوﻟ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh
jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan
jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk

28
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, (Bandung: Syaamil Qur’an, 2012), Dalam
Surat At-Taubah Ayat 65-66).
30

sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat,


maka mereka itulah orang-orang yang zalim”29

Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa dai dalam menyampaikan

humor kepada jamaahnya tidak boleh adanya unsur mengejek atau

merendahkan orang lain dan ayat al-Qur’an. Dalam hal ini al-Qur’an

tidak melarang untuk berhumor akan tetapi menunjukkan bahwa

ketika menyampaikan humor juga memperhatikan adabnya.

2. Konsep Retorika

a. Pengertian Retorika

Menurut Hamzahya’qub dalam bukunya yang berjudul Publistik Islam

Suatu seni berbicara Rhetorica atau retorika adalah, “thear to fspeech”

(Inggris) atau “de kunstderwel spreken heid” (Belanda). Dengan

demikian titik berat retorika merupakan seni atau kepandaian praktis dan

dianggap bukan suatu ilmu pengetahuan. Ada tiga jenis yang sangat

penting dalam retorika yaitu: pretama ,karakter sang pembicara, kedua,

membujuk pendengar dengan cara tertentu, ketiga, argument itu

sendiri.30

Seni kepandaian berbicara dibutuhkan dalam banyak

medankehidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.

Meskipun sudah timbul berbagai alat komunikasi (media) yang lebih

modern, namun retorika ini masih tetap menjadi keharusan. Pidatoyang

baikdan tepat juga dapat menghitam putihkan jiwa pendengar, dapat

29
Ibid, Surat Al-Hujurat Ayat 11.
30
Imam Baihaqi, Retorika Dalam Pembuatan Kebijakan (Yogyakarta, Nusamedia, 2021) h. 20
31

menggetarkan jiwa dan mempengaruhi sipendengar apabila

menggunakan retorika.

Dalam buku ilmu komunikasi, retorika berarti ilmu bicara.

Sedangkan Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren menyatakan dalam

bukunya, Modern Rhetoric, mrngartikan retorika sebagai the artofusin

glanguage effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari

dua pengertian tersebut menunjukkan bahwa retorika memiliki

pengertian yang sempit: mengenai bicara, dan pengertian yang luas:

penggunaan bahasa, bisa lisan dan dapat juga tulisan.

Rhetorika yang diartikan berbicara yang efektif, menyenangkan,

memiliki daya tarik, mengesankan, mencapai tujuans ecara jelas serta

mengundang rasa simpatik pendengar maka dapat mempengaruhi orang

lain untuk mengikuti apa yang telah kita sampaikan.

Rhicard E.Young L.Becker dan K.L. Pike menyatakan dalam buku

“Rhetoric Discovery and Change” mengatakan bahwa, Rhetorika adalah

ilmu yang mengajarkan kita menggarap masalah wicara, tutur kata secara

heristik, epistemologi, untuk membina saling pengertian dan kerja sama.

Pengembangan rhetorika, penerapan dan penyebar luasannya dikalangan

calon pemimpin-pemimpin, para da’i-da’iyah dan juru penerang dalam

bidang apapun yang menyangkut pembangunan adalah hal yang sangat

mutlak.

Retorika dapat juga dikenal dalam bahasa arab sebagai khutbah dan

muhadhoroh. Diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu pidato. Secara


32

umum retorika ialah seni atau teknik ajakan menggunakan media oral

atau tertulis. Dalam pemaknaannya, retorika diambil dalam bahasa

Inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin rhetorica yang berarti

ilmu berbicara.

Apabila seseorang mampu untuk beretorika, maka seseorang tersebut

harus mampu juga mempertanggungjawabkan pemilihan kata dan nada

bicara yang sesuai dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa lawan

bicara yang dihadapinya.

Berbicara berarti mengatakan suatu kata atau kalimat kepada

seseorang atau sekelompok agar mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam

bahasa populer atau bahasa percakapan, retorika bermakna pada tempat

yang tepat, pada waktu yang tepat pula, atas cara yang lebih efektif,

mengucapkan kata-kata yang tepat, benar, baik dan mengesankan.

b. Pembagian Retorika

Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya

ilmu bina bicara (Sprecher ziehung). Menurut Dori Wuwur Hendrikus,

dalam bukunya yang berjudul Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi,

Beragumentasi, Bernegosiasi bahwa Retorika sebagai bagian dari ilmu

bina bicara ini mencakup:

 Monologika

Monologika adalah sebuah ilmu mengenai seni berbicara secara

monolog, atau hanya seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk


33

monologika seperti pidato, ceramah, kata sambutan, makalah, kuliah

dan deklamasi.

 Dialogika

Dialogika ialah ilmu mengenai seni berbicara secara dialog, dapat

diartikan dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam

satu proses pembicaraan. Bentuk yang tergolong dari dialogika adalah

Tanya jawab, diskusi, percakapan, perundingan dan debat.

 Pembinaan Teknik Bicara

keberhasilan monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik

bicara. Teknik bicara adalah syarat bagi peggunaan retorika. Oleh

sebab itu pembinaan teknik bicara merupakan bagian penting dalam

retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan pada pembinaan

teknik dalam bernafas, teknik dalam mengucap, bina suara, teknik

bercerita dan membaca.

Dengan adanya tiga hal ini dalam retorika, maka kita dapat

menyesuaikan dan menempatkan diri sesuai dengan apa yang ingin kita

sampaikan.

c. Teknk Retorika

Dalam menyampaikan suatu pesan kepada khalayak, maka

diperlukan teknik retorika agar pesan yang disampaikan tersebut dapat

diterima. Adapun teknik retorika menurut Jalaluddin Rakhmat yaitu:


34

a. Informatif

Yaitu bertujuan untuk menyampaikan informasi. Biasanya

informasi yang disampaikan merupakan wawasan baru yang dimiliki

oleh seseorang. Dan khalayak diharapkan untuk mengetahui dan

mengerti.

b. Persuasif

Ialah suatu proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan

orang lain dengan menggunakan rekayasa psikologis sehingga orang

tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. Teknik persuasif

bersifat mempengaruhi komunikan.

d. Unsur Pendukung Retorika

Ungkapan yang baik secara teoritis harus didukung oleh unsur

bahasa, etika dan nilai moral,nalar yang baik, dan pengetahuan yang

memadai. Keempat unsur ini merupakan pendukung utama retorika. Jika

unsur utama diabaikan, maka terjadi pelencengan hakikat retorika.31

1) Bahasa

Bahasa adaah pendukung utama retorika. Dapat dikatakan tanpa

bahasa maka tidak ada retorika. Bahasa berhubung dengan penyajian

pesan dalam komunikasi. Wujud fisik retorika adalah penggunaan

bahasa. Pada penggunaan bahasa inilah dilakukan pemilihan

pemilihan kemungkinan unsur bahasa yang dipandang paling

persuasip oleh komunikator. Pemilihan-pemilihan kata tersebut

31
Nengah Marta, Retorika Edisi Kedua, (Jakarta, Grahayu Ilmu 2014) h.4
35

dalam bentuk istilah kata, ungkapan, gaya bahasa, kalimat, dan lain-

lain. Artinya mengatur suasana bahasa, mengatur cara penyajian, dan

memilih gaya ungkapan, dan dapat mempertanggung jawabkan atas

isi yang disampaikan. Dengan demikian perlu pendukun unsur

retorika yang kedua, yakni etika dan nilai moral.

2) Etika dan Nilai Moral

Hal ini juga penting dalam retorika, adanya etika dan nilai moral

dalam retorika menjadikan aktivitas komunikasi yang dilakukan

bertanggung jawab. Komunikator harus memperhatikan atas isi tang

dibicarakan, tidak sekedar memamerkan kemampuan berkomunikasi

dengan menggunakan gaya bahasa yang memukau. Etika dan nilai

moral inilah yang menjadi tumpuan bahwa orang yang menguasai

retorika harus bertanggung jawab dalam aktivitas komunikasinya.

3) Penelaran yang Benar

Penyampaian pesan dalalam komunikasi harus didukung oleh

penalaran yang benar agar pesan yang disampaikan mempunyai

kekuatan atau landasan. Ini merupakan syarat yang sejak awal

diperingatkan oleh Aristoteles bahwa retorika bukan hanya mainan

kata-kata atau permainan bahasa, dengan penalaran yang benar

penyampaikan argument-argumen yang logis dalam mempersuasi

pendengar.
36

4) Pengetahuan yang Memadai

Jika tidak ditunjang dengan pengetahuan yang memadai, maka

penyampai pesan bisa menjadi tukang bual.32 Komunikator harus

memahami benar tentang apa yang ingin disampaikan. Selain itu iya

harus mempunyai fakta-fakta yang relevan tentang apa yang hendak

disampaikan, dan memiliki ide atu gagasan yang jelas tentang

bagaimana penyampaian kepada pendengarnya. Ini berarti,

komunikator setidaknya harus menguasai pengetahuan: 1).

Pemahaman atau pengetahuan tentang materi. 2). Dan pemahaman

penuturan terhadap pendengar dengan segala aspeknya.

3. Konsep Dakwah

a. Pengertian

Dakwah secara bahasa memiliki bermacam-mcam makna;

c. An-nida’: memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah surah

Yunus ayat 25:

َ
‫اط ُﻣ ْﺴﺘ ِﻘ ٍﻴﻢ‬
ٍxَ ِ ٰ َ ‫اﻟﺴ َ{م َو َﻳ ْﻬ ِﺪي َﻣ ْﻦ َﻳ َﺸ ُﺎء إ‬
‫ َﻳ ْﺪ ُﻋﻮ إ َ ٰ َدار ﱠ‬R‫ا‬
ُ ‫۞ َو ﱠ‬
ِ ِ ِ ِ
Artinya:“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan

menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang

lurus.”

d. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar maupun yang

salah, yang positif maupun yang negatif.

32
Ibit, h. 5
37

e. Suatu usaha berupa perktaan atau pernuatan untuk menarik seseorang

pada suatu aliran agama tertentu.

f. Do’a (permohonan), seperti dakam firman AllahSurat Al-Baqarah

Ayat 186

َ َ َ ‫ﱢ َ ٌ ُ ُ َ ْ َ َ ﱠ‬b َ ‫ﱢ‬b َ َ َ ََ َ َ َ
ۖ ‫| ﻗ ِﺮﻳﺐ ۖ أ ِﺟﻴﺐ دﻋﻮة اﻟﺪ ِاع ِإذا دﻋ ِﺎن‬6 ‫ ﻓ ِﺈ‬96 ‫۞وِإذا ﺳﺄﻟﻚ ِﻋﺒ ِﺎدي ﻋ‬
َ ُ ُ ‫َ ﱠ‬ ُ ْ ْ َ َْ
‫| ﻟ َﻌﻠ ُﻬ ْﻢ َﻳ ْﺮﺷﺪون‬6 ‚ِ ‫ َوﻟ ُﻴﺆ ِﻣﻨﻮا‬6 ِ ‫ﻓﻠ َﻴ ْﺴﺘ ِﺠ ُﻴﺒﻮا‬
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.”
g. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a ni as-syai’meminta

dihidangkan atu didatngkan maknan atau minuman.

Itulah arti dakwah secara bahasa, sedangkan secara istilah dakwah

mempunyai makna;

Menurut Syehul Islam Ibnu Taimiyah dakwah adalah mengajak

seseorang agar beriman kepada Allah dan apa yang yang dibawa oleh

Rosul dengan membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti

apa yang mereka perintahkan.33

Dr. Muhammad al-wakil, mendefinisikan bahwa dakwah

mengumpulkan semua manusia dalam kebaikan dan menunjukan mereka

33
Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyagh, (Solo, Era Adicitra Intermedia, 2011) h.2
38

jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi mingkar.34 Definisi ini

didasarkan oleh firman Allah SWT;

َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ٌ ُ ُْ ُ َْ
‫۞ َوﻟﺘﻜ ْﻦ ﱢﻣ ۤﻨﻜ ْﻢ ا ﱠﻣﺔ ﱠﻳﺪ ُﻋ ْﻮن ِا اﻟﺨ ْ ِ َو َﻳﺄ ُﻣ ُﺮ ْون ِﺑﺎﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ ْو ِف َو َﻳﻨ َﻬ ْﻮن َﻋ ِﻦ‬
َ ْ ْ ُ َ ٰ ُ َْ ْ
‫ﯩﻚ ﻫ ُﻢ اﻟ ُﻤﻔ ِﻠ ُﺤ ْﻮن‬+ ‫اﻟ ُﻤﻨﻜ ِﺮ ۗ َواوﻟ‬
Artinya:“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat)yang makruf
dan mencegah dari yang munkar mereka itulah orang-orang
yang beruntung”.35
b. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah secara umum ialah merubah prilaku sasaran

dakwah agar berkenan menerima ajaran islam dan mrengamalkanya

dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan tersebut mencakup hal-hal yang

bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga, maupun sosial.36

Dengan demikian, tujuan utama dakwah adalah yang sesuai dengan

firman allah yaitu mengenai amar ma’ruf nahi mungkar baik dimana

berada selalu mengingatkan akan kebaikan kepada semua orang baik ia

seorang muslim maupun yang tidak muslim, juga mencegah dalam

perbuatan yang tidak baik atau hal-hal yang dilarang oleh ajaran islam itu

sendiri. dan juga sesuai dengan tujuan islam hadir dimuka bumi ini yaitu

rahmatan lil ‘alamiin, yang bermakna membawa rahmat bagi seluruh

alam. memilki arti, dengan adanya islam dikehidupan manusia dan

mengamalkan nilai-nilai keislamannya, akan selalu ada hal-hal baik yang

34
Ibit, h.3
35
Kementrian Agama Ri, Al-Qur’an Dan Terjemah, (Bandung: Syaamil Quran, 2012) Surah Al
Imran, Ayat 104
36
Setiawan, Meniti Kalam Kerukunan Bebrapa Kunci Dalam Islam Dan Kristen, (Jakarta,
Gunung Mulia, 2010) h.165
39

akan timbul dimuka bumi ni, sehingga kesejahteraan, keindahan,

kerukunan,dan kebahagiaan akan dirasakan oleh seluruh alam bukan

hanya manusia saja.

Dalam cakupan yang sederhana, Tujuan dakwah adalah sebuah

cara untuk mewarisi ajaran islam kepada pada generasi selanjutnya dan

begitulan seterusnya, sehingga islam tidak hanya menjadi sejarah atau

cerita indah saja, melainkan tetap berjalan samapai kapanpun selagi

manusia masih menjadi kholifah dimuka bumi ini. Dakwah juga jalan

memberi pandangan bagaiman menjadi muslim yang baik dan benar

dikalanagan masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan khazanah

baru dan jika dilakukan dalam keseharian maka kehidupan didaerah

tersebut akan timbul nilai-nilai islam dan kekompakan yang

menghasilkan peduli kepada saudara, tolong-menolong, dan saling

mengasihi satu sama lain.

Sebaikanya, dakwah tidak hanya berisi cerita-cerita yang terkesan

dibuat-buat. Namun, hal yang penting diperhatikan ialah kemampuan

pendakwah dalam memandu masyarakat memahami hakikat

kehidupan.pemahaman yang dapat mengantar mereka mnjadi masyarakat

yang berguna untuk agama, bangsa, dan negara. Dakwah yang seperti itu

niscaya akan memberi kesan yang baik dimayarakat.37

Dan tujuan dakwah untuk kepribadian adalah sebagai aksi ibadah

yang mana sebagian ulama mengatakan dakwah adalah hal ibadah yang

37
Khoiri Syekh Maulana Arabi, Dakwah Dengan Cerdas, (Yogyakarta, Laksana, 2017) h.32-
33
40

wajib dilakukan setiap muslim, dan menjadi tanggungan pada muslim

untuk membimbing saudaranya maupun kepada yang bukan muslim

sekalipun. Dalam hal ini dakwah mempunyai tiga tingkatan dalam

tindakannya yaitu pertama, merubah kemungkaran dengan tindakan atau

wewenan, kedua,dengan menasehati melalui verbal, ketiga, setidaknya

dengan mendo’akan supaya kemungkaran itu hilang.

4. Retorika Dakwah

Retorika dakwah terdiri dari dua kata, yaitu retorika dan dakwah.

Retorika sebagaimana pengertian diatas adalah sebagai “ilmu bicara”.

Sedangkan Dakwah adalah segala upaya mengajak, mengundang orang

kepada agama “jalan Allah” jalan kebaikan. Dengan demikian retorika

dakwah adalah segala bentuk ucapan, simbol, lambang maupun segala

penyampaian pesan, dalam hal ajakan kepada agama Allah atau jalan Allah

yang disampaikan kepada khalayak, dengan berasas pada dalil naqli (Qur’an

dan Hadits) dan dalil aqli (pemikiran manusia).

Retorika dakwah merupakan anjuran, penjelasan, perkataan-

perkataan yang baik yang ditujukan untuk memperbaiki perilaku umat

manusia, dengan cara-cara yang baik.38 Baik dari aspek pesan yang

disampaikan maupun cara menyampaikannya. Dengan demikian tidak ada

dan tidak boleh dalam menyampaikan dakwah akan tetapi mengarahkan

kepada kemungkaran dan menggunakan cara-cara yang mengarah pada

keburukan, maupun kemudharatan. Semisal mengeluarkan seruan, ajakan

38
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer. Banten: Media Madani, 2020, h.85
41

dengan statemen atau kata-kata penghinaan, sikap perusakan dan

penganiayaan dengan maksud atau alasan menegakan dakwah.

B. Tinjauan Penelitian yang Relevan

1. Miftachul Ilmi, yang meneliti tentang humor pada tahun 2013, dengan judul

skripsi “Humor Sebagai Teknik Dakwah: Metode Dakwah Ceramah Hm.

Cheng Hoo Djadi Galajapo”. Persamaan dari penelitian kali ini dengan

penelitian terdahulu tersebut, sama-sama meneliti tentang bagaiman humor

dijadikan sebagai metode dakwah oleh seorang dai, namun perbedaannya

terletak pada subyek dan titik fokus, jika penelitian terdahulu mencantumkan

semua teknik humor, namun hanya beberapa yang termasuk kedalamnya,

pada penelitian sekarang juga fokus pada bagaimana teknik humor dakwah

Ustadz Abdul Somad di media yuotube.

2. M. Tamhid Assidiqi, yang meneliti tentang humor pada tahun 2010, dengan

judul skripsi Humor sebagai teknik ceramah: Study content analysys

ceramah kyai kera sakti dalam kaset VCD no. 282/VCD/2007. Persamaan

dari penelitian kali ini dengan penelitian terdahulu tersebut, sama-sama

meneliti tentang bagaiman humor dijadikan sebagai metode dakwah oleh

seorang dai, namun perbedaannya selain terletak pada subyek dan titik fokus

juga pada media yang digunakan, jika penelitian terdahulu menggunakan

VCD sebagai media penelitian, kali ini menggunakan media You Tube.

3. Ahmad Syafi’i Karim, yang meneliti tentang humor pada tahun 2017 dengan

judul skripsi “Humor sebagai alat komunikasi politik Gus Dur” Persamaan
42

Obyek yang di kaji sama-sama membahas masalah teknik humor sebagai

metode dakwah oleh seorang muballigh, namun perbedaannya terletak

Subyek yang di kaji berbeda, penelitian terdahulu menggunakan Gus Dur

sedangkan penelitian sekarang untuk meneliti teknik humor dakwah Ustadz

Abdul Somad dan fokus pada metode dakwahnya bukan komunikasi politik

ataupun politiknya.
43

BAB III

BIOGRAFI ABDUL SOMAD

A Biografi Umum

Ustadz H. Abdul Somad Lc.,M.A.,Ph.D. Seorang anak Melayu yang lahir

pada hari rabu, 30 Jumadal Al-Ula 1397 Hijrah, bertepatan dengan 18 Mei

1977 Masehi.39 Di Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara.40 Dari seorang ibu

rumah tangga sekaligus guru mengaji yang tahu betul memdidik anak dengan

baik.41 Ustadz Abdul Somad dilahirkan dikalangan agamis, karna beliau juga

keturunan dari kakeknya yang menjadi pemuka agama didaerah kelahiranya,

dalam sebuah ceramah beliau bercerita bahwa kakeknya berpesan pada empat

puluh cucunya untuk terserah mau menjadi apa ketika dewasa, akan tetapi

kakeknya menunjuk kekepala Ustadz Abdul Somad sedari kecil diharuskan

sekolah agama. Maka dapat dikatakan bahwa Ustadz Abdul Somat ini bukan

dadakan menjadi ustadz, melainkan sudah menerma didikan agama islam

selagi beliau masih kecil.

Dalam sebuah ceramahnya dikisahkan penggalan kehidupannya.

Waktu ngaji di kampung halamannya di sebuah surau tua, beliau diantar oleh

orang tuanya dengan membawa satu kaleng berisi beras, dan orang tuanya

berpesan dengan tegas kepada guru ngajinya “pukullah Abdul Somad ini

dengan kayu rotan yang telah dibagi menjadi empat, saya rela dunia

39
Abdul Somad, 37 Masalahpopuler, (Pekanbaru tafaquh Media, 2014) h.443
40
Ni’amul Qohar & Muhammad Yusuf, Abdul Somad Ustadz Zaman Now (Jakarta, Mutiara
Media, 2018) h.8
41
Tim Redaksi Qultummedia, Ustadz Abdul Somad Ustadz Sejuta Followers, (Jakarta: Qultum
Media,2018), h.5
44

akhirat”. Begitulah ketegasan didikan orang tua Abdul Somad yang sangat

menghormati ilmu agama dan guru yang mengajarkan al-Qur’an pada anaknya.

Sedari kecil Ustadz Abdul Somad sudah memiliki keinginan besar untuk

menuntut ilmu. Diceritakan Setiap hari bahkan ia meminta pada ibunya agar

dimasukan kesekola, padahal usianya belum cukup untuk mrndaftar di sekolah

dasar. Ustadz Abdul Somad juga suka membaca, beliau dari kecilya suka

mengumpulkan kertas-kertas bekas yang didalamnya ada tulisan-tulisan

teutama tulisan yang berbentuk huruf arab sehingga ia dapat membaca tulisan

tersebut. Dan dikisahkan dalam sebuah pertemuan ceramah, ibu Ustadz Abdul

Somad menceritakan bahwa beliau sedari kecil suka membawa pensil kemna-

mana yang beliau anggap bahwa itu menjadi potensi dan penyemangat beliau

untuk menulis, baik untuk mencari ilmu maupun membagikan ilmunya.

Jadi, dengan demikian kita tidak ragukan lagi bahwa Ustadz Abdul

Somad adalan seorang ustadz yang berwawasan luas dalam konteks

pemahaman agama islam, wilayah dakwahnya memanjang dari perkotaan,

pedesaan bahkan sampai wilayah pedalaman yang sulit di tempuh oleh

pendakwah biasa. Ustadz Abdul Somad sering kali menyentuh masyarakat

didesa terpencil yang sulit dijangkau karena infastruktur jalan yang belum

terbagun dengan baik. Ustadz Abdul Somad telah menunjukan kiprahnya

sebagai da’i yang bukan hanya menyadarkan masyarakat tentang ajaran agama

islam yang benar, tetapi juga memberi pemahaman kebangsaan dan

keindonesiaan.42

42
Muhammad Himsar, 63 Tokoh Inspirstif Riau 2020, (Yogyakarta, Budi Utama, 2020) h.48
45

Ustadz Abdul Somad selalu menghimbau agar jangan lewatkan segala

kecanggihan teknologi untuk wasilah dakwah.43 Menurutnya, berdakwah

melalui internet dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu. Dan mengajak

anak-anak muda islam untuk menguasai ilmu tersebut. Sehingga didunia maya

tidak hanya bersifat netral maupun hal yang negatif, melikan hal-hal yang

postif dan berpahal bisa dihasilkan dari kita bermain internet.

B Riwayat Pendidikan

Ustadz Abdul Somad mulai merasakan kegiatan belajarnya di Madrasah

Ibtidaiyah. Awalnya ibunya ingin memasukan di sekolah dasar pada umumya

anak-anak biasa, namun sekolah dasar didaerahnya tersebut tudak dapat

menerimanya dikarnakan umur beliau belum mencukupi dipersyaratannya,

dalam ceritanya beliau, pada masa itu bukan hanya umur yang menjadi syarat

masuk sekolah dasar, melainkan ada alternatif lain yang dapat dilakukan

meskipun anak tersebut belum cukup umur yaitu dengan melakukan

memegang telinga sebelah kana dengan tangan kiri yang diletakkan diatas

kepala, jika sampai maka anak tersebut boleh ikut dalam proses pembelajaran

di sekolah dasar, dan jika tidak bisa maka belum bisa juga anak tersebut

mengikuti proses pembelajaran di sekolah dasar tersebut dan harus menunggu

sesuai batasan umur yang cukup.

Dengan demikian Ustadz Abdul Somad memulai pendidikanya di

madrasah ibtida’iyah, akan tetapi beliau tidak lama belajar di madrasah

ibtida’iah hanya selama dua tahun. Dikarnakan Ustadz Abdul Somad diajari

43
Ibit., H. 49
46

untuk mengenal huruf-hurf arab, dan berhitung dengan angka arab dan menulis

dengan bahasa arab. di madrasah tersebut tidak diajarkan membaca dan

menulis dengan huruf latin, pelajaran-pelajaran yang seperti inilah yang

diterima oleh Ustadz Abdul Somad kecil disamping tata cara ibadah, seperti

wudhu’ dan sholat.44 Sehingga timbul masalah yang limayan serius, yaitu

beliau tidak dapat baca dan menulis huruf latin, dan akan sulit unruk

menyambung kejenjang pendidikan selanjutnya. Maka ia dipindahkanoleh

orang tuanya dari madrasah ibtida’iah kesekolah dasar.

Sejak masuk pendidikan dasar, Ustadz Abdul Somad sudah merasakan dua

sekolah yang berbeda. Pertama madrasah ibtida’iyah dan kedua sekolah dasar.

Ia mulai belajar membaca dan menulis huruf-huruf latin di sekolah dasar ini,

yang dikenal oleh masyarakat di sekitarnya dengan nama sekolah dasar al-

washiliyah. Itu sebabnya, setelah mengenyam sekolah disana beliau tidak

hanya bisa menulis dan membaca huruf arab melau melainkan juga huruf-

huruf latin.

Sejak di bangku sekolah dasar beliau dididik melalui sekolah berbasis

pada Tahfizh al-Qur‟an. Setelah tamat dari SD Al-Washliyah tahun 1990,

layaknya orang Sumatera yang merantau dalam mencari ilmu, begitu pula yang

dilakukan Somad ketika remaja. Beliau melanjutkan pendidikannya di MTS

Mu‟allimin al-Washliyah Medan yang jauh dari kampung halamannya, dengan

jarak kurang lebih 729 km. Tamat MTS di tahun 1993. Rasa ingintahunya kuat

membawanya untuk terus menuntut ilmu ke berbagai guru dan tempat.

44
Tim Redaksi, Qultummedia, h. 8
47

Setelah tamat MTs Somad remaja meneruskan belajar di Pesantren Darul

Arafah, Deli Serdang, Sumatera Utara selama satu tahun. Dalam pesantren

tersebut beliau mendalami pelajaran fiqih, berkaitan shalat, puasa, zakat, dan

haji. Pada pelajaran fiqih haji bersamaan beliau juga telah secara langsung

mempraktikan ibadah haji sehingga beliau disuruh mengajar di kelas khusus

kitab haji. Setelah tamat tahun 1993, wikipedia menyebutkan tahun 1994

Somad muda kembali ke Riau untuk menempuh pendidikan di

MadrasahAliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu dan

menyelesaikannya di tahun 1996.45

Setelah lulus dari Nurul Falah, Somad melanjutkan kuliah di UIN Suska

Riau, namun hanya dua tahun (1996-1998). Kemudian beliau mengikuti tes

beasiswa untuk studi di Universitas Al-Azhar. Sebulan kemudian,

pengumuman kelulusan. Sementara waktu itu, sekitar 1998, akses untuk

internet atau sms tak terjangkaunya. Dengan hati berdebar-debar, datanglah

beliau untuk melihat pengumuman yang di tempel pada dinding, dibaca satu-

persatu nama tersebut, dan alhamdulillah Somad bisa dikatakan mengalahkan

900-an orang lainnya yang mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa

tersebut.

Setelah dinyatakan lulus Ustadz Abdul Somad mengikuti pelatihan

dijakarta bersama temannya sebelum bertolak kekairo-mesir. Pada tanggal 5

September 1998 berangkatlah beliau ke kota Kairo. Dan menyelesaikan studi

45
Ibid., h.32
48

S1-nya, dengan bermacam cerita suka dan duka. Kemudian pulang dengan

menyandang gelar (Lc) dalam purun waktu 3 tahun 10 bulan.

Perjalanan perjuangan menuntut ilmunya berlanjut, sempat menuntut ilmu

di Malaysia namun hanya sebentar tak selesai, lalu pada tahun 2004, kerajaan

Maroko menyediakan 15 beasiswa bagi pendidikan S2 di Dar Al- Hadis Al-

Hassania Institute yang setiap tahunnya menerima 20 orang murid dengan

rincian 15 orang Maroko dan sebanyak lima orang untuk pelajar asing. Abdul

Somad pun terpilih untuk masuk dalam kuota penerimaan 5 orang asing

tersebut melalui jalur beasiswa S2 yang di selesaikannya dalam waktu satu

tahun 11 bulan. Dan mendapatkan gelar D.E.S.A (diplomedetudes superieure

approfondi).46

Setelah mendapat gelar MA-nya, beliau pulang keindonesia, dan mulai

mengamalkan ilmu yang selama ini beliau tuntut sampaikenegri orang, yakni

sebagai penceramahdan pendidik diinstansi akademisi. Tahun demi tahun

beliau semakin dikenal oleh masyarakat sampailah puncak terkenalnya Ustadz

Abdul Somad mula tahun 2017 dimedia sosial, beliau pun diundang dari

berbagai penjuru sampai kepelosok sekalipun. dan beliau telah menyelesaikan

pendidikan (S3) di Omdurman Islamic Univercity, Sudan, pada tahun 2019,

dengan membawa pulang gelar (Ph.D).

46
Abdul Somad, 37 Masalah populer, h.443
49

C Karir

Selain berdakwah, beliau juga seorang pendidik, mengamalkan ilmunya

di lingkungan akademisi, beliau seorang Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, juga Dosen Tafsir dan

Hadis di kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau dan sebagai

Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar

Yayasan Masmur Pekanbaru. Berkat kecerdasan serta kedalaman ilmu

agamanya, beliau dipercaya menjabat sebagai anggota MUI Provinsi Riau,

Komisi Pengkajian dan Keorganisasian (2009-2014), Anggota Badan Amil

Zakat (baznas) Provinsi Riau, Komisi Pengembangan (2009-2014), Sekretaris

Lembaga Bahtsul Masa‟il Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Riau (2009-2014).

Kini ustadz Abdul Somad semakin aktif dalam memberikan ceramah

agama Islam di berbagai pelosok di wilayah Indonesia. Dimulai dari

memberikan dakwah agama melalui YouTube, nama ustadz Abdul Somad

semakin dikenal oleh masyarakat setelah video-video ceramahnya menjadi

viral di internet. Ceramah atau materi yang disampaikan mengenai agama

Islam sangat berbobot, sesuai dengan kapasitas dirinya sebagai seorang ulama,

da’i, sekaligus dosen agama Islam.

D Karya

Selain menjadi penceramah undangan dan seorang pendidik, Ustadz Abdul

Somad juga temasuk ulama penulis dan penerjemah dibidang fiqih, hadis, dan

ilmu disiplin keislaman lainya. Diantaranya karya-karya Ustadz Abdul Somad

adalah sebagai berikut:


50

1. Karya Buku47

 37 Masalah Popular, Pekan Baru: Tafaqquh 2014.

Dalam buku ini membahas tentang pertanyaan-pertanyaan yang

sering muncul ditengah masyarakat, mengenai ibadah mahdho maupun

ghairul mahdho, semua masalah yang jadi pertanyaan masyarakat

biasanya dijawab dengan lugas beserta dalil yang dipaparkan beserta

penjelasanya. Buku ini tidak menuntun kesutau mazhab tertentu, tidak

membuat bingung, karna bahasa yang disampaikan dalam buku ini

cukup sederhana dan mudah di pahami.

 99 Tanya Jawab Seputar Sholat, Zanafa, 2013.

Buku ini menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul

tentang bagaimana tata cara sholat yang baik dan benar. baik

pertanyaan yang bersifat awam maupun pertanyaan yang mengandung

ikhtilaf ulama’ dalam berpendapat. Buku ini tidak menuntun kesutau

mazhab tertentu, tidak membuat bingung, karna bahasa yang

disampaikan dalam buku ini cukup sederhana dan mudah di pahami.

 33 Tanya Jawab Seputar Kurban, Pekan Baru: Tafaqquh, Cetakan

Pertama 2009.

Konsep dalam buku ini sama dengan dua buku diatas, yaitu buku yang

membahas tentang pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul

dimasyarakat mengenai permasalahan kurban.

47
Ibid. h. 443-444.
51

 Bunga Rampai: 30 Fatwa Seputar Ramadhan, Pekan Baru: Tafaqquh

2012

Dalam buku ini adalah sekumpulan fatwa-fatwa ulama besar,

mengenai seputar ramadhan, buku ini bukan hanya menjelaskan

pertanyaa yang sering muncul dimasyarakat, melainkan juga banyak

hal-hal yang baru kita ketahui melalui buku ini seputar ramadhan

sampai mulai masuknya bulan syawal.

 Metode Takhrij Hadits, Suaka Press, 2013.

2. Karya Terjemahan48

 55 Wasiat Untuk Wanita Sebelum Nikah (55 Nasihat Lil Banat Qobla

Az-Zawwaj), Dr. Arkam Thal’at, Dar At-Taif, Cairo. Diterbitkan Oleh

Penerbit Cindikia Sentra Muslim, Jakarta, April 2004.

 30 Orang Dijamin Masuk Surga (30 Al-Mubasysyarun Bi Al-Jannah).

Dr. Mustofa Murad, Dar Al-Fajr Li At-Turats, Cairo. Diterbitkan Oleh

Penerbit Cindikia Sentra Muslim, Jakarta, Juli 2004.

 15 Sebab Dicabutnya Berkah (15 Sabab Min Asbab Naz’ Al-Barakah),

Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar Ar-Raudhoh, Cairo. Diterbitkan Oleh

Penerbit Cindikia Sentra Muslim, Jakarta, Agustus 2004.

 Nukah, Siapa Takut (Akhta’ Fi Mafhum Az-Zawaj), Muhammad Bin

Ibrahim Al-Hamd, Ditrbitkan Oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta,

September 2004.

48
Ibid, h.444
52

 Indahnya Seks Setelah Nikah (Syahr Al-Asal Bi La Khajal), Dr. Aiman

Al-Husaini, Diterbitkan Oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta,

September 2004.

 Darjat Hadits-Hadits Dalam Tafsir Ibnu Katsir Thaqiq: Syekh

Nasruddin Albani. Diterbitkan Oleh Pustaka Azham, Jakarta, 2007.

 Perbuatan Maksiat Merusak Rumah Tangga (Al-Maiashi Ti’addi Ila

Al-Faqri Wal Kharab Al-Buyut, Majdi Faith As-Sayyid. Diterbitkan

Oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008

 Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, Imam An-Nawawi. Diterbitkan Oleh

Pustaka Azham, Jakarta, Agustus 2010.

 Sejarah Agama Yahudi, (Tahrikh Ad-Diniyah Al-Yahuddiyyah),

Diterbitkan Oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2010.

 Metodologi Ahli Hadits, Pustaka Riau 2010.

 Semua Ada Saatnya,(Sa’ad Wa Sa’ah), Syaikh Mahmud Al-Mishri.

Diterbitkan Oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2011.

E Metode Dakwah Ustadz Abdul Somad

Metode dakwah yang digunakan Ustadz Abdul Somad dalam

menyampaikan pesan-pesan islam sama dengan pendakwah lainya, yaitu

dengan tiga poin penting yang telah di jelaskan di dalam al-qur’an: pertama

dengan hikmah dan bijaksana (bil hikmah). Kedua, dengan pelajaran yang baik

(mau’izhotil hasanah). ketiga, bantahlah kemungkaran dengan cara yang

sebaik-baiknya. Hal tersebut menjadi panduan untuk semua pendakwah, agar


53

dakwahnya tetap pada jalur yang benar sesuai dengan kaidah, dan pesan

dakwah dapat diterima oleh mad’u dengan baik.

Pada dasar utamanya, semua pendakwah menggunakan metode yang sama

dalam bedakwah, hanya cara penyampaiannya saja yang berbeda, baik

penyampainya dengan lisan maupun perbuatan. Nah, meskipun Ustadz Abdul

Somad menggunakan metode yang sama dengan mubaligh lainnya, namun

beliau memiliki cara yang berbeda dalam penyampaian pesan dakwahnya, baik

dari sisi retorika bicara maupun aksi-aksi dakwahnya yang tidak biasa.
BAB IV

ANALISA TEKNIK HUMOR DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD

PERSPEKTIF RETORIKA DAKWAH

A. Bentuk Teknik Humor Yang Diterapkan Oleh Ustadz Abdul Somad

Dalam Penyampaian Ceramahnya

Bahasa yang identik digunakan ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya

menggunakan bahasa yang sesuai dengan mad’u, yakni menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti oleh semua mad’u. Dan tidak jarang juga dalam

menyampaikan ceramahnya ustadz Abdul Somad membuat humor yang

membuat para mad’u tertawa. Ditambah lagi dengan keahlian dalam merangkai

merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah, sehingga Ustadz Abdul

Somad dapat memberikan pemahaman yang mudah dipahami oleh mad’u,

sehingga para mad’u betah berjam-jam dengan ceramah yang disampaikannya.

Ada beberapa teknik humor yang diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad,

namun diselah penyampaian pesan dakwahnya beliau menggunakan dua

kecenderungan dalam gaya menciptakan humor. Yaitu:

1. Self enhancing humor style.

Kecenderungan seseorang menggunakan potensi rasa humor yang

dimiliki untuk membuat orang lain Ketawa, membuat suasana mencair, dan

membuat hubungan dengan orang lain lebih dekat.49 Gaya humor ini juga

disebut sebagai coping humor (humor untuk mengatasi masalah). Dalam hal

49
Bambang Suryadi, Humor Therapy Perpaduan Teori dan Pngalaman Empiris, (Jakarta
Selatan, RMbooks, 2019) h. 46

54
55

ini figur atau pembicara menunjukkan kemampuan mereka untuk membuat

orang lain tertawa dengan materi dari kehidupan yang dialaminya sehari-

hari.

2. Affiliative humor style.

Gaya humor yang cenderung untuk mengatakan hal-hal lucu,

menceritakan pengalaman lucu, dan terlibat dalam olok-olokan cerdas yang

spontan dalam rangka untuk menghibur orang lain,50 untuk memfasilitasi

hubungan, dan untuk mengurangi ketegangan dalam berinteraksi dengan

orang lain.

Yang mana dua gaya kecenderungan ini menjadi bagian yang sudah

dirumuskan menurut Martin, R.A (2007) dalam bukunya yang berjudul Sense

Of Humor, University of western Ontario London.

Dan dengan demikian akan dijelaskan tentang Bentuk teknik humor yang

diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad dalam penyampaian ceramahnya.

a. Teknik Penciptaan Humor

1) Akronim

Menurut Sudjiman (1986:3) akronim ialah “kata-kata singkat yang

dibentuk dari awalan huruf atau suku kata dari beberapa kata yang

berurutan.” Untuk memikat perhatian semua jamaah maka para

mubaligh memberikan singkatan-singkatan dari sebuah kata atau arti

dari beberapa huruf yang digabung sehingga menjadi puncak terjadinya

humor. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa akronim adalah

50
Ibid., h. 46
56

singkatan yang berupa gabungan huruf yang ada awal, gabungan suku

kata, atau kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata dan yang ditulis

serta ucapkan sebagai kata wajar.

Dalam hal ini, Ustadz Abdul Somad menggunakan teknik humor

Akronim saat beliau menyampaikan humor diselah-selah penyampaian

materi dakwahnya ketika beliau mengisi ceramah di Masjid Ulul Azmi

Kampus C Unair dengan tema “Generasi Rabbani Masa Kini” pada

tanggal 7 April 2018 sesudah sholat magrib. Yaitu pada paragraf berikut:

“Allahuakbar. Dari tadi kok takbir melulu? Pak polisi naik takbir,
pak rektor naik takbir, pembawa acar takbir. Takbir itu gunanya untuk
apa? Ngusir setan. Jadi kalau ada tadi ada setan keluyuran. Setan itu
terbagi menjadi dua. Setan yang pertama, setan yang mendampingi kita
sejak lahir. Saya lahir langsung didampingi setan, namanya setan jin
korin. Ketika saya mati, jin korin ini gak mati umrunya panjang. Nanti
kalau ada orang Surabaya kerasukan,
“kamu siapa?” “assalamu‟alaikum”
“loh kok suaranya mirip ustadz Somad?” “aku Somad”
Itu bukan ruh saya, itu adalah jin korin yang nyamar dengan saya.
Ketika ditanya dia semua tahu tentang cerita saya. Karena dia menemani
waktu saya hidup. Itu namanya jin korin. “Ada jin yang kerjanya gak
jelas, ini namanya jin non job, nongkrong-nongkrong di warung kopi, di
mall nah itu gak jelas. Gak jelas kerjanya. S.O.S-nya itu gak jelas. S.O.S
itu artinya standart operasional setan.”51

Disini ketika Ustadz Abdul Somad mengatakan singkatan S.O.S.

dikalimat “Gak jelas kerjanya. S.O.S-nya gak jelas. S.O.S itu artinya

standart operasional setan”. Sehingga, ketika munculnya singkatan

tersebut menjadi puncaknya humor Ustadz Abdul Somad yang sampai

dan terjadinya pergeseran kognitif yang dapat menggelitik hati jama’ah.

51
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 06:58, diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2s.
57

2) Anekdot

Kata anekdot berasal dari bahasa inggris anecdote, menurut

Sudjuman (1986) artinya ialah sebuah kisah singkat yang menarik, unik,

lucu, dan aneh yang berkenaan dengan sifat atau gagasan khas

seseorang. Jalaluddin Rakhmat menyatakan bahwa untuk mendapatkan

perhatian dari audien dengan menceritakan kisah-kisah yang menarik

atau anekdot agar jamaah tidak mudah merasa bosan.

Teknik penciptaan humor ini sangat sering digunakan oleh para

pendakwah, yang mana beliau menceritakan hal-hal yang menarik,

hal-hal yang lucu. Bukan hanya di zaman sekarang akan tetapi hal-hal

menarik di zaman rasul, sahabat, maupun tabi’in. Teknik humor ini

sangat mudah dan efektif untuk menarik perhatian jamaah, agar

Mereka mendengarkan dan tidak mudah merasa bosan dengan

seseorang da’i yang menyampaikan materi dakwahnya. Dalam hal ini,

sebagai contoh ketika Ustadz Abdul Somat menceritakan pengalaman

beliau ketika di Mesir. Hal tersebut juga disampaikan ketika beliau

mengisi ceramah di Masjid Ulul Azmi Kampus C Unair dengan tema

“Generasi Rabbani Masa Kini”. Yaitu pada pargraf berikut:

“Akhlak yang harus kita jaga, saya terus terang khawatir kalau ceramah
di Jawa Tengah, di Jawa Timur, di Jawa Barat karena ada adat istiadat
kita di Sumatera kan beda. Sumatera Tu kan orang-orangnya keras.
Saya tahunya dulu, waktu di Mesir, kalau kawan-kawan dari Jawa Timur
nama persatuannya Gamajatim, Kalau yang di Jawa Tengah namanya
Persatuan Mahasiswa Walisongo, Kalau kami dari Sumatera: KMA dari
Aceh, kalau yang Medan KMM, HMM, Himpunan Mahasiswa Medan,
kalau dari Riau SMR.
58

Jadi datanglah anak-anak Jawa ke rumah anak Medan makan, selesai


masak diletakkan di situ, “makan makan makan” dengan nada yang
keras, takut anak Jawa untuk makan, semua menunduk. diam, saya
jelaskan itu sebetulnya baik, cuman Gayanya kayak gitu, kalau orang
Jawa kan ngomongnya “mangan Mas”, jadi ini masalah bunyinya aja,
Kalau hatinya baik. kalau orang Jawa kakinya diinjak ngomongnya
“Mas, Lihat kaki mas” kalau Sumatera kan nggak, “Mata kau mana kaki
tu kaki kaki,”.
Maka itu Lain Padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, kita mesti
belajar.52

Beliau menceritakan perbedaan Sikap perilaku, atau kebiasaan

orang Sumatera dan orang Jawa, yang mana orang Sumatera cenderung

kasar dalam berbicara dan berbanding terbalik dengan orang-orang suku

Jawa yang ketika berbicara dengan menggunakan logat bicara yang

lemah lembut.

Dalam ceramahnya yang lain ketika Ia menceritakan pengalaman

ketika Iya di setan an sewaktu kecil dulu“Saya tamat SD libur semester

baru disunat saya dulu begit, Saya cuman mau ngasih tahu saja bahwa

saya kecil sudah sunat, habis disunat pagi, sore pakai kain mengejar

layang-layang paksa sunat dua kali karena terbuka jahitan.53

Dengan cerita beliau di atas sebagai contoh penciptaan humor

ustadz Abdul Somat dengan teknik humor Anekdot.

52
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 41:13, diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2s.
53
Lihat : Lihat: 3 kesucian ᴴᴰ| Palembang | Ustadz Abdul Somad, Lc., MA menit ke 23:05,
diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=KgXCtm09Ya8&t=247s
59

3) Pantun

Sudjiman menyatakan bahwa pantun adalah jenis puisi lama yang

terdiri dari empat larik yang bersajak akhir a-b-a-b, disetiap larik

biasanya berjumlah empat kata. Dua larik pertama yang selalu disebut

sampiran, dan menjadi petunjuk rimanya, dua larik berikutnya yang

memuat inti arti disebut isi pantun. Pantun ini biasa digunakan dai untuk

selingan dalam penyampaian ceramah baik itu disampaikan diawal, di

akhir dan kadang di pertengahan ceramah.

Dalam hal ini, Ustadz Abdul Somad sangatlah sering

menggunakan teknik humor bentuk pantun ini, seperti saat beliau

menyampaikan humor diselah-selah penyampaian materi dakwahnya

dimenit ke 02:22, ketika beliau mengisi ceramah di Masjid Pagerageung

15 September 2020. Yaitu sajak sebagai berikut:

“Orang Sunda memakai kartun


Kartun di pakai di hari Selasa
Saya tidak lagi berpantun
Sudah dihabiskan pembawa acara”54

Sedangkan, Arthur Asa Berger mengemukakan terdapat dua teknik

penciptaan humor yang digunakan oleh seseorang. Pengelompokan tersebut

yakni: Penciptaan umor Secara verbal dan penciptaan humor Secara

nonverbal. 55

54
Lihat: Full Ilmu Stress Pun Hilang! - Ceramah Ustadz Abdul Somad UAS Terbaru 2020,
menit ke 02:22, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=DV37RZwJvfE&t=130s
55
Mustofa Hilmi, Humor Dalam Pesan Dakwah, h.97
60

 Penciptaan Humor Secara Verbal

Dalam kategori ini, humor diciptakan atau dimunculkan melalui

kata-kata, cara berbicara, makna kata, atau akibat dari kata-kata. dibagi

kategori ini menjadi beberapa teknik, yaitu:

1) Bombast

Yaitu berbicara dengan cara muluk, muluk-muluk, atau retoris.

Hal tersebut juga disampaikan ketika beliau mengisi ceramah di

Masjid Ulul Azmi Kampus C Unair dengan tema “Generasi Rabbani

Masa Kini”. Yaitu pada pargraf berikut:

“Maka islam agama yang mengajarkan “say no to god other


Allah” katakanlah untuk tidak kepada selain Allah. Kalau kau
pejamkan mata, Nampak warna hitam, biru, kuning kelabu, gelap
berbayang itukah dia? Wa lam yakul lahu kufuan ahad. Tiba-tiba
kau sedang berdzikir lailahalillallah lailahalillallah lailahalillallah.
“Hai Abdul Somad akulah tuhan-akulah tuhan” maka kita
harus mesti berani mengatakan “kau bukan tuhanku, kau hantu”.
Dalam dunia spiritual, orang jahil mudah terperdaya. Susah
membedakan antara tuhan dengan hantu “tuhantuhantuhantu”
oleh sebab itu maka kuatkan ilmu aqidah.”56

Dalam contoh penyampaian diatas yang menjadi puncak utama

sampainya humor kepada jama’ah dikalimat “tuhantuhantuhantu”

dengan pengucapan kalimat tersebut secara cepat dan muluk-muluk.

2) Infantilism

Yaitu bermain dengan bunyi kata kata yang hampir sama. Dalam

teknik penciptaan humor ini, Ustadz Abdul Somad menggunakanya

saat beliau menyisipkan humor diselah-selah penyampaian materi

56
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 09:25, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2.
61

dakwahnya ketika beliau mengisi ceramah di Rantau Prapat Labuhan

Batu pada tanggal 26 Oktober 2017. Yaitu pada pargraf berikut:

Tadi Pak Bupati katanya kisah mengundang saya ini penuh


dengan liku-liku sebetulnya itu singkatan saja, kepanjangannya
penuh dengan liku-liku laki-laki yang tak laku-laku karena luka-
luka.57

3) Irony

Yaitu mengatakan sesuatu yang bermakna sesuatu yang lain atau

kebalikan dari apa yang dikatakan. Dalam teknik penciptaan humor

ini, digunakan oleh ustadz Abdul Somad saat beliau menyampaikan

humor diselah penyampaian materi dakwahnya ketika beliau mengisi

Tabligh Akbar Di Masjid Al - Muhajirin, Kerumutan, pelalawan,

Riau pada tanggal 24 Sep 2019. Yaitu pada pargraf berikut:

“Semua yang hadir pada malam ini tercatat namanya masuk


ke dalam golongan orang yang masuk surge, “mana dalilnya” kan
sekarang lagi tren mana dalilnya, “Man khoroja Fi tholabul Ilmi
fahuwa Fi sabilillahi Hatta yarji’”, Siapa yang keluar dari
rumahnya untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah,
“fisabilillah” dan orang yang fisabilillah pasti masuk surga.

Makanya yang tadi datang mulai dari magrib sampai isya


sampai sekarang 8.30, selama 2 jam ini tercatat oleh malaikat”
jihad, jihad, jihad, jihad”, tapi habis acara Langsung pulang,
bukanya nanti pulang malam jam 2 istrinya nelpon “Mas sampeyan
Nandi Mas” “jihad” “iku ora jihad tapi jahat”.58

57
Lihat: Ceramah Ustadz Abdul Somad Di Labuhan Batu-SUMUT, menit ke 00:55, diakses
dari https://www.youtube.com/watch?v=2MlWVUQp9UI
58
Lihat: FULL - TABLIGH AKBAR ᴴᴰ | Masjid Al - Muhajirin, Kerumutan, Riau | Ustadz
Abdul Somad, Lc., MA, menit ke 03:40, diakses dari https://www.youtube.com
/watch?v=f9pPlg UEsrw&t=97s
62

4) Mis understanding

Yakni salah menafsirkan situasi. Teknik humor ini biasanya

dilakukan ketika situasi menafsirkan hal yang biasa terjadi akan

tetapi diplesetkan dengan pemahaman-pemahaman yang diluar

pemikiran biasa. Dan contoh teknik humor ini di terapkan oleh

Ustadz Abdul Somad diawal pembukaan ceramahnya, ketika beliau

mengisi ceramah di Masjid Ulul Azmi Kampus C Unair dengan

tema “Generasi Rabbani Masa Kini”. Yaitu pada pargraf berikut:

“Tadi macet luar biasa sebelum ke kampus Universitas Airlangga.


Muacet,
“saya heran, kok macet?”
“malam minggu ustadz, malam ahad” “owhhh”
“Saya udah mikir ini anak-anak kampus paling dua shaf.
Ternyata melimpah ruah. Itu kalau melihat luar jendela gak
tahu ujungnya dimana, Masya Allah. Kok bias gak tahu? Wong
gelap. Assalamu’alaikum, Masya Allah. Yang perempuan jangan
melambaikan tangan nanti bahan saya hilang.”59

Salah menafsirkan situasi ketika Ustadz Abdul Somad ingin

mengatakan bahwasanya sangking ramainya jamaah sampai tidak

melihat jendela di luar, akan tetapi diplesetkan maknanya tidak dapat

melihat jendela luar karena situasi itu gelap. Sehingga menjadi

Puncak humor yang disampaikan Ustadz Abdul Somad di selah

penyampaian dakwahnya.

59
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 00:35, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2
63

5) Puns

Puns adalah teknik permainkan kata-kata yang mempunyai arti

ganda. Puns atau paranomasi adalah kiasan dengan mempergunakan

kemiripan bunyi, ia merupakan permainan kata yang didasarkan

pada kemiripan bunyi, tetapi ia terdapat perbedaan besar dalam

maknanya. Hal tersebut juga disampaikan ketika beliau mengisi

ceramah di Masjid Ulul Azmi Kampus C Unair dengan tema

“Generasi Rabbani Masa Kini”. Yaitu pada pargraf berikut:

“Ini sekarang ada anak muda sudah mau menikah sudah


meminang anak gadis, putus, hanya gara-gara sagitarius.

“adinda, nampaknya pertunangan kita mesti berakhir sampai di


sini” “loh kenapa mas?”

“setelah saya cek, ternyata bintang saya Taurus. Taurus itu


kambing, sedangkan kamu saya cek pisces, ikan”

“terus?”

“kambing gak pernah konek dengan ikan” Akhirnya batal.

“lalu kamu mau jadi apa?” “aku mau mencari loin, singa”

Akhirnya nikahlah kambing dengan singa. Ya habis


diterkam singa. Setelah menikah hari ahad pagi, nongkrong di atas
motor didekat pasar. Ketemu dengan mantan yang gak jadi nikah.

“lagi ngapain mas?” “nunggu istri saya belanja” “hmm rasain


nikah sama lion”

Tidak ada hubungannya perbintangan itu kadzabalmunaj jimun


walaw sadaqu ahli perbintangan asrtrologi bohong, bullshit, omong
kosong, gak ada itu maka jangan lagi.”60

60
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 11:36, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2
64

Paragraf diatas adalah humor yang diselipkan oleh Ustadz

Abdul Somad ketika beliau menyampaikan materi tentang Tauhid.

Yang menjelaskan dan mengingatkan tegas bahwa tidak ada yang

diharapkan selain Allah dan tidak ada yang dipercaya selain Allah.

Dalam konteks ini yang menjadi Puncak penciptaan humor gaya

puns, gimana ketika Ustadz Abdul Somad mengatakan “kambing

dan singa” yang menjadi dua makna. Makna pertama yaitu ketika

seseorang mempercayai Sagitarius atau ramalan-ramalan

perbintangan yang menjadi patokan hidup, dan makna yang kedua

adalah sifat dari seekor kambing dan singa.

6) Repartee

Yaitu mengolok secara verbal, biasanya dalam dialog cerdas.

Dalam gaya humor ini Ustadz Abdul Somad tidak mengolok atau

menjatuhkan seseorang dengan jelas menyebutkan identitas, karna

beliau selalu mengatakan harus menjaga kode etik jurnalistik dan

nama baik seseorang, tetapi beliau mengkomentari dengan pedas

kepada orang yang melenceng dari ajaran islam dengan pribahasa-

pribahasa beliau. Berikut adalah bentuk humor Repartee yang

diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad ketika mengomentari seolah

mengolok orang yang masih syirik kepada Allah dengan masih

mempercayai hal-hal yang berbau mistik, yaitu:

“Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in menyembahnya sama


Allah mintanya sama Allah. Ehh sekarang Iyyaka na’budu wa
gelang nasta’in pakai gelang sampai dua biji
65

“salah pak ustadz?” “gak salah”

Iyyaka na’budu wa batu cincin nasta’in “ustadz nyindir yang


pakai gelang ya?” “enggak”

“ustadz nyindir yang pakai cincin ya?”

“enggak, saya pakai cincin tapi saya gak meyakini apa-apa”

Bila bintang anda leo maka pakailah batu berwarna merah.


Maka aura merahmu akan bangkit dan wajahmu akan memerah,
sehingga orang akan segan dengan anda. Dan biji mata anda
pun akan merah. “Lalu masalah biji mata merah, ikan busuk pun
merah”.61
Paragraf diatas adalah sebuah humor di selah penyampaian

dakwah Ustadz Abdul Somad mengenai ayat yang ada di dalam

surah Alfatihah, bahwa kita beribadah dan meminta hanya kepada

Allah tidak kepada yang lain. Karena ada beberapa orang yang masih

musyrik kepada Allah dan mempercayai hal-hal mistis baik

berbentuk barang maupun keyakinan.

Pada kalimat “bila bintang Anda Leo maka pakailah batu

berwarna merah sehingga orang segan dengan anda, dan biji mata

Anda pun akan merah. Lalu masalah biji mata merah ikan busuk

pun merah” (Dengan tekanan nada yang meremehkan) adalah

puncak dari pada humor yang disampaikan seolah-olah mengolok

orang yang masih percaya dengan hal-hal tersebut.

7) Ridicule

Yaitu membuat orang lain menjadi terlihat bodoh secara verbal

atau nonverbal. Dalam teknik pembuatan humor ini tidak ada dalam
61
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 13:37, diakses dari https://www.youtube com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2
66

penerapan humor Ustadz Abdul Somad. sedangkan juga, penerapan

humor ini termasuk yang melanggar dari pada norma-norma atau

etika retorika dakwah, dengan merendahkan atau menghina orang

lain menjadikan orang tersebut terlihat bodoh secara verbal ataupun

non verbal hanya untuk dijadikan objek lelucon.

8) Sarcasm

Adalah komentar menggigit dengan nada yang tajam, sarkasme

secara verbal. Dalam teknik ini tidak untuk menjatuhkan secara

personal atau kelompok, melainkan ustadz Abdul Somad membuat

gambaran seseorang yang menjadi objek pembicaraan. Contoh

teknik humor ini digunakan Ustadz Abdul Somad pada paragraf

berikut:

“Nah, apa dosa kami ustadz, kenapa maksiat dizaman kami


lebih banyak merajalela, apa kesalahan kami, kenapa kami hidup di
zaman sekarang?” sabar adek-adek ku sekalian. Al ibadatu fil
kharaj, istiqamah beribadah pada saat banyak ujian cobaan.
Kahijratin ilayya, sama seperti orang berhijrah bersama Nabi
Muhammad Saw. Jadi kalau ada anak-anak muda zaman sekarang
berpikir,
“ngapalah Allah mentakdirkan saya hidup di zaman sekarang
ya pak ustadz? Saya nih sebenarnya nakal karena hidup
sekarang. Coba saya hidup dizaman nabi, pasti saya baik”
“orang seperti ente ini, andai hidup di zaman nabi pasti ikut
abu lahab”
Dia sangka zaman dulu gak ada orang jahat? Ada. Setiap
zaman ada orang baik ada orang jahat. Zaman dulu ada yang
namanya Qabil, ada yang baik Habil. Kemudian turun ada yang
namaya Namruz, ada yang baik yang namanya Ibrahim. Ada
Fir’aun ada yang namanya Musa. Ada namanya Abu Jahal, Abu
67

Lahab ada namanya Muhammad. Begitu juga zaman sekarang, ada


engkau ada dan aku. Insya Allah kita semua orang baik.” 62

Gambaran objeknya adalah seseorang yang mengaku tidak baik

karena hidup dizaman sekarang, dan menjadi orang baik apabila

hidup dizaman nabi. Pada kalimat “orang seperti ente ini, andai

hidup di zaman nabi pasti ikut abu lahab”adalah komentar yang

menggigit dan menjadi puncak humor yang sampai kepada jamaah

yang membuat jamaah tertawa.

9) Satire

Adalah dengan mempermalukan sesorang, suatu hal, situasi, atau

artis atau tokoh masyarakat. Dalam teknik penciptaan humor ini,

Ustadz Abdul Somad juga menggunakanya saat beliau menyisipkan

humor diselah-selah penyampaian materi dakwahnya ketika beliau

mengisi ceramah di Rantau Prapat Labuhan Batu pada tanggal 26

Oktober 2017. Yaitu pada pargraf berikut:

Maka bagus ini semua menjaga, Saya senang di Labuhanbatu


dari mulai ujung, dari mulai istri pejabat sampai yang tak ada
jabatan, kepala dinas, kepala kantor, yang berkepala, yang tak
berkepala, semua bininya berjilbab panjang anak-anak kecil pun
berjilbab panjang.
“loh! itu kok enggak pakai jilbab?”
“ohh laki-laki dia enggak pakai jilbab”,
Tadi saya sangka ini pembagiannya 2 di kanan laki-laki dan
sebelah kiri perempuan, ada Tembok Berlin diantara kita, rupanya
Ada yang merasa lebih nyaman bersama perempuan (menunjuk
seorang lelaki yang di tengah-tengah kerumunan perempuan)

62
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 04:58, diakses dari https://www.youtube.co m/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2
68

“aku Ustad mengawal perempuan-perempuan ini”


“jangan tersinggung Bapak, Kita masih tetap dalam
persahabatan”
Nah Alhamdulillah di Labuhanbatu semua perempuan berjilbab
panjang. Alhamdulillah.63

Teknik humor ini tercipta bukan mempermalukan seseorang

secara fisik atau hal yang tidak wajar, akan tetapi ketika Ustadz

Abdul Somad menunjuk seorang lelaki yang ada ditengah-tengah

kerumunan perempuan, karena pada dasarnya pembagian tempat

sudah disediakan, disebelah kanan jama’ah perempuan dan sebelah

kiri laki-laki akan tetapi di tengah-tengah jama’ah perempuan

tersebut ada seorang laki-laki, Sehingga hal tersebut menjadi

sampainya humor beliau kepada jama’ah.

10) Sexual Allusion

Yaitu membuat referensi atau sindiran yang ditujukan kepada

hal-hal seksual atau nakal. Namun hal ini bukan dalam konteks

seksual yang berbau pornografi secara vulgarisme, karna jika terjadi

humor yang berbau seksual vulgarisme dalam komunikasi dakwah

akan melanggar etika retorika dakwah. Akan tetapi konteks seksual

di sini adalah segala hal yang terjadi akibat adanya perbedaan jenis

kelamin seperti perbedaan tingkah laku, perbedaan atribut,

perbedaan peran, atau pekerjaan, dan hubungan pria dan wanita. Hal

tersebut juga disampaikan ketika beliau mengisi ceramah di

63
Lihat: Ceramah Ustadz Abdul Somad Di Labuhan Batu-SUMUT, menit ke 39:41, diakses
dari https://www.youtube.com/watch?v=2MlWVUQp9UI
69

Masjid Ulul Azmi Kampus C Unair dengan tema “Generasi Rabbani

Masa Kini”. Yaitu pada pargraf berikut:

“Tadi macet luar biasa sebelum ke kampus Universitas


Airlangga. Muacet.
“saya heran, kok macet?”
“malam minggu ustadz, malam ahad” “owhhh”
Saya udah mikir ini anak-anak kampus paling dua shaf.
Ternyata melimpah ruah.Itu kalau melihat luar jendela gak
tahu ujungnya dimana, Masya Allah. Kok bias gak tahu? Wong
gelap. Assalamu’alaikum, MasyaAllah. Yang perempuan jangan
melambaikan tangan nanti bahan saya hilang.
Bapak ibu yang dimuliakan Allah SWT. Malam ini godaan
anak muda luar biasa, berapa diantara mereka yang pacarnya
sudah wa dari sore-sore.
“mas, malam ini kita jalan ya”
“tidak, saya ada yang lebih penting dari sekedar jalan-jalan.
Tabligh akbar di Masjid Universitas Airlangga”
“tapi saya sudah izin sama papa mama” “tidak. Pokoknya saya
harus ngaji malam ini” “jangan jangan gitu mas”
“ya nanti. habis ngaji kita jalan”
Ini hijrahnya masih setengah hati. Kalau hijrah itu harus
total. Betul?Masya Allah. Malam ini yang datang sudah hijrah
semua.Bagi yang hijrahnya setengah-setengah kita do’akan supaya
selesai kajian ini ada perubahan.”

Pada kalimat “yang perempuan jangan Melambaikan tangan

nanti bahan saya hilang” menjadi Puncak humor yang diciptakan

Ustadz Abdul Somad dengan teknik seksual allusion. Sehingga

menjelaskan ada perbedaan tingkah laku ataupun perbedaan peran

antara laki-laki dan perempuan yang mempunyai efek berbeda.


70

11) Out Witting

Yaitu mengalah kepintaran seseorang dengan melontarkan

penyataan atas pertanyaannya. Teknik humor ini diterapkan oleh

Ustaz Abdul Somad ketika beliau Tengah menyampaikan materi

ceramahnya di Yayasan Pendidikan Jagakarsa pada tanggal 19 Maret

2018. Pada paragraf sebagai berikut:

“Ketika saya melamar menjadi dosen, ada namanya Tes


kesamaptaan fisik. Maka adik-adik di jaga fisiknya kecuali bawaan
dari lahir itu takdir Allah, jangan sampai rusak.
“anda merokok ?” “tidak Pak”
“serius tidak merokok ?” “ tidak Pak”
“Kenapa bibir anda hitam” “saya hitam, ya bibirnya hitam lah
Pak, masa Orangnya hitam bibirnya putih! Bapak ini ada-ada
aja.”64

 Penciptaan Humor Secara Non Verbal

Pada kategori ini, humor dimunculkan atau ditimbulkan melalui

tindakan fisik atau komunikasi nonverbal seperti gerakan tangan atau

kaki, aksi, atau ekspresi. Berger membagi kategori ini menjadi 10

teknik, Akan tetapi tidak semua teknik penciptaan humor secara

nonverbal yang dikemukakan oleh Berger diterapkan oleh Ustaz Abdul

Somad, Karena pada dasarnya teknik humor yang secara nonverbal ini

sering digunakan oleh orang-orang komedian atau pelawak, mereka

memiliki ruang gerak yang bebas, sedangkan Ustad Somad selalu hanya

berdiri di atas mimbar ataupun duduk diatas kursi dan memiliki ruang

gerak yang sedikit pula.

64
Lihat: Masa-Masa Sekolah, Kuliah Hingga Menjadi Dosen - Ustadz Abdul Somad, menit ke
49:02, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=mOOlDv3fras&list=LL&index=1
71

Nah ada beberapa penciptaan teknik humor secara nonverbal yang

diterapkan oleh Ustaz Abdul Somad. Yaitu:

1) Clownish behavior

Yaitu membuat gerakan yang kuat menggunakan lengan atau

kaki atau menunjukkan perilaku fisik berlebihan dan tidak teratur.

Gaya gerak Ustadz Abdul Somad

Gambar. 4.1

Gambar diatas yaitu sebuah gambar ketika Ustadz Abdul Somad

membuat gerakan yang kuat menggunakan tangannya,

mempraktekkan ketika kita ingin minum dengan tangan kiri,

sehingga tangan kiri diletakkan di belakang badan untuk menjaga

atau menghindari perbuatan yang menirukan perbuatan setan.

2) Clumsiness yaitu sikap canggung atau kikuk atau kaku.

Gaya gerak Ustadz Abdul Somad

Gambar. 4.2
72

Gambar diatas ketika Ustadz Abdul Somad menyampaikan

ceramah yang berbunyi “kami Ustad olahraga rajin kamu main

futsal dari jam 3 sampai jam 9 malam” kemudian Ustadz Abdul

Somad membuat sikap canggung, kebingungan, kaku, dan bertanya

“maghrib dengan Isya nya kemana?” dan dengan wajah Canggung

nan kebingungan menjadi di puncak humor yang beliau lontarkan

kepada jama’ah.

3) Peculiar voice

Yaitu suara yang lucu atau tidak biasa. Dalam terciptanya teknik

humor ini sebagai suatu contoh ketika Ustadz Abdul Somad

menirukan suara mesin sampan, hal tersebut terjadi Di menit ke-

19:30 saat Ustadz Abdul Somad mengisi pengajian di masjid

Erlangga, yaitu pada paragraf berikut:

“nanti ustadz, mobil kita tinggalkan di tepi sungai, dari sungai


kita akan naik boat”

“Bayangan saya uhh mantap ini. Sampai di tepi sungai saya


lihat sampan kecil mesinnya bobobobobobobob (menirukan suara
mesin). Akhirnya duduk di sampan, tujuh jam baru sampai. Hujan
lebat gak pakai atap. Ya Akhirnya sampai ke dalam hutan.

Di dalam hutan tenrtu banyak ada yang bilang “hati-hati kalau


kencing di sana diganggu sama jin perempuan” akhirnya di situlah
tawakkal. Aku berlindung kepada Allah dengan ku sebut namanya,
tidak ada satu pun yang memudharatkan di bumi maupun di langit,
bismillah masuk. kencing gak apa-apa. Tapi gak boleh takabur, gak
boleh sombong, kita tetap berserah kepada Allah. Serahkan semua
kepada Allah. Andai mati, mati sahid andai hidup dapat pahala.”65
4) Speed

65
Lihat: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. | Masjid Ulul Azmi Kampus C –
UNAIR, menit ke 19:30, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=D3Tl8JQvawU&t=2
73

Yaitu berbicara atau bergerak dengan sangat cepat atau

sangat lambat. Dalam teknik Speed ini Ustadz Abdul Somad jarang

membuat gerakan-gerakan, akan tetapi ada beberapa pembicaraan

beliau yang yang dilakukan dengan cara lambat atau sangat cepat

sehingga penilaian Puncak humor ini, bukan pada kata-katanya akan

tetapi cara menyampaikan kata tersebut dengan kecepatan ataupun

sangat lambat. Contoh yang sama pada teknik verbal sebelunya yaitu

ketika Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyah di paragraph

berikut.

Ulat apa yang memakan anak gadis? ulat free sexs yaitu seks
bebas, hidup semaunya saja, bonceng sana bonceng Sini, masuk
angin gembung, hamil.
Akhirnya bapaknya ngamuk ,enggak dinikahkan malu sama
tetangga, akad nikah nya sembunyi-sembunyi, giginya rapat “aku
nikahkan engkau dengan anakku dengan mahar tersebut tunai”
(penyampaiannya dengan cepat dan nada yang diteka) rusak Masa
depan, anak-anakku kalian perempuan adalah timun, kalian anak-
anakku yang laki-laki adalah durian. Durian ketemu timun siapa
yang rugi ? timun. Diatas sobek di bawah Bonyok hancur maka
jaga kehormatan mu anak-anakku.66

Pada kalimat “aku nikahkan engkau dengan anakku dengan

mahar tersebut tunai” diucapkan dengan kecepatan yang tinggi

sehingga dapat merubah makna, Hal tersebut sebagai

pengaplikasian teknik humor dengan gaya speed atau dengan

mengolah kecepatan berbicara atau bergerak.

66
Lihat: Masa-Masa Sekolah, Kuliah Hingga Menjadi Dosen - Ustadz Abdul Somad, menit ke
10:24, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=mOOlDv3fras&list=LL&index=1
74

B. Teknik Humor Yang Diterapkan Ustadz Abdul Somad Perspektif

Retotika Dakwah

Ustadz Abdul Somad memiliki gaya retorika dakwah tersendiri baik dari

penggunaan bahasa, gaya percakapan, gaya berdasarkan nada, maupun pilihan

kata, Yang menjadi ciri khasnya sendiri dan sebagai pembeda dengan

mubaligh yang lain, Teknik penciptaan humor yang diterapkan oleh Ustaz

Abdul Somad dalam perspektif retorika dakwah ada beberapa yang sesuai

dengan kaidah retorika dakwah dan juga ada beberapa yang harus ditinjau

kembali, karena retorika bukan hanya berbicara sehari-hari secara alamiah,

akan tetapi berbicara yang memiliki tujuan, baik dalam bentuk memberi tahu

atau menyebarkan informasi maupun mengajak dan juga mempengaruhi

ataupun juga bertujuan merubah.67 Kalau hanya sekedar menyampaikan

beberapa ayat-ayat kepada orang lain, mungkin semua orang bisa tanpa

memiliki kemampuan khusus, akan tetapi Bagaimana caranya ayat-ayat yang

disampaikan kepada orang lain dapat mempengaruhi dan orang tersebut

mempercayai dengan pesan-pesan yang disampaikan sebagai perantaraan atas

perubahan perbuatannya.

Dalam proses komunikasi dakwah, seorang pendakwah wajib

mempertimbangkan patut tidaknya sebuah pesan yang disampaikannya kepada

mad’u. Tidak semua pesan yang disampaikan bisa beradaptasi, memberikan

solusi, memberikan atensi tertentu, atau bahkan bisa diterima dengan senang

hati oleh mad’u-nya. Oleh sebab itu, diperlukan pertimbangan lain yang

67
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, Banten, Media Madani, 2020. h.77
75

bersifat adaptif, solutif, atau bahkan bersifat humoris. Namun, jangan sampai

pesan dakwah yang disampaikan justru akan menimbulkan kontraproduktif

dengan tujuan dakwah yang sebenarnya harus dicapai. Misalnya, pesan atau

humor yang bisa menyinggung perasaan umat beragama, suku, ras, golongan

tertentu, atau bahkan komunitas.

Dalam proses komunikasi dakwah, bukan hanya sebatas pesan dakwah

sampai kepada mad’u akan tetapi bagaimana pesan dakwah tersebut

memberikan efek yang baik bukan memberi efek yang tidak sesuai dengan

tujuan dakwah yang sebenarnya.

Begitu juga penggunaan humor, ustadz Abdul Somad termasuk

mubaligh yang humoris, beliau sering melontarkan humor-humor kepada

jama’ah diselah penyampaian materi dakwahnya. Satu sisi memang diperlukan

humor dalam penyampaian pesan dakwah, akan tetapi memiliki batasan-

batasan tertentu dan jangan sampai humor tersebut membuat terhambatnya

pesan dakwah yang ingin disampaikan. Akan tidak efektif aktivitas dakwah

tersebut apabila dipenuhi dengan humor-humor saja dan tidak

menyeimbangkan pesan dan tujuan dakwah. Maka dari itu banyak yang harus

diperhatikan oleh para Da’i sebelum ia melontarkan humor-humor kepada

jamaah di selah-selah penyampaian pesannya, baik berkaitan dengan

memperhatikan etika dakwah. penempatan humor, ataupun pilihan kata.


76

a. Etika Dakwah

Etika berhubungan dengan soal baik atau buruk, benar atau salah.68

Dalam retorika dakwah ada sebuah selogan yang harus ada pada seorng da’i.

Komunikasi dalam dakwah, harus memperlakukan orang lain dengan penuh

rasa hormat.69

Dalam retorika dakwah ada beberapa bentuk etika dakwah yang sangat

harus diperhatikan oleh seluruh pendakwah antara lain sebagai berikut:

sopan dan jujur.

1) Sopan

Ada beberapa teknik humor yang selalu diterapkan oleh Ustaz

Abdul Somad namun kurang sesuai dengan kaidah retorika dakwah yang

mana mengedepankan nilai-nilai keislaman, Seperti teknik humor satire

yaitu mempermalukan suatu hal, situasi, seseorang atau tokoh

masyarakat, Teknik Repartee yaitu mengolok secara verbal biasanya

dalam dialog cerdas, dan teknik humor Seksual Allusion yang membuat

referensi atau sindiran nakal ditunjukkan kepada hal-hal seksual.

Karena dalam retorika dakwah penggunaan humor yang tidak tepat

akan menyebabkan kaburnya esensi dan tujuan dakwah. Seorang Dai

harus memperhatikan humor edukatif yang memiliki kandungan pesan

mendidik, membawa misi pencerahan, humor yang menstimulus Da'i

68
Agus Hermawan, Retorika Dakwah, (Jakarta, An-Nuur Kudus, 2018), h.11
69
Sunarto, Retorika Dakwah (Petunjuk Menuju Peningkatan Kemampuan Berpidato),
(Surabaya: Jaudar Press, 2014) h. 107
77

untuk melakukan tindakan seimbang realitas kehidupan dan humor tidak

boleh rasis dan berisi hinaan atau mengolok-ngolok seseorang ataupun

lembaga dan humor tidak mengeksploitasi tubuh atau melalui

pembicaraan jorok atau porno.

Sopan berhubungan dengan kebiasaan yang berlaku dan adat

secara umum dalam tiap kelompok, suatu pekerjaan tindakan ataupun

perkataan yang tidak sopan tatkala melanggar norma-norma yang berlaku

di suatu komunitas tersebut. Lain tempat lain pula norma-norma yang

berlaku maka standar ukuran kesopanan bagi masing-masing komunitas

tidaklah sama. Akan tetapi tetap menjadi tugas pendakwah untuk berhati-

hati dan menjaga kesopanan dengan mengikuti aturan-aturan atau norma-

norma di tempat tersebut.

2) Jujur

Dalam penyampaian aktivitas dakwah hendaklah seorang Dai

menyampaikan suatu informasi dengan jujur, terutama dalam

mengemukakan dalil-dalil pembuktian, jangan sampai seorang Da’i

sengaja berbohong dalam suatu tema atau topik pembicaraan dan tidak

jujur hanya untuk menarik perhatian jama’ah.

b. Penempatan humor

Bukan hanya Etika dakwah yang harus perhatikan dalam aktivitas

komunikasi dakwah, begitu juga penggunaan humor. Ustadz Abdul

Somad termasuk mubaligh yang banyak menggunakan humor dalam


78

penyampaian pesan dakwahnya, Baik dari pembukaan, isi ceramah,

bahkan sampai penutup ceramah, beliau selalu memberikan humor humor

yang membuat jama'ah tertawa, Akan tetapi meskipun banyak humor

yang dilontarkan ustadz Abdul Somad dalam penyampaian dakwahnya,

masih dikatakan wajar Karena beliau menggunakan alat humor ini hanya

sebagai pengambil perhatian jama’ah agar jama’ah dapat tetap serius

mendengarkannya, dan selagi tidak merusak tujuan utama dakwah

tersebut. Tidak semua isi ceramah stadz Abdul Somad yang ada

humornya sehingga para jamaah tertawa, sedangkan ada juga ceramah

ustadz Abdul Somad yang bernuansa sedih sehingga para jamaah pun ikut

terbawa suasana. Hal tersebut menjadi penyeimbang dalam retorika

dakwah Ustadz Abdul Somad.

Dengan demikian, ceramah beliau meskipun bernuansa humoris akan

tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu agar tetap bisa diterima oleh

jama’ah yang lebih luas. Karena tidak semua jamaah menyukai seorang

seorang mubaligh yang menggunakan humor dengan banyak, dan tidak

sedikit pula jamaah yang tidak menyukai seorang mubaligh yang

monoton, tidak memiliki humor sehingga membuat bosan bagi mereka.

Maka dari itu Ustadz Somad mengambil penengah dalam retorika

dakwahnya, beliau tetap menggunakan humor agar tidak terkesan

monoton dan membosankan akan tetapi memiliki batasan-batasan

tertentu.
79

Penggunaan humor diselah penyampaian dakwah memang

diperlukan, namun jangan berlebihan. Akan tidak efektif aktivitas dakwah

tersebut apabila dipenuhi dengan humor-humor saja dan tidak

menyeimbangkan pesan dan tujuan dakwah.

Rosulullah SAW bersabda:

َْ ُ ُ
‫ﻴﺖ اﻟﻘﻠ َﺐ‬
‫ﱠ َ َ ﱠ َْ َ ﱠ‬
‫ ﻓ ِﺈن ﻛ † َ ة اﻟﻀ ِﺤ ِﻚ ﺗ ِﻤ‬،‫اﻟﻀ ِﺤﻚ‬ † ‫ ُﺗ ْﻜ‬Yَ ‫َو‬
ِِ
Artinya:”Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa

menyebabkan hati mati.”70 (HR Abu Dawud : 4193)

Hadits di atas untuk menjadi pengingat kepada para mubaligh

dalam menyampaikan pesan komunikasi dakwahnya untuk tidak terlalu

banyak menggunakan humor. Dengan terlalu banyaknya humor dalam

penyampaian pesan dakwah, nilai dakwah tersebut akan hilang dan yang

akan timbul adalah nilai-nilai komedian atau sekedar melawak saja.

c. Pilihan kata

Ustadz Abdul Somad dalam memilih kata baik dari gaya bahasa

maupun penciptaan humor selalu menempatkan sesuai pada tempatnya,

Hal ini Sebagai alat penarik perhatian jama’ah dan juga menghormati adat

istiadat setempat, bertujuan agar pesan yang beliau sampaikan mudah

dipahami oleh jama’ah setempat.

70
Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid Al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Riyadh: Maktabah
Al-Ma’arif Lin Nasyri Wat Tauzi’) 696
80

Dalam pemilihan kata, Ustadz Abdul Somad ketika mengisi

ceramah dalam suatu pertemuan, beliau menggunakan kata-kata yang

spontan, bukan dengan konsep yang sudah ditulis dari hari sebelumnya,

maka kata-kata yang diucapkan sesuai apa yang beliau pikirkan saat itu.

Jadi, mungkin ada beberapa kata yang tidak bermasalah atau sesuai

dengan daerah tertentu dan ada juga kata-kata beliau yang tidak sesuai

didaerah tertentu pula, baik dari pilihan kata maupun dari nada bicaranya.

Seperti pemilihan kata “Mati”, para mubaligh pada umumnya

mrnggunakan kata “Wafat” ketika manusia meninggal dunia, sedangkan

ustadz Abdul Somad sering menggunakan kata “mati” dengan nada yang

lantang dan keras, sehingga penyampainaya terkesan kasar didaerah

tertentu, sebuah contoh ketika beliau mengisi tablig akbar dimasjid

Erlangga, pada paragraf:

“Maka puasa sunnah, yang kemaren tinggal puasanya qadha man


matta siapa yang mati “ustadz ngomongnya kasar sekali, ini Surabaya
orang jawa lembut-lembut, siapa yang mati (dengan nada lembut). Siapa
yang meninggal dunia wa‟alaihissiamun yang punya utang puasa
shomanhu waliyuhu maka ahli warisnya wajib menggantikan puasanya
yang lama- lama tinggal.”

hal ini menjadi tugas bagi seluruh pendakwah untuk berhati-hati

dalam pemilihan kata dan tekanan nadanya, karena bisa jadi dilain tempat

lain pula maknanya.

Dalam aktivitas dakwah harus selalu menunjukkan nilai-nilai

keislaman baik perbuatan maupun perkataan. menguatkan hakikat

dakwah yang didalamnya semua tentang kebaikan-kebaikan dan petunjuk


81

kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian diaktivitas

komunikasi dakwah ini banyak yang harus kita perhatikan dalam memilih

kata. Agar materi dakwah yang disampaikan tidak kontraproduktif

dengan tujuan dakwah.

Dalam Al-Qur’an, banyak ditemui tuntunan yang sangat bagus

dalam etika komunikasi dakwah ini. Sehingga pesan dakwah yang

disampaikan diharapkan mampu memberikan kesan yang mendalam bagi

mad’u-nya. Beberapa istilah yang ditemui adalah qawlan ma’rufan,

qawlan kariman, qawlan maysuran, qawlan balighan, qawlan layyinan,

dan qawlan sadidan.71

1) Qawlan Ma’rufan

Yaitu perkataan yang baik, Tidak hanya dalam aktivitas dakwah

kita memilih perkataan-perkataan yang baik, akan tetapi setiap dalam

kehidupan kita, kepada siapapun kita berinteraksi, Islam

menganjurkan kita mengucapkan dengan perkataan-perkataan yang

baik, tidak memecahkan silaturahmi, dapat mencerahkan suasana,

memberi pengetahuan, dan yang paling penting adalah memberi

manfaat kepada orang lain. Sebagaimana firman Allah swt, Surah Al-

Baqarah ayat 263:

ُ ‫ف ﱠو َﻣ ْﻐﻔ َﺮ ٌة َﺧ ْ ٌ ﱢﻣ ْﻦ َﺻ َﺪ َﻗﺔ ﱠﻳ ْﺘ َﺒ ُﻌ َﻬ ٓﺎ َا ًذى ۗ َو ﱣ‬


‫ ﱞ‬b ِ ‫ َﻏ‬R‫ا‬
‫ َﺣ ِﻠ ْﻴ ٌﻢ‬9 ٌ ‫۞ َﻗ ْﻮ ٌل ﱠﻣ ْﻌ ُﺮ ْو‬
6 ٍ ِ
٢٦٣ -

71
Sunarto, Retorika Dakwah (Petunjuk Menuju Peningkatan Kemampuan Berpidato), h.104
82

Artinya:“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik

daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti.

Allah Mahakaya, Maha Penyantun.”

2) Qawlan Kariman

Yaitu Perkataan yang mulia. Allah swt berfirman dalam al-

Qur’an surah al-Isra ayat 23:

َ َْ َُ ًۗ َ ْ ٓ ‫َ َﱠ َ ُ ٓ ﱠ‬ ٰ َ
‫ ِا ﱠﻳ ُﺎە َو ِﺑﺎﻟ َﻮ ِاﻟﺪ ْﻳ ِﻦ ِا ْﺣ ٰﺴﻨﺎ ِا ﱠﻣﺎ َﻳ ْﺒﻠﻐ ﱠﻦ ِﻋﻨﺪك‬v‫ ﺗ ْﻌ ُﺒﺪ ْوا ِا‬Y‫• َر ﱡﺑﻚ ا‬b ‫۞ َوﻗ‬
ً َ ‫ُ ﱠ‬ ُ َْ َ ُ ٓ ‫ََ َُ ﱠ‬ ٰ َ ٓ ُ ُ َ ْ
Y‫ ﺗﻨ َﻬ ْﺮﻫ َﻤﺎ َوﻗ ْﻞ ﻟ ُﻬ َﻤﺎ ﻗ ْﻮ‬Y‫اﻟ ِﻜ ‚َ َ ا َﺣﺪﻫ َﻤﺎ ا ْو ِﻛﻠ ُﻬ َﻤﺎ ﻓ{ ﺗﻘ ْﻞ ﻟ ُﻬ َﻤﺎ ا ﱟف ﱠو‬
َ
٢٣ - ‫ﻛ ِﺮ ْﻳ ًﻤﺎ‬
Artinya:“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada
ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah
kepada keduanya Perkataan yang mulia.”

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya kita diharuskan

berperilaku dan berkata yang baik kepada kedua orang tua, hal ini

dikiaskan bahwasanya kita harus bersikap hormat dan menghargai

orang yang lebih tua di atas kita sehingga kata-kata yang terucap dari

mulut kita akan lebih hati-hati menjaga perasaan mereka.

3) Qawlan Maysuran

yaitu menyajikan dengan bahasa yang mudah dicerna. Bahasa

dalam dakwah adalah bahasa yang mudah, ringkas dan tepat.

Didalam al-Qur’an ditemukan istilah qawlan maysuran yang


83

merupakan tuntutan dalam berkomunikasi dengan menggunakan

bahasa yang mudah pahami dan melegakan perasaan. Allah

berfirman, Al-Isra ayat 28:

ً َ ‫َ َُ ﱠ‬ َ َ َۤ ْ َ ُ
Y‫۞ َوِا ﱠﻣﺎ ﺗ ْﻌ ِﺮﺿ ﱠﻦ َﻋﻨ ُﻬ ُﻢ ْاﺑ ِﺘﻐﺎ َء َر ْﺣ َﻤ ٍﺔ ﱢﻣ ْﻦ ﱠر ﱢﺑﻚ ﺗ ْﺮ ُﺟ ْﻮﻫﺎ ﻓﻘ ْﻞ ﻟ ُﻬ ْﻢ ﻗ ْﻮ‬
٢٨ - ‫ﱠﻣ ْﻴ ُﺴ ْﻮ ًرا‬
Artinya:“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh

rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka

katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.”

4) Qawlan Balighan

Adalah perkataan yang dapat membekas pada jiwanya. Maksud

dari balighan adalah sebuah perkataan yang bukan hanya sampai

kepada komunikan akan tetapi dapat berkesan pada kehidupannya

dan merubah perilakunya. Hal inilah yang menjadi hakikat tujuan

dakwah yaitu bukan sekadar menyampaikan ayat akan tetapi pesan

tersebut berbekas dalam kehidupan. Seperti mana Allah berfirman di

dalam Alquran surah An-Nisa ayat 63:


ُ ْ ْ ْ ْ َ َ ْ ْ ُ ُ ْ b َ ُ ‫ُ ٰۤ َ ﱠ ْ َ َ ْ َ ُ ﱣ‬
‫ض َﻋﻨ ُﻬ ْﻢ َو ِﻋﻈ ُﻬ ْﻢ َوﻗ ْﻞ‬‫“ ﻗﻠﻮ ِﺑ ِﻬﻢ ﻓﺎﻋ ِﺮ‬6 ِ ‫ ﻣﺎ‬R‫ﯩﻚ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳﻌﻠﻢ ا‬+ ‫۞ اوﻟ‬
ً ً َ ُ ْ َ ْٓ b ْ ُ ‫ﱠ‬
٦٣ - ‫ ۢ َﺑ ِﻠ ْﻴﻐﺎ‬Y‫“ اﻧﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ ﻗ ْﻮ‬ 6 ِ ‫ﻟﻬﻢ‬
Artinya:“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya)
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena
itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
membekas pada jiwanya.”
84

5) Qawlan Layyinan

Yaitu Perkataan yang lemah lembut, “Dengan kata-kata yang

lembut akan meluluhkan hati seseorang”, itu adalah sebuah adagium

yang sering kita dengar dari pada ulama’, Pesan akan mudah diterima

apabila kita menyampaikannya dengan berhati-hati lemah lembut.

Allah berfirman dalam Al-quran surah Thaha ayat 44:

ٰ ْ َ ‫َُ َ َٗ َ ً ﱠ ً ﱠ ﱠٗ ََ ﱠ‬
٤٤ - p” ‫ ﻟ ﱢﻴﻨﺎ ﻟ َﻌﻠﻪ َﻳﺘﺬﻛ ُﺮ ا ْو َﻳﺨ‬Y‫ ﻟﻪ ﻗ ْﻮ‬Y‫۞ﻓﻘ ْﻮ‬
Artinya:”maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau

takut”

6) Qawlan Sadidan

Yaitu perkataan yang benar, Allah berfirman dalam Al-Qur’an

surah An-Nisa ayat 9:

ۖ َ ُ َ ً ً ُ ْ َ ُ َ َ ‫ََْ ْ َ ﱠ‬
‫ﺶ اﻟ ِﺬ ْﻳ َﻦ ﻟ ْﻮ ﺗ َﺮﻛ ْﻮا ِﻣ ْﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻬ ْﻢ ذ ﱢر ﱠﻳﺔ ِﺿ ٰﻌﻔﺎ ﺧﺎﻓ ْﻮا َﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ‬ ‫۞وﻟﻴﺨ‬
ًْ َ ًَْ ُْْ ََُْ َ‫ﱣ‬ ُ‫َْ ﱠ‬
٩- ‫ ﺳ ِﺪﻳﺪا‬Y‫ وﻟﻴﻘﻮﻟﻮا ﻗﻮ‬R‫ﻓﻠ َﻴﺘﻘﻮا ا‬
Artinya:”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang
sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di
belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar.”

Pada ayat diatas, perintah berkata dengan benar terdapat

setelah perintah bertaqwa kepada Allah. Inilah cirri-ciri orang yang

taqwa menjadi prasarat untuk selalu berbicara yang baik dan benar.
85

oleh sebab itu, prinsip berkata benar atau komunikasi yang betul

merupakan upaya menyejahterakan generasi yang akan datang.

Dengan selalu memperhatikan Enam Qawlan di atas dalam

komunikasi dakwah akan menjadikan dakwah itu menyentuh dan

diterima oleh jamaah dengan hati yang gembira, maka tugas bagi seluruh

Pendakwah untuk memperhatikan Enam Qawlan tersebut baik dari pada

komunikasi dakwah yang biasa, maupun diselahi dengan penggunaan

humor dan lain sebagainya, Agar tetap menjaga kesucian nilai dakwah,

tidak menyinggung atau menyakiti pendengar, dan tidak membuat

kontraproduktif terhadap tujuan dakwah itu sendiri.


BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Kesimpulan yang ditulis disini adalah dalam rangka menjawab rumusan

masalah penelitian yakni tentang teknik humor dakwah Ustadz Abdul Somad

perspektif retorika dakwah, yaitu meliputi sebagai berikut:

1. Ada beberapa teknik humor yang diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad

diselah-selah penyampaian materi dakwahnya. Namun, Ustadz Abdul

Somad menggunakan dua kecenderungan besar dalam gaya menciptakan

humornya. Pertama, Self enhancing humor style yaitu Kecenderungan

seseorang menggunakan potensi rasa humor yang dimiliki untuk membuat

orang lain Ketawa. Kedua, Affiliative humor style yaitu Gaya humor yang

cenderung untuk mengatakan hal-hal lucu, menceritakan pengalaman lucu.

Dan dengan dua kecenderungan gaya humor tersebut, diterapkan oleh

Ustaz Abdul Somad dalam penciptaan teknik humor baik secara verbal

seperti: Bombast, Infantilism, Irony, Mis understanding, Pun, Repartee,

Ridicule, Sarcasm, Satire, Sexual allusion dan Out witting. Maupun

Penciptaan Humor Secara Non Verbal seperti: Clownish behavior,

Clumsiness, Peculiar face, Peculiar music, Peculiar voice dan Speed.

2. Dalam perspektif retorika dakwah Ustadz Abdul Somad menciptakan humor

diselah penyampaian ceramahnya sudah memperhatikan kaedah-kaedah

dalam retorika dakwah seperti: Etika dakwah yang meliputi kesopanan dan

kejujuran, penempatan humor dan pilihan kata. Akan tetapi ada beberapa

86
87

teknik humor yang selalu diterapkan oleh Beliau namun kurang sesuai

dengan kaidah retorika dakwah. Seperti teknik humor Satire yaitu

mempermalukan suatu hal, situasi, seseorang atau tokoh masyarakat, Teknik

Repartee yaitu mengolok secara verbal biasanya dalam dialog cerdas, dan

teknik humor Seksual Allusion yang membuat referensi atau sindiran nakal

ditunjukkan kepada hal-hal seksual.

Karena dalam retorika dakwah penggunaan humor yang tidak tepat

akan menyebabkan kaburnya esensi dan tujuan dakwah. Seorang Dai harus

memperhatikan humor edukatif yang memiliki kandungan pesan mendidik,

membawa misi pencerahan, humor yang menstimulus Da'i untuk melakukan

tindakan seimbang realitas kehidupan dan humor tidak boleh rasis dan

berisi hinaan atau mengolok-ngolok seseorang ataupun lembaga dan humor

tidak mengeksploitasi tubuh atau melalui pembicaraan jorok atau porno.

B Saran

Berdasarkan analisis terhadap penelitian ini, maka saran dari hasil

analisa bahwa teknik humor dalam dakwah ini sangat menarik jika dikaji lebih

dalam, terdapat berbagai teori dan cara yang dapat dipelajri lebih lanjut, maka

dapat juga dijadikan sebagai literature dalam sebuah pembelajaran atau diskusi,

dan bagi Da’i ataupun Mubaligh dalam penyampaian pesan dakwah, sebaiknya

dilakukan dengan sesuatu yang menyenangkan, karena pada dasarnya agama

itu mempermudah bukan mempersulit, jadi penggunaan humor dalam dakwah

dibolehkan dengan tujuan agar para audien mampu menangkap pesan dakwah

dengan ringan.

Anda mungkin juga menyukai