Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN PEMASARAN PT.

UNILEVER

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu : JUHARI., SE., MM.

Disusun oleh :

Muhammad Said (170301)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERTIBA


PANGKALPINANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Manajemen Pemasaran dengan judul
" MANAJEMEN PEMASARAN PT. UNILEVER".
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran  di  STIE  PERTIBA. Dalam
Penulisan  makalah  ini penulis merasa  masih banyak kekurangan baik
pada  teknis  penulisan  maupun  materi,  mengingat akan kemampuan
yang  dimiliki  penulis.  Untuk  itu  kritik  dan  saran  dari semua pihak
sangat  penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
 

Pangkalpinang, Desember 2018

Penulis

Muhammad Said

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.................................................................. 6
C. Tujuan Penulisan ................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pemasaran.......................................... 7

B. Sejarah PT. UNILEVER.......................................................... 12

C. ................................................................................................ 20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 24

3
BAB  I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Globalisasi merupakan tren di seluruh dunia mengenai perekonomian


dunia yang menjadi tanpa batas dan perusahaan yang saling terkait
tidak lagi dibatasi oleh batas-batas negeri mereka dan dapat
melakukan kegiatan bisnis di mana saja di dunia. Globalisasi berarti
bahwa perusahaan lebih cenderung untuk bersaing dimanapun.
Banyak perusahaan saat ini menjual produk mereka dimanapun,
memperoleh bahan baku mereka atau mengadakan penelitian dan
pengembangan (R&D), dan melakukan produksi dimanapun.

Globalisasi mungkin merupakan alasan utama mengapa kita harus


mempelajari bisnis internasional. Seperti yang sudah marak akhir-akhir
ini, banyaknya perusahaan yang mulai meramba bisnisnya di dunia
internasional, seperti yang dilakukan pula oleh PT. Unilever.

PT. Unilever Indonesia Tbk adalah Perusahaan multinasional yang


memasarkan berbagai barang konsumen di berbagai negara untuk
memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi
sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya
merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, PT. Unilever


Indonesia Tbk sudah menyiapkan strategi dan taktik dalam
menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan. Mengingat
banyaknya pesaing yang berkiprah di dunia internasional, maka sangat
diperlukan adanya strategi yang sangat jitu dari perusahaan yang
mampu mengangkat namanya di benak para konsumen di berbagai
Negara.

4
Dalam hal ini, kami akan menganalisis beberapa point penting dari PT.
Unilever tentang strategi yang digunakan dalam memenangkan
persaingan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.       Bagaimana sejarah serta perluasan dan perkembangan PT.
Unilever ?
2.       Bagaimana visi misi dan tujuan dari PT. Unilever ?
3.       Apa sajakah produk dan Brand dari PT. Unilever ?
4.       Termasuk dalam tipe perusahaan apakah PT. Unilever ini ?
5.       Apa dan bagaimana strategi bersaing yang digunakan oleh PT.
Unilever ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.       Untuk mengetahui sejarah serta perluasan dan perkembangan
PT. Unilever.
2.       Untuk memahami dan mempelajari, visi misi dan tujuan PT.
Unilever.
3.       Untuk mengetahui produk dan brand yang menjadi out put
andalan dari PT. Unilever.
4.       Untuk menganalisa tipe perusahaan dari PT. Unilever dalam
persaingan antar perusahaan internasionmal.
5.       Untuk mengetahui penerapan dari strategi bersaing yang
digunakan oleh PT. Unilever.

5
BAB   II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH DAN PERLUASAN PT. UNILEVER

2.1.1    Sejarah PT. Unilever Indonesia

PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi


barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini
didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja.
Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi.
Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan
Clear.

Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:


·       PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang
pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe
dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan
merek-merek lain
·       PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk
dagang Domestos Nomos
PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5


Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33
yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini
disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat
No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di
Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan
dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,

6
S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT
Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan
No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek


Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari
Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981
pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni


2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan
mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10
per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46
yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan
disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,


margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim,
makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan


pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82
yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000,
perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-
jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia
dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

2.1.2    Perluasan PT. Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan


perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan
perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di

7
bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap,
saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan
Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian


dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru
yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan
impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos
Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte.
Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat
untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8


Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang
saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT
KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini
berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara
perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21
Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan
PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda
yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest).
Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan
setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum
yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No.
740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah


menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan
industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan

8
“Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan
Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Kronologi Perkembangan
1920-30   Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933         Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936         Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV - Angke,
Jakarta
1941         Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46   Kendali oleh unilever dihentikan  (Perang Dunia II)
1965-66   Di bawah kendali pemerintah
1967         Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan UU penanaman modal
asing
1981         Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982         Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988         Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Rungkut, Surabaya
1990         Terjun di bisnis teh
1992         Membuka pabrik es krim
1995         Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98   Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999         Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000         Terjun ke bisnis kecap
2001         Membuka pabrik teh – Cikarang
2002         Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003         Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004         Terjun ke bisnis makanan ringan
2005         Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008         Terjun ke bisnis minuman sari buah

2.2 VISI MISI DAN TUJUAN PT. UNILEVER

Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-


cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh

9
seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai
yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah penjabaran
secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau
jelas bagi seluruh staf perusahaan.

a)      Visi

Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer
and community”
b)      Misi

Misi Unilever adalah :


·         Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
·         Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
·         Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
·         Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang
tinggi.
·         Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
·         Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.

Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam


meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal
yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula
tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti
perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama.
Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu
menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental
mengenai siapa diri kami.

c)       Tujuan dan Prinsip

10
Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan
“standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang
bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang
terdampak dari pekerjaan kami.”

Selalu bekerja dengan integritas


Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang,
sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi
pusat dari tanggung jawab corporate kami.

Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara:
melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami,
melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami
berhubungan dengan masyarakat.

Komitmen yang berlanjut


Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam
menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka
panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

Menjalankan aspirasi kami


Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk
mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip
bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua
karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini
juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab
corporate.

Bekerja dengan yang lain


Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang
memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja.
Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis
kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis dan
tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan
lingkungan.

11
2.3 PRODUK DAN BRAND PT. UNILEVER

Unilever adalah salah satu dari perusahaan produsen produk


makanan terkemuka dunia. Semangat kami untuk memahami apa yang
diinginkan dan diperlukan masyarakat dari makanan mereka - dan apa
yang mereka sukai darinya membuat brand-brand kami menjadi pilihan
masyarakat.

Beberapa produk
Unilever : Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, 
Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue
Band, Wall's, Sunlight, Pond's, Lux, Rexona, Pure
It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos
Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto, SASEBU™.

Bango: Bango, benar-benar kecap.


Blue Band : Blue band satukan hati bersama anak-anak.
Buavita : Buavita jus buah yang enak dan berkualitas
Royco : Memberdayakan wanita Indonesia dan membantu memenuhi kebutuhan
gizi keluarga
Sariwangi : Hangatnya kebersamaan bersama Sariwangi.
Wall's : Wall’s membawa keceriaan dan kegembiraan dalam
kebersamaan.

12
Bagi PT. Unilever peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama
ataupun sebagai pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah
menjadi faktor penentu untuk dapat menjadi “trend setter” di bidang
industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki reputasi
merek, sehingga dapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan
negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-
kekuatan merek yang mereka miliki. Sebuah merek yang telah mencapai
ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan.

Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek


bukan pekerjaan mudah, karena yang dihadapi adalah ekspektasi
pelanggan. Konsumen akan merasa “familiar” dengan nama merek yang
pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang masuk
belakangan berkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya
kesetiaan yang lebih besar pada merek pertama dan produsen.

Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukses tidak hanya dalam


jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya
seperti sabun kecantikan merek Lux, yang merupakan sabun kecantikan
pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabun kecantikan merek
Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabun
mandi yang berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair.

Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi,


sehingga konsumen dapat memahami sebuah produk hanya melalui
eksistensi, fungsi, citra dan mutu.Kualitas di mata konsumen lebih bersifat
subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadap produk
itu.Ketika kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen semakin
banyak, maka peranan merek dapat diperluas sehingga mampu
memberikan asosiasi tertentu dibenek konsumen. Seuah merek akan

13
sering dihubungkan dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang didasari
merek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan
dengannya.

2.4       TIPE PERUSAHAAN PT. UNILEVER

PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi


barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini
didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja.
Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi.

Mengapa bisa dikategorikan sebagai tipe perusahaan multinasional


?

Karena PT. Unilever termasuk perusahaan yang memproduksi


produk yang disesuaikan dengan selera local. Salah satu contohnya,
untuk lebih dikenal oleh masyarakat indonesia dan bisa mendapat hati
masyarakat Indonesia maka Unilever membuat produk yang sesuai
dengan cita rasa Indonesia seperi kecap Bango. Kecap merupakan
makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa dibilang kecap
merupakan makanan yang khas dari Indonesia.

Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi


masyarakat Indonesia. Walau kecap bango bukan produk asli buatan
unilever namun nama Unilever lebih terkenal karena kecap bango
sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh Unilever.
Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang produk kecap bango
sangat mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-model yang
berasal dari Indonesia, ini akan lebih membangun image Unilever dimata
konsumen di Indonesia. Konsumen akan mempunyai keinginan untuk
membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yang
ditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli
merek tersebut namun setidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh
masyarakat.

14
2.5       STRATEGI BERSAING PT. UNILEVER

Strategi adalah pendekatan (cara) umum yang dilakukan suatu


organisasi atau perusahaan untuk mencapai dan memperoleh tujuan.
Sedangkan taktik adalah cara-cara yang bersifat spesifik yang dilakukan
untuk menerapkan strategi yang dipilih. Nah, setelah kita mengetahui
perbedaan dari kedua kata tersebut saya akan membahas penerapan
Manajemen Strategi dan taktik di perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk.

PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah Perusahaan multinasional yang


memasarkan berbagai barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan
akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-
produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan
baik dan lebih menikmati kehidupan.

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever


Indonesia Tbk sudah menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi
persaingan-persaingan antar perusahaan, untuk memudahkan kita
memahami bagaimana PT.Unilever melakukan penestrasi pada pasar,
saya membagi ada beberapa cara unggulan yang di lakukan perusahaan
ini ,antara lain :

Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat
tetap bersaing di tengah ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing
mereka, pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft
Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada
tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki
penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia( bukti bahwa
perusahaaan unilever merupakan perusahaan global ). Pesaing-pesaing
lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson. Selain
itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend
dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka
dengan berbagai cara yang bisa di terima masyarakat antara lain dengan
strategi pemasaran;

a)   Differensiasi Produk

15
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana
menekankan pada Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan
produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan,
karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan
dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan
dengan produk pesaing lainnya.

Pada Differensiasi produk Unilever mempunyai strategi winning


with brand and innovation, kuncinya adalah pengembangan produk baru
dan tepat guna, terutama pada kategori hair, male grooming, home and
personal, serta food and beverages di tahun lalu.

Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki


keunggulan bersaing juga menerapkan strategi marketing mix
yangmeliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi strategis,
dan promosi yang memadai.Simpulan yang dapat ditarik dari konsep
keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana
perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan tingkat
keuntungan diatas rata-rata yang mampu diraih oleh industri melalui
kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang


terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik
itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi
kemasannya.

b)   Kepemimpinan Harga Rendah

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik
menggunakan sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-
mart menjadi pemimpin bisnis eceran di amerika serikat. Sistem mili wal-
mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung
kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada
kasir.terminal titik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang
melewati kasir dan mengirimkan transaksi pembelian langsung kepada
komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan pesanan dari semua

16
toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok.Pemasok juga dapat
mengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan
teknologi web.Sistem ini mampu membuat wal-mart mempertahankan
biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk memenuhi
permintaan pelanggan.

c)   Segmentasi Produk

Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk,


sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux
(untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux),
Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik
itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta menonjolkan
keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh
produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi
konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Estea
(menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya
anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa
manis). Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga
memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum
menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.

Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan


efisien apabila dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau
diterapkan di daerah-daerah atau kawasan tertentu. Unilever sudah
menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memiliki pabrik-
pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan
agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan
dan kebiasaan mengkonsumsi produk yang sangat erat hubungannya
dengan cita rasa negaranya.

d)   Berfokus Pada Peluang Pasar

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang


berbeda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara
mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke

17
masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan
antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

e)   Menguatkan Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung


dari pemasok terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan
pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan
kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan tanya jawab
konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen
mengeluh dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling
banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari
promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media
elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship,
mengadakan event-event.

f)    Strategi Penjualan atau Promosi

Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:


·         Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide,
barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
·         Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
·         Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
·         Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon
pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan,
dan menerima pesan
·         Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail,
dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara
langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan
tertentu dan calon pelanggan.

18
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar
semakin ketat, berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin
canggihnya konsumen maka Strategi Promosi dirumuskan menjadi:

·         Advertising
·         Consumer Sales Promotion
·         Trade Promotion and Co-Marketing
·         Packaging. Point Of Purchase
·         Personal Selling
·         Public relations
·         Brand Publicity
·         Corporate Advertising
·         The Internet
·         Direct Marketing
·         Experiantial contact: Event, sponsorship
·         Customer Service
·         Word Of Mouth

g)   Strategi Sumber Daya Manusia

Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada


pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia. Agar
ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar perlu disiapkan sistem yang
handal.Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM, rekrutmen,
seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan
kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta
tanggung jawabnya. Juga perlu diperhatikan hal-hal mengenai
kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi, penilaian
kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja.Terakhir,

19
pada tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah
bagaimana agar karyawan merasa puas bekerja.

Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya


manusia.Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas
terkemuka.Setelah itu diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran
dan keuangan selama tiga bulan.Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur,
pemasaran, penelitian dan pengembangan.Saat ini tenaga kerja yang
diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum
termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat
anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000
orang.

Mengembangkan SDM untuk Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan topik yang umum dibicarakan dan


menjadi perhatian utama di Unilever Indonesia. Pandangan kami terhadap
karyawan terwujud dalam visi kami: ‘mengembangkan Sumber Daya
Manusia untuk pertumbuhan’. Agar perusahaan dapat terus tumbuh,
karyawanpun perlu terus dibina dan dikembangkan secara
berkesinambungan.Harus diupayakan terciptanya sinergi antara strategi
perusahaan dan perkembangan karyawan.Agar dapat mencapai hasil
terbaik, strategi kami harus berdasarkan pada dinamika antara organisasi
dan manusianya.Energi inilah yang membangkitkan keunggulan kami
dalam menghadapi persaingan.

Bagi kami, mengembangkan karyawan tidak cukup dengan


mengasah intelektualitas dan keahlian, melainkan juga mendekati secara
emosional dengan menyentuh hati mereka. Kami menginginkan tim yang
beranggotakan orang-orang penuh energi yang berjuang untuk melampaui
target bisnis dan melakukannya semata-mata karena mereka mau sambil
sekaligus menikmati proses dalam mencapainya.

Memupuk Kepemimpinan

20
Kami sadar, bahwa aset kami yang paling penting adalah sumber
daya manusia yang tepat.Itulah sebabnya kami menginvestasikan banyak
waktu dan tenaga untuk pengembangan karyawan.Pendekatan ini secara
penuh mencakup kebutuhan individu, tanggung jawab dan kinerja.Kami
mengidentifi kasi individu-individu dengan potensi dan hasil kerja terbaik,
kemudian mengembangkan mereka melalui penempatan di berbagai
bidang kerja serta pelatihan.Ada penekanan khusus bagi para manajer
muda yang membutuhkan program pembinaan yang sesuai. Melalui
Leadership Growth Profi le kami menyusun rencana bagi program
pengembangan mereka masing-masing.Untukmencapai tujuan,
perusahaan terus meningkatkan standar untuk menghapus kinerja yang
buruk dan mendorong orang keluar dari “zona kemapanan”, agar mereka
tertantang dan berjuang untuk mencapai yang terbaik.

h)   Strategi Operasi

Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan


efektivitas penggunaan air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi
winning with continous improvement. Isu kelangkaan air dan sanitasi tidak
luput dari perhatian Unilever Indonesia. “Dengan menurunkan jumlah
limbah produksi, kami menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya, yang
pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.

i)    Strategi Teknologi Informasi

Banyak strategi yg digunakan perusahaan khususnya dibidang


teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. PT.
Unilever menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated Marketing
Communication/IMC).Strategi ini merupaka upaya perusahaan untuk
memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat
tentang organisasi-organisasi produknya.

IMC (menurut buku Advertising Management; chapter 3) adalah


sebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang
memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang

21
mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—misalnya
periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR—dan
mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.

Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari


pengelolaan customer relationships yang menggerakkan brand value.”
Sedangkan secara spesifik, IMC dapat diartikan sebagai “proses yang
mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan memelihara
hubungan yang menguntungkan dengan customer dan stakeholder
lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi secara strategis semua
pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta menggerakkan dialog
dengan maksud tertentu kepada mereka.”

Integrated Marketing Communication (IMC) adalah satu dari sekian


proses yang tersedia guna membina hubungan dengan customer. Apa
yang membedakan IMC dengan proses customer-centric lainnya adalah
dasar dari proses tersebut adalah komunikasi, yang merupakan jantung
dari semua hubungan, dan juga merupakan proses yang sirkuler.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC


adalah komunikasi.Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk
memaksimalkan pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu
brand, dengan sasaran menciptakan dan menyokong brand
relationship.Untuk membangun hubungan jangka panjang, IMC juga
digunakan untuk membangun dan memperkuat brand. Brand relationship
yang positif juga akan menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai
dari pemegang saham perusahaan tersebut.

2.6   ANALISA SWOT
 INTERNAL PERUSAHAAN
A. Kekuatan (Strengths)
a)      Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan
menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut
panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk

22
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang
diterima si model dalam iklan tersebut.
b)       PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan
konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan
promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar
yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan
dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand
Survey, edisi khusus 2007)
c)      Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
d)     Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
e)      Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting
seperti face care, savoury, dan ice cream.
f)       Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok,
konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke
tempat-rempat penjualan.
g)      PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga
distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
h)      PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no
compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya
dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

B. Kelemahan (Weaknesses)
a)      PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa
tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya
koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan
jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa
menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara
inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan
departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
b)      Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.

23
c)      Jumlah karyawan yang tambun.
d)     Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang
menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan
sesuatu.
e)      Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
f)       Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
g)      Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
h)      Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

         EKSTERNAL PERUSAHAAN
A. Kesempatan (Opportunities)
a)      Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
b)      Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
c)      Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
d)     Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara
produksi kosmetik yang baik.
e)      Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186
laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
f)       Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk
consumer goods.
g)      Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta
dibawah 1.
h)      Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk
consumer goods 83 %.

B. Ancaman (Threats)

24
a)      Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum
yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas
lainnya.
b)      Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c)      Melemahnya daya beli konsumen.
d)     Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
e)      Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang
menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Promosi Produk 4 0,2 4 0,8
yang Efektif
Pemimpin Pasar 4 0,2 4 0,8
Consumer Goods
Tim Produksi yang 4 0,2 3 0,6
Terampil
Kerjasama Erat 4 0,2 3 0,6
dengan Para
Pemasok
Jaringan Distribusi 4 0,2 4 0,8
Hingga Ke Daerah
– Daerah
TOTAL 20 1 3,6
f)       Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
g)      Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
h)      Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk
tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri
i)        Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat
penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
j)        Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
k)      Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

25
Kondisi Internal Perusahaan Strategic  Advantage Profile( SAP )
A.     Strength
B.     Weakness
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Jumlah Karyawan 2 0,14 4 0,56
Yang Tambun
Lambatnya 2 0,14 3 0,42
Konsolidasi Intern
dalam
Pengambilan
Keputusan
Rendahnya 4 0,29 1 0,29
Penjualan
Terhadap Produk
Tertentu
Ketidakjelasan 4 0,29 2 0,58
Sertifikat Halal
Terhadap Produk
Tertentu
Sulitnya 2 0,14 3 0,42
Koordinasi
Kegiatan Antar
Departemen yang
Mempunyai
Agenda Jadwal
Sendiri – sendiri
TOTAL 14 1 2,3

Kondisi Eksternal Perusahaan Envorimental Threat and opportunity


profil (ETOP)
a)      Opportunity
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor

26
Tingginya 4 0,22 4 0,9
Kepuasan
Konsumen
Banyaknya 3 0,17 4 0,7
Pemain Pasar
Nasional dengan
Cara Produksi
yang Rendah
Stabilitas Ekonomi 4 0,22 2 0,4
yang Relatif Baik
Tingginya Tingkat 4 0,22 3 0,7
Ketergantungan
Masyarakat
Luasnya Potensial 3 0,17 4 0,7
Market
TOTAL 18 1 3,4

b)      Threat
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Kenaikan Biaya 4 0,21 4 0,8
Bahan Baku
Nilai Tukar Rupiah 4 0,21 3 0,6
yang Tidak Stabil
Maraknya 4 0,21 4 0,8
Pemalsuan dan
Penyelundupan
Produk Cina
Pengahapusan 3 0,16 3 0,5
Subsidi BBM
Produk Pesaing 4 0,21 4 0,8

27
yang Harganya
Lebih Rendah
TOTAL 19 1 3,2

Analisis Matrik SWOT


a)      Koordinat  Analisis  Internal
(Skor  total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) = 3,6 – 2,3 = 1,3
b)      Koordinat  Analisis  Eksternal
(Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) = 3,4 – 3,2 = 0,2

Diagram SWOT

Kuadran Posisi Titik Luas Matrik Rangkin Prioritas


g Strategis
I     ( S ; O ) ( 3,6 ; 3,4 ) 12,24 1 Growth
II    (W ; O ) ( 2,3 ; 3,4 ) 7,82 3 Stabilitas
III  ( W ; T ) ( 2,3 ; 3,2 ) 7,36 4 Penciutan
IV  ( S ; T ) ( 3,6 ; 3,2 ) 11,52 2 Kombinasi

S O Hubungannya Inisiatif
Programnya
Promosi Tingginya xx
Produk Efektif Kepuasan
Konsumen
xxx Intensifikasi Pasar
Luasnya
Potensial
Market

28
Pemimpin Tingginya xxx Pengambangan
Pasar Kepuasan Pasar
Consumer Konsumen
Goods
Jaringan Tingginya xx
Distribusi Kepuasan
Hingga ke Konsumen
Daerah – xxx Pengembangan
Daerah Luasnya Pasar
Potensial
Market

S T Hubungannya Inisiatif
Programnya
Promosi Produk Pesaing xxx Diversi Kosentrik
Produk Efektif dengan Harga
Lebih Rendah
Pemimpin Produk Pesaing xxx Diversi Kosentrik
Pasar dengan Harga
Consumer Lebih Rendah
Goods
Jaringan Produk Pesaing xx
Distribusi dengan Harga
Hingga ke Lebih Rendah
Daerah – xx
Daerah Maraknya
Pemalsuan
Produk xxx Integrasi
Kedepan
Penghapusan
Subsidi BBM

29
W O Hubungannya Inisiatif
Programnya
Ketida  jelasan Tingginya xxx Penetrasi Pasar
Sertifikat Halal Kepuasan Melalui Promosi
untuk Produk Konsumen Tentang Kualitas
Tertentu Produk Secara
Besar – besaran

W T Hubungannya Inisiatif
Programnya
Ketidak jelasan Produk Pesaing X
Sertifikat Halal dengan Harga
untuk Produk Lebih Rendah
Tertentu xxx Pengurangan
Maraknya Wilayah
Pemalsuan Pemasaran pada
Produk Wilayah yang
Banyak
Pemalsuan

30
BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

a)       PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi


barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini
didirikan tahun 1930. PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan
pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta
No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di
Batavia.Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi
makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi.

b)       Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer
and community”
Misi Unilever adalah :
·         Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
·         Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
·         Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
·         Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang
tinggi.
·         Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
·         Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
c)       PT. Unilever adalah perusahaan yang memproduksi makanan,
minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Seperti Beberapa produk
Unilever : Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, 
Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, dll.
Bagi unilever merek bukan lagi hanya nama, tetapi sudah menjadi salah
satu factor penentu dalam bersaing. Jika perusahaan mampu menarik

31
pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki,
maka perusahaan tersebut akan dengan mudah mengambil posisi yang
besar dalam bisnis internasional. Sebuah merek yang telah mencapai
ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan.
d)       PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi
barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. PT. Unilever
termasuk perusahaan yang memproduksi produk yang disesuaikan
dengan selera local.
e)       Strategi yang digunakan PT Unilever adalah Pendekatan (cara) umum
yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai dan
memperoleh tujuan. Sedangkan taktik adalah cara-cara yang bersifat
spesifik yang dilakukan untuk menerapkan strategi yang dipilih.
Strategi bersaing yang digunakan oleh PT. Unilever adalah sebagai
berikut :

·     Differensiasi produk
·     Kepemimpinan Harga Rendah
·     Segmentasi Pasar
·     Berfokus pada peluang pasar
·     Menguatkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok
·     Strategi penjualan atau promosi
·     Strategi sumber daya manusia
·     Strategi operasi
·     Strategi Teknologi Informasi

BAB  III
PENUTUP

32
A. KESIMPULAN

a)   Kritik
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang telah kami
sajikan ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan, maka dari itu
dengan penuh kerendahan hati kami selaku penyusun sangat
memohon kritikan dan saran dari Dosen Pembimbing, rekan-rekan
Mahasiswa dan juga para pembaca makala kami, guna perbaikan,
maupun kinerja kami dalam menyusun segala bentuk tugas-tugas
yang akan kami terima mendatang.

b)   Saran
Saran kami bagi perusahaan adalah seyogyanya perusahaan lebih
meningkatkan strategi penjualan produk-produknya dengan cara
yang lebih inovatif dan memperbaiki produk dari segi kualitas agar
konsumen tidak mudah berpindah ke produk dari brand lain.

Pendekatan terhadap konsumen sudah sangat bagus dengan


menberikan stimulan-stimulan yang jarang dilakukan oleh
perusahaan pesaing. Perlu ada tindak lanjut maupun pengembangan
inofasi-inofasi baru agar konsumen tidak merasa jenuh dan
menghindari percontohan dari perusahaan pesaing.

Selalu memperhatikan keamanan maupun kelayakan produk yang


akan diberikan / didistribusikan kepada konsumen, baik melalui
berbagai macam bentuk menetapkan standar-standar industrial dan
komersial dunia atau seringdi sebut ISO ( International Organization
for Standardization ).

DAFTAR PUSTAKA

Suratmi. 2002.Manajemen Pemasaran.Yogyakarta : PT. NUSA INDAH

33
https://www.academia.edu/9186790/
Competing_In_Global_Marketplace_Bersaing_Di_Pasar_Global_
http://antoghdoank.mhs.narotama.ac.id/2014/06/14/manajemen-strategi-
perusahaan/unilever

34

Anda mungkin juga menyukai