7. Sunan Kudus
Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shodiq. Sunan Kudus lahir dan besar di
Kudus, bahkan sampai meninggal pun di Kota Kudus.
Bentuk masjid yang dibangun juga tidak berbeda jauh bentuknya dari candi
milik orang Hindu. Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat
menjadi imam sholat Subuh di Masjid Menara Kudus. Ia dimakamkan di
kawasan Masjid Menara Kudus.
Ia banyak berguru kepada Sunan Kalijaga sehingga cara mendekati
masyarakat Kudus adalah dengan begitu toleran kepada budaya setempat
yang masih sangat kental dengan ajaran agama Hindu-Buddha.
8. Sunan Muria
Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga.
Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria,
yang berjarak sekitar 18 kilometer ke utara Kota Kudus.
Cara berdakwahnya berbeda dengan sang ayah. Ia lebih memilih daerah yang
sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.
Ia menyebarkannya lewat para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
Ia merupakan tokoh wali songo yang paling terkenal di antara sembilan wali
lainnya. Nama kecilnya adalah Jaka Said dan sering disebut sebagai Raden
Mas Said. Ia diyakini lahir pada 1401.
Hal ini membuat Sunan Gunung Jati menjadi satu-satunya wali songo yang
juga memiliki kedudukan sebagai raja. Kesuksesan wali songo dalam
menyebarkan agama Islam bukan hal instan.
Sembilan wali yang sangat disegani ini telah melalui proses panjang mulai
lahir hingga meninggal. Mereka tak segan meleburkan diri dengan budaya
dan karakter masyarakat setempat supaya bisa berdakwah menyampaikan
Islam Strategi dakwah yang dipakai adalah dengan menguatkan kedudukan
politik, menjalin hubungan para tokoh berpengaruh di wilayah Cirebon,
Banten, dan Demak, sampai mendekati masyarakat lewat pembangunan
infrastruktur. Selain itu, ia juga menduduki sebagai kepala pemerintahan dan
membangun Kasultanan Cirebon dan Banten.