Disusun Oleh:
Fitra Maulidha
NIM : 21.13021.3855
FAKULTAS EKONOMI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan kepada Universitas Moch. Sroedji Jember untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Fakultas Ekonomi Program Studi
Manajemen
Oleh :
NIM : 21.13021.3855
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan diterima untuk menyelesaikan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Fakultas Ekonomi Program Studi
Manajemen Universitas Moch. Sroedji.
Hari : Sabtu
Menyetujui,
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 21.13021.3855
Adalah benar benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkasn sumbernya dan belum
pernnah diajukan paada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang
harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanp-a adanya tekanan dan paksaan
dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar.
Yang Menyatakan,
FITRA MAULIDHA
NIM : 21.13021.3855
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
Tugas Karya Ilmiah ini saya dedikasikan kepada orang orang yang sangat saya sayangi :
1. Kedua Orang Tua yang selama ini telah membesarkan dan mendidik saya hingga
menjadi sekarang ini.
2. Saudara saya yang telah memberikan dorongan dan dukungan selama
menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah.
3. Teman teman saya yang turut serta mendukung dan membantu saya disetiap
kesulitan disetiap prosesnya.
4. Para Dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Moch.
Sroedji Jember
v
ABSTRAK
Bahasa bersifat universal dan sekaligus juga unik yang selalu memberikan berbagai
alternatif kajian linguistik. Begitu juga halnya dengan bahasa Indonesia yang bisa
dijadikan obyek penelitian dari sisi semantis, fonologi, morfologi dan sintaksis. Makalah
ini menganalisis tentang komponen dalam Bahasa Indonesia terkait kata, frasa, klausa, dan
diksi. Hasil analisis menunjukkan adanya kendala bagi para seniman (penulis) maupun
pelajar dalam menerapkan komponen tersebut ke sebuah kalimat pada karya tulis. Hasil
analisis juga menunjukkan bahwa kendala tersebut dapat menjadi pembuka untuk lebih
memahami dan menerapkan komponen tersebut pada kalimat bagi penulis.
vi
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat,
hidayah, serta inayah-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
"Sintaksis Bahasa Indonesia : Kata, Frasa, Klausa, Dan Diksi" dengan sebaik baiknya.
Kesuksesan ini dapat saya peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu,
saya menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada :
1. Sophian Djaka Prawira, S.Pd., MM., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dari proses awal
hingga selesai.
2. Para Dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Moch.
Sroedji Jember yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.
3. Orang Tua dan juga saudara saya yang turut serta dalam mendukung dan memberi
beberapa motivasi dalam setiap proses yang saya kerjakan.
4. Teman saya Abyan Ayub Wahyudi yang telah membantu, membimbing, dan selalu
memberi motivasi maupun dukungan kepada saya dari awal pengerjaan hingga
akhir pengerjaan sehingga saya dapat menyelesaikannya dengan lancar.
5. Teman teman di Fakultas Ekonomi Manajemen yang telah memberi dorongan,
semangat, dan ikut membantu kesulitan yang telah saya lalui.
6. Semua pihak yang turut serta membantu, memberi dukungan, motivasi yang
disetiap proses yang telah saya lalui
Saya menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna tanpa bantuan dan
dukungan orang orang sekitar kita. Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah
Bapak/Ibu berikan kepada saya mendapat balasan yang baik dari Allah.
Fitra Maulidha
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB I. PENDAHULUAN
Menurut Noam Chomsky, bahasa muncul sekitar 60.000 hingga 100.000 tahun
yang lalu di Afrika, nih. Sebelum bahasa ditemukan, diperkirakan manusia
berkomunikasi menggunakan suara-suara yang dihasilkan oleh mulut dan melalui
gerakan tubuh saja. Lalu kemudian otak manusia berevolusi dan berkembang sehingga
dapat memahami hal-hal yang lebih sulit. Manusia kemudian mulai menamai benda,
makanan, hingga sebuah situasi menjadi sebutan yang mudah diucapkan dan
diperkirakan meniru sumber suara benda tersebut. Setelah itu perlahan-lahan manusia
bisa berbicara dengan menggabungkan 2 kata yang berbeda, dan kemudian
berkembang menjadi bahasa.
Dengan kata lain, berbahasa berarti menyusun kalimat dengan merangkai kata
kata sesuai dengan fungsinya dalam satu kesatuan makna untuk membangun paragraf
dan diperluas lagi menjadi sebuah wacana. Jenis kata atau kelas kata adalah golongan
kata dalam satuan Bahasa Indonesia berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna
secara gramatikal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah
ini yakni : apa yang dimaksud dengan komponen bahasa dan bagaimana penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini
yakni : untuk mengetahui apa saja komponen bahasa dan bagaimana penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat
Agar bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari dan bisa dituangkan
dalam bentuk karya seni berupa karya tulis maupun karya lainnya.
2
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih Morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan
beberapa Afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu
fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat.
Dalam bahasa Indonesia kata digunakan untuk merangkai kalimat yang akan
digunakan untuk mengungkapan arti dan makna. secara umum bentuk kata itu terdiri
atas dua macam, yakni kata dasar dan kata bentukan. Kata Dasar merupakan suatu
kata yang utuh dan belum mendapat imbuhan apapun. Dalam pengertian ini, kata dasar
lazim pula disebut sebagai bentuk dasar, kata asal, dan ada pula yang menyebutnya
sebagai dasar kata. Berbeda dengan itu, kata bentukan merupakan kata yang sudah
dibentuk dari kata dasar dengan menambahkan imbuhan tertentu. Kata bentukan
seperti ini lazim pula disebut dengan beberapa istilah yang berbeda beda.
A. Kata Dasar
Selain dapat digunakan sebagai dasar bagi bentukan kata lain yang lebih
luas, dapat pula digunakan tanpa tambahan imbuhan apapun. Misalnya dibentuk
dengan menggunakan kata dasar seluruhnya : "Nanti siang ratna akan pergi ke
kampus". Kalimat tersebut terdiri atas tujuh kata, yaitu nanti, siang, ratna, akan,
pergi, ke, kampus. Ketujuh kata tersebut membentuk kalimat yang seluruhnya
berasal dari kata dasar. Dalam berbahasa tidak ada masalah jika informasi yang
disampaikan seluruhnya dinyatakan dalam bentuk kata dasar.
B. Kata bentukan
Kata bentukan dalam penggunaan bahasa relatif banyak masalah.
Permasalahan yang sering timbul terkait banyaknya kata bentukan tidak benar
yang selama ini digunakan oleh masyarakat dalam berbahasa, baik berupa tulisan
maupun lisan.
Kata bentukan yang selama ini sering digunakan tidak benar terutama yang
dibentuk dengan imbuhan. Misalnya merubah, merobah, mengetrapkan,
mentrapkan, menterapkan, perobahan, pengetrapan, pentrapan, penglepasan, dan
1
pengrusakan. Bentukan Kata kata tersebut dianggap tidak benar karena proses
pembentukannya tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Kata bentukan yang dimaksud dalam hal ini adalah kata yang dibentuk
dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar.
3
b. Kata keterangan waktu, kata yang menyatakn berlangsungnya suatu
kejadian atau peristiwa tertentu
c. Kata keterangan sebab, kata yang menerangkan sesuatu atau sebab
terjadinya suatu peristiwa
d. Kata keterangan keadaan, kata yang menyatakan suatu kejadian
terjadinya peristiwa
e. Kata keterangan alat, kata yang digunakan pada suatu kegiatan atau
peristiwa
f. Kata keterangan cara, kata yang ditambah pada kegiatan atau
peristiwa yang terjadi
g. Kata keterangan akibat, kata yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa
h. Kata keterangan tujuan, kata yang ditambahkan pada informasi tujuan
suatu kalimat
i. Kata keterangan syarat, kata ini menambahkan keterangan syarat
pada suatu peristiwa
j. Kata keterangan perbandingan, kata yang digunakan untuk
membandingkan hal satu dengan yang lain.
4
b. Pronomina Penunjuk (Umum dan Tempat)
• Kata ganti penunjuk umum, kata yang digunakan untuk menunjukkan
sesuatu. Misal : Ini, itu, anu
• Kata ganti penunjuk tempat, kata yang digunakan untuk menunjukkan
tempat. Misal : sini, situ, sana
c. Pronomina Penanya (Orang, barang, dan pilihan)
Kata ganti penanya ditandai dengan kalimat bertanya. Misalnya :
Siapa dia?, Mengapa kamu bersedih?, dll
5
2. Kata bilangan tingkat (ordinal)
Kata bilangan yang melambangkan urutan, contohnya pertama,
kedua, ketiga, dst
6
2.2 Frasa
Frasa adalah satuan linguistik yang lebih besar dari kata, tetapi lebih kecil dari
klausa. Secara umum, frasa bisa diartikan sebagai satuan linguistik terkecil kedua
setelah kata.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya, gunung tinggi
disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif).
Frasa dapat dibedakan berdasarkan kelas katanya, yaitu frasa verbal, frasa
adjektival, frasa nominal, frasa pronominal, frasa adverbial, frasa numeralia, frasa
koordinativa koordinatif, frasa demonstrativa koordinatif, dan frasa preposisional
koordinatif.
A. Frasa Verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan 3 macam kata
kerja :
1. Frasa verba modifikatif (pewatas)
Frasa verba modifikatif adalah gabungan antara verba dan kata lain
dalam sebuah frasa yang mana kata lain tersebut berfungsi membatasi makna
verba.
Kata yang mengikuti verba dalam frasa modifikatif disebut pewatas
depan apabila terletak didepan verba, dan pewatas belakang apabila terdapat
di belakang verba.
Jadi, frasa verba modifikatif tersusun dari pewatas depan + verba atau
verba + pewatas belakang.
Contoh : Ari sering membaca buku di perpustakaan.
2. Frasa verba koordinatif
Frasa Verba Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu
dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau'
Contoh :
a. Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri.
b. Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
3. Frasa verba apositif
Frasa verba apositif adalah gabungan kata yang menyatakan suatu
pekerjaan atau tindakan, dimana dalam gabungan kata tersebut terdapat
keterangan tambahan yang diselipkan.
7
Contoh :
• Ia ditunjuk sebagai asisten pribadi, mengurus segala kebutuhan
profesional sang direktur.
• Aku memiliki tugas harian di rumah yaitu menyapu lantai dan mencuci
piring.
B. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau
kata keadaan sebagai inti dengan menambahkan kata lain yang berfungsi
menerangkan. Dengan kata lain, frasa mempunyai inti berupa adjektiva sebagai
UP, misalnya frasa sangat bahagia yang mempunyai unsur inti bahagia sebagai
adjektiva dan sangat sebagai atribut.
Contoh : agak baik, akan tenang, kurang pandai, belum baik, selalu rajin, dll
C. Frasa Nomina
Frasa adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas
sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan.
Contoh : Gedung sekolah, Guru yang bijaksana, Kapal terbang itu, dll
D. Frasa Pronomina
Frasa pronomina adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini
terdiri dari :
1. Frasa pronomina modifikatif
Adalah frasa pronominal yang membatasi kata ganti dengan jumlah
tertentu, seperti sekalian, semua, berdua.
Contoh :
• Kami berdua sudah menjenguknya di rumah sakit kemarin malam.
• Kami bertiga dihukum Pak Guru karena membolos saat pelajaran
matematika.
• Kami semua akan selalu merindukan kehadiranmu.
2. Frasa pronomina koodinatif
Merupakan frasa yang menggabungkan dua kata sekaligus dengan kata
hubung dan.
Contoh :
• Aku dan dia merupakan saudara kembar.
8
• Kami dan mereka telah sepakat untuk berdamai.
• Kami dan dia sudah tak pernah berkomunikasi lagi sejak lulus sekolah.
3. Frasa pronomina apositif
Adalah frasa yang kata gantinya ditambahi kata-kata seperti bapak-ibu,
pemuda-pemudi, dan lain sebagainya.
Contoh :
• Kami pemuda-pemudi Karang Taruna RT 07 siap berkontribusi di acara
HUT RI tahun ini.
• Mereka kakek-nenek yang ditinggal keluarganya merantau.
• Kalian kakak-adik harus saling menyayangi.
E. Frasa Adverbia
Adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini
bersifat modifikatif (membatasi). Misalnya, sangat baik. Berikut adalah beberapa
jenis frasa adverbia.
1. Adverbia derajat
Adverbia derajat biasanya digunakan untuk menunjukkan intensitas,
derajat, atau fokus dari kata keterangan yang berdekatan.
Contoh : Dia bekerja dengan sangat giat di kantor.
2. Adverbia pengubah
Frasa adverbia pengubah jika digabungkan dengan kalimat, dan
penghapusan frasa adverbia menghasilkan kalimat yang terbentuk dengan
baik. Misalnya, pada contoh kata jam 7 pagi dapat dihilangkan, dan
kalimatnya tetap terbentuk dengan baik (menjadi, saya akan ke pasar).
Contoh : Saya akan ke pasar jam 7 pagi.
3. Adverbia pelengkap
Frasa adverbia pelengkap jarang digunakan dibandingkan adverbia
lainnya. Frasa adverbia pelengkap umumnya digunakaan ketika kata
keterangan adverbia mewajibkan pelengkap sebagai persyaratan.
F. Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan.
frasa tersebut mempunyai inti berupa numeralia sebagai UP, misalnya frasa dua
9
buah dalam dua buah rumah yang mempunyai unsur inti dua sebagai numeralia
dan buah sebagai atribut. Frasa tersebut terdiri dari :
1. Frasa Numeralia Modifikatif
Frasa numeralia modifikatif adalah kelompok kata dari jenis kata
bilangan yang memberikan jumlah atau satuan yang jelas atau pasti.
Contoh : Dalam satu bulan omzet penjualannya bisa mencapai nilai seratus
juta rupiah.
2. Frasa Numeralia Koordinatif
Frasa numeralia koordinatif adalah kelompok kata bilangan yang
memberikan keterangan satuan jumlah yang belum atau tidak pasti.
Contoh : Ada sekitar lima atau enam orang korban yang ditemukan semalam.
2.3 Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan
predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan
distribusi satuannya dan berdasarkan fungsinya. Berdasarkan distribusi satuannya,
klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa terikat. Berdasarkan
10
fungsinya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa subjek, klausa objek, klausa
keterangan, dan klausa pemerlengkapan.
Klausa bebas atau independent clause. Dapat juga dikatakan sebagai kalimat
lengkap karena sudah mempunyai subject dan verb yang dapat berdiri sendiri sebagai
suatu kalimat.
A. Klausa Verbal
Klausa verbal merupakan klausa yang predikatnya terdiri atas golongan
kata atau frasa golongan verbal. Klausa dikelompokkan jadi dua yaitu :
1. Klausa Transitif
Klausa transitif merupakan jenis klausa yang verbal yang predikatnya
harus dilengkapi dengan objek.
2. Klausa Intransitif
Klausa intransitif adalah jenis klausa verbal yang predikatnya tidak harus
dilengkapi dengan objek.
11
2.4 Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata
secara tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak
atau pembaca baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dan kesesuaian sangat
penting dalam rangka mengekspersikan maksud dan tujuan.
Diksi sangat menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan
dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika
diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi
terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau
realita.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca pula
yang tepat dapa menimbulkan nada kebahasaan , yaitu sugesti yang terekspresi melalui
rangkaian kata yang dsiertai penekanan mampu menghasilkan daya persuasi yang
tinggi.
Pemakaian diksi yang baik akan membantu pembicara dan pendengar dalam
menyelesaikan masalah, begitu pula sebaiknya, gagasan atau ide akan sulit berterima
jika diksi yang digunakan salah sasaran atau tidak sesuai kontek pembicara dan
pendengar.
Fungsi Diksi :
1. Upaya membantu melambangkan ide atau gagasan yang akan diekspresikan
melalui bahasa yang digunakan. Dengan menggunakan bahasa yang tepat, maka
sebuah kata yang pada awalnya hanya bersifat biasa saja, akan menjadi lebih
bermakna dan memiliki nuansa lebih tepat dan lebih sempurna.
2. Diksi yang tepat membantu menciptakan suasana dan nuansa komunikasi yang
juga benar-benar tepat. Fungsi demikian kerap digunakan oleh kalangan para
pejabat saat berkomunikasi agar terlihat berwibawah dan tidak memperkeruh
suasana, lebih menyejukkan dan menentramkan masyarakat.
3. Diksi yang sesuai membantu mencegah terjadinya adanya kesalahan tafsiran dan
adanya kesalah pahaman dalam adanya proses komunikasi.
Jenis-jenis Diksi :
1. Denotasi
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata, (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
12
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau
makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya.
2. Konotasi
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-
asosiasi, dan biasanya memiliki sifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah
kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada
makna kias atau makna bukan sebenarnya.
3. Kata Abstrak
Kata abstrak adalah kata yang memiliki referen berupa konsep, kata abstrak
sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera
manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, buruk, baik),
pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, kepercayaan,
dan penetapan). Kata-kata abstrak sering dipagai untuk menjelaskan pikiran yang
memiliki sifat teknis dan juga khusus.
4. Kata Konkrit
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat
atau diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kata
konkrit demikian menunjuk kepada barang yang aktual dan juga spesifik dalam
pengalaman. Kata konkrit yang digunakan menyajikan gambaran yang hidup
dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata lain.
5. Kata Umum
Kata umum adalah kata yang memiliki cakupan ruang lingkup yang luas,
kata-kata umum yang menunjuk kepada banyak hal, kepada keseluruhan, dan
kepada himpunan.
6. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-
pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek
yang khusus.
7. Kata Ilmiah
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah.
13
8. Kata Popular
Kata popular adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
9. Jargon
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-
kelompok khusus lainnya.
10. Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang informal, yang disusun secara
khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga
merupakan kata-kata yang tinggi atau murni.
11. Kata Asing
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan Bahasa aslinya.
12. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan
wujud atau struktur bahasa Indonesia.
14
BAB III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah deskriptif, yaitu
dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta dari beberapa sumber. Metode ini
tidak hanya menguraikan, tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan
secukupnya. Fakta fakta yang dideskripsikan diperoleh dengan menggunakan teknik
studi pustaka. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan
kepada pencari data dan informasi melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal,
artikel, ilmiah, dan sumber lain yang dapat mendukung dalam proses penulisan.
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis ingin menjelaskan tentang Komponen
bahasa indonesia : kata, frasa, klausa, dan diksi sehingga penulis karya ilmiah ini
bersifat kualitatif deskriptif.
Waktu penelitian karya tulis ini dilaksakan di area Univ.Moch Sroedji pada
tanggal 11-28 April 2022
Teknik pengumpulan data dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
penelitian pustaka (Liberty Research). Penelitian pustaka (library Research) adalah
penelitian kepustakaan yang dilaksanakan dengan cara membaca.
15
3.5 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah data kualitatif
karena data yang tersedia tidak berwujud angka-angka. Proses analisis data dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
A. Tahap pengumpulan data
B. Tahap pengabung dan merduksi data pada tahap ini penulis menggolongkan,
mengarahkan. Membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi dan sedemikian
rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil
C. Tahap deskripsi, pada tahap ini hasil penggabungan dan mereduksi data yang
terkumpul, deskripsi dan dipaparkan
D. Tahap evaluasi tahap ini merupakan tahap terakhir yaitu mengevaluasi atau
menilai seluruh hasil secara objektif.
16
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Kata, Frasa, Klausa, maupun Diksi dalam bentuk Seni Karya
Dalam tatanan Bahasa Indonesia ada beberapa komponen yang patut dipelajari
dan dipahami begitu pula dalam menciptakan sebuah hasil karya perlu adanya
keterlibatan dari beberapa komponen tersebut. Seperti yang dikutip dalam buku
‘Sintaksis’ yakni satuan kalimat terdiri atas unsur-unsur yang berupa klausa; satuan
klausa terdiri atas unsur-unsur yang berupa frasa; dan satuan frasa terdiri atas unsur-
unsur yang berupa kata. Ramlan (1995: 22). Begitulah pentingnya mempelajari
komponen tersebut karena keterkaitannya antara satu sama lain. Oleh karena itu, perlu
adanya kesantunan dalam berbahasa agar tidak terjadi salah paham antara seniman
dengan pembaca ataupun pendengarnya. Prinsip kesantunan menurut Leech (1983)
menyangkut hubungan antara peserta komunikasi, yaitu penutur dan pendengar.
Prinsip kesantunan telah dirumuskan oleh Leech menjadi enam maksim, yaitu sebagai
berikut:
1. Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim)
2. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
3. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)
5. Maksim Kecocokan (Agreement Maxim)
6. Maksim Simpati (Sympathy Maxim)
18
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam bahasa Indonesia kata digunakan untuk merangkai kalimat yang akan
digunakan untuk mengungkapan arti dan makna. secara umum bentuk kata itu terdiri
atas dua macam, yakni kata dasar dan kata bentukan. Dalam tata bahasa baku bahasa
Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: Nomina (kata benda),
verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), adverbia (kata keterangan), pronomina (kata
ganti), numeralia (kata bilangan), partikel (kata tugas).
Frasa adalah satuan linguistik yang lebih besar dari kata, tetapi lebih kecil dari
klausa. Secara umum, frasa bisa diartikan sebagai satuan linguistik terkecil kedua
setelah kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Frasa dapat dibedakan
berdasarkan kelas katanya, yaitu frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa
pronominal, frasa adverbial, frasa numeralia, frasa koordinativa koordinatif, frasa
demonstrativa koordinatif, dan frasa preposisional koordinatif.
Klausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan
predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan
distribusi satuannya dan berdasarkan fungsinya. Berdasarkan distribusi satuannya,
klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa terikat. Berdasarkan
fungsinya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa subjek, klausa objek, klausa
keterangan, dan klausa pemerlengkapan.
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata
secara tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak
atau pembaca baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dan kesesuaian sangat
penting dalam rangka mengekspersikan maksud dan tujuan.
Diksi sangat menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan
dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika
diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat.
19
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas saran bagi para seniman terutama para pelajar di
Indonesia untuk bisa mempelajari dan memahami komponen komponen dalam Bahasa
Indonesia. Memang hal tersebut tidak terlalu digunakan disaat kita berbicara. Namun,
hal tersebut bisa digunakan dikala ingin menciptakan sebuah seni karya berupa tulisan.
Tidak jarang dari para pelajar di Indonesia menciptakan sebuah karya tulis seperti
novel, cerita rakyat, naskah drama, puisi, dll. Dan dalam pengerjaan karya tulis
tersebut perlu adanya beberapa komponen komponen tersebut agar tidak tejadi
kesalahpahaman antara penulis/seniman dengan pembacanya. Karena komponen
komponen tersebut kaitannya erat dengan kalimat yang ada disetiap karya tulis.
20
DAFTAR PUSTAKA
M. Hum, Mustakim. 2015. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Aditya Nugraha, Oktavian. 2021, Juni. Sintaksis Bahasa Indonesia (Frasa, Klausa, dan Kalimat).
Solo : bukuKatta.
Djaka Pawira, Sophian. 2020. Buku Ajar Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Semarang : UNNES
Press.
Umiyati, Mirsa. Prototipe Semantis Aadjektiva Bahasa Indonesia: Kendala dan Keunikannya
dalam Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1 (1) : 61-80
Yunitha, Wayan, dan Mirsa. 2017. Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerita Rakyat Nusa
Tenggara Timur dalam Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 3 (1) : 159-169
Ira Iswara, Agus. 2015 Fungsi Sintaksis dan Peran Semantik Argumen Frasa Verba Bahasa bali
dalam Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1 (2) : 388-402
21
Salmaa. 2021. Kata Depan Preposisi: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya.
https://www.duniadosen.com/kata-depan-preposisi/#Pengertian_Kata_Depan_Preposisi
[Diakses 19 Mei 2022]
Rizal Amril Yahya. 2021. Macam-macam Kata Hubung (Konjungsi), Fungsi dan Contohnya.
https://tirto.id/macam-macam-kata-hubung-konjungsi-fungsi-dan-contohnya-ghT1
[Diakses 19 Mei 2022]
Dosen Bahasa. 2017. Berikan Contoh Frasa Numeralia Modifikatif dalam Kalimat.
https://dosenbahasa.com/berikan-contoh-frasa-numeralia-
modifikatif#:~:text=Frasa%20numeralia%20modifikatif%20adalah%20kelompok,puluh%2
0orang%20yang%20sudah%20mendaftar [Diakses 21 Mei 2022]
22