UNILEVER
Makalah
Disusun oleh :
Penulis
Muhammad Said
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.................................................................. 6
C. Tujuan Penulisan ................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
C. ................................................................................................ 20
A. Kesimpulan........................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
Dalam hal ini, kami akan menganalisis beberapa point penting dari PT.
Unilever tentang strategi yang digunakan dalam memenangkan
persaingan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,
6
S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT
Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan
No. 39.
7
bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap,
saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan
Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
8
“Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan
Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Kronologi Perkembangan
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV - Angke,
Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan UU penanaman modal
asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
9
seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai
yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah penjabaran
secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau
jelas bagi seluruh staf perusahaan.
a) Visi
Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer
and community”
b) Misi
10
Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan
“standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang
bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang
terdampak dari pekerjaan kami.”
Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara:
melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami,
melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami
berhubungan dengan masyarakat.
11
2.3 PRODUK DAN BRAND PT. UNILEVER
Beberapa produk
Unilever : Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy,
Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue
Band, Wall's, Sunlight, Pond's, Lux, Rexona, Pure
It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos
Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto, SASEBU™.
12
Bagi PT. Unilever peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama
ataupun sebagai pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah
menjadi faktor penentu untuk dapat menjadi “trend setter” di bidang
industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki reputasi
merek, sehingga dapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan
negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-
kekuatan merek yang mereka miliki. Sebuah merek yang telah mencapai
ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan.
13
sering dihubungkan dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang didasari
merek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan
dengannya.
14
2.5 STRATEGI BERSAING PT. UNILEVER
Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat
tetap bersaing di tengah ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing
mereka, pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft
Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada
tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki
penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia( bukti bahwa
perusahaaan unilever merupakan perusahaan global ). Pesaing-pesaing
lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson. Selain
itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend
dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka
dengan berbagai cara yang bisa di terima masyarakat antara lain dengan
strategi pemasaran;
a) Differensiasi Produk
15
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana
menekankan pada Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan
produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan,
karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan
dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan
dengan produk pesaing lainnya.
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik
menggunakan sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-
mart menjadi pemimpin bisnis eceran di amerika serikat. Sistem mili wal-
mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung
kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada
kasir.terminal titik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang
melewati kasir dan mengirimkan transaksi pembelian langsung kepada
komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan pesanan dari semua
16
toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok.Pemasok juga dapat
mengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan
teknologi web.Sistem ini mampu membuat wal-mart mempertahankan
biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk memenuhi
permintaan pelanggan.
c) Segmentasi Produk
17
masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan
antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.
18
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar
semakin ketat, berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin
canggihnya konsumen maka Strategi Promosi dirumuskan menjadi:
· Advertising
· Consumer Sales Promotion
· Trade Promotion and Co-Marketing
· Packaging. Point Of Purchase
· Personal Selling
· Public relations
· Brand Publicity
· Corporate Advertising
· The Internet
· Direct Marketing
· Experiantial contact: Event, sponsorship
· Customer Service
· Word Of Mouth
19
pada tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah
bagaimana agar karyawan merasa puas bekerja.
Memupuk Kepemimpinan
20
Kami sadar, bahwa aset kami yang paling penting adalah sumber
daya manusia yang tepat.Itulah sebabnya kami menginvestasikan banyak
waktu dan tenaga untuk pengembangan karyawan.Pendekatan ini secara
penuh mencakup kebutuhan individu, tanggung jawab dan kinerja.Kami
mengidentifi kasi individu-individu dengan potensi dan hasil kerja terbaik,
kemudian mengembangkan mereka melalui penempatan di berbagai
bidang kerja serta pelatihan.Ada penekanan khusus bagi para manajer
muda yang membutuhkan program pembinaan yang sesuai. Melalui
Leadership Growth Profi le kami menyusun rencana bagi program
pengembangan mereka masing-masing.Untukmencapai tujuan,
perusahaan terus meningkatkan standar untuk menghapus kinerja yang
buruk dan mendorong orang keluar dari “zona kemapanan”, agar mereka
tertantang dan berjuang untuk mencapai yang terbaik.
h) Strategi Operasi
21
mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—misalnya
periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR—dan
mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.
2.6 ANALISA SWOT
INTERNAL PERUSAHAAN
A. Kekuatan (Strengths)
a) Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan
menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut
panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk
22
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang
diterima si model dalam iklan tersebut.
b) PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan
konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan
promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar
yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan
dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand
Survey, edisi khusus 2007)
c) Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
d) Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
e) Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting
seperti face care, savoury, dan ice cream.
f) Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok,
konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke
tempat-rempat penjualan.
g) PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga
distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
h) PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no
compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya
dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
B. Kelemahan (Weaknesses)
a) PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa
tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya
koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan
jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa
menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara
inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan
departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
b) Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
23
c) Jumlah karyawan yang tambun.
d) Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang
menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan
sesuatu.
e) Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
f) Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
g) Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
h) Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
EKSTERNAL PERUSAHAAN
A. Kesempatan (Opportunities)
a) Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
b) Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
c) Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
d) Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara
produksi kosmetik yang baik.
e) Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186
laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
f) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk
consumer goods.
g) Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta
dibawah 1.
h) Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk
consumer goods 83 %.
B. Ancaman (Threats)
24
a) Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum
yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas
lainnya.
b) Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c) Melemahnya daya beli konsumen.
d) Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
e) Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang
menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Promosi Produk 4 0,2 4 0,8
yang Efektif
Pemimpin Pasar 4 0,2 4 0,8
Consumer Goods
Tim Produksi yang 4 0,2 3 0,6
Terampil
Kerjasama Erat 4 0,2 3 0,6
dengan Para
Pemasok
Jaringan Distribusi 4 0,2 4 0,8
Hingga Ke Daerah
– Daerah
TOTAL 20 1 3,6
f) Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
g) Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
h) Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk
tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri
i) Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat
penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
j) Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
k) Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
25
Kondisi Internal Perusahaan Strategic Advantage Profile( SAP )
A. Strength
B. Weakness
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Jumlah Karyawan 2 0,14 4 0,56
Yang Tambun
Lambatnya 2 0,14 3 0,42
Konsolidasi Intern
dalam
Pengambilan
Keputusan
Rendahnya 4 0,29 1 0,29
Penjualan
Terhadap Produk
Tertentu
Ketidakjelasan 4 0,29 2 0,58
Sertifikat Halal
Terhadap Produk
Tertentu
Sulitnya 2 0,14 3 0,42
Koordinasi
Kegiatan Antar
Departemen yang
Mempunyai
Agenda Jadwal
Sendiri – sendiri
TOTAL 14 1 2,3
26
Tingginya 4 0,22 4 0,9
Kepuasan
Konsumen
Banyaknya 3 0,17 4 0,7
Pemain Pasar
Nasional dengan
Cara Produksi
yang Rendah
Stabilitas Ekonomi 4 0,22 2 0,4
yang Relatif Baik
Tingginya Tingkat 4 0,22 3 0,7
Ketergantungan
Masyarakat
Luasnya Potensial 3 0,17 4 0,7
Market
TOTAL 18 1 3,4
b) Threat
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Kenaikan Biaya 4 0,21 4 0,8
Bahan Baku
Nilai Tukar Rupiah 4 0,21 3 0,6
yang Tidak Stabil
Maraknya 4 0,21 4 0,8
Pemalsuan dan
Penyelundupan
Produk Cina
Pengahapusan 3 0,16 3 0,5
Subsidi BBM
Produk Pesaing 4 0,21 4 0,8
27
yang Harganya
Lebih Rendah
TOTAL 19 1 3,2
Diagram SWOT
S O Hubungannya Inisiatif
Programnya
Promosi Tingginya xx
Produk Efektif Kepuasan
Konsumen
xxx Intensifikasi Pasar
Luasnya
Potensial
Market
28
Pemimpin Tingginya xxx Pengambangan
Pasar Kepuasan Pasar
Consumer Konsumen
Goods
Jaringan Tingginya xx
Distribusi Kepuasan
Hingga ke Konsumen
Daerah – xxx Pengembangan
Daerah Luasnya Pasar
Potensial
Market
S T Hubungannya Inisiatif
Programnya
Promosi Produk Pesaing xxx Diversi Kosentrik
Produk Efektif dengan Harga
Lebih Rendah
Pemimpin Produk Pesaing xxx Diversi Kosentrik
Pasar dengan Harga
Consumer Lebih Rendah
Goods
Jaringan Produk Pesaing xx
Distribusi dengan Harga
Hingga ke Lebih Rendah
Daerah – xx
Daerah Maraknya
Pemalsuan
Produk xxx Integrasi
Kedepan
Penghapusan
Subsidi BBM
29
W O Hubungannya Inisiatif
Programnya
Ketida jelasan Tingginya xxx Penetrasi Pasar
Sertifikat Halal Kepuasan Melalui Promosi
untuk Produk Konsumen Tentang Kualitas
Tertentu Produk Secara
Besar – besaran
W T Hubungannya Inisiatif
Programnya
Ketidak jelasan Produk Pesaing X
Sertifikat Halal dengan Harga
untuk Produk Lebih Rendah
Tertentu xxx Pengurangan
Maraknya Wilayah
Pemalsuan Pemasaran pada
Produk Wilayah yang
Banyak
Pemalsuan
30
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
b) Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer
and community”
Misi Unilever adalah :
· Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
· Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
· Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
· Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang
tinggi.
· Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
· Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
c) PT. Unilever adalah perusahaan yang memproduksi makanan,
minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Seperti Beberapa produk
Unilever : Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy,
Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, dll.
Bagi unilever merek bukan lagi hanya nama, tetapi sudah menjadi salah
satu factor penentu dalam bersaing. Jika perusahaan mampu menarik
31
pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki,
maka perusahaan tersebut akan dengan mudah mengambil posisi yang
besar dalam bisnis internasional. Sebuah merek yang telah mencapai
ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan.
d) PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi
barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. PT. Unilever
termasuk perusahaan yang memproduksi produk yang disesuaikan
dengan selera local.
e) Strategi yang digunakan PT Unilever adalah Pendekatan (cara) umum
yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai dan
memperoleh tujuan. Sedangkan taktik adalah cara-cara yang bersifat
spesifik yang dilakukan untuk menerapkan strategi yang dipilih.
Strategi bersaing yang digunakan oleh PT. Unilever adalah sebagai
berikut :
· Differensiasi produk
· Kepemimpinan Harga Rendah
· Segmentasi Pasar
· Berfokus pada peluang pasar
· Menguatkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok
· Strategi penjualan atau promosi
· Strategi sumber daya manusia
· Strategi operasi
· Strategi Teknologi Informasi
BAB III
PENUTUP
32
A. KESIMPULAN
a) Kritik
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang telah kami
sajikan ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan, maka dari itu
dengan penuh kerendahan hati kami selaku penyusun sangat
memohon kritikan dan saran dari Dosen Pembimbing, rekan-rekan
Mahasiswa dan juga para pembaca makala kami, guna perbaikan,
maupun kinerja kami dalam menyusun segala bentuk tugas-tugas
yang akan kami terima mendatang.
b) Saran
Saran kami bagi perusahaan adalah seyogyanya perusahaan lebih
meningkatkan strategi penjualan produk-produknya dengan cara
yang lebih inovatif dan memperbaiki produk dari segi kualitas agar
konsumen tidak mudah berpindah ke produk dari brand lain.
DAFTAR PUSTAKA
33
https://www.academia.edu/9186790/
Competing_In_Global_Marketplace_Bersaing_Di_Pasar_Global_
http://antoghdoank.mhs.narotama.ac.id/2014/06/14/manajemen-strategi-
perusahaan/unilever
34